Share

Bab 836

Penulis: Anak Ketiga
Selama memungkinkan, dia pasti akan terus mengulur waktu.

Andai tidak berhasil, sekalipun harus mengorbankan nyawanya, dia juga tidak akan membiarkan Rio memperoleh keinginannya. Satu-satunya hal yang bisa dia lakukan untuk Tobi adalah menjaga tubuhnya agar tidak dinodai Rio.

Dia telah berkorban begitu banyak untuk Keluarga Lianto, jadi dia hanya bisa menyerahkan sisanya kepada takdir.

Mendengar tuduhan Widia, wajah Kakek Muhar berubah muram. Dia tidak berkata apa-apa. Dia mendadak ragu dengan dirinya sendiri. Apa tindakannya kali ini sudah benar?

Namun, tak berselang lama, dia segera menghibur dirinya sendiri dan mengatakan bahwa keputusannya sudah tepat.

Yang salah itu cucunya. Widia masih terlalu muda dan tidak mengerti apa yang dia butuhkan. Setelah menikah dengan Keluarga Yudistira di Jatra, saat itu, dia pasti akan memahami niat hatinya.

Kakek Muhar melakukan semua ini demi Widia.

Ibunya Widia juga tertegun sejenak, tetapi dia segera berkata dengan marah, "Apa yang kamu bicarakan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Lia Apriliana
ternyata...
goodnovel comment avatar
M Priyo Dwiagung
tiap hari cuma 4 bab knp GK 10 bab sehari
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 837

    Selesai berbicara, Candra langsung menarik tangan Widia dan berkata, "Kak, jangan pedulikan mereka. Ayo kita cari Kak Tobi!"Mendengar itu, ibunya Widia sangat marah. Bukan hanya putrinya ditipu oleh Tobi, tetapi putranya juga demikian.Bukankah dirinya juga sempat tertipu sebelumnya? Dia bahkan sibuk mencari cara untuk menyenangkan Tobi. Benar-benar memalukan sekali. Ibunya Widia langsung berteriak, "Candra, berhenti di situ!"Candra mengabaikan ibunya begitu saja. Pokoknya, mereka harus mencari kakak iparnya.Namun, langkah Widia terhenti. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak perlu lagi. Kami sudah bercerai, mengapa aku harus mencarinya lagi?""Tapi ...." Candra masih ingin menyampaikan yang lainnya."Nggak perlu tapi-tapi lagi."Setelah menjatuhkan kata-kata itu, Widia langsung berjalan masuk ke kamarnya.Setelah masuk, dia tak kuasa menahan diri lagi. Tangisnya pecah seketika. Air mata memenuhi wajahnya, bahkan bantalnya juga ikut basah.Semua rasa sakit, keputusasaan ya

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 838

    Candra pun berlalu dengan kesal. Mungkin karena telah melalui banyak hal. Candra kini jauh lebih dewasa. Setidaknya dia sudah tidak kekanak-kanakan seperti sebelumnya.Candra sendiri juga menyadari semua ini, jadi dia sangat berterima kasih kepada Tobi. Tidak peduli Tobi benar-benar kuat atau tidak, pokoknya dia hanya mengakui kakak ipar yang satu iniIbunya Widia tak berdaya. Dia hanya bisa memutuskan untuk melakukannya perlahan di masa depan. Dia yakin wajah asli Tobi suatu hari nanti pasti akan terungkap. Dia tidak peduli dengan pendapat putranya mengenai Tobi. Yang penting Widia bisa melepaskan Tobi dan bersedia bersama dengan Tuan Rio.Dengan begitu, Keluarga Lianto mereka akan benar-benar berkembang.Setelah keluar dari vila Keluarga Lianto, Tobi masuk ke dalam mobil. Dia menatap Pandu, lalu bertanya dengan heran, "Bukankah aku menyuruhmu kembali dulu? Kenapa kamu terus menunggu di sini?""Aku lihat kondisi Tuan kurang baik, jadi aku tunggu saja di sini. Lagi pula, latihan di man

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 839

    Setelah Tobi menutup telepon, dia pun berkata dengan nada datar, "Kembali ke vila!""Ya!"Pandu segera menyalakan mesin, tetapi hatinya dipenuhi kekhawatiran. Sejak bertemu dengan tuan, dia belum pernah melihat kondisinya yang seperti itu.Setelah memasuki vila, Tobi terus mencoba berbagai cara agar bisa segera memulihkan kondisi fisiknya.Namun, setelah menggunakan berbagai cara, bahkan menghabiskan waktu selama dua jam, dia hanya menambah beberapa genangan darah di depannya.Sepertinya dia hanya bisa menelepon guru dan menanyakan solusinya. Bagaimanapun juga, situasi saat ini sangat kacau, jadi dia harus memperoleh kembali kekuatannya secepat mungkinNamun, di saat itu, ada orang yang meneleponnya. Tobi menundukkan kepalanya dan menyadari itu nomor yang tidak dikenal, jadi dia segera mengangkatnya.Ternyata si penelepon adalah Martha. Dia ingin minta maaf.Tobi mengerutkan kening dan bertanya dengan nada dingin, "Ada apa?""Maaf, hari ini aku ...."Tobi langsung menyela, "Jangan baha

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 840

    Lagi pula, pria normal mana yang bisa menahan semua ini. Siapa sangka ibunya akan memberikan obat yang begitu keras kepadanya.Namun, sekalipun mengetahui semua hal ini, memangnya dia bisa apa? Keluarga Yudistira di Jatra bagaikan gunung besar yang menekan kepalanya, membuatnya tidak berdaya dan putus asa."Kak Widia, maaf!""Jangan khawatir. Aku pasti akan mencari Kak Tobi dan menjelaskan semua kepadanya agar dia tahu kamu hanya salah paham kepadanya," ujar Martha."Nggak perlu!""Martha, kamu masih belum mengerti? Aku sudah nggak ingin bersamanya lagi," kata Widia."Karena Keluarga Yudistira dari Jatra itu?""Bisa dikatakan begitu!"Martha bertanya balik, "Kamu pernah pikir nggak, siapa tahu Kak Tobi punya cara untuk melawan Keluarga Yudistira dan melindungimu?""Nggak mungkin! Kamu nggak tahu betapa menakutkannya Keluarga Yudistira dari Jatra itu. Sekalipun Tobi punya kemampuan hebat, dia juga nggak mungkin bisa mengalahkan mereka."Widia menggelengkan kepalanya, berdiri, lalu menin

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 841

    "Kamu nggak boleh bilang begitu. Istriku diculik, masa aku hanya berdiam diri?" kata Tobi."Sudahlah, kamu benar, ok? Sebenarnya ada cara yang lebih bagus untuk memulihkan kondisimu saat ini.""Begitu digunakan, bukan hanya bisa mengobati cederamu, tapi kamu juga mungkin bisa menerobos dan memasuki tingkat puncak Guru Besar," ucap Raja Naga tua.Mendengar itu, Tobi langsung mengerti maksud gurunya. Pasti ada hubungannya dengan Jessi. Kalau tidak, beliau tidak akan berkata seperti itu. Gurunya mengira kekuatan Tobi masih berada di tingkat akhir Guru Besar.Gurunya masih belum tahu dirinya telah mencapai tingkat puncak Guru Besar sebelumnya."Kenapa diam saja? Kamu tahu, 'kan?""Lagi pula, gadis kecil itu cantik dan baik. Selain itu, kamu bisa berselisih dengan Tetua Akmal dari Sekte Suganda juga karena dia. Apa lagi yang kamu khawatirkan?" tanya Raja Naga tua.Tobi menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak! Aku nggak boleh mengecewakan Widia!"Raja Naga tua mengomelinya, "Kalau begitu

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 842

    "Kebetulan sekali!""Dia memang sudah mati.""Apalagi, dia dibunuh olehku. Apa boleh buat, dia nggak bisa menahan pukulanku," kata Pandu sambil tersenyum sinis. Dia sengaja membuat lawan emosi agar mereka hanya menargetkannya seorang."Kamu cari mati!"Benar saja. Raja Setan terlihat marah. Dia kini hanya memusatkan perhatiannya kepada Pandu."Tergantung kamu punya kemampuan atau nggak. Jangan seperti anak buahmu. Dia bahkan nggak bisa menahan seranganku," ucap Pandu dengan nada menyindir. Setelah itu, dia segera berbisik dengan suara yang hanya bisa didengar oleh mereka berdua, "Tuan, kalau ada kesempatan, segeralah kabur. Biar aku yang menahan mereka."Apa pun yang terjadi, sekalipun harus mempertaruhkan nyawanya, Pandu juga harus melindungi Tobi."Mau kabur?"Raja Setan tersenyum sinis, "Lihat dia sudah begitu lemah. Kamu pikir dia masih bisa kabur?"Begitu selesai berbicara, dia segera memberi isyarat. Anak buahnya langsung berpencar ke berbagai sudut. Pokoknya, mereka tidak akan m

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 843

    Gerakan Raja Setan secepat kilat.Pandu juga tak kalah gesit. Dalam sekejap, dia sudah mengambil langkah ke depan, menghalangi satu-satunya jalan lawan menuju ke arah Tobi.Di saat bersamaan, Teknik Naga Hijau di tubuhnya bergejolak dengan cepat. Dia maju ke depan sambil mengepalkan tangan kanannya.Ini pertama kalinya dia bertemu dengan lawan yang begitu menakutkan. Bahkan lawan di depannya itu memberinya perasaan yang jauh lebih menakutkan dibandingkan Bahri, tetua yang berlatih bersamanya itu.Kilatan dingin melintas di mata Raja Setan. Dia melambaikan tangan kanannya. Dalam sekejap, kekuatan dingin dan menakutkan itu meluncur ke depan.Energi dahsyat dari keduanya membuat orang-orang di sekitar mereka merasakan tekanan yang kuat. Satu per satu dari mereka mulai tidak tahan dan mundur beberapa langkah.Buam!Kedua kekuatan itu berbenturan dengan hebat.Energi kuat itu seketika menyebar ke segala penjuru, bagaikan lautan badai. Para ahli bela diri yang mengikuti Raja Setan buru-buru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 844

    Ternyata targetnya bukanlah Pandu, melainkan Tobi, yang posisinya kini sudah berjauhan dengan Pandu."Jangan!"Pandu tampak panik. Wajahnya berubah drastis. Dia terpaksa menghentikan serangan ke depannya, berbalik dan langsung menuju ke arah Tobi, meski dia masih lebih lambat satu langkah dari Raja Setan.Lantaran perubahan kekuatan di dalam tubuh secara mendadak, hal itu tentu berdampak bagi dirinya, bahkan sedikit memengaruhi kecepatannya.Namun, saat dia berusaha keras dan sudah hampir berhasil melindungi Tobi.Gerakan Raja Setan tiba-tiba berubah lagi. Kali ini dia kembali menargetkan Pandu.Akhirnya Pandu mengerti bahwa dari awal sampai akhir, target Raja Setan hanya dirinya. Sedangkan Tobi hanya dijadikan kedok saja.Meski tahu dirinya telah terjebak, Pandu malah merasa lebih rileks. Dia kemudian mengerahkan kekuatan dahsyatnya untuk memblokir belati itu.Namun, dia tidak bisa menghentikan telapak tangan Raja Setan yang satunya lagi. Pukulan itu langsung mengenai dada Pandu. Keku

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1662

    "Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1661

    Tak lama kemudian, waktu telah menunjukkan jam delapan. Walau Hirawan tinggal tak jauh dari sana, dia bahkan sengaja berlari ke tempat yang lebih jauh. Kemudian, memamerkan teknik berjalan di udara agar kemunculannya bisa menarik perhatian banyak orang.Setelah memahami energi langit dan bumi, kini dia bisa berjalan langsung di udara."Semuanya, berhati-hatilah. Hirawan adalah orang yang di atas itu. Bisa-bisanya dia berjalan di udara.""Menakutkan sekali. Bagaimana kekuatannya bisa begitu hebat?""Setelah ahli bela diri Harlanda dikalahkan satu per satu kemarin, aku penasaran apakah masih ada yang berani bertarung denganku hari ini?""Huh. Sudah kuduga, Negara Harlanda kalian memang pengecut. Memalukan sekali.""...."Banyak orang Harlanda yang menyiarkan langsung kejadian ini di Internet. Bahkan, sudah ada yang mulai melontarkan berbagai komentar.Ada sebagian besar yang mendukung, tetapi ada juga yang menentang. Bahkan, ada sebagian orang Harlanda yang telah menerima keuntungan dari

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1660

    Tobi hanya mengangkat bahu tak berdaya, tanpa berniat untuk memberi penjelasan.Widia buru-buru berkata, "Ayah, kamu sudah salah. Tobi sangat kuat. Kamu seharusnya nggak bisa mengalahkannya.""Apa? Kamu bilang aku ...." Efendi selalu menganggap dirinya sebagai kultivator nomor satu di dunia ini. Lantaran kekuatannya tidak bisa ditingkatkan lagi, jadi dia mengira sudah mencapai batasan puncak. Mana mungkin orang sepertinya tidak bisa mengalahkan bocah muda seperti Tobi?Apalagi, yang meremehkannya adalah putri yang barusan dia temukan kembali. Efendi tentunya tidak terima. Dia baru saja bersiap untuk bangkit.Namun, Maherani segera menarik suaminya dan berkata dengan marah, "Apa yang ingin kamu lakukan? Putrimu sudah bilang begitu. Mana mungkin dia berbohong? Apa kamu nggak terima dikatakan seperti itu?""Aku ...."Efendi memang tidak puas. Seni bela diri adalah kemampuannya yang paling dia banggakan. Apalagi, dia harus menghadapi bocah ini di depan putrinya.Namun, dia takut putrinya t

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1659

    Usai memahami masalah yang terjadi setelah Maherani melahirkan anaknya di rumah sakit dulu, wanita itu sangat marah dan juga sedih. Apalagi, saat mendengar Widia menceritakan masalah yang terjadi di masa lalunya.Meski ini pertama kalinya mereka bertemu, dari sosok Maherani, Widia bisa merasakan kasih seorang ibu yang belum pernah dia alami sebelumnya.Baik dari tatapan matanya, kata-katanya yang penuh perhatian, ataupun dari bahasa tubuhnya, membuat Widia benar-benar merasakan kasih dan kepedulian seorang ibu.Ini benar-benar berbeda dengan perlakuan Yesa terhadapnya sebelumnya.Bukannya Widia tidak bisa menyadari tujuan Yesa yang sesungguhnya. Hanya saja, dia lebih memilih untuk tidak memikirkannya.Namun, hari ini akhirnya dia bisa menikmati kasih sayang orang tua yang sesungguhnya.Meski singkat, bahkan Efendi dan Maherani tidak terlalu menunjukkannya secara langsung, Widia jelas bisa merasakannya.Tak lama kemudian, Mahera juga segera menjelaskan kejadian waktu itu. Ternyata terja

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1658

    Seakan menyadari dirinya telah menakuti Widia, Maherani segera berkata, "Maaf, aku terlalu impulsif hingga membuatmu ketakutan. Aku, aku tiba-tiba terlalu emosional."Widia langsung menjawab, "Nggak apa-apa!"Ini seharusnya gelang giok ibuku ..." jawab Widia."Apa? Ibumu? Kamu yakin?" Maherani bertambah emosional. Bahkan, tubuhnya juga gemetar.Efendi juga tampak emosional. Dia menatap Widia lekat-lekat. Bibirnya sedikit bergetar. Kemudian, dia buru-buru berkata, "Maherani, kesehatanmu nggak baik. Jangan terlalu emosional."Maherani tidak peduli begitu banyak. Pandangannya tidak lepas dari Widia satu detik pun.Ekspresi Widia sedikit bergetar.Melihat Widia tidak bisa mengendalikan emosinya, Tobi yang berdiri di samping pun bertanya, "Anda Mahera Sewadi, 'kan?"Begitu mendengar itu, Efendi segera menggelengkan kepalanya dan berkata, "Walau hampir sama, tapi bukan!""Ya!""Benar!"Namun, Maherani segera berkata, "Mahera Sewadi, Rumah Sakit Medika di Simeru, 'kan?"Mendengar itu, Widia t

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1657

    "Master Vamil, mengapa Tobi yang kamu sebut itu masih belum datang?" tanya Efendi dengan cemberut. Setelah mengetahui kejadian ini, dia langsung mendatangi sesepuhnya.Sedangkan istrinya, Maherani Sewadi, kesehatannya kurang baik sejak kejadian waktu itu. Jadi, dia pun membawa istrinya keluar jalan-jalan. Yang paling penting lagi, Maherani sendiri juga harus mengikuti suaminya.Jika terjadi sesuatu pada Efendi, Maherani juga tidak ingin hidup lagi.Kedatangan Efendi dan tetua mereka tentu saja untuk menghadapi Hirawan. Meskipun klan foniks jarang ikut campur dalam dunia luar, mereka juga tidak akan membiarkan orang Melandia mendominasi Harlanda.Sekalipun lawan tidak terkalahkan.Hanya saja, setelah berada di sini, mereka tidak menyangka Tobi, yang seharusnya lebih dulu tiba, malah belum muncul juga sampai sekarang ini.Meski bocah itu sangat berbakat dan kuat, bukankah sikapnya ini terlalu sombong? Selain itu, katanya bocah itu masih sangat muda. Kemungkinan besar, dia masih belum bis

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1656

    Harita benar-benar tidak pernah memikirkan hal ini sebelumnya. Lagi pula, menurutnya ini adalah hal yang tidak mungkin terjadi.Tepat di saat ini, terdengar nada datar yang datang dari pintu. "Harita, kamu nggak percaya pada kemampuanku, atau kamu nggak percaya pada perkataan cucumu?"Begitu selesai berbicara, Tobi dan Widia langsung muncul di sana.Semua orang tertegun sejenak. Tidak ada satu pun dari mereka yang sempat bereaksi.Namun, mata Fila tertuju pada Widia. Penampilan wanita ini begitu indah dan sempurna. Sosoknya juga anggun dan keseluruhan tubuhnya memperlihatkan karisma yang tinggi.Membuat mata semua orang tanpa sadar harus menoleh dua kali.Cantik sekali!Kecantikannya benar-benar tiada banding!Sebelumnya, paras Fila mungkin tidak akan kalah dengan Widia, atau bahkan sedikit lebih cantik. Namun, setelah Widia melewati proses terlahir kembali dalam api, sudah pasti kecantikannya lebih unggul.Namun, tentunya keduanya masing-masing punya daya tarik tersendiri.Jika ada pr

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1655

    Di sisi lain, hati Luniver bergetar. Entah kenapa dia merasa bahwa ada suatu keberadaan yang menggunakan kesadaran spiritualnya untuk menyelidikinya. Namun, dia buru-buru menggelengkan kepalanya. Jika sungguh ada orang yang menggunakan kesadaran spiritualnya untuk menyelidikinya, pasti lawan akan terkena serangan balik.Bagaimanapun juga, dia adalah master hebat yang tiada taranya.Sekalipun Vamil yang kondisinya prima muncul di sini, Luniver yakin dirinya masih bisa mengalahkan lawan dengan mudah.Lantaran teknik yang dia latih memiliki kemampuan untuk menghancurkan. Setelah kembali karena mengalami luka parah, dia malah menyerap energi sejati yang disimpan oleh pemimpin sebelumnya secara kebetulan. Dengan demikian, dia berhasil membuat terobosan hingga mencapai puncak hukum langit dan bumi.Sekarang kekuatannya meningkat dua kali lipat. Dia bahkan bisa menghancurkan Hirawan hanya dengan satu gerakan.Oleh sebab itu, Hirawan menjadi makin takut pada Luniver.Saat ini, Vamil dan Raja N

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1654

    Mata Leonel membelalak. Wajahnya penuh dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan.Semua ini benar-benar berada di luar ekspektasinya.Berdasarkan kekuatannya, bukankah seharusnya dia sudah tidak terkalahkan? Mengapa energi yang dikeluarkan Tobi akan begitu menakutkan? Mengapa dia bahkan tidak bisa menahan satu serangan dari Tobi?Apa yang terjadi sebenarnya?Saat ini, samar-samar terdengar suara raungan. Tak lama kemudian, Leonel juga langsung menghilang.Benar. Pria itu lenyap!Seketika berubah menjadi debu!Lenyap tak bersisa!Tobi menggelengkan kepalanya. Baginya, kultivator Alam Tanah Abadi tingkat puncak hanyalah lawan kecil yang bisa disingkirkan dengan mudah.Jangankan Leonel, bahkan Hirawan juga sama.Di matanya, Hirawan juga tidak jauh berbeda dengan Leonel.Namun, Tobi jelas tidak akan membiarkan Hirawan mati begitu saja.Meski Widia tahu Tobi sangat kuat, masih ada keterkejutan dalam sorot matanya. Dia tahu Tobi sangat kuat sekarang, tetapi dia tidak menyangka akan sehebat it

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status