Beranda / Romansa / Shushu Dikejar Deadline / Chapter 47 (Warning 18+)

Share

Chapter 47 (Warning 18+)

Penulis: Yui246
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Ning Ning menatap Ruby, seniornya dengan ragu-ragu. Walaupun ia bukan pemula banget di dunia hiburan seperti ini. Namun Ruby sudah lama di sini. Dia takut salah merespon ucapan Shushu. Pasalnya ia baru saja memberikan sedikit klue tentang permen pappermint ini.

Saat dirinya diminta untuk menemani pengunjung wanita oleh Bibi Luo. Wanita tua itu berkata padanya bahwa pengunjung ini cukup santai dan pelanggan baru untuk bisnis permen. Jadi, Bibi Luo pikir Ning Ning yang baru saja masuk dua minggu lalu cocok untuk menemaninya.

Hanya saja ia memilih untuk tetap diam setelah dirinya tak sengaja ikut menimpali ucapan seniornya, dan memberitahu Shushu bahwa permen tidak bisa dibawa keluar dan hanya bisa dinikmati di sini. Bukan berarti untuk hiburan seksualnya saja. Namun juga untuk permennya.

“Tidak mungkin seorang maling bisa membeli permen di sini Ka Shushu,” ujar Ruby dengan tersenyum. Setelah seniornya berkata seperti ini, ia menatap Ning Ning cukup cermat. Sehingga Ning Ning merasa se
Yui246

Sedang mengusahakan selesai cepat..... siapapun yang baca sampai chapter ini. Mohon beritahu saya keberadaan kalian dengan komentar/memberikan ulasan/follow akun penulis/vote cerita ini. Terima kasihh..

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 48

    Setelah kejadian aneh yang baru dialaminya kemarin, Shushu sudah bertekad untuk lebih sering keluar rumah dari sekarang. Adapun tujuannya adalah mengawasi Binbin Club. Shushu sudah mendapatkan jawaban dari Quo Xin terkait bungkus permen yang ditemukan di rumahnya itu. Tentu saja, ia tak menjelaskan lebih detail apa yang terjadi di sana. Shushu condong menanyakan adakah kelainan seksual dari Quo Xin yang sampai megharuskannnya pergi ke klub? “Kau kenapa tanya begitu?” ucap Quo Xin semalam melalui panggilan telpon. “Aku penasaran. Selama ini aku selalu sendirian dan belum pernah dekat dengan pria atau menginginkan hal seksual. Jadi aku penasaran apakah aku ini normal atau tidak? Pokoknya jawab saja pertanyaanku Ka,” jawab Shushu panjang lebar dengan menjelekan dirinya. Dia benar-benar membuat strategi agar Quo Xin tidak terlalu waspada. “Oh, apa kau mulai tertarik dengan pria? Atau wanita?” tanya Quo Xin lagi yang berbelit-belit. Shushu hendak marah, namun di seberang sana Quo Xin ha

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 49

    Sudah seminggu berlalu dengan Shushu yang sering mengunjungi Binbin Club setiap malamnya. Dia hanya bermain di lantai satu. Berkat bantuan Bongwin dan Qunjie, dua pekerja lepas yang ia mintai bantuan untuk mereview klub ini. Shushu bisa memahami beberapa hal terkait tempat ini.Shushu juga terpaksa mengeluarkan uang lebih untuk gaji mereka. Sebab keduanya berhasil menemukan perbedaan memesan penghibur jalar biasa dan spesial. Shushu pikir kode permen itu benar-benar dijaga ketat. Rupanya tidak. Ada rumor terkait permen pappermint sebagai obat perangsang terbaik dikalangan para pasangan mesum.Qunjie lah yang pertama menemukan hal tersebut. Dia cukup tertarik dengan permainan seksual yang tak normal. Kemudian berkenalan dengan pelangan tetap Binbin Club yang mesum. Keduanya minum-minum sampai mabuk. Namun Qunjie cukup cermat untuk melindungi dirinya. Dia menuliskan semua itu dalam laporannya, dan bagaimana caranya mengelabui pria asing itu agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 50

    Kendati tak toleransi alkohol Shushu tak tinggi, namun ia masih bisa menikmati dua atau tiga gelas alkohol. Dengan garis bawah, tidak langsung diminum habis dengan sekali teguk dalm waktu yang cepat. Shushu membutuhkan jeda yang lama untuk organ tubuhnya menerima cairan itu dan mendetoksikannya.Oleh sebab inilah, Shuhsu bukanlah orang yangsering meminum alkohol. Hanya saja bertemu dengan pria yang ia incar membuatnya jadi bersemangat. Lalu meminum sedikit lebih cepat?Ning Ning yang selalu menemaninya langsung menghindar saat mendapakan perintah dari Shushu. Dia tak tahu apa yang dibicarakan pelanggannya itu dengan pria yang baru saja memperkenalkan dirinya. Dia sebenarnya merasa cemburu. Ning Ning menaruh hati pada sosok Shushu yang kalem dan tak pernah memaksakan kehendaknya seenaknya.Pasalnya ada banyak orang yang menganggap wanita penghibur sepertinya sebagai budak. Hanya sebatas itu, dan mereka merasa lebih tinggi

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 51

    “Siapakah pria tampan ini? Oho! Uuuu, tatapannya alpha sekali,” oceh Shushu yang terus mengeluarkan suara feminim menjijikannya. Selama digendong Juanxi ke tempat parkirnya, Shushu dalam pelukan pria itu tak bisa berhenti untuk seditik saja. Mulutnya selalu berbicara walaupun yang keluar kadang desahan tidak jelas.Juanxi menggelengkan kepalanya. Dia hanya bisa diam saja. Dia malu membawa orang mabuk yang ribut seperti Shushu. Namun mau bagaimana lagi. Sudah berapa kali Juanxi meliriknya untuk menghentikan suara mengesalkan itu. Shushu semakin tidak karuan bicaranya.Juanxi dibantu seorang penjaga untuk membuka pintu mobilnya. Dia menaruh Shushu di kursi belakang. Begitupun dengan dirinya. Saat keluar dari klub tersebut ia sudah menyewa supir untuk membantunya pulang. Walaupun tidak mabuk, Juanxi mengakui sudah meminum dua gelas wine di dalam.“Semoga perjalanan Anda selamat Tuan,” ucap seorang penjaga yang membantunya membuka pintu mobil tadi. Juanxi sempat memberinya tip sebelum su

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 52

    “Paman, kirim kami ke hotel terdekat saja,” ucap Juanxi yang mendadak berubah pikiran. Dia merasa membawa Shushu ke apartemennya bukanlah hal yang etis. Dia memilih untuk menidurkan Shushu di sana, dan pulang ke apartemennya. Dia pikir tak boleh memanfaatkan orang yang mabuk. Lagipula dirinya sudah cukup banyak menyentuh Shushu. Jadi, mimpi malam ini akan berbeda kan?Saat sampai hotel terdekat, Juanxi kembali menggendong Shuhsu yang masih mengoceh tak penting. Orang-orang di lantai resepsionis sana melihat keduanya.“So Sweet banget ya pacarannya,” bisik seseorang. Juanxi mendengarnya. Namun ia tak bisa membenarkan situasinya sekarang. Terlebih Shushu menjadi amat sangat terobsesi dengan tangannya dan selalu ingin berada dekat dengan Juanxi.Saat sampai di kamar, Juanxi membaringkan tubuh Shushu. Walaupun dia sadar betul bahwa wanita di depannya itu sudah kehilangan akalnya karena mabuk. Namun ia

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 53

    Shushu terbangun di atas kasur empuk yang berbeda dengan miliknya di rumah. Dia yakin betul dirinya berada di klub Binbin malam itu. Ingatannya sedikit berantakan. Namun satu hal yang pasti tentang mentalnya saat itu, yaitu panik.“Kenapa bisa aku di kamar hotel?” tanyanya. Namun tak ada seorangpun yang bisa menjawabnya. Hal yang pertama ia cek adalah tubuhya. Tidak ada tanda gigitan, pegal, atau sakit di area kewanitaannya. Dia aman. Maka dia harus kabur.Setiap kali Shushu mengingat kejadian di hari itu. Dia masih tidak mengerti kenapa bisa ada Juanxi di sana. Bukankah ia bersama pria bernama Guqin itu?Sudah tujuh jam berlalu semenjak Shushu menandatangani surat perjanjian pra-nikah itu. Setelah kepergian Juanxi dari kontrakan yang kecil itu. Shushu merasa mengantuk dan memilih untuk tidur. Kini sudah sekitar jam lima sore.“Aku lapar,” tuturnya. Kemudian kedapur dan memakan empat buah pisang secara langsung. Itu semua dia lakukan sembari memasak mie instan, dan juga dua butir telu

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 54 (Warning 18+)

    Makan malam di rumah pasangan itu lebih ramai dari hari-hari biasanya, sebab ada Shushu yang menemani mereka. Mereka semua bercanda gurau satu sama lain. Makanan yang hangat itu tidak hanya mengenyangkan perut mereka, namun juga hati dan jiwa mereka. Paman Zinbei dan Ibu Yanyan adalah pasangan yang rasa kasih sayangnya sangat besar satu sama lain. Keduanya tak bisa hidup dan saling bergantung satu sama lain, dalam artian yang baik. Semenjak pasangan itu kehilangan putri mereka, dan dirudung kesedihan tiada tara. Siapa sangka, Shushu dan ayahnya datang ke kehidupan mereka. Mereka ada saksi atas kehidupan Shushu. Mereka bahagia ketika Shushu berhasil meraih peringkat satu di kelas. Mereka kesal ketika ada yang mengolok-olok Shushu yang tak memiliki Ibu. Mereka khawatir ketika Shushu sakit. Mereka sakit ketika melihat Shushu sedih ditinggal ayahnya untuk selamanya. Shushu juga tahu itu semua. Bahkan dia bisa menerka kenapa dirinya diajak makan malam bersama. Mereka bertiga duduk di rua

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 55

    Juanxi merasa bersalah harus membayangkan kliennya untuk mansturbasi. Namun euforia tebakannya benar, dan itu semua ada kaitannya dengan Shushu membuatnya semakin bersemangat. Bahkan dirinya kerap membayangkan soal tersebut.Setelah mimpi dia berbincang dengan rekannya bernama Rony. Dia terbangun di kamar hotel yang kosong. Wanita itu sudah pergi. Sungguh. Dia yang awalnya berniat membawa Shushu ke apartemennya untuk tidur bersama. Hanya untuk memastikan mimpi tentang masa depan itu. Berakhir ia urungkan. Siapa sangka Shushu begitu sulit untuk ditangani, dan ia secara tidak sengaja tidur bersamanya.Seharian Juanxi bekerja dengan memikirkan mimpinya itu. Dia yakin sekali adegan itu akan terjadi di masa depannya. Namun ia tak tahu kapan itu terjadi. Seharian itu juga ia selalu menggangu Mei Hui, asistennya, hanya untuk menanyakan keberadaan Rony, yang rupanya ada turnamen e-sport di luar kota.Juanxi memeriksa lokasi turnamen itu Weibo, dan ternyata memang ada kegiatan itu di sana. Han

Bab terbaru

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 83

    Setelah pemeriksaan singkat, Shushu menyadarinya dirinya mengalami gejala anemia dan tekanan darah rendah. Dokter meminta ners yang mendampinginya untuk memasukan Shushu sebagai daftar pasien agar bisa diberi beberapa obat untuk dikonsumsi.Pada akhirnya, ada dua pasien di dalam satu bangsal ini. Satu yang terlihat seperti akan mati kapan saja. Satu lagi yang berusaha meyakinkan semua orang dirinya tak sakit.Sebenarnya Shushu melakukan itu sebab dirinya takut disuntik dan diinfus. Dia terlihat ingin pergi dari tempat itu kapan saja. Namun Juanxi mengenggam erat pergelangan tangannya.Para perawat telah memasukan satu ranjang lagi ke ruangan rawat inap itu. Posisinya bersampingan dengan ranjang milik Juanxi.“Tidurlah dengan benar,” tegas Juanxi yang sudah mulai berbicara lancar.“Sa-sa-saya tak sakit kok,” jawab Shushu dengan formal dan tergagap. Dia terl

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 82

    Tempat yang paling tak disukai Shushu terpaksa harus ia tempati selama empat hari lamanya. Sebab, kondisi suaminya yang baru ia nikahi belum seminggu itu terlihat sangat mengkhawatirkan. Suhu demamnya mencapai 40 derajat celcius.Selama dirinya di rumah sakit, bohong, jika Shushu juga tidak merasa sakit. Wajahnya pucat, makannya pun tidak karuan.Siapapun yang mengunjungi mengira Shushu sangat khawatir dengan suaminya yang terbaring tak sadarkan diri. Bahkan makan pun harus dipenuhi dengan cairan nutrisi melalui selang infus.Ada kalanya setiap Juanxi sadarkan diri untuk beberapa menit, Shushu akan membantu menyuapi air hangat atau sup hangat perlahan dengan sendok kecil. Sebab pria itu sendiri tak memiliki tenaga untuk mengangkat kepalanya.“Nak, kamu pulang saja dulu, tidak apa-apa,” tutur Sun Lili yang datang pagi sekali untuk membantu Shushu. Juanxi masih tak sadarkan diri. Namun suhu

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 81

    “Kenapa kau tak cerita soal kebakaran itu padaku? Bukankah kita teman?” tanya Quo Xin. Dia benar-benar tidak tahu soal itu.Sejujurnya Quo Xin bisa menyelesaikan permasalahan dokumen yang rusak itu secepat mungkin. Hanya saja keadaannya dengan mantan mertua serta putrinya kala itu cukup rumit. Dia jarang punya waktu leluasa membuka laptopnya.Semua menjadi mudah ketika ia sudah memindahkan data putrinya di Kota B ini. Namun ini semua hanya alasan. Quo Xin merasa bersalah atas waktu yang terbuang secara cuma-cuma. Dia tak mengira masalah keterlibatan Shushu dengan situs judi online ini begitu berat. Bahkan pihak di sana berani mengancam dengan cara murahan seperti itu.“Walaupun begitu kau setuju begitu cepat untuk menikah,” ungkap Quo Xin. Kemudian ia meraih tangan Shushu dan menggenggamnya erat. “Batalkan saja kontraknya!”“Tidak bisa, kita sudah menikah. Lagipula keadaanya tidak sesimpel ini, Zhou.co itu mungkin saja tidak terlibat dengan judi online saja,” ucap Shushu. Dia menginga

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 80

    Pukul enam pagi, seorang wanita paruh baya berjalan cepat menelusuri lorong rumah sakit yang panjang. Dia hanya menggunakan sandal, dan jaket untuk menutupi pakaian tidurnya. Bahkan helm pun masih bertengger setia di kepalanya.Ruang 278, tanpa ragu-ragu, dia langsung membukanya. Di dalam sana ada seorang wanita muda berdiri menganggukan kepala berulang kali atas penjelasan dokter yang bertugas.“Bagaimana?” tanya Quo Xin.“Baru saja dipindahkan dari UGD, dia demam sushu 40 derajat, sepertinya kelelahan bekerja,” tutur Shushu dengan wajah yang lelah.“Ibu juga harus istirahat yang baik untuk menjaga suami Anda. Wajah Ibu kurang baik,” ucap dokter pria itu lagi. Shushu hanya menganggukan kepalanya berulang kaliFokus Quo Xin bukan lagi cerita dibalik kenapa ia membutuhkan ambulans di pagi buta lagi. Namun, bagaimana bisa ia mendapatkan suami dalam waktu yang begitu cepat setelah ia tinggal beberapa bulan di kota lain?Setelah kepergian dokter dan perawat tersebut. Quo Xin hanya diam sa

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 79 - Kehidupan Kedua? (2)

    Juanxi terus mengalami mimpi yang panjang, dan semua kejadian itu membuatnya merasa tak nyaman. Kepalanya terasa berat dan panas menerima semua informasi itu. Fakta bahwa kematian Shushu itu begitu menyedihkan membuatnya sangat terpukul.Tidak seharusnya Shushu mengalami itu semua. Dia bukan seperti apa yang digambarkan semua artikel tersebut. Wanita nakal, pemakai narkoba, penipu, dan lainnya.Hal yang membuatnya lebih terpukul ialah adegan dimana Paman Zinbei dan Ibu Yanyan datang ke kantornya untuk meminta tolong mencari kebenaran kematian Shushu.Kini Juanxi paham kenapa Shushu tadi menangis begitu lelah ketika ia tahu bahwa namanya bisa dibersihkan tidak terlibat situs judi online itu. Semua usaha Shushu menyelidiki kasusnya sendiri selama ini, agar tidak membuat dua orang tua itu sedih dan terpukul.Dalam kehidupan pertama itu, ia melihat wajah Paman Zinbei, dan Ibu Yanyan, lima kali lipat terlihat lebih tua dibandingkan kehidupannya sekarang. Mereka telah mendatangi berbagai ka

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 78 - Kehidupan Kedua?

    Juanxi menjadi kesal melihat ponsel milik Shushu yang terus berdering sedari tadi. Dia langsung mematikannya secara total. Lalu membawa tubuh Shushu yang tertidur karena lelah menangis ke kamarnya. Juanxi melihat keseluruhan interior ruangan yang sederhana, namun memiliki tiga pintu ruangan lainnya lagi. Dia penasaran untuk apa saja tiga ruangan di dalam kamarnya ini. Juanxi menerka salah satunya pasti toilet, dan ruang pakaian. Adapun sisanya ia tak begitu yakin. Juanxi menyadari beberapa hal dari mengenal Shushu dalam waktu yang sangat singkat ini. Dia terlalu mudah untuk percaya, namun tak ingin menaruh rasa percaya begitu dalam. Kontradiksi sekali bukan? Dua kata yang bisa dijelaskan ialah polos kebangetan. Kendati dikatakan polos, dia tahu dunia lebih baik. Apalagi soal pekerjaannya dan mengatur finansialnya. Hanya saja melihat ia menangis begitu lepas karena namanya bisa dibersihkan dari tuduhan sindikat judi online itu. Juanxi melihat sosok Shushu menjadi lebih kompleks lagi

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 77

    Setelah Juanxi memakan hidangan makan malam, ia sepakat dengan satu hal penting dalam kisah cinta keduanya bahwa Juanxi lah yang pertama kali tertarik. Untungnya kesimpulan ini bisa ditarik setelah keduanya mengetahui kegemaran yang mirip dalam mengumpulkan pundi-pundi kekayaan.“Kau benar-benar yang merancang semua perhiasan itu?” tanya Juanxi masih tak percaya. Shushu hanya menganggukan kepalanya. “Aku tak menyangka kau designernya!” pekik Juanxi lagi dengan bersemangat.Tiga tahun yang lalu ia pernah dipaksa ikut adiknya, Lin Yi mengunjungi sebuah lelang perhiasan esklusif di Negara S. Tak pernah terbayang anting yang dibeli adiknya itu dengan harga 2 juta dollar. Itu sebuah karya duet antara desainer dan pengrajin yang berbeda. Anting itu termasuk salah satu barang termahal kelima yang terjual dalam lelang malam itu.“Aku masih tidak paham bagaimana kau bisa melakukan itu semua? Kebanyakan illustrator akan mengambil jalan sebagai komikus,” tanya Juanxi.“Seberapa baik kamu menggam

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 76

    Shushu dan Juanxi diam di depan pintu lift yang sudah tertutup lama. Suasana yang heboh sebelumnya mendadak tenang.Juanxi sibuk dengan pikirannya, dia tak tahu harus memulai obrolan dengan membahas hal apa, ataukah basa-basi saja terlebih dahulu? Dia merasa canggung dengan keheningan ini. “Kau menangani mereka lebih baik dari dugaanku,” ujarnya.“Nenek Huang dan Ibu Lili orang yang baik, Paman Haifeng juga,” ungkap Shushu.Juanxi yang mendengar hal itu mengernyitkan keningnya. “Panggil mereka Ibu dan Ayah saja mulai dari sekarang,” timpal Juanxi.“Aku memahami kekhawatiranmu. Namun, tidak. Ini batasanku ketika tidak ada mereka. Pernikahan ini hanya berlangsung sebentar. Apa kau sudah makan?” ujar Shushu sembari mengalihkan pembicaraan.“Aku belum makan malam,” jujur Juanxi tanpa pikir panjang.“Kalau begitu makan di tempatku saja,” balas Shushu. Kemudian ia berjalan lebih dahulu untuk membuka pintu apartemennya, lalu membuka pintu lebar-lebar agar pria bertubuh tinggi dan besar itu

  • Shushu Dikejar Deadline   Chapter 75

    “Gege, bagaimana bisa kau menikah begitu cepat?” bisik Dongxi, si anak bungsu.“Ugh, tak bisakah kalian datang itu mengabari terlebih dahulu,” ucap Juanxi yang mulai kesal dengan ribuan pertanyaan yang dilontarkan anggota keluarganya.Awalnya ia senang melihat kepanikan yang muncul di wajah Shushu. Kini semua berubah semenjak, Shushu berkomunikasi dengan sangat baik dengan nenek, dan kedua orang tuanya di ruang tengah apartemennya. Padahal tadi dia benar-benar terlihat seperti tak tahu harus apa.Juanxi yang melihat itu merasa senang sebab merasakan Shushu bergantung untuk pertolongannya. Namun lihat sekarang, dia tertawa santai dengan nenek, ibu, dan ayahnya juga.“Santailah ka, aku juga penasaran kenapa kalian berdua tiba-tiba mendaftarkan pernikahan,” sanggah Lin Yi, adik perempuan Juanxi.Shushu diam saja menatap Juanxi. Dia juga ingin mendengar alasan apa yang akan dilontarkan Juanxi. Sisanya ia akan mengikuti alur dari cerita pria itu.Sedari Shushu bertemu Keluarga Huang secara

DMCA.com Protection Status