Semua Bab I LOVE YOU, SERSAN SIDDIQ: Bab 31 - Bab 40

49 Bab

Bab 31

Besok mas Siddik akan berangkat. Hati ini sungguh sangat sedih mengingat diri ini akan menghabisi waktu sendirian saja diasrama. Pasti sepi rasanya tanpa suami disisiku.Memang selama ditinggal mas Siddik aku akan ditemani oleh ibu mertua, tapi apa mungkin aku bisa melepaskan rindu dengan beliau? Apa bisa diri ini berpelukan dan bermanjaan seperti aku memeluk mas Siddik. Tidak dapat aku bayangkan tidur tanpa mencium aroma tubuh mas Siddik. Lelakiku bagaikan candu bagiku. Aku belum siap berpisah."Ngapain melamun sendiri disitu? Nanti kesambet!" tanya mas Siddik tatkala melihat aku merenung sendiri dikamar belakang yang sedang berhadapan dengan tas ransel milik mas Siddik."Mas, janji akan pulang kan?" tanyaku menatap lekat manik pria bermata coklat itu, dia ikut duduk disampingku saat ini."Insya Allah, Sayang!" ucapnya lembut membuat air mata ini akhirnya luruh untuk yang kesekian kalinya. "Jangan menangis ya? Mas jadi berat melangkah!" ucapnya lagi seraya mengusap air mata ini."Ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 32

Setelah mengantar mas Siddik, aku pulang ke rumah dengan langkah gontai. Bagaimana tidak, biasanya hari-hariku selalu ditemani mas Siddik. Kemanapun pergi selalu bersamanya. Namun sekarang, semuanya berubah.Biasanya, walaupun tidak bisa masak tetapi aku selalu berusaha memasak untuk makan siang kami berdua. Dan mas Siddik akan tertawa meledekku saat hasilnya tidak sesuai. Pernah masakan keasinan bahkan pernah kemanisan seperti makan kolak katanya. Namun, lelaki itu tidak pernah marah, dia tetap tersenyum.Kaki ini melangkah masuk kamar. Kurebahkan tubuh ini diatas tempat tidur, dikamar ini merupakan saksi bisu bagaimana dia memperlakukan istrinya. Kuraih baju kaos mas Siddik yang dipakai tadi malam. Kupeluk baju itu dan kucium penuh syahdu.'Mas sehat-sehat disana ya? Semoga Allah selalu melindungi Mas disana. Adek gak mau kehilangan Mas! Janji ya ... Mas harus pulang untuk Adek!' Baju itu masih kudekap erat sekali-kali aku menciumnya.Baju itu tidak akan kucuci sampai lelakiku itu k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Bab 33

"Anita? Ayo masuk!" Ibu mertua mempersilahkan mantan pacar mas Siddik masuk ke rumahku.Sebenarnya aku tidak suka sama dia. Malas saja melihat wanita itu dekat-dekat dengan ibu mertua. Buat apa coba dia kemari lagi? Ingin menggantikan posisiku?"Kamu cemburu, May?" bisik ibu mertua ditelingaku. Untuk apa mertuaku menanyakan aku cemburu atau tidak. Pasti cemburu dong. Wajarkan kalau aku cemburu, mengingat dia itu pernah menjadi wanita nomor satu dihati suamiku. Aku takut mas Siddik belum move on dengan dia dan akan kembali lagi sama dia."Enggak kok, Bu. Mayra percaya cinta mas Siddik hanya untuk Mayra seorang." Walau aku ragu tetapi aku berusaha menenangkan hati ini yang sejak dari tadi bergejolak terus.Ibu mertua berjalan mendekati Anita, meninggalkan aku sendiri dibelakang. Wanita memakai kaos ketat berwarna merah itu sudah duduk dikursi tamu tanpa dipersilahkan terlebih dahulu. Dia tidak merasa sungkan sedikitpun. Mungkin wanita itu sudah sering kemari sehingga merasa tidak asing
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab 34

Drrt drrt drrt. Dengan semangat aku berlari ke kamar tatkala mendengar suara ponsel berdering. Berharap mas Siddik yang menelpon, namun harapanku sirna saat melihat nomor itu tidak terdaftar di ponselku.Halah ... paling-paling penipu menelpon meminta mengirimkan sejumlah uang. Penipuan jaman sekarang banyak sekali macamnya. Ada saja idenya untuk menipu korban.Suara dering telpon bertubi-tubi sangat mengganggu sehingga ibu mertua menyuruh aku mengangkatnya saja."May, diangkat telponnya. Mungkin dari Siddik, Nak!" titah ibu mertua."Bukan dari mas Siddik. Itu nomor baru. Takutnya penipuan. Malas Mayra tanggapi, Bu. Ujung-ujungnya pasti minta transfer sejumlah uang." Kak Jenny sudah pernah kena tipu oleh penelpon gelap seperti ini. Makanya aku tidak pernah akan mengangkat jika yang menelpon tidak terdaftar diponselku."Angkat ajalah. Bising sekali suaranya gak berhenti-berhenti dari tadi. Nanti kalau dia macam-macam marahin aja!" saran ibu mertuaku akhirnya aku angkat juga telponnya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab 35

"Siapa Humairah, Mas?" tanyaku dengan nada sedih. Aku disini memikirkan keselamatan dan kesehatan dia disana, sementara lelakiku malah menyimpan wanita lain. Hatiku sangat sakit mendengar mas Siddik memanggil nama Humairah itu."Mas, jujur. Siapa Humairah?" tanyaku semakin kesal. Mas Siddik disana hanya tersenyum seperti tanpa berdosa. Kami sedang vidio call sehingga aku tahu betul bagaimana ekspresi wajahnya saat ini. Wajah yang selalu aku kangenkan ternyata manis didepan tetapi menusuk aku dari belakang."Adek mau tau apa mau tau banget?" tanya pria itu yang kata kak Jenny mirip abu ubaidah. Dia malah mempermainkanku dengan membolak balikkan pertanyaan. Dia tidak tahu emosiku sudah naik ke ubun-ubun. Kalau mas Siddik ada disini mungkin sudah kugigit hidung mancungnya biar dia tidak ganteng lagi."Mas, jangan jahat sama Adek, ya! Kena karma nantinya." Aku berteriak kesal. Tidak peduli ada mertua. Tapi aku bersyukur juga mertuaku tidak pernah mencampuri kehidupan rumah tangga anak d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab 36

Hari ini sebulan sudah mas Siddik pergi bertugas pengamanan proyek vital. Hari-hari yang aku lalui terlalu berat tanpa kehadiran suami disisiku. Walapun ibu mertua menemani selama lelaki yang katanya mirip abu ubaidah itu pergi, tetapi tidak bisa juga mengobati kesepianku. Tanpa lelaki penyayang itu, hidupku terasa hampa."May, sudah bangun, Nak?" Ibu mertua mengetuk pintu kamar membangunkanku untuk mengerjakan salat subuh."Udah, Bu," jawabku seraya beranjak dari tempat tidur. Tiba-tiba mataku berkunang-kunang. Rasanya dunia ini berputar. Langsung aku pegangan dipinggir ranjang dan kembali merebahkan tubuh ini."Aduh!" keluhku dengan suara pelan, tetapu walai suara kecil tetap juga didengar oleh ibu mertua."May, kamu kenapa, Nak? Kamu baik-baik saja?" tanya wanita yang telah melahirkan suamiku kedunia ini seraya membuka pintu kamar dan melihat menantunya masih tergeletak diatas ranjang. "Mayra pusing, Bu. Rasanya dunia ini berputar." jawabku dengan suara tercekat. Ingin aku menangi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 37

Semenjak dinyatakan hamil, aku malah terkapar diatas tempat tidur tidak bisa beraktivitas sama sekali. Makanan apapun yang aku makan semua keluar. Muntah tidak bisa kuhitung lagi berapa kali sehari. Selera makan pun turun drastis.Sekarang aku masih terbaring diatas tempat tidur. Setiap hendak bergerak, perut jadi bergejolak ingin memuntahkan semua isi yang ada.Bu Mukhtar hanya memberikan vitamin dan juga susu ibu hamil. Mungkin dengan mengkonsumsi susu sekurang-kurangnya bayiku tidak sampai kekurangan gizi nantinya. Drrt drtt drrtSuara ponsel berdering diatas nakas. Aku meraih dan mengangkat telpon ternyata dari mas Siddik. Sekian lama menunggu akhirnya pria yang telah menghalalkanmu tiga bulan yang lalu, ada waktu untuk menghubungi istrinya."Assalamualaikum, Sayang!" Mas Siddik vidio call jadi lelakiku bisa melihat bagaimana kondisi istrinya saat ini. Seketika saja air mata ini berderai membasahi pipi. Rindu yang amat sangat terhadap mas Siddik membuat aku ingin memeluknya. "W
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 38

Pov Sersan SiddikSudah lima hari aku tidak memberi kabar pada istriku, Mayra. Semoga saja dia disana tetap sehat dan tidak terlalu khawatir tentang keadaanku disini.Waktu sudah menunjukkan diangka dua belas lebih. Sudah waktu masuk salat zuhur, kami beristirahat sebentar di mushalla dekat dengan posko. Mushalla itu dibangun beberapa tahun yang lalu oleh anggota TNI yang bertugas pengamanan disini."Ijin, Danru. Danru salat duluan, apa kami?" tanya kopral Romi. Bukan bertanya sih sebenarnya, lebih tepatnya memberi pilihan. Disini aku sebagai komandan regu dengan membawahi sembilan orang prajurit."Ya udah kalian aja duluan. Gantian!" Tim kami beranggotakan sepuluh orang prajurit, dibagi dua bergantian menjaga mushalla. Bukan mushalla yang harus dijaga sebenarnya tetapi karena ada anggota TNI yang melakukan ibadah jadi mengundang kelompok bersenjata datang mengganggu. Bisa mengancam keselamatan masyarakat yang sedang mengerjakan salat.Selama menunggu mereka selesai salat aku meraih
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 39

Pov AuthorMobil meledak dan membakar kebun coklat disertai terbakarnya rumput ilalang, sehingga kobaran api membumbung tinggi dan asap hitam pekat mengepul ke angkasa.Suara tembakan beruntun masih juga diarahkan ke arah pasukan yang dipimpin oleh sersan Siddik. Karena personil yang berjumlah sedikit mereka kewalahan menghadapi para pemberontak itu."AWASSSSS!" Teriak seseorang yang dekat dengan lokasi kebakaran. BooomLedakan terakhir dari mobil yang terbakar membuat sersan Siddik terpental jauh dari tim nya. Semua sudah kocar kacir menyelamatkan dirinya masing-masing. Saat ini mereka sudah berpencar.Tidak ada yang menyadari jika sersan Siddik terpental dan sampai terpisah dari pasukannya.Radio yang dimiliki oleh suami Mayra itu mati dan rusak akibat terlempar jauh. Sementara ponsel yang dipakai untuk menelpon sang istri juga hilang terjatuh entah dimana. Sersan Siddik sedikit sempoyongan berusaha berdiri dan melihat sekitarnya. Asap masih membumbung tinggi, sehingga membuat jar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya

Bab 40

Pov MayraPrangSuara kaca jatuh dan pecah terdengar begitu keras ditelinga. Jantungku berdetak kuat seperti aliran listrik yang tinggi saat melihat pecahan beling itu berserakan dilantai. Seketika pikiran buruk menghantui isi kepalaku."Ada apa, Mayra?" tanya ibu mertua saat mendengar suara pecahan kaca dikamar aku. Dengan tergesa-gesa beliau masuk ke kamar. Mungkin dikiranya aku terjatuh dari atas tempat tidur. Atau ada sesutu yang bisa membahayakan sang menantunya."Enggak tau ibu. Gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba saja figura yang digantung di dinding terjatuh dan berserakan dilantai!" jawabku. Ibu mertua tertegun dengan wajah pucat pasi saat melihat foto pengantin kami berserakan di ubin kamar tidurku."Mas Siddik, Bu!" Akhirnya air mata ini lolos juga dari pelupuk mataku. "Gak ada apa-apa dengan Siddik, May. Kamu jangan terlalu khawatir ya, Nak? Kita doakan semoga Siddik selalu dalam lindungan Allah. Kita doakan semoga Siddik bisa pulang dengan selamat!" Ibu mertua menyapu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status