“Kami- hanya saling kenal, karena aku sering berobat ke rumahsakit milik dr. Cindy,” sanggah Helena, tapi tetap tidak bisa menyembunyikan kegugupannya.“Ah ternyata gaun ini yang diminta daritadi,” timpal dr. Cindy dengan tatapan tertuju ke arah gaun Helena. “Kau tahu, Helena… Keyland-““Dokter,” potong Helena sembari menggeleng pelan, matanya memancarkan sorot memohon. Dia terlalu takut kalau Cindy membuka semuanya, walaupun dia tahu bahwa wanita itu tidak memiliki niat buruk untuk mempermalukannya.“Baiklah, apa kalian tidak minum?” Cindy menatap mereka semua bergantian.“Ah iya, kita akan minum,” sahut mbak Nadia, sedangkan wajah Ardi terlihat berubah.“Ehem… Helena.”Datang lagi seorang pria matang yang membuat mereka semakin melongo tak percaya, pria tua yang tetap tampan itu tersenyum ke arah Helena. “Maukah kau berdansa denganku?”Sontak semua yang ada di sana terkesiap kaget, begitu pun dengan Helena.“Kakek jangan genit,” tegur Cindy dengan mata melotot tajam.“Apa salahnya,
Last Updated : 2024-02-11 Read more