Share

Bab 731

Penulis: Anak Ketiga
Kakek Muhar sengaja menegur keluarganya sendiri. Setelah itu, barulah dia menunjukkan sikap seperti itu.

Tobi tentu akan memberi muka kepada Kakek Muhar, apalagi sebelumnya beliau juga pernah memperlakukannya dengan baik. Dia berkata, "Kakek Muhar, kamu terlalu sungkan. Lagian masalah sudah berlalu, aku juga nggak memasukkannya dalam hati."

"Baguslah. Asal kamu bisa berpikir begitu, aku sudah tenang."

"Tak disangka, kamu punya wawasan yang begitu luas di usia semuda ini. Pantas saja kamu bisa mencapai kesuksesan seperti itu!"

"Ayo, kami khusus menyiapkan hidangan enak dan anggur berkualitas khusus untukmu. Anggaplah ini sebagai permintaan maaf resmi dari Keluarga Lianto."

Kakek Muhar bergegas mempersilakan Tobi duduk.

Widia dan Candra juga ada di sana. Keduanya langsung menyapa Tobi. Apalagi, Candra menyambutnya dengan begitu antusias.

Akhirnya keluarganya mengetahui seberapa hebat kakak iparnya dan menerimanya sepenuhnya. Terlebih lagi, status dan kekuatan kakak ipar memang sangat men
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 732

    Kata-kata itu seketika membuat pipi Widia merona.Melihat adegan yang begitu harmonis, Widia merasa sangat bahagia. Apalagi, saat kakeknya meletakkan tangannya di tangan Tobi, entah kenapa, dia mendadak merasa kikuk.Sekarang, dia malah digoda oleh ibunya lagi.Semuanya terlihat sangat senang, tetapi Candra berkata dengan nada canggung, "Kakek, Ayah, Ibu, kalian sekarang menganggap Kak Tobi hebat dan sangat kuat. Kalian terus-menerus menyanjungnya.""Tapi, kalau ke depannya ada tuan muda yang lebih hebat muncul, kalian nggak boleh mengusir Kak Tobi lagi.""Dasar bajingan! Omong kosong apa yang kamu bicarakan?"Kakek Muhar tampak marah dan ingin menampar Candra, terutama saat melihat tatapan Tobi. Beliau buru-buru berkata, "Lantaran aku sudah mengakui Tobi sebagai cucu menantuku, aku nggak akan berubah pikiran lagi.""Jangankan orang biasa, sekalipun tuan muda dari Keluarga Yudistira di Jatra datang, kami juga nggak akan merusak kebahagiaan Widia dan Tobi.""Benar, bocah nakal sepertimu

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 733

    "Benar. Tobi, jangan merendah lagi. Kudengar, nggak ada seorang pun di Kota Tawuna yang nggak takut kepadamu. Bahkan keluarga terkaya, Keluarga Yusnuwa, Keluarga Sunaldi dari empat keluarga besar, semuanya takut kepadamu," ucap ibunya Widia dengan antusias.Dia sangat bersemangat ketika memikirkan hal ini.Kali ini, dia telah menjadi orang yang berkuasa dan bisa berlagak di Kota Tawuna sesuka hatinya.Saat dia keluar nanti, siapa lagi yang berani memandang rendah dirinya? Dia mau semuanya hormat kepadanya dan menyanjungnya.Memikirkan hal ini, ibunya Widia tak kuasa menahan senyumnya."Oh ya, Tobi, kamu hebat sekali, tapi aku penasaran. Sebagai Raja Naga dari Sekte Naga, apa status dan kekuatanmu bisa dibandingkan dengan tuan muda dari empat keluarga hebat di Jatra?" tanya Herman ingin tahu.Menurut penilaian mereka, Tobi memang kuat, tetapi dibandingkan dengan empat keluarga hebat di Jatra, dia mungkin masih kalah jauh.Bagaimanapun juga, empat keluarga besar itu termasuk keberadaan p

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 734

    "Hah ....""Kamar yang mana?" Widia juga tidak tahu ruangan mana yang disiapkan oleh keluarganya."Kamar yang mana lagi? Tentu saja, di kamarmu.""Kalian sudah menikah begitu lama, kalau nggak tidur di kamar yang sama, apa kalian mau tidur terpisah? Bukankah itu aneh sekali?" ucap ibunya Widia.Padahal sebelumnya mereka juga tidak tidur sekamar, tetapi juga tidak ada yang menganggap mereka aneh.Entah karena pengaruh mabuk atau tidak, tak disangka, Kakek Muhar juga mendukung mereka berdua tidur bersama. "Widia, bukankah selama ini kamu ingin bersama Tobi? Sekarang, kami semua sudah merestuimu, apa kamu nggak mau bersamanya lagi?""Bukan begitu!""Aku hanya takut, setelah aku membawanya masuk, kelak kalian akan memarahiku," kata Widia tak berdaya."Mengapa kami memarahimu? Kami malah berharap bisa menggendong cucu secepat mungkin," goda ibunya Widia.Kakek Muhar mungkin mabuk, tetapi dia juga sangat menantikan hal ini. Dia sudah tidak sabar ingin menggendong cicitnya.Widia hanya bisa m

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 735

    Tubuh Widia makin lemas, bahkan bajunya sudah berantakan. Dia benar-benar tenggelam di dalam permainan itu, menikmati sensasi unik yang belum dia rasakan sebelumnya.Meski Tobi tidak mabuk, alkohol jelas telah meningkatkan nafsunya. Dia makin bersemangat, tidak terkendali, dan melakukan semua yang dia inginkan.Namun, di saat itu, pintu kamar tiba-tiba terbuka. Terdengar suara ibunya Widia yang memanggilnya, "Widia!"Setelah selesai memanggilnya, ibunya Widia langsung tercengang. Bukankah Tobi sudah mabuk? Mereka sudah melakukannya begitu cepat? Dia buru-buru berbisik pelan, "Kalian lanjut."Kemudian, dia segera menutup pintu. Setelah itu, dia diam-diam mengumpat, 'Apa yang telah kulakukan?'Benar-benar gila.Bagaimana kalau perbuatannya barusan akan merusak suasana hati mereka? Bukankah dia akan menyesal nantinya?Ternyata begitu melihat keduanya masuk ke kamar, ibunya Widia berencana untuk membantu putrinya. Jika tidak, putrinya itu pasti malu, apalagi Tobi sudah mabuk.Kemungkinan b

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 736

    Widia merasa ada kalanya Tobi terlalu berlebihan. Kenapa dia mesti berpura-pura menjadi Raja Naga dari Sekte Naga? Apa dia tidak tahu Raja Naga itu keberadaan yang menakutkan dan hebat?"Pura-pura apanya?" tanya Tobi tidak mengerti.Widia memelototi Tobi dan berkata, "Masih pura-pura lagi. Kamu mengira kamu itu Raja Naga sungguhan? Kalau aku nggak mengelabui Kakek dan yang lainnya, mana mungkin mereka bisa menganggapmu sebagai Raja Naga?"Namun, Tobi memang pintar berpura-puraAwalnya, dia sempat khawatir akan terbongkar. Dia hendak mengingatkan Tobi untuk berpura-pura menjadi Raja Naga dari Sekte Naga.Tak disangka, Tobi justru bisa menutupi segalanya dengan rapi, seolah-olah dialah Raja Naga Sekte Naga yang sebenarnya.Jika Widia tidak mengetahui kebenaran itu, mungkin dia juga akan tertipu.Namun, ada bagusnya juga, apalagi sikap orang tua dan kakeknya langsung berubah drastis. Hanya saja, dia masih khawatir suatu hari nanti kebenaran ini pasti akan terungkap. Saat itu, mungkin situ

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 737

    Tidak salah lagi. Saat itu, Tobi bilang dirinya adalah Raja NagaSaat memikirkan hal ini, jantung Widia berdebar.Meski Tobi bukan Raja Naga, dia masih bisa mengelabui Kakek dan orang tuanya. Dia bisa bilang Tobi menggunakan identitasnya sebagai Raja Naga dan membantu mereka dalam menyelesaikan masalah-masalah sebelumnya, 'kan?Termasuk kali ini juga, mengintimidasi Keluarga Capaldi.Lagi pula, sejak awal, Tobi sudah membual dan mengatakan dia bisa dengan mudah menangani Keluarga Capaldi. Bisa dikatakan, ini sepenuhnya sesuai dengan karakternya.Setelah memikirkan semua ini, Widia memberi tahu Kakek Muhar dan orang tuanya bahwa Tobi sebenarnya adalah Raja Naga dari Sekte Naga yang baru menjabat itu.Begitu mendengar penjelasan itu, Kakek Muhar dan yang lainnya tercengang, seakan-akan tidak percaya sama sekali. Namun, setelah Widia perlahan menjelaskan kebenarannya. Tak disangka, semuanya begitu cocok.Lagi pula, dari awal, Tobi-lah yang mengatasi semua masalah itu.Setelah mencerna sej

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 738

    "Ada bagusnya juga. Bukankah mereka yang ingin menyatukan kita? Saat itu, mereka juga nggak bisa memaksa kita berpisah lagi.""Benar juga, sepertinya istriku sudah bertekad untuk bersamaku.""Siapa yang ingin bersamamu? Aku hanya, hanya ...."Sebelum Widia menyelesaikan kata-katanya, Tobi memeluknya lagi dan berkata, "Kamu hanya memikirkanku setiap hari, berharap aku bisa sukses dan membiarkan semua rintangan yang menghalangi kita musnah seluruhnya.""Sebenarnya kamu nggak perlu berjuang sekeras itu. Meski suamimu bukanlah Kaisar Langit, aku juga termasuk pemimpin di bumi.""Membual lagi."Kali ini, Widia tidak lagi melepaskan dirinya. Dia hanya bersandar dalam pelukan Tobi. Walau dia sedang beradu mulut dengan Tobi, tetapi hatinya tetap merasa bahagia.Dia yakin Tobi pasti akan memiliki pencapaian di masa depan.Meski Tobi tidak memiliki latar belakang, berdasarkan penampilannya akhir-akhir ini sudah cukup membuktikan keunggulan dan kekuatannya.Asalkan memberinya waktu, dia pasti aka

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 739

    "Jangan khawatir, Bibi, aku pasti akan menjaganya. Aku hanya khawatir kamu akan berubah pikiran." Tobi teringat dengan apa yang dikatakan Widia tadi malam. Andai mereka tahu kebenarannya, entah reaksi seperti apa yang akan mereka berikan."Mana mungkin. Kamu lupa? Bukannya aku sudah bersumpah kemarin?""Benar juga. Sumpah seperti ini nggak bisa dianggap main-main. Bagaimana kalau menjadi kenyataan?" kata Tobi sambil tersenyum.Mendengar kata-kata itu, ibunya Widia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Namun, mungkin itu karena dirinya selalu bersikap kasar kepada Tobi sebelumnya, jadi wajar saja sekarang dia balas menyerangnya.Jadi, ibunya Widia hanya bisa menahan diri. Dia buru-buru menyuruh Tobi duduk untuk menikmati hidangan mewah.Tak lama kemudian, Widia juga keluar dari kamar.Melihat keluarganya yang begitu perhatian kepada Tobi, dia diam-diam menahan senyum pahit.Dia hanya berharap keluarganya tidak begitu cepat mengetahui identitas palsu Tobi.Setelah menyelesaikan sarapan, m

Bab terbaru

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1650

    Dia juga harus membiarkan Negara Amderika mereka dipuji.Selain itu, makin menakjubkan hasilnya, tentunya masalah ini akan makin menarik perhatian banyak orang. Dengan begitu, maka akan berdampak lebih besar pada prestise Negara Harlanda.Jadi, Luniver pun menampakkan dirinya dan tertawa, "Haha, dasar sekumpulan sampah. Nggak seru sama sekali. Hirawan, biarlah aku, Luniver, pemimpin Takhta Suci Barat di Amderika, bertarung denganmu."Tubuh Luniver melayang di udara. Dia juga memperlihatkan dua belas sayap, yang seketika mengejutkan semua orang.Apalagi, dia barusan bilang apa. Orang Amderika?Di saat bersamaan, semua penonton yang berasal dari Negara Amderika langsung menjadi bersemangat.Komentar yang masuk juga makin banyak.Hirawan juga tertegun sejenak. Kemudian, dia segera memahami pemikiran Luniver. Dia merasa tertekan, tetapi tidak ada yang bisa dia lakukan. Lagi pula, dia masih harus menuruti perkataan Luniver.Bahkan, bisa dikatakan dia juga antek-anteknya Luniver.Dia hanya b

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1649

    "Tobi, aku mengerti niatmu, tapi ...." Raja Naga Tua masih ingin membujuk.Namun, Tobi langsung menyela, "Guru, kamu nggak mengerti. Aku akan segera pergi ke bandara. Kalian harus tunggu aku datang ke sana. Ingat, jangan sampai ada korban lagi."Usai berbicara, Tobi langsung menutup telepon. Alih-alih banyak bicara, lebih baik dia langsung menangani masalah penting. Di saat bersamaan, dia juga segera membuat pengaturan dan meminta tiket penerbangan paling awal ke Jatra.Meski pesawat akan lepas landas dalam waktu setengah jam, ataupun harus membeli tiket orang lain dengan harga mahal, Tobi juga tidak keberatan.Meski hari sudah malam, siapa yang bisa memastikan bahwa Hirawan tidak akan melakukan pergerakan apa pun? Jika dia tidak berhenti, entah berapa banyak master Harlanda yang akan menjadi korban.Saat ini, Tobi juga memperhatikan kata-kata Hirawan di siaran langsung. Ada niat membunuh yang dingin di matanya. Dia akan membuat lawan merasakan apa namanya keputusasaan.Setelah berhasi

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1648

    Kecuali ada orang yang melarang mereka memberitahunya.Mungkinkah Luniver dan yang lainnya telah kembali? Master Vamil dan Raja Naga Tua takut Tobi tidak mampu mengalahkan mereka dan tidak ingin dirinya mati di tangan lawan, jadi mereka sengaja menyembunyikan hal itu.Tidak dimungkiri, tebakan Tobi memang benar.Tobi membuka pintu ruang VIP. Dia segera mengeluarkan ponselnya dan ingin menanyakan masalah itu.Widia buru-buru berkata, "Tobi, kamu lihat ini. Terjadi masalah besar!""Hirawan sudah datang ke Harlanda. Entah Luniver bersamanya atau nggak."Saat Tobi keluar barusan, Widia mengeluarkan ponselnya sambil menunggu. Tak disangka, dia akan menemukan berita itu.Tobi bergegas mengeluarkan ponselnya dan melihat sekilas. Ada kilatan dingin yang muncul di matanya. Tak disangka, dia dan Widia baru saja meninggalkan Jatra belum lama, tetapi musuh sudah muncul.Namun, Tobi harus segera memberi tahu Master Vamil dan lainnya lebih dulu agar menghindari pengorbanan yang tidak diperlukan.Jad

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1647

    Di saat Damar bersiap meninggalkan ruang VIP, Tobi tiba-tiba berkata, "Tunggu sebentar!"Damar langsung menghentikan langkahnya dan bertanya, "Apa Raja Naga masih punya instruksi lain?""Apa kamu masih ingat janjiku sebelumnya? Kalau kamu menangani masalah ini dengan baik, aku akan beri kamu imbalan besar. Kamu sudah melakukan pekerjaanmu dengan baik kali ini," ucap Tobi dengan tegas."Raja Naga terlalu sungkan. Ini semua sudah seharusnya aku lakukan." Damar sangat antusias. Dia mulai menerka-nerka, apa imbalan besar yang akan diberikan Raja Naga padanya?Tobi berkata dengan nada datar, "Cari sebuah ruang VIP dan jangan biarkan siapa pun mengganggumu.""Baik!"Mendengar itu, Damar sangat bersemangat. Dia bergegas pergi untuk membuat pengaturan.Lagi pula, restoran ini milik Keluarga Yusnuwa. Jadi, dia segera mengaturnya dan tidak akan ada orang yang mengganggunya."Aku keluar sebentar. Setelah lima menit, aku akan kembali." Tobi segera berpesan pada Widia."Ya, pergilah." Widia mengang

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1646

    Namun saat mengetahui tentang siaran langsung global, dia segera memikirkan cara sempurna untuk menemukan ibu kandungnya Widia."Ya. Untunglah ada kamu yang menemaniku selama ini!"Widia mengangguk. Sekarang dia sudah tahu betapa menakutkan kemampuan yang dimiliki Tobi. Jika Tobi pun tidak bisa menemukan ibu kandungnya, mungkin tidak ada yang bisa dia lakukan lagi.Damar mengantar keduanya ke ruang VIP restoran, lalu bangkit dan pergi.Dia tidak ingin menjadi 'obat nyamuk' dan mengganggu kencan mereka berdua.Tobi juga memusatkan perhatiannya pada masalah Widia. Dia takut hal ini akan berdampak besar pada Widia, jadi dia juga tidak memedulikan hal lainnya lagi.Apalagi, kejadian ini terjadi terlalu cepat dan tiba-tiba.Saat ini, di area terlarang Jatra, akhirnya Harita berdiri di atas arena pertarungan dan ingin melawan Hirawan. Dia melakukan semua ini bukan untuk hal lain, tetapi demi martabat Negara Harlanda.Perlu diakui, setelah berhasil membuat terobosan, kekuatan Harita memang sa

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1645

    Melihat keduanya pergi, Yesa buru-buru bangkit. Dia tampak marah besar. Dia tak henti-hentinya mengumpati Widia dan Tobi.Kata-katanya begitu tidak enak didengar. Selanjutnya, saat memikirkan hidup mereka yang akan sulit ke depannya, dia juga kembali memarahi Herman.Dia bilang Herman tidak berguna dan membuatnya menjalani hidup yang menyedihkan. Herman tidak bisa memberinya kehidupan mewah, bahkan Grup Lianto pun jatuh di tangan orang luar.Yesa juga bilang, apa yang harus dia lakukan ke depannya? Jika tidak memberinya ratusan miliar atau membiarkannya menjadi orang terpandang di Kota Tawuna, bagaimana dia bisa hidup?Dia sudah kehilangan harga diri. Dia meminta Herman untuk memikirkan cara agar mendapatkan kembali Grup Lianto. Setidaknya, perusahaan itu sekarang bernilai triliunan atau bahkan mencapai puluhan triliun.Jika tidak, Yesa akan bercerai dengan pria tidak berguna sepertinya.Makin berbicara, dia makin emosi. Pada akhirnya, dia pingsan karena terlalu emosi dan sedih.Herman

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1644

    Wajah Widia berubah muram. Ekspresinya juga terlihat kusut. Namun, dia akhirnya mengangguk dan berkata, "Kuserahkan masalah ini padamu."Mendengar itu, Yesa langsung panik.Kali ini yang hilang bukan hanya kejayaan dan kekayaan, tetapi dia juga tidak punya harapan untuk menjadi nyonya kaya yang dikagumi semua orang. Bahkan, dia mungkin juga akan masuk penjara.Tidak bisa.Dia masih ingin meningkatkan prestisenya dan menjadi wanita bangsawan.Dia panik, lalu berlutut di depan mereka berdua sambil menangis. "Widia, ini salahku. Aku minta maaf padamu. Aku mengakui kesalahanku.""Apa yang kamu lakukan. Cepat berdiri dulu."Widia terkejut dan segera menjauh. Tidak peduli apa pun masalahnya, dia juga telah menganggap mereka sebagai orang tuanya selama ini.Menyadari hal itu, Yesa merasa masih ada harapan. Tangisnya makin menjadi-jadi. Dia juga memperlihatkan tampang memelas sambil berkata, "Nggak. Aku nggak akan berdiri, kecuali kamu memaafkanku.""Aku menyesali perbuatanku. Mengingat Keluar

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1643

    Begitu mendengar putrinya mencurigai mereka berdua bukanlah orang tuanya, Yesa tampak terkejut. Mungkinkah Tobi telah mengatakan yang sebenarnya kepada Widia? Seharusnya tidak mungkin, 'kan?Berdasarkan sifat Tobi, pria itu tidak mungkin mengatakan pada Widia bahwa dirinya dicampakkan oleh ibu kandungnya sendiri. Namun, setelah mendengar kata-kata selanjutnya, sepertinya itu karena Widia merasa Yesa tidak memperlakukannya dengan baik selama ini. Oleh karena itu, Widia bisa menyalahkan dirinya.Meski Yesa merasa tidak senang, dia segera berkata, "Widia, kami memang nggak memperlakukanmu dengan baik sebelumnya, tapi bagaimanapun juga, kami adalah orang tuamu.""Orang tuaku?" Widia berkata dengan dingin, "Kamu kira aku nggak tahu apa-apa? Tobi sudah memberitahuku segalanya!"Setelah mendengar itu, wajah Yesa berubah drastis. Dia tidak menyangka Tobi akan mengatakan yang sebenarnya kepada Widia. Dia pun buru-buru berkata, "Ka ... kamu sudah tahu semuanya?""Jangan salahkan aku. Kami takut

  • Raja Naga Meninggalkan Gunung   Bab 1642

    Seiring berjalannya waktu, Negara Harlanda kini makin kuat dalam segala aspek. Termasuk teknologi, militer, dan lain sebagainya, meski menghadapi blokade gila-gilaan mereka.Mereka bahkan tidak peduli dengan kredibilitas negara, memberikan sanksi yang tidak masuk akal dan juga melanggar berbagai aturan seenaknya.Meski begitu, mereka tetap tidak bisa menghentikan perkembangan Negara Harlanda.Namun, saat ini Luniver tampak mengerutkan kening. Lantaran mereka mendapat kabar bahwa Tobi masih berada di Gunung Simeru dan belum turun. Jadi, mereka memikirkan cara untuk memaksa Negara Harlanda dan juga Tobi.Bagaimanapun, Negara Harlanda seharusnyanya tahu bahwa target mereka adalah Tobi. Selain itu, bocah itu sudah mulai memahami hukum langit dan bumi. Jika tidak menghabisinya sekarang, entah ancaman seperti apa yang akan mereka hadapi kelak.Walau Tobi masih tidak bisa menandinginya saat ini.Namun, dia baru saja menerima kabar. Katanya Tobi telah diam-diam meninggalkan Gunung Simeru. Tamp

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status