Semua Bab Menantu Paling Berkuasa: Bab 121 - Bab 130
208 Bab
Bab 121
“Ini semua pasti ulah Kevin,” gumam Mario Baron sambil mengepalkan tinju. Anak semata wayang sang mafia tidak dapat menahan amarah saat menduga bahwa Kevin Lah dalang di balik kehancuran bisnis keluarganya.Mario Baron, anak dari almarhum mafia legendaris, tengah berjuang keras untuk menjaga warisan keluarga. Namun, tiba-tiba saja, mereka menghadapi rugi yang begitu besar.‘Benarkah ini semua karena Tuan Kevin? Apa beliau masih belum puas setelah Tuan Baron menghabisi keluarga besarnya dan sudah dibalas juga dengan kematian Tuan besar? Mungkinkah Tuan Kevin ingin balas dendam dengan menumbangkan bisnis yang masih tersisa di keluarga ini?’ batin sang asisten dengan penuh emosi.Memikirkan kebencian yang mungkin dipendam Kevin terhadap sang majikan dan keluarga ini, membuat jantungnya pun serasa berdegup kencang. Saat mendengar kabar gudang senjata milik keluarga Baron meledak, Mario Baron merasakan kehilangan yang begitu besar.Gudang senjata adalah sumber penghasilan mereka, jika
Baca selengkapnya
Bab 122
Sementara itu, Kevin dan anak buahnya pergi ke tempat peristirahatan terakhir Pedro, pria tampan sejuta pesona itu benar-benar mewujudkan permintaan keluarganya Pedro.Kevin merasa berdosa atas kejadian yang menimpa Pedro. Dengan hati yang hancur, dia memberikan santunan dan berjanji akan menghidupi orang tua serta saudara Pedro dengan layak. “Bu, Pak. Saya akan bertanggung jawab atas kehidupan kalian, saya akan menyekolahkan adik-adik Pedro dengan layak. Saya juga akan memberikan gaji Pedro pada kalian,” tutur Kevin pada sepasang suami istri yang mata bengkak.“Terima kasih Tuan. Jangan menyalahkan diri anda atas musibah ini. Kami yakin ini semua sudah kehendak Tuhan, dan kami bangga Pedro menjalankan tugasnya dengan baik sampai akhir hidupnya.Kevin memeluk wanita paruh baya itu, keduanya menangis. Entah dari mana datangnya manusia berhati malaikat ini.Kevin bertanya pada dirinya sendiri, apa dia telah melakukan yang terbaik untuknya? Keluarga Pedro, yang tak menyalahkan Kevin at
Baca selengkapnya
Bab 123
Kevin menatap sendu ranjang pasien. Sebagai suami, dia merasa begitu bersalah, tak mampu melindungi istri tercinta dari bahaya yang mengancam. Dalam sunyi dia selalu menyalahkan diri sendiri atas kejadian ini."Ini semua salahku. Aku tahu mereka tidak main-main, tapi kenapa aku mengabaikannya? Aku sangat menyesal." Sambil mengusap lembut puncak kepala Zara, air matanya menetes perlahan, membasahi wajah istri yang sudah sangat rapuh itu.Bayang-bayang dendam masa lalu dengan mafia sialan itu menyiksanya, mengapa harus Zara yang jadi korban? Ini semua begitu tidak adil. Kevin teringat saat pertama kali menikahi Zara, saat bersumpah di hadapan Tuhan untuk melindungi dan menjaganya dalam suka maupun duka. "Oh Tuhan, izinkanlah aku untuk menjadi suami yang lebih baik, berilah kami kesempatan kedua untuk memulai kehidupan baru bersama. Kali ini aku akan benar-benar melindunginya dari segala rintangan yang akan datang, entah itu dari mafia atau bahaya apapun," gumamnya dengan tekad yang
Baca selengkapnya
Bab 124
“Zara,” panggil Kevin, dia sempat melirik ke arah ranjang pasien lain yang ditempati Inem.Kevin berjalan mendekati Zara di ICU, hatinya berdebar-debar seiring langkahnya yang semakin dekat ke ranjang tersebut. Sesampainya di sana, ia langsung duduk di samping ranjang yang menjadi tempat istri tercintanya, Zara, beristirahat. Kening Zara dibanjiri keringat dan pucat, namun perlahan Kevin mulai melihat senyuman kecil di bibir istri yang ia kasihi itu. Kevin merasa lega karena Zara berhasil melewati pintu maut, meski masih ada kekhawatiran di hati. "Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan jika kehilanganmu, Zara," bisik Kevin di samping telinga sang istri sambil mengecup kening istrinya dengan penuh perasaan.“A–aku,” air mata membanjiri wajah Zara. Ingatan ditarik mundur saat mengingat tragedi malam itu. Tidak lama kemudian, dokter yang menangani Zara datang ke ruangan untuk memeriksa kondisi Zara. “Mohon izin Tuan, saya ingin memastikan kondisi Nyonya baik-baik saja.”Kevin men
Baca selengkapnya
Bab 125
"Jadi ini rumahmu?" tanya Zara pada sang suami dengan ekspresi terkejut.Baru saja ia keluar dari rumah sakit dan untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di rumah suaminya. Beberapa bulan yang lalu, Zara masih mengira bahwa suaminya adalah orang miskin dan selalu mendapat hinaan gembel dari orang tua angkatnya. Namun, kini di depan matanya berdiri sebuah rumah yang mewah bak istana. "Maaf kalau aku dan keluargaku dulu selalu meremehkanmu, padahal kenyataannya jauh dari apa yang kami pikirkan selama ini," gumam Zara lirih menatap sang suami dengan rasa bersalah. Kevin tersenyum, “semua kan atas permintaan kakek, jadi ini semua bukan salah kalian. Berhenti menyalahkan diri sendiri,” jawab Kevin lembut.Zara tersenyum kecut. Ada perasaan penyesalan yang mendalam seketika ia menyadari kesalahannya. Suaminya tersenyum menenangkan, "Sekali lagi aku tekankan itu tidak masalah, Zara. Aku tahu kau belum tahu semuanya. Tapi yang terpenting, sekarang kita bisa mulai menjalani kehidupan bers
Baca selengkapnya
Bab 126
Zara tiba-tiba memeluk Kevin erat, tangisnya pecah, membuat suaminya bingung dan terkejut. "Ada apa, Zara?" tanya Kevin dengan perasaan khawatir. Dalam tangisnya yang terisak-isak, Zara menjawab, "Seandainya bisa memilih, aku rela hidup miskin bersamamu, asalkan Pedro dan Bi Inem bisa kembali." Zara terus menangis dalam dekapan sang suami, dan perasaan pilu mulai menyelimuti hati Kevin. Zara belum ikhlas menerima takdir ini. Sejak penculikan itu terjadi, dirinya merasa bersalah karena Pedro dan Inem meregang nyawa saat berusaha menyelamatkannya.Terbayang lagi wajah-wajah yang begitu setia melindungi dan melayaninya. Semakin larut dalam tangis, Zara merasa tak sanggup membendung rasa rindu yang mulai merebak."Mengapa mereka harus meregang nyawa? Apakah ini salahku? Apakah aku tak pantas menerima cinta dan perlindungan yang begitu tulus?"Lamunan pilu Zara hanya tersisihkan oleh pelukan hangat Kevin, yang berusaha menguatkan hatinya.“Ikhlaskan semua, jangan sampai kau menyalahka
Baca selengkapnya
Bab 127
"Siapa wanita ini?" tanya Daniel penuh amarah, merasa terkejut melihat kehadiran wanita tersebut di samping Kevin. Kevin menatap Zara, sang istri, dengan pandangan penuh kasih dan kemudian meraih tangannya erat."Sepertinya tak perlu lagi Kevin menutup-nutupi soal hubungan Kevin dengan Zara. Dia istri Kevin," jawabnya dengan tegas, membuat Daniel dan istrinya terbelalak tak percaya. Dalam hati Daniel bergumam, ‘Apa? Kevin sudah menikah selama ini? Dia pasti berbohong padaku!’ Dia lalu mengejek dengan nada marah, "Kau jangan bercanda Kevin!" Kevin hanya tertawa kecil, "Kami sudah menikah sejak tiga tahun yang lalu, dan Kevin terpaksa menutupi semuanya dari Paman. Sekarang Kevin mohon jangan pernah memaksa Kevin untuk menikahi Raras, anak semata wayang Paman." Tangan Daniel mengepal, marah meluap-luap dalam dadanya, ingin rasanya memberikan tinju di wajah Kevin. Tapi, sang paman berhasil menahan dirinya, mencoba mengedepankan akal sehat daripada emosi. Kevin berbalik pada Zara dan
Baca selengkapnya
Bab 128
Daniel mendengar kata-kata sang istri yang begitu emosional pun berujar, "Benar kata Mama, Papa hanya punya satu jalan yaitu menghabisi Kevin dan wanita sialan itu. Bisa-bisanya dia menikahi wanita lain, sementara sejak dulu kita sudah tekankan kalau dia harus menikahi Raras, anak kita." Terdengar Daniel meluapkan kekesalannya. "Ya benar Pa. Kita dianggap seperti tak punya harga diri olehnya. Maka kita harus buktikan kalau kita bisa membuat Kevin menyesal dengan keputusannya menikahi wanita lain tanpa sepengetahuan kita. Mama sangat membencinya," tambah istrinya Daniel, merasa begitu terhina. Daniel hanya bisa merenung mendengar ucapan istrinya itu. Hatinya merasa begitu tersayat, apa yang sudah terjadi dengan dirinya hingga Kevin seolah tak punya rasa hormat lagi padanya? Seolah dia dan sang istri sedang diarahkan kepada kebencian yang mendalam? “Papa harus segera bergerak, terlebih Kevin sudah tahu keterlibatan Papa atas kematian keluarganya. Jangan biarkan usaha kita sia-sia.
Baca selengkapnya
Bab 129
“Kau pikir aku akan menyerah untuk menghancurkanmu huh?” desis Mario Baron pada Kevin.Kevin menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya sambil melipat tangan di depan dada.“Dan aku tidak akan ikhlas begitu saja kau membunuh Papaku,” sambungnya lagi.Kevin sengaja mengizinkan Mario Baron masuk ke dalam ruangannya, karena dia yakin Mario Baron ini cerdik dan licik, tidak seperti Tuan Baron yang penuh emosi.“Kau pikir aku peduli?”Mendengar kalimat yang terucap dari mulut Kevin tentu membuat Mario Baron tersulut emosi.“Kalau Papamu menculik istriku, membunuh pengawalku dan pelayan kesayanganku, boleh?”Kevin masih menatap tajam pria muda di depannya. “Kau belum lahir saat aku dan keluargaku menjadi korban kejahatan Papamu!” desis Kevin penuh amarah. “Kau pantas mendapatkan itu, harusnya kau ikut mati dengan keluargamu,” sahut Mario Baron.Pria itu berusaha menahan emosi di depan Kevin, padahal iblis di dalam dirinya ingin rasanya mencakar Kevin saat ini juga.“Kenapa tidak kau s
Baca selengkapnya
Bab 130
Setelah sampai di kediaman Daniel mereka pun mulai berbincang.“Kau sebenarnya ngapain di sini?” tanya Daniel.“Ceritanya panjang. Awalnya Tuan Baron ingin membeli anak angkatku. Tapi suami miskin anakku menghalanginya.”Galen menceritakan semua yang terjadi antara dirinya dan Kevin.“Aku akan memberimu imbalan besar, asal kau bisa melakukan tugasmu,” ucap Daniel.Daniel mengeluarkan amplop yang berisi banyak uang pecahan 100 ribu.“Ini uang mukanya, kalau kau mau melakukan tugas dariku. Sebab kalau kau kembali ikut ario Baron, aku yakin kau tak akan mendapatkan apapun. Dia sedang terpuruk, semua usahanya gagal, bahkan tempat dia menyimpan senjata ilegal dan bom rakitannya meledak,” ungkat Daniel.“Pantas saja dia tak pernah datang menemui kami,” sahut Galen.“Hubungi anakmu, kirimkan dia uang yang banyak, bilang kau dan istrimu sedang ada pekerjaan di Kota ini, tapi kalau anakmu mau datang ke Kota ini juga tak masalah,” usul Daniel.Galen berbincang bersama sang istri lalu mengambil
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1112131415
...
21
DMCA.com Protection Status