Kata-kata itu seketika membuat pipi Widia merona.Melihat adegan yang begitu harmonis, Widia merasa sangat bahagia. Apalagi, saat kakeknya meletakkan tangannya di tangan Tobi, entah kenapa, dia mendadak merasa kikuk.Sekarang, dia malah digoda oleh ibunya lagi.Semuanya terlihat sangat senang, tetapi Candra berkata dengan nada canggung, "Kakek, Ayah, Ibu, kalian sekarang menganggap Kak Tobi hebat dan sangat kuat. Kalian terus-menerus menyanjungnya.""Tapi, kalau ke depannya ada tuan muda yang lebih hebat muncul, kalian nggak boleh mengusir Kak Tobi lagi.""Dasar bajingan! Omong kosong apa yang kamu bicarakan?"Kakek Muhar tampak marah dan ingin menampar Candra, terutama saat melihat tatapan Tobi. Beliau buru-buru berkata, "Lantaran aku sudah mengakui Tobi sebagai cucu menantuku, aku nggak akan berubah pikiran lagi.""Jangankan orang biasa, sekalipun tuan muda dari Keluarga Yudistira di Jatra datang, kami juga nggak akan merusak kebahagiaan Widia dan Tobi.""Benar, bocah nakal sepertimu
Read more