Home / Romansa / Shushu Dikejar Deadline / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Shushu Dikejar Deadline: Chapter 41 - Chapter 50

83 Chapters

Chapter 41

Binbin Club terletak di sisi Barat, masih dalam Puast Kota B. Bagaimanapun sebagai Ibukota Republik Cina, wilayah kota ini sangat besar dan segala hal bisa ditemukan di sini.Shushu datang lebih dahulu dibandingkan Yuyu. Ia pikir tempat ini seperti klub malam biasa. Ternyata tidak. Ini lebih mirip kasino. Namun yang boleh masuk ke dalam sana hanya yang sudah berusia 18 tahun saja. Jadi wajib menunjukan identitas diri. Jika tidak, ya, tidak bisa masuk.“Nona, apa Anda akan masuk?” tanya seorang pria bertubuh besar pada Shushu yang mematung dengan tenang sejak 15 menit yang lalu.“Teman saya belum datang,” jawab Shushu santai.Alhasil para penjaga di sana hanya bisa membiarkan Shushu berdiam diri di depan pintu masuk. Hanya saja setelah itu mereka membawakan sebuah kursi lipat untuk Shushu menunggu. Mereka tak berani mengusir tamu ini karena pakaian yang ia kenakan salah satu edisi musim dingin merek X. Para penjaga itu menyadarinya setelah mendengar beberapa tamu yang paham tata busana
Read more

Chapter 42

Juanxi sudah tak lagi bermimpi tentang Shushu. Lambat laun pun ia melupakan tentang sosok itu. Terlebih dirinya punya kesibukan yang perlu diselesaikan. Ia merasa tidurnya lebih semenjak terakhir kali ia bertemu dengan Shushu, dan secara tak sengaja menyentuh pipinya.Mimpi terakhir yang dialami Juanxi pada saat ia tertidur sangat berbeda dari sebelumnya. Dalam pemandangan itu ia melihat sekelibat sosok yang mirip dengan Shushu berlari ke arah hutan dengan membawa kaleng dalam pelukannya. Ia melihat itu dari atas sebuah kapal pesiar.Pemandangan yang ia lihat dari atas lantai tiga di Binbin Club ini mengkonfirmasi mimpinya terakhir kali. Bahwa sosok Shushu dari bawah sana mirip dengan mimpi yang ia lihat.Juanxi menyadari ada Shushu di bawah sana semenjak gadis di sampingnya, yang kalau dirinya tak salah ingat adalah pianis yang pernah manggung di Klun Shenzhenie. Suara Yuyu begitu khas dan bersemangat. Di tengah banyaknya suara di lantai satu di sana, selalu saja terdengar suara pian
Read more

Chapter 43

“Ka Shushu, walaupun uangnya sudah di rekeningku. Namun ini semua kan hasil kerja keras Kakak sendirian,” tutur Yuyu dengan gugup. Ia memandangi layar ponselnya atau lebih tepatnya aplikasi bank mobile dengan keterangan saldo yang bertambah. Tidak. Nominalnya masih sama seperti sebelum dia dihutangi ketiga temannya. “Kau ikut bermain. Kau jadi support system di sebelahku. Jadi, kau juga menang,” jelas Shushu dengan kerangka logika yang cukup aneh. “Tapi aku kan gak bermain!” Kesal Yuyu. Kendati demikian wajahnya terukir senyuman di saat Shushu tak melihatnya. Dia menyukai pribadi Shushu. “Yuyu, kau tetap harus cerita soal tiga temanmu berhutang pada kakakmu,” ungkap Shushu mendadak. Yuyu yang sedari tadi melangkah di belakangnya langsung mematung. Yuyu menarik perasaan sukanya pada pribadi Shushu. Sekarang ia membenci Shushu! “Kakakmu mungkin akan marah padamu. Kau membenci situasi itu. Tapi yakinlah kau akan lebih membenci tak mendengar atau melihat reaksi itu lagi suatu saat. Jad
Read more

Chapter 44

Juanxi terbangung di sebuah ruang inap rumah sakit. Hanya lampu putih yang begitu terang di atasnya, sebagai penanda dirinya menebak berada dimana.“Aku tak memimpikan apapun,” ucapnya. Dia pikir rasa sakit yang ia alami sebelumnya akan membuatnya melihat adegan baru dalam mimpinya. Nyatanya tidak. Ia melirik ke arah semua dinding di ruangan tersebut. Hanya untuk mencari jam yang melekat di sana. Rupanya sudah jam 3 dini hari. Jam tersebut terletak dekat jendela yang memperlihatkan langit malam.Juanxi bangkit dari kasurnya dan ia tak melihat tangannya terhubung dengan selang infus. Hanya saja ada bekas suntikan di lengannya, dan ia menduga pihak rumah sakit mengambil sampel darahnya untuk diperiksa.Dia di ruangan itu sendirian. Tidak memikirkan apapun. Hanya diam duduk di atas kasur.“Terima kasih untuk penjelasannya ners,” ucap seorang pemuda di luar ruangan. Kemudian ia masuk ke dalam ruangan Juanxi. Lalu kembali berteriak, “Suster! Pasiennya sudah bangun,” ucapnya.Juanxi hanya d
Read more

Chapter 45

Shushu yang melamun menatap sketsa gambarannya yang melukiskan sebuah keluarga yang lengkap. Semenjak melihat interaksi kakak dan adik Han semalam. Siapa lagi kalau bukan Han You si pianis, dan Han Xiodi si petenis. Dia merasa baru pertama kali merasa sesak di dalam rumah ini. Padahal dewa sedang memaksanya membuka bab pengembangan karakternya dengan paksa. Namun dia memilih untuk tetap di dalam rumah dan pasrah saja. Dia merasa terlalu menyerahkan segala hal di tangan para polisi dan Pengacara Jung. Walaupun ia tak terlalu yakin Pengacara Jung juga masih teringat dengan kasusnya. Walaupun begitu Shushu tetap menelpon pria itu. Tumben sekali terhubung dan diangkat! Namun saat Shushu menyapanya. Pengacara Jung langsung mematikan telponnya. _________Pengacara JungMaaf Nona Ding. Saya sedang dalam sidang. Ada apa? (10.12) Ding ShuBagaimana dengan
Read more

Chapter 46

Shushu sama sekali tak menyangka bungkus permen yang ia temukan di rumah Quo Xin adalah kode untuk menyewa pelacur di Binbin Club. Dia menatap dua orang wanita dengan kecantikan dan keunikan mereka masing-masing. Apakah ini legal?Dia tak terlalu paham soal hukum, Shushu baru mengetahui beberapa hal. Namun ada pasal yang mengatur soal perjudian bahkan hukuman dan sanksi untuk pelaku atau pemilik usaha. Kendati demikian, casino cukup banyak ditemukan di setiap tempat di negeri ini. Hanya saja Shushu tak ingin berpikir banyak hal tentang ini. Pasalnya ini pengalaman yang unik untuknya, dan ia merasa ingin menikmatinya.“Halo Nona, perkenalkan nama saya Ruby,” ucap seorang wanita berambut panjang dengan lesung pipi yang manis setiap ia tersenyum. Dia terlihat sangat percaya diri. Adapun gadis di belakangnya selalu berusaha berlindung dibalik Ruby.“Itu siapa?” tanya Shushu sembari menunjuk sosok di belakangnya.Ruby menyenggol tubuh kawannya. Akhirnya gadis yang lain menunjukan wajah. Di
Read more

Chapter 47 (Warning 18+)

Ning Ning menatap Ruby, seniornya dengan ragu-ragu. Walaupun ia bukan pemula banget di dunia hiburan seperti ini. Namun Ruby sudah lama di sini. Dia takut salah merespon ucapan Shushu. Pasalnya ia baru saja memberikan sedikit klue tentang permen pappermint ini. Saat dirinya diminta untuk menemani pengunjung wanita oleh Bibi Luo. Wanita tua itu berkata padanya bahwa pengunjung ini cukup santai dan pelanggan baru untuk bisnis permen. Jadi, Bibi Luo pikir Ning Ning yang baru saja masuk dua minggu lalu cocok untuk menemaninya. Hanya saja ia memilih untuk tetap diam setelah dirinya tak sengaja ikut menimpali ucapan seniornya, dan memberitahu Shushu bahwa permen tidak bisa dibawa keluar dan hanya bisa dinikmati di sini. Bukan berarti untuk hiburan seksualnya saja. Namun juga untuk permennya. “Tidak mungkin seorang maling bisa membeli permen di sini Ka Shushu,” ujar Ruby dengan tersenyum. Setelah seniornya berkata seperti ini, ia menatap Ning Ning cukup cermat. Sehingga Ning Ning merasa se
Read more

Chapter 48

Setelah kejadian aneh yang baru dialaminya kemarin, Shushu sudah bertekad untuk lebih sering keluar rumah dari sekarang. Adapun tujuannya adalah mengawasi Binbin Club. Shushu sudah mendapatkan jawaban dari Quo Xin terkait bungkus permen yang ditemukan di rumahnya itu. Tentu saja, ia tak menjelaskan lebih detail apa yang terjadi di sana. Shushu condong menanyakan adakah kelainan seksual dari Quo Xin yang sampai megharuskannnya pergi ke klub? “Kau kenapa tanya begitu?” ucap Quo Xin semalam melalui panggilan telpon. “Aku penasaran. Selama ini aku selalu sendirian dan belum pernah dekat dengan pria atau menginginkan hal seksual. Jadi aku penasaran apakah aku ini normal atau tidak? Pokoknya jawab saja pertanyaanku Ka,” jawab Shushu panjang lebar dengan menjelekan dirinya. Dia benar-benar membuat strategi agar Quo Xin tidak terlalu waspada. “Oh, apa kau mulai tertarik dengan pria? Atau wanita?” tanya Quo Xin lagi yang berbelit-belit. Shushu hendak marah, namun di seberang sana Quo Xin ha
Read more

Chapter 49

Sudah seminggu berlalu dengan Shushu yang sering mengunjungi Binbin Club setiap malamnya. Dia hanya bermain di lantai satu. Berkat bantuan Bongwin dan Qunjie, dua pekerja lepas yang ia mintai bantuan untuk mereview klub ini. Shushu bisa memahami beberapa hal terkait tempat ini.Shushu juga terpaksa mengeluarkan uang lebih untuk gaji mereka. Sebab keduanya berhasil menemukan perbedaan memesan penghibur jalar biasa dan spesial. Shushu pikir kode permen itu benar-benar dijaga ketat. Rupanya tidak. Ada rumor terkait permen pappermint sebagai obat perangsang terbaik dikalangan para pasangan mesum.Qunjie lah yang pertama menemukan hal tersebut. Dia cukup tertarik dengan permainan seksual yang tak normal. Kemudian berkenalan dengan pelangan tetap Binbin Club yang mesum. Keduanya minum-minum sampai mabuk. Namun Qunjie cukup cermat untuk melindungi dirinya. Dia menuliskan semua itu dalam laporannya, dan bagaimana caranya mengelabui pria asing itu agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan
Read more

Chapter 50

Kendati tak toleransi alkohol Shushu tak tinggi, namun ia masih bisa menikmati dua atau tiga gelas alkohol. Dengan garis bawah, tidak langsung diminum habis dengan sekali teguk dalm waktu yang cepat. Shushu membutuhkan jeda yang lama untuk organ tubuhnya menerima cairan itu dan mendetoksikannya. Oleh sebab inilah, Shuhsu bukanlah orang yangsering meminum alkohol. Hanya saja bertemu dengan pria yang ia incar membuatnya jadi bersemangat. Lalu meminum sedikit lebih cepat? Ning Ning yang selalu menemaninya langsung menghindar saat mendapakan perintah dari Shushu. Dia tak tahu apa yang dibicarakan pelanggannya itu dengan pria yang baru saja memperkenalkan dirinya. Dia sebenarnya merasa cemburu. Ning Ning menaruh hati pada sosok Shushu yang kalem dan tak pernah memaksakan kehendaknya seenaknya. Pasalnya ada banyak orang yang menganggap wanita penghibur sepertinya sebagai budak. Hanya sebatas itu, dan mereka merasa lebih tinggi
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status