All Chapters of Raja Naga Meninggalkan Gunung: Chapter 831 - Chapter 840

1180 Chapters

Bab 831

"Tobi, kamu memang pantas mati. Cepat keluar dari situ."Ibunya Widia terlihat emosi. Selesai memarahinya, dia langsung mengejar putrinya.Melihat wajah Widia tampak sedih dan tersiksa, Kakek Muhar langsung bertanya, seolah-olah tidak tahu apa-apa, "Widia, ada apa? Apa yang terjadi?"Ibunya Widia buru-buru berlari mendekatinya, lalu mengumpat dengan marah, "Tobi, dasar berengsek, nggak tahu malu! Padahal Widia begitu baik kepadanya, bagaimana dia tega melakukan hal seperti itu, apalagi kepada adik sepupunya sendiri?""Apa!"Herman terkejut, lalu bertanya dengan kesal, "Apa yang kamu bicarakan? Maksudmu, Tobi dan Martha di dalam?"Ibunya Widia mengangguk dengan cepat."Sialan! Dasar bajingan! Beraninya dia melakukan hal seperti ini kepada putriku! Aku akan membunuhnya!" Herman tampak emosi. Dia bahkan bersiap untuk menghabisi Tobi."Hentikan!"Kakek Muhar menghentikan Herman dan berkata dengan nada tegas, "Buat apa buru-buru? Periksa dulu kebenarannya. Yesa, kamu yakin sudah melihat den
Read more

Bab 832

Tak satu pun dari mereka yang bisa mengalahkannya.Namun, setelah melakukan semua ini, apa yang dia peroleh sebagai balasannya?Dia baru saja mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan Keluarga Lianto, tetapi sebagai balasannya, dia malah dijebak oleh mereka. Selain itu, wanita yang dia cintai terus menerus tidak memercayainya.Kali ini, Tobi benar-benar merasa lelah.Hatinya lelah!Namun, dia masih menaruh harapan terakhir. Dia mengabaikan Keluarga Lianto yang telah mempermalukannya dan berkata perlahan, "Widia, kalau aku bilang aku diberi obat hari ini, apa kamu percaya?""Diberi obat?"Ibunya Widia tampak panik. "Tobi, apa maksudmu? Apa kamu mau menuduh kami memberimu obat?""Tobi, jangan sembarangan memfitnah orang."Wajah Kakek Muhar berubah dingin, lalu berkata dengan marah, "Aku selalu memperlakukanmu dengan baik, kenapa kamu malah berbalik memfitnah kami?""Widia, kamu rasa Kakek bisa melakukan hal seperti itu?""Ya, Widia, kamu tahu Ibu sangat menyayangi Martha, 'kan? Mana mu
Read more

Bab 833

Selain Kakek Muhar yang menanyakan Tobi apa dia membawa kartu keluarga dan surat nikah, tidak ada seorang pun yang mengucapkan sepatah kata kepadanya lagi.Tobi selalu membawa barang-barang penting bersamanya karena dia memiliki ruang yang tidak dimiliki orang lain.Lantaran Widia duduk di samping Kakek Muhar, dia juga tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada Tobi.Ibunya Widia masuk ke dalam kamar untuk menemani Martha. Tak lama kemudian, Martha juga keluar.Martha melirik Tobi sekilas. Tak disangka, pria itu juga tengah menatapnya. Hatinya berdegap kencang. Untungnya, Tobi tidak menanyakan apa pun.Kalau tidak, dia takut dirinya tidak bisa menahan diri dan akan mengatakan hal yang sebenarnya. Padahal, bibinya barusan sudah berkali-kali memperingatkannya.Martha berjalan mendekati Widia dan memanggilnya pelan, "Kak Widia!"Widia meliriknya sekilas. Ekspresinya begitu dingin. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Martha tahu Kak Widia menyalahkan dirinya. Dia merasa malu dan juga me
Read more

Bab 834

Setelah menghentikan Tobi, Widia berjalan mendekat dan berkata dengan dingin, "Tobi, kamu nggak ingin menyampaikan sesuatu kepadaku?"Tobi mengangkat akta di tangannya dan bertanya, "Akta cerai sudah keluar, apa lagi yang bisa kukatakan?""Bagus. Mulai sekarang, kamu dan aku nggak hubungan lagi. Kita hanya perlu jalani hidup masing-masing," ucap Widia dengan dingin."Jangan khawatir, aku nggak akan muncul di hadapanmu lagi."Setelah melontarkan kata-kata itu, Tobi pun berjalan pergi, tanpa ragu sedikit pun.Namun, jika diperhatikan secara saksama, langkahnya sedikit berbeda dari biasanya, bahkan tubuhnya juga agak gemetar.Dia tidak menyangka mereka berdua akan mencapai titik ini.Kalau dipikir-pikir, perceraian mungkin termasuk hal yang baik. Bagaimanapun juga, lawan yang akan dia hadapi ke depannya akan makin menakutkan, bahkan mungkin ada Guru Besar tingkat puncak.Apalagi, berdasarkan kekuatannya saat ini, dia akan kewalahan menghadapinya. Selain itu, dia juga masih belum menemukan
Read more

Bab 835

Widia yang dipenuhi dengan amarah dan rasa sakit langsung melampiaskannya keluar.Mulai dari Joni, hingga Tuan Darel dari Kota Sawarna dan kali ini Rio dari Keluarga Yudistira di Jatra.Apalagi, latar belakang mereka makin lama makin menakutkan. Begitu pula dengan bahaya yang ditimbulkan, juga akan bertambah mengerikan.Jika kakeknya dan orang tuanya tidak memaksa dirinya, bagaimana mereka bisa mencapai titik ini?Saat Widia kembali hari ini, dia menerima telepon dari Rio. Pria itu menjelaskan bahwa dia berharap Widia bisa muncul di Jatra dalam waktu tiga hari. Jika tidak, Keluarga Lianto pasti akan hancur.Selain itu, Rio juga mengetahui keberadaan Tobi. Dia juga mengancam, kalau Widia tidak menuruti permintaannya, dia pasti akan membuat Tobi mati secara tragis.Padahal, kemarin Kakek Muhar hanya berpura-pura menjadi Rio dan mengancam untuk menipu Widia. Namun, siapa sangka, Widia hari ini sungguh telah diancam oleh Rio.Rio jelas-jelas tidak sabar. Awalnya dia berencana menggunakan p
Read more

Bab 836

Selama memungkinkan, dia pasti akan terus mengulur waktu.Andai tidak berhasil, sekalipun harus mengorbankan nyawanya, dia juga tidak akan membiarkan Rio memperoleh keinginannya. Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan untuk Tobi adalah menjaga tubuhnya agar tidak dinodai Rio.Dia telah berkorban begitu banyak untuk Keluarga Lianto, jadi dia hanya bisa menyerahkan sisanya kepada takdir.Mendengar tuduhan Widia, wajah Kakek Muhar berubah muram. Dia tidak berkata apa-apa. Dia mendadak ragu dengan dirinya sendiri. Apa tindakannya kali ini sudah benar?Namun, tak berselang lama, dia segera menghibur dirinya sendiri dan mengatakan bahwa keputusannya sudah tepat.Yang salah itu cucunya. Widia masih terlalu muda dan tidak mengerti apa yang dia butuhkan. Setelah menikah dengan Keluarga Yudistira di Jatra, saat itu, dia pasti akan memahami niat hatinya.Kakek Muhar melakukan semua ini demi Widia.Ibunya Widia juga tertegun sejenak, tetapi dia segera berkata dengan marah, "Apa yang kamu bicarakan
Read more

Bab 837

Selesai berbicara, Candra langsung menarik tangan Widia dan berkata, "Kak, jangan pedulikan mereka. Ayo kita cari Kak Tobi!"Mendengar itu, ibunya Widia sangat marah. Bukan hanya putrinya ditipu oleh Tobi, tetapi putranya juga demikian.Bukankah dirinya juga sempat tertipu sebelumnya? Dia bahkan sibuk mencari cara untuk menyenangkan Tobi. Benar-benar memalukan sekali. Ibunya Widia langsung berteriak, "Candra, berhenti di situ!"Candra mengabaikan ibunya begitu saja. Pokoknya, mereka harus mencari kakak iparnya.Namun, langkah Widia terhenti. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak perlu lagi. Kami sudah bercerai, mengapa aku harus mencarinya lagi?""Tapi ...." Candra masih ingin menyampaikan yang lainnya."Nggak perlu tapi-tapi lagi."Setelah menjatuhkan kata-kata itu, Widia langsung berjalan masuk ke kamarnya.Setelah masuk, dia tak kuasa menahan diri lagi. Tangisnya pecah seketika. Air mata memenuhi wajahnya, bahkan bantalnya juga ikut basah.Semua rasa sakit, keputusasaan ya
Read more

Bab 838

Candra pun berlalu dengan kesal. Mungkin karena telah melalui banyak hal. Candra kini jauh lebih dewasa. Setidaknya dia sudah tidak kekanak-kanakan seperti sebelumnya.Candra sendiri juga menyadari semua ini, jadi dia sangat berterima kasih kepada Tobi. Tidak peduli Tobi benar-benar kuat atau tidak, pokoknya dia hanya mengakui kakak ipar yang satu iniIbunya Widia tak berdaya. Dia hanya bisa memutuskan untuk melakukannya perlahan di masa depan. Dia yakin wajah asli Tobi suatu hari nanti pasti akan terungkap. Dia tidak peduli dengan pendapat putranya mengenai Tobi. Yang penting Widia bisa melepaskan Tobi dan bersedia bersama dengan Tuan Rio.Dengan begitu, Keluarga Lianto mereka akan benar-benar berkembang.Setelah keluar dari vila Keluarga Lianto, Tobi masuk ke dalam mobil. Dia menatap Pandu, lalu bertanya dengan heran, "Bukankah aku menyuruhmu kembali dulu? Kenapa kamu terus menunggu di sini?""Aku lihat kondisi Tuan kurang baik, jadi aku tunggu saja di sini. Lagi pula, latihan di man
Read more

Bab 839

Setelah Tobi menutup telepon, dia pun berkata dengan nada datar, "Kembali ke vila!""Ya!"Pandu segera menyalakan mesin, tetapi hatinya dipenuhi kekhawatiran. Sejak bertemu dengan tuan, dia belum pernah melihat kondisinya yang seperti itu.Setelah memasuki vila, Tobi terus mencoba berbagai cara agar bisa segera memulihkan kondisi fisiknya.Namun, setelah menggunakan berbagai cara, bahkan menghabiskan waktu selama dua jam, dia hanya menambah beberapa genangan darah di depannya.Sepertinya dia hanya bisa menelepon guru dan menanyakan solusinya. Bagaimanapun juga, situasi saat ini sangat kacau, jadi dia harus memperoleh kembali kekuatannya secepat mungkinNamun, di saat itu, ada orang yang meneleponnya. Tobi menundukkan kepalanya dan menyadari itu nomor yang tidak dikenal, jadi dia segera mengangkatnya.Ternyata si penelepon adalah Martha. Dia ingin minta maaf.Tobi mengerutkan kening dan bertanya dengan nada dingin, "Ada apa?""Maaf, hari ini aku ...."Tobi langsung menyela, "Jangan baha
Read more

Bab 840

Lagi pula, pria normal mana yang bisa menahan semua ini. Siapa sangka ibunya akan memberikan obat yang begitu keras kepadanya.Namun, sekalipun mengetahui semua hal ini, memangnya dia bisa apa? Keluarga Yudistira di Jatra bagaikan gunung besar yang menekan kepalanya, membuatnya tidak berdaya dan putus asa."Kak Widia, maaf!""Jangan khawatir. Aku pasti akan mencari Kak Tobi dan menjelaskan semua kepadanya agar dia tahu kamu hanya salah paham kepadanya," ujar Martha."Nggak perlu!""Martha, kamu masih belum mengerti? Aku sudah nggak ingin bersamanya lagi," kata Widia."Karena Keluarga Yudistira dari Jatra itu?""Bisa dikatakan begitu!"Martha bertanya balik, "Kamu pernah pikir nggak, siapa tahu Kak Tobi punya cara untuk melawan Keluarga Yudistira dan melindungimu?""Nggak mungkin! Kamu nggak tahu betapa menakutkannya Keluarga Yudistira dari Jatra itu. Sekalipun Tobi punya kemampuan hebat, dia juga nggak mungkin bisa mengalahkan mereka."Widia menggelengkan kepalanya, berdiri, lalu menin
Read more
PREV
1
...
8283848586
...
118
DMCA.com Protection Status