Share

Bab 11

Penulis: Trinagi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-14 22:19:15

"Sejak kapan kamu menjadi gend*k tentara itu, May?" Pertanyaan Arkan berhasil membuatku emosi. Enak saja dia mengatakan aku simpanan. Diri ini tidak serendah itu, gini-gini aku masih punya harga diri.

"Jangan kurang ajar kamu sama calon istriku," bentak Siddiq. Terlihat dia mengepal kuat tangannya sehingga buku-buku jari nampak memutih. Belum pernah aku melihat abu ubaidahku marah seperti ini.

"Diam kau, aku tidak ngomong sama kamu ya!" Mas Arkan menunjuk mata abu ubaidahku dengan telunjuk kirinya. Spontan lelaki bermata coklat itu emosi tetapi dia berusaha menahannya.

"Kasian kamu, Dek. Baru beberapa bulan Mas tinggal pergi, malah jadi wanita panggilan. Jadi perempuan kok gak ada harga diri!" Mulut mas Arkan seakan tidak berhenti berkicau, tak kusangka lelaki yang pernah merajai hati ini mulutnya pedes bagaikan cabe set*n level 100. Hinaan demi hinaan terus saja dia luncurkan untukku.

"Kamu siapa. Berani-beraninya menghina calon istriku, hah?" Lelaki berkaos putih itu mencengkera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 12

    "Lebay! Tentara cengeng!" ejekku seraya memoyongkan bibir kearahnya. Segera aku mengambil helm yang diberikan mas Sidik. Tidak mau berlama-lama, nanti dikira aku minta dia yang pakein. Tau sendiri kan, bagaimana gede rasanya lelaki yang bakal jadi imamku itu."Tapi ganteng kan?" tanya Siddik penuh rasa percaya diri.Nah kan. Betul aku bilang, nih laki kepedean tingkat dewa."Kalau aku bilang kamu ganteng itu namanya fitnah, sersan Sidik! Dan kamu tau kan, fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Termasuk dosa besar! Dan aku tidak mau masuk neraka hanya karena mengatakan kamu ganteng! Ibuku selalu bilang, jaga lidah dan ucapan!" selorohku dengan menatap mas Sidik tanpa dosa. Bukan tanpa dosa tepatnya. Tetapi wajah yang penuh gelimangan keringat eh."Baru kamu aja loh cewek yang mengatakan aku tidak ganteng! Makanya aku suka sama kamu! Kamu tidak silau pangkat dan jabatan apalagi silau dengan wajah tampan seperti aku!" Lagi-lagi mas Sidik memuji dirinya sendiri.Aku akui sih dia itu lela

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 13

    "Mas, lamaran ini dibatalin aja," ujarku pada mas Siddiq sehari setelah keluarganya datang ke rumah untuk melamar."Kenapa dibatalin?" Mas Siddik menoleh menatapku. Rasanya jantung ini seakan berhenti berdetak melihat tatapannya menusuk kedalam relung hati."Batalin ajalah. Saya gak mau menikah dengan Mas." Aku tidak tahu alasan apalagi yang akan aku utarakan pada lelaki bermata coklat itu."Kenapa tiba-tiba berubah pikiran sih? Apa kamu sudah balikan sama Arkan?" Lagi-lagi dia membawa nama mantan pacarku. Arkan? Lelaki macam apa yang mau merusak masa depan pacarnya dan beruntung aku tidak sempat dihancuri olehnya."Mas jangan bawa-bawa nama dia. Lelaki itu sudah menikah. Saya gak akan mungkin mau menjalin hubungan dengan suami orang! Jelek-jelek begini saya masih punya harga diri," jelasku panjang lebar. "Jadi?" "Saya wanita tidak pantas untuk Mas. Cari saja wanita lain yang lebih pantas." jawabku berbohong. Jelas aku sakit hati saat dia mengatakan aku janjian menginap dihotel den

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 14

    "Cuma sentuh hidung aja udah dibilang genit," keluh mas Siddik seraya menarik kembali tangannya."Gak boleh juga. Belum halal!" ujarku dengan mata mendelik."Iya ya. Jangan judes begitu kenapa sih! Baru dipegang aja galak amat!" ujar mas Siddik seraya menyeruput es kelapanya dengan pandangan tetap menatapku, membuat aku salah tingkah."Bukan judes! Emang seharusnya begitu kan? Biasanya anak muda sekarang masih pacaran mesranya melebihi pasangan suami istri. Panggilan ayang ... bebeb. Tapi kalau sudah menikah apalagi sudah punya anak, istri salah sedikit saja sudah dimaki-maki, segala isi kebun binatang disebutnya!" protesku.Aku tidak mau mempunyai pasangan model begitu. Pasti menderita seumur hidup. Membina rumah tangga seharusnya tenang dan bahagia walaupun hanya makan nasi dengan garam."Mas berharap rumah tangga kita kelak jangan sampai seperti itu. Mas gak janji tapi akan Mas buktikan," janji mas Siddik.Kadang aku berfikir, lelaki seganteng mas Siddik kenap mau menikahi wanita s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 15

    Kami sampai dirumah bercat hijau yang terlihat sederhana. Halaman tidak terlalu luas tetapi sangat asri dipandang mata. Tidak ada sedikitpun tanah yang kosong, semua diisi dengan tanaman sayuran hijau dan aneka bunga yang berwarna warni.'Rajin juga mas Sidik menanam sayuran dan juga bunga.' batinku."Ayo masuk," ujar mas Siddik sesaat setelah membuka pintu.Rumah sederhana itu nampaknya nyaman. Walau terkesan tidak mewah tetapi nampaknya aku betah tinggal disini. Semoga tetangga juga bisa menerimaku. Diatas pintu tertulis nama Serka Siddik Pamungkas, sepertinya setiap rumah diberikan nama sesuai dengan nama pemiliknya."Ayo masuk, kok bengong sih," "Iya." Aku ikut menggeret koper berisi baju dan tas berisi bekal makanan untuk beberapa hari kedepan yang diberikan ibu. Kata ibu beliau takut aku kerepotan memasak karena baru saja sampai. Lagipula tempat baru, masih bingung mau belanja dimana dan apa yang mau dimasak.Ibu sungguh pengertian sehingga untuk beberapa hari ke depan anaknya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 1.

    "Hei ... kamu jangan kurang ajar ya?"Kudorong kuat kepala lelaki yang bersandar dibahu ini. Risih rasanya tubuh ini terlalu mepet dengan lelaki yang duduk disebelahku. Bisa-bisanya dalam perjalanan, dia tidur begitu nyenyak. Jangan-jangan dia pura-pura tidur. Biasalah. Lagu lama.Tidak ingin mendapatkan pelecehan, aku meraih tas dan menutup bagian dada dan menyilangkan kedua tangan disana.Kesal juga sama petugas loket saat aku meminta sebangku dengan perempuan tetapi mereka tidak menggubrisnya.Begini jadinya, sebangku dengan lelaki berotak mesum. Pasti dia sedang mencari kesempatan dalam kesempitan. Mereka memandang rendah dan hina terhadap wanita. Seakan dia bukan lahir dari rahim seorang perempuan.Dia pikir perempuan itu murahan dan akan diam saja jika diperlakukan rendah seperti ini. Tidak. Wanita itu tidak boleh lemah, bila perlu musnahkan saja lelaki tidak berguna seperti ini. Biar tahu rasa."Maaf, saya mengantuk sekali!" ujarnya seraya menangkupkan kedua tangan di dadanya.

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 2.

    Hati ini terus bertanya-tanya, siapa lelaki disebelahku ini sehingga begitu beraninya menyuruh polisi untuk memeriksa urine supir tadi? "Siap," ucap tiga polisi tersebut kompak.Setelah pria berhidung mancung itu menyerahkan pak supir kepada polisi, kami melanjutkan perjalanan. Nampaknya pengemudi sudah diganti oleh orang lain, mungkin supir cadangan.Tidak sampai dua jam akhirnya kami sampai ke terminal. Aku segera turun dari bus, sementara diluar masih gelap. Azan subuh belum juga berkumandang.Kulirik jam yang melingkar dipergelangan tangan ini. Masih jam empat pagi. Terlalu pagi untuk melanjutkan perjalanan pulang ke rumah. Bisa mengancam keselamatan jika aku memaksa pulang.Kuputuskan istirahat dulu di warung kopi depan terminal. Sambil menunggu matahari bersinar."Kamu tidak di jemput?" tanya lelaki berambut cepak itu seraya menggeret kopernya keluar. Nampaknya lelaki ini bagai siluman. Biarpun dihindari tetap juga mendekat. Kayak nyamuk sedang mencari mangsa."Belum." jawabku

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 3.

    "Kenapa sih kamu gak minta jemput sama Arkan aja, May?" tanya Jenny sebal. Wajarlah dia sebal, biasanya jam segini masih molor dan menimbun ileran dibantal, sekarang malah minta tolong menjemput aku diterminal. Bagi seorang Jenny haram jika hari minggu bangun tidur pagi-pagi buta, apalagi menjemput aku yang tidak ada manfaat baginya. Ya lah tidak ada manfaat karena yang dijemput bukan cowok tampan."Mas Arkan lagi sibuk!" jawabku kesal."Dan kamu percaya saja?" tanyanya mengintimidasi membuat diri ini semakin ragu terhadap lelaki yang menjadi kekasihku selama lima tahun belakangan ini."Ya percayalah, masak aku gak percaya sama mas Arkan sih. Kami sudah jalan lima tahun loh. Bukan baru satu dua hari," jawabku."Justru sudah lima tahun pacaran yang patut dicurigai. Kamu tidak takut dia sudah bosan sama kamu? Coba kamu pikir-pikir dulu, May. Biasanya dia tidak pernah seperti ini, kan? Masak kamu tidak menyadari kalau Arkan sudah bosan sama kamu?" tanya Jenny seraya memelankan laju moto

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 4.

    "Markonah? Hahaha." Jenny tertawa terpingkal-pingkal saat mendengar Sidik menyebut namaku."Masak sepupuku yang cantik begini diberi nama Markonah sih? Sedih aku tu!" Jenny masih saja terpingkal-pingkal menertawakan diri ini."Mungkin karena kamu itu nampak kampungan kali ya?" Jenny semakin kuat tertawa membuat Sidik keheranan."Maaf, apa ada yang salah?" Lelaki berambut cepak itu menatap heran kepada kami berdua."Nama sepupu saya bukan Markonah," jawab Jenny disambut tatapan intimidasi dari lelaki bermata hazel itu."Oh ya? Maaf saya gak tau. Jadi namanya bukan Markonah ya? Bodohnya saya bisa ditipu oleh wanita cantik," jawabnya dengan muka merah menahan malu. Tidak lama kemudian sarapan yang dia pesan sudah berada di mejanya. Nampak betul anak itu sangat kelaparan, dia memakan sangat lahap bagaikan setahun tidak melihat makanan. "Tidak jadi dijemput sama suami kamu, Markonah?" tanya Sidik membuat aku jadi serba salah. Nampaknya dia sengaja membuat aku malu di depan sepupuku. Kuras

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28

Bab terbaru

  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 15

    Kami sampai dirumah bercat hijau yang terlihat sederhana. Halaman tidak terlalu luas tetapi sangat asri dipandang mata. Tidak ada sedikitpun tanah yang kosong, semua diisi dengan tanaman sayuran hijau dan aneka bunga yang berwarna warni.'Rajin juga mas Sidik menanam sayuran dan juga bunga.' batinku."Ayo masuk," ujar mas Siddik sesaat setelah membuka pintu.Rumah sederhana itu nampaknya nyaman. Walau terkesan tidak mewah tetapi nampaknya aku betah tinggal disini. Semoga tetangga juga bisa menerimaku. Diatas pintu tertulis nama Serka Siddik Pamungkas, sepertinya setiap rumah diberikan nama sesuai dengan nama pemiliknya."Ayo masuk, kok bengong sih," "Iya." Aku ikut menggeret koper berisi baju dan tas berisi bekal makanan untuk beberapa hari kedepan yang diberikan ibu. Kata ibu beliau takut aku kerepotan memasak karena baru saja sampai. Lagipula tempat baru, masih bingung mau belanja dimana dan apa yang mau dimasak.Ibu sungguh pengertian sehingga untuk beberapa hari ke depan anaknya

  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 14

    "Cuma sentuh hidung aja udah dibilang genit," keluh mas Siddik seraya menarik kembali tangannya."Gak boleh juga. Belum halal!" ujarku dengan mata mendelik."Iya ya. Jangan judes begitu kenapa sih! Baru dipegang aja galak amat!" ujar mas Siddik seraya menyeruput es kelapanya dengan pandangan tetap menatapku, membuat aku salah tingkah."Bukan judes! Emang seharusnya begitu kan? Biasanya anak muda sekarang masih pacaran mesranya melebihi pasangan suami istri. Panggilan ayang ... bebeb. Tapi kalau sudah menikah apalagi sudah punya anak, istri salah sedikit saja sudah dimaki-maki, segala isi kebun binatang disebutnya!" protesku.Aku tidak mau mempunyai pasangan model begitu. Pasti menderita seumur hidup. Membina rumah tangga seharusnya tenang dan bahagia walaupun hanya makan nasi dengan garam."Mas berharap rumah tangga kita kelak jangan sampai seperti itu. Mas gak janji tapi akan Mas buktikan," janji mas Siddik.Kadang aku berfikir, lelaki seganteng mas Siddik kenap mau menikahi wanita s

  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 13

    "Mas, lamaran ini dibatalin aja," ujarku pada mas Siddiq sehari setelah keluarganya datang ke rumah untuk melamar."Kenapa dibatalin?" Mas Siddik menoleh menatapku. Rasanya jantung ini seakan berhenti berdetak melihat tatapannya menusuk kedalam relung hati."Batalin ajalah. Saya gak mau menikah dengan Mas." Aku tidak tahu alasan apalagi yang akan aku utarakan pada lelaki bermata coklat itu."Kenapa tiba-tiba berubah pikiran sih? Apa kamu sudah balikan sama Arkan?" Lagi-lagi dia membawa nama mantan pacarku. Arkan? Lelaki macam apa yang mau merusak masa depan pacarnya dan beruntung aku tidak sempat dihancuri olehnya."Mas jangan bawa-bawa nama dia. Lelaki itu sudah menikah. Saya gak akan mungkin mau menjalin hubungan dengan suami orang! Jelek-jelek begini saya masih punya harga diri," jelasku panjang lebar. "Jadi?" "Saya wanita tidak pantas untuk Mas. Cari saja wanita lain yang lebih pantas." jawabku berbohong. Jelas aku sakit hati saat dia mengatakan aku janjian menginap dihotel den

  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 12

    "Lebay! Tentara cengeng!" ejekku seraya memoyongkan bibir kearahnya. Segera aku mengambil helm yang diberikan mas Sidik. Tidak mau berlama-lama, nanti dikira aku minta dia yang pakein. Tau sendiri kan, bagaimana gede rasanya lelaki yang bakal jadi imamku itu."Tapi ganteng kan?" tanya Siddik penuh rasa percaya diri.Nah kan. Betul aku bilang, nih laki kepedean tingkat dewa."Kalau aku bilang kamu ganteng itu namanya fitnah, sersan Sidik! Dan kamu tau kan, fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan. Termasuk dosa besar! Dan aku tidak mau masuk neraka hanya karena mengatakan kamu ganteng! Ibuku selalu bilang, jaga lidah dan ucapan!" selorohku dengan menatap mas Sidik tanpa dosa. Bukan tanpa dosa tepatnya. Tetapi wajah yang penuh gelimangan keringat eh."Baru kamu aja loh cewek yang mengatakan aku tidak ganteng! Makanya aku suka sama kamu! Kamu tidak silau pangkat dan jabatan apalagi silau dengan wajah tampan seperti aku!" Lagi-lagi mas Sidik memuji dirinya sendiri.Aku akui sih dia itu lela

  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 11

    "Sejak kapan kamu menjadi gend*k tentara itu, May?" Pertanyaan Arkan berhasil membuatku emosi. Enak saja dia mengatakan aku simpanan. Diri ini tidak serendah itu, gini-gini aku masih punya harga diri. "Jangan kurang ajar kamu sama calon istriku," bentak Siddiq. Terlihat dia mengepal kuat tangannya sehingga buku-buku jari nampak memutih. Belum pernah aku melihat abu ubaidahku marah seperti ini."Diam kau, aku tidak ngomong sama kamu ya!" Mas Arkan menunjuk mata abu ubaidahku dengan telunjuk kirinya. Spontan lelaki bermata coklat itu emosi tetapi dia berusaha menahannya."Kasian kamu, Dek. Baru beberapa bulan Mas tinggal pergi, malah jadi wanita panggilan. Jadi perempuan kok gak ada harga diri!" Mulut mas Arkan seakan tidak berhenti berkicau, tak kusangka lelaki yang pernah merajai hati ini mulutnya pedes bagaikan cabe set*n level 100. Hinaan demi hinaan terus saja dia luncurkan untukku. "Kamu siapa. Berani-beraninya menghina calon istriku, hah?" Lelaki berkaos putih itu mencengkera

  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 10

    "May, tunggu dulu," teriak mas Arkan sembari menarik pelan tangan ini saat kami berpapasan dimini market dekat taman kota."Maaf, jangan ganggu saya!" Aku menghentakkan tangannya sehingga terlepas dari genggamannya."May, ada yang mau aku bicarakan," ujar lelaki berkemeja navy itu dengan tatapan sendu.Tatapan itu yang aku rindukan selama ini, tapi sayang sudah menjadi milik orang. Mas Arkan telah mengkhianati tulus cintaku.Betul juga apa yang dikatakan ibu, sampai kiamat pun mas Arkan tidak akan melamarku. Dan ternyata ini jawabannya. Mas Arkan telah menikah dengan gadis pilihan orang tuanya."Mau bicarakan apa lagi? Saya gak ada waktu!""Minta waktumu sebentar, May. Mas jelaskan semua!" "Apa yang mau Mas jelaskan? Bagi Mayra semua itu sudah jelas. Mas sudah menikah kan? Jangan ganggu Mayra lagi. Mayra tidak mau disebut sebagai pengganggu suami orang! Jelek-jelek begini, Mayra tidak menerima bekas orang!"Mendengar ucapanku seketika saja wajah mas Arkan berubah merah padam, mungkin

  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 9

    Hari ini aku diperintahkan oleh ibu dan ayah untuk mengurus SKCK ke kantor polisi berdua dengan Sidik. Pergi berdua saja dengan lelaki dua puluh tujuh tahun itu membuatku bergidik ngeri. Masih terbayang dalam ingatan saat dia pura-pura tidur dibahuku. Walaupun dia bilang itu semua karena tidak sengaja, tapi aku tetap tidak akan mempercayainya."Ayo!" Ajaknya setelah kami berpamitan pada ibu dan ayah. Dia berusaha menggandeng tangan ini tapi segera aku menepisnya. "Kamu duluan aja biar aku belakangan. Ada yang mau aku ambil didalam!" ucapku berbohong. Lelaki itu sangat patuh, apa yang aku perintah dia lakukan. Apakah dia tipe pria penyayang istri? Entahlah. Tapi lama-lama aku kasihan juga melihatnya.Tanpa menunggu lama, Sidik bergegas menuju motor yang diparkir diluar pagar rumah. Aku pura-pura masuk kedalam dan bergegas keluar lagi.'Kan tadi aku bilang sama Sidik ada yang mau kuambil didalam padahal malas aja bergandengan dengannya."Ayo naik. Nanti terlambat!" Pria berambut cepak

  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 8

    "Ayah yakin dia itu yang akan menjadi calon suami Mayra?" tanyaku memastikan."Iya, ganteng kan?" timpal ibu tanpa memikirkan perasaan ayah. Memang apa kurangnya ayahku, beliau ganteng juga sih, walau sekarang perut beliau sedikit buncit. Namun, tidak mengurangi kegantengan lelaki lima puluh tiga tahun itu."Allahu Akbar!" teriakku histeris. Duniaku rasanya berhenti berputar saat mengetahui jika Sidik yang akan menjadi imamku seumur hidup."Kamu kenapa, Mey?" Ayah tiba-tiba memegang tubuh ini. Dikiranya aku akan jatuh pingsan padahal aku kaget saja karena lelaki yang sangat aku benci itu malah akan menjadi suamiku."Ayah batalin saja lamaran itu. Mayra gak mau menikah dengan dia!" Teriakku histeris lagi."Kenapa dengan nak Sidiq sayang? Dia lelaki baik dan juga taat beribadah!" tanya ayah penasaran."Lelaki baik ayah bilang? Dia itu lelaki berotak kotor yang suka mencari kesempatan dalam kesempitan. Ayah tidak tau kan, kalau Mayra hampir saja dilecehkan dalam bus sama dia!" "Kamu sal

  • I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ   Bab 7

    "Gak mungkin. Ayah sangat kenal dengan calon suami kamu, Nak." Ayah masih juga membela calon menantu yang menurutnya lelaki baik."Kenal bukan berarti Ayah tau segalanya tentang dia, 'kan? Banyak lelaki baik, tau-tau berselingkuh dibelakang istrinya? Kalau sempat dia ninggalin Mayra bagaimana?" tanyaku penuh penekanan. Menikah itu bukan seperti memakai baju. Bisa gonta ganti sesuka hati. Dan diri ini berjanji dalam hati, menikah cukup sekali saja. Makanya tidak sembarangan dalam mengambil keputusan."Tenang saja! Kalau dia selingkuh, bilang sama ibu. Nanti ibu potong punya dia, kita iris-iris terus kita tauco, baru suapin ke mulutnya," Sadis sekali ibuku. Aku melihat mulut beliau mengeras seakan sedang mengiris anunya calon suamiku."Ibu ngomong apa sih? Kalau mengajarin anak itu yang benar. Jangan asal bicara," nasehat ayah. "Habisnya Ibu geram, Yah." jawab ibu seraya memilin bajunya dengan mata dikedip-kedipkan seperti orang cacingan. "Parcaya sama Ayah. Calon suami kamu menantu p

DMCA.com Protection Status