Home / Romansa / Shushu Dikejar Deadline / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Shushu Dikejar Deadline: Chapter 61 - Chapter 70

83 Chapters

Chapter 61

Juanxi melihat Shushu masuk ke dalam apartemennya lebih dahulu. Sedangkan dirinya masih terpaku diam sesaat di depan pintunya. “Bahkan dia tak terlihat kecewa akan berpisah secepat ini?” gumamnya. Juanxi pernah bertemu wanita yang menggunakan trik tidak peduli untuk menarik perhatiannya. Ada banyak yang menggunakan cara itu. Namun untuk kasus Shushu, dia memang tidak peduli. Juanxi yakin sekali itu semua bukan sandiwara.  Jika memang demikian, Juanxi akan berusaha bagaimanapun agar Shushu mendapatkan penghargaan Oscar. Juanxi yang bingung harus ngapain di dalam rumah memutuskan untuk olahraga di gym umum apartemen ini. Walaupun dia juga punya set beberapa alat peraga di dalam tempat huniannya itu. Ia merasa perlu menyegarkan pikirannya. Sedangkan Shushu di dalam rumahnya asik membaca buku yang sudah pernah ia baca puluhan kali. Dia menyukai cerita petualangan Doroty dan tiga temannya yang unik. Benar, Th
Read more

Chapter 62 (Warning 18+)

Juanxi membantu Shushu untuk bisa berdiri perlahan. Sebab perbedaan tinggi tubuh yang jauh, pinggang Juanxi mulai merasa pegal dan tak nyaman. Ia berniat menggedong wanita itu langsung. Namun Shushu terus kesakitan bila dipaksa angkat.   “Sebenarnya sudah berapa lama kau di sini?” tanya Juanxi yang pasrah dengan keadaannya yang harus memapah Shushu berjalan sendiri perlahan. Sungguh seluruh alam semesta tahu betapa pegal pinggangnya, dan beberapa area lainnya yang tak nyaman. Otaknya terus berkomentar, kenapa wanita merepotkan ini punya langkah yang kecil?   “Ini jam berapa?” tanya Shushu balik.   Juanxi yang mendengar itu hanya bisa menghembuskan nafas panjang lagi. Berjalan masuk ke rumah saja memakan waktu 15 menit lamanya. Dia melirik arloji di pergelangan tangan kirinya. “Jam setengah 10 malam,” jawabnya.   “Berarti dua jam lebih,” jawab Shushu.   “Kau.. serius?” tanya Juanx
Read more

Chapter 63 (Warning 18+)

Juanxi tertawa heran setelah mendengar Shushu mengatakan untuk kedua kalinya bahwa ia mempercayai dirinya. Dia tertawa bukan hanya karena jawaban tersebut. Namun juga untuk menenangkan dirinya yang menjadi gugup setelah ditanya. Dia melihat Shushu diam saja menatapnya. “Karena aku akan menjadi suamimu. Jadi rupanya kau sedang berlatih menjadi istri begitu?” tanya Juanxi. Bagaimanapun setelah diingat-ingat respon yang diberikan Shushu tidak wajar. “Um.” Jawab Shushu sembari mengangguka kepalanya. “Kalau begitu tidur di sini malam ini,” tegas Juanxi. Dia ingin melihat seberapa jauh Shushu akan memberikan respon normal seperti orang-orang pada umumnya. “Tidur di ruang tengah?” tanyanya. “Ha?” kaget Juanxi untuk kesekian kalinya. “Sofanya empuk jadi tak masalah,” ucap Shushu lagi dan hendak b
Read more

Chapter 64 (Warning 18+)

Juanxi bisa melihat tonjolan yang semakin meninggi diantara kedua kakinya tersebut. Sebab sesuatu di dalam sana masih terbalut dua lapis kain celananya, Juanxi merasa sesak dan berniat untuk menyelesaikan masalah ini.Ia bangkit dari posisi tidurnya dan duduk di atas kasur. Ketika ia ingin beranjak dari sana, dirinya baru sadar tangannya digenggam Shushu cukup erat. Namun itu tidak terlalu kuat seperti ketika ia mabuk dahulu. Hanya saja Juanxi tak ingin melepaskannya juga. Padahal jika ia menarik paksa tangannya dia akan terbebas.Dia menatap Shushu yang sudah terlelap tanpa ada beban dan kewaspadaan. Dia menatap mata yang tertutup itu. Juanxi merasa dirinya sangat mesum sebab terbayang ketika Shuhsu masih sadar dan menatap dirinya dengan wajah memerah, sembari mengusap dadanya. Dia tidak sadar tangannya yang lain kini menyentuh putingnya sendiri. Dia terbuai dalam lamunan. “Haaa.. ah,” desahnya.Dia sudah tidak pikir panjang lagi, dia mengenggam erat tangan Shushu. Sedangkan tanganny
Read more

Chapter 65

Shushu terbangun menatap wajah Juanxi yang terlelap begitu tenangnya. Dia tampan. Hanya itu yang bisa diakui Shushu. Dia merasa malu ketika mengingat apa yang terjadi kemarin malam. Shushu tidak terlalu ingat apa yang menyebabkannya sesak nafas di depan pintu rumah Juanxi. Dia merasa bingung, kenapa ingatannya terhapus? Hanya saja ia tak bisa melamun terlalu lama. Dia tak tahu ini jam berapa, yang ia tahu ini hari kerja. Dia melihat ke arah jam digital yang mengantung di dinding. Sudah pukul setengah enam pagi. Masa tidur Shushu itu tidak teratur. Terkadang ia bangun tengah malam, pagi buta, siang hari, atau sore hari. Pokoknya ia akan terbangun secara otomatis ketika tubuhnya sudah merasa cukup tidur. Sedari awal juga waktu ia terlelap tidak selalu melulu di malam hari. Tergantung kapan dirinya selesai dengan pekerjaannya. Sekarang ia tak bisa kembali tidur. Jadi ia memutuskan untuk memasak sarapan. Dia tidak tahu, apak
Read more

Chapter 66

Setelah Juanxi mengganti pakaiannya dengan terburu-buru, ia keluar dari kamar dan melihat Shushu masih betah duduk di sofanya sembari menggambar dengan kertas yang ia temukan. Juanxi menduga kertas dan pensil itu diambil Shushu dekat printer di ruang tengah. Biasanya Juanxi melakukan pekerjaan yang terburu-buru di meja panjang itu.“Apa kau akan pergi kerja?” tanyanya menghentikan kegiatannya. Juanxi terkejut dirinya tidak diabaikan kehadirannya kali ini. “Ya,” jawabnya.“Kapan menikahnya?” tanya Shushu lagi.“Ah, benar, hari ini?” tanya Juanxi lagi dengan ragu-ragu.“Kau terlihat akan sibuk hari ini?” ungkap Shushu dengan ragu-ragu juga.“Sebenarnya tidak terlalu. Namun aku sudah membuat janji,” ungkapnya lagi. Juanxi melihat Shushu diam saja tak merespon dan menatapnya dengan begitu tenang. Sehingga membuatnya tak nyaman, “Bagaimana kalau kau ikut denganku? Ini berkaitan dengan kasusmu,” ucapnya lagi.“Oke,” jawab Shushu. Kemudian ia melenggang pergi keluar lebih dahulu. Tentunya un
Read more

Chapter 67

Shushu baru pertama kali masuk ke ruang tamu tertutup di Kantor Polisi Kota B ini. Dia melihat-lihat sekelilingnya dengan cermat. Kesannya sederhana namun juga terlihat sedikit mewah dengan adanya karpet yang melapisi permukaan lantainya. Pasti para cleaning service-nya rajin menyedot debu setiap hari. Hanya itu yang dia pikirkan.Dinding di ruangan itu dihiasi dengan berbagai penghargaan dan foto wajah orang yang penting. Shushu tak mengenalnya, namun ia menyukai struktur wajah mereka yang unik. Itu membuatnya ingin menggambar mereka.Penyidik Huang mentap keponakannya dengan curiga. Lalu menatap Shuhsu yang sibuk melihat-lihat ruangan dengan tenang. Dia ingat betul semalam Juanxi bilang pertemuannya ini untuk membahas soal Shushu yang ke Binbin Club dan kecurigaannya bahwa Shushu mencoba mencari bukti dengan caranya. Tapi malah terjerumus masalah baru. Dia tak menyangka Juanxi akan membawa Shushu ke tempat ini juga.“Nona Shushu duduklah,” sapa Penyidik Huang dengan ramah.“Terima k
Read more

Chapter 68

Sebenarnya Shushu merasa bingung kenapa dirinya harus berdiam diri di ruangan itu seorang diri setelah diminta untuk menjelaskan kejadian kenapa ia sampai menyelidiki soal bisnis. Shushu masih ingat wajah Penyidik Huang dan Juanxi saat mereka mendengar pemikirannya, “Setelah memesan bisnis permen pertama kali. Saya menyimpulkan maling rumah Ka Quo Xin yang punya permen, dia ada di binbin club. Jadi aku ke sana setiap hari untuk bertemu dengannya. Namun bertemu terduga pembuat permen. Jika aku berteman dengan pembuatnya mungkin aku bisa menemukan yang membobol rumah Ka Quo Xin. Jadi aku selidiki, tapi bisa jadi pembuat permen ada kaitannya dengan Zhou.co? Bukankah dasar perusahaan mereka farmasi?” Namun setelah mendengar penjelasan Shushu, mereka bedua diam saja. Lalu keduanya pergi meninggalkannya. Jadi Shushu penasaran apakah dirinya mengatakan sesuatu yang salah. “Memang benar sih, bisnis permen itu tak ada hubungannya de
Read more

Chapter 69

“Tidak mungkin!” hardik Ding Pong yang masih tidak percaya. “Kau sudah menipu kami!” sambungnya. Dengan cepat Shushu melempar tasnya ke arah Ding Pong. “Heh. Padahal kau sendiri yang bilang gambaran di kertas itu bukan aku yang menggambar dan kau melihatku ke rumah turis asing itu. Apa kau lupa!” sanggah Shushu dengan cepat. “Kau kan bisa mengatakan yang sebenarnya!” kesal Ding Pong yang tak suka perilaku Shushu. Dia menaruh tas Shushu di sampingnya. “Bahkan aku mengeluarkan uang banyak untuk mengoleksinya juga. Dua yuan itu kekayaan anak SD tahu!” lanjutnya. “Kalian dikasih sangu dua yuan saja waktu kecil?” timpal Juanxi. Sebenarnya ia menimpali percakapan keduanya sebab tidak suka melihat pribadi Shushu yang berubah drastis. “Lagian tidak ada yang percaya waktu aku bilang begitu kok!” kesal Shushu yang mengabaikan J
Read more

Chapter 70

Shushu terbiasa dilupakan dalam sebuah pertemuan atau diskusi. Jadi inilah sebabnya ia lebih suka berinteraksi melalui email saja.  Posisi duduk dirinya bersebelahan dengan Juanxi yang berseberangan dengan Ding Pong. Pria dengan style ke Arab-Arab-an itu duduk seorang diri pada sofa yang cukup panjang. Sedangkan Penyidik Huang duduk di sofa utama di samping kiri Juanxi, dan sudah pasti di sisi kanan Ding Pong. Terlihat memang dia yang paling ujung dari ketiga yang asik berdiskusi. Dia diam dengan tenang mendengarkan mereka semua. Tidak bergerak sama sekali, hanya mengamati pergerakan Penyidik Huang, Juanxi, dan Ding Pong. “Ah, untuh hal tersebut masih belum pasti. Sebab saya akan jelaskan dengan tim devisi lain rencana ini. Jadi, jika memang akan berlaku seperti itu, saya akan mengabari Juanxi untuk mendampingi Nona Shushu melakukan press conference,“ ucap Penyidik Huang. “Baik
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status