Home / Urban / Raja Naga Meninggalkan Gunung / Chapter 1561 - Chapter 1570

All Chapters of Raja Naga Meninggalkan Gunung: Chapter 1561 - Chapter 1570

1670 Chapters

Bab 1561

"Nggak mungkin. Memangnya dia tahu siapa Pak Lintang? Dia adalah sosok menakutkan yang punya pengaruh kuat di Kota Tawuna. Jangan coba-coba menakutiku." Adrian sama sekali tidak percaya.Justru karena tahu Pak Lintang sangat menakutkan, Adrian juga tidak terlalu berani memaksa Kristin. Sekalipun Kristin hanyalah pegawai Pak Lintang."Benar, jangan mencoba menakut-nakuti kami dengan Pak Lintang. Kalau memang seperti itu, Kristin pasti sudah menjadi bos dari dulu. Kenapa posisinya sekarang masih manajer saja?""Aku beri tahu kalian, Keluarga Cokro sangat berkuasa. Kalau kamu berani macam-macam pada Tuan Adrian, kamu pasti akan mati kali ini," ancam Emma lagi."Benar. Kamu bukan hanya terlalu percaya diri, tapi juga berani meremehkan Pak Lintang. Sekalipun otakku bermasalah, aku juga nggak mungkin memercayai omong kosongmu.""Bocah, sebaiknya kamu berlutut dan segera minta maaf padaku. Setelah itu, serahkan Kristin padaku. Kalau nggak, aku jamin kamu akan mati mengenaskan."Karena Emma be
Read more

Bab 1562

"Baiklah. Dari perkataannya barusan, keluarganya sangat hebat. Tapi, orang dari keluarga hebat seperti ini malah hanya bisa mencelakai orang lain. Kamu mengerti maksudku, 'kan?"Nada bicara Tobi terdengar begitu datar. Pria ini berani merusak nama baik Kristin. Dia benar-benar tidak bisa menoleransi hal seperti ini."Aku mengerti. Jangan khawatir, Tuan. Setelah malam ini, Keluarga Cokro pasti akan hancur. Dia juga nggak berani macam-macam lagi," kata Lintang buru-buru."Baiklah. Kalau begitu, aku serahkan masalah ini padamu."Tobi kemudian menarik tangan Kristin dan berkata sambil tersenyum, "Ayo kita pergi. Aku bawa kamu pergi makan enak!""Ya!"Kristin mengangguk gembira. Dia tidak peduli dengan hal yang menimpa Emma dan Adrian. Lagi pula, Kak Tomi sudah mengurus semuanya. Kini dia jelas lebih dewasa dari sebelumnya."Tuan, aku tahu sebuah restoran enak yang baru saja dibuka. Apalagi, lokasinya nggak jauh. Aku akan atur semuanya untukmu," kata Lintang dengan cepat."Baiklah." Tobi me
Read more

Bab 1563

Berdasarkan pengaturan yang dibuat Lintang, Tobi pun membawa Kristin menuju Restoran Merdeka. Selain itu, dia juga telah menelepon Meli dan mengatakan bahwa dia akan menjemputnya untuk makan malam bersama.Hanya saja, Meli menolak ajakannya. Wanita itu bilang kebetulan dia lagi bersama teman. Sebenarnya, dia hanya ingin memberi ruang kepada mereka berdua.Kini, Meli juga telah mengerti. Di mata Kristin, hanya ada kakak Tomi-nya. Selain Tomi, tidak ada pria yang bisa membuat putrinya tertarik.Sayangnya, Tomi sudah menikah. Dia hanya berharap mereka bisa mendapatkan akhir yang baik.Meli tidak ingin ikut campur dalam masalah anak muda. Yang dia harapkan hanyalah Kristin bisa bahagia.Lantaran sudah lama tidak bertemu, Kristin jelas ingin menceritakan banyak hal. Apalagi, senyumannya terus mengambang di wajahnya.Sekitar satu jam kemudian, Lintang mengirim pesan bahwa dia telah sampai di luar restoran.Tobi memintanya masuk ke dalam.Lintang memandang Daim dan yang lainnya yang berada di
Read more

Bab 1564

"Mengenai besarnya kompensasi, kamu urus sendiri saja. Sebaiknya, nggak melebihi 400 juta per orang.""Aku mengerti. Tuan nggak perlu khawatir. Besok pasti aku akan menanganinya," kata Lintang."Ya, lebih cepat lebih baik. Kalau bisa, selesaikan semuanya dalam besok. Jadi, lusa aku tinggal bantu mereka menangani masalah wajah saja," ucap Tobi.Walau masalahnya tidak kecil, tetapi berdasarkan kemampuan Lintang, dia pasti bisa menyelesaikannya dengan baik."Nggak masalah. Pasti akan selesai besok."Lintang langsung mengangguk. Dia tentunya tidak berani mengeluh. Jika dia berani mengeluh karena masalah sepele seperti itu, buat apa Tobi membutuhkan anak buah sepertinya?Jika di antara korban ada yang berani bersikeras, dia tentu punya cara tersendiri untuk menghadapinya.Tiba-tiba dia mendapat ide dan berkata, "Tuan, kalau ada satu orang yang membantuku, masalah ini pasti akan lebih mudah terselesaikan.""Siapa?" tanya Tobi."Pak Daim dari Grup Haeron karena dua korban paling penting adala
Read more

Bab 1565

"Ba ... bagaimana? Apa yang Tuan Tobi katakan?" tanya Daim dengan gugup."Apa lagi yang bisa dia katakan? Demi membantumu berbicara kali ini, aku hampir dihukum oleh Tuan." Lintang berkata dengan nada dingin, "Tapi tuan bersedia memberimu kesempatan.""Benarkah? Terima kasih, Kak Lintang. Terima kasih banyak." Daim sangat bersemangat. Walau dia adalah pemegang saham terbesar kedua di Grup Haeron.Pemegang saham utama adalah kakaknya, Harsa, yang mana aset keluarganya mencapai puluhan triliun.Namun, menghadapi Tuan Tobi, dia sama sekali tidak punya kesempatan."Jangan senang terlalu cepat. Tuan hanya bilang dia akan memberimu kesempatan. Bisa mendapatkan pengampunan dari Tuan atau nggak, itu semua tergantung penampilanmu nanti. Aku harap kamu nggak mengecewakanku," ucap Lintang dengan sungguh-sungguh."Jangan khawatir, Kak. Apa pun konsekuensinya, aku pasti akan menerimanya," ucap Daim."Baguslah kalau begitu. Kalian ikut aku masuk."Lintang kemudian berjalan masuk dan Daim pun segera
Read more

Bab 1566

Daim buru-buru menjelaskan."Jangan khawatir. Aku nggak menginginkan nyawanya dan juga nggak tertarik untuk memberi pelajaran padanya. Aku hanya punya satu permintaan. Maukah kamu menghabiskan 400 miliar setiap tahun untuk membiayai anak-anak yang nggak mampu selama lima tahun?"Daim tertegun sejenak. Hanya ini saja? Bukankah ini terlalu mudah? Sekalipun harus memberikan kompensasi sebesar dua triliun kepada Tuan Tobi sekarang, dia juga tidak keberatan.Apalagi, Tuan Tobi sama sekali tidak menginginkan uangnya. Hal ini tentu membuatnya kagum dengannya. Inilah tokoh besar Harlanda yang sesungguhnya.Melihat Daim tidak berbicara, Tobi mengerutkan kening dan bertanya, "Kenapa? Kamu nggak bersedia?""Ten ... tentu saja aku bersedia." Begitu tersadar, Daim langsung berkata, "Jangankan lima tahun, aku juga bisa beramal selama sepuluh tahun. Lantaran aku juga biasa melakukan hal-hal seperti ini.""Baguslah kalau begitu."Tobi mengangguk dan berkata, "Selain itu, masih ada satu permintaan lagi
Read more

Bab 1567

"Tutup mulutmu! Tuan sudah menyuruhmu keluar!"Lintang tahu Kristin sangat membenci wanita ini. Dia langsung menampar Emma. Kemudian, berbalik dan berkata dengan nada dingin, "Daim, kenapa kamu diam saja? Cepat bawa dia keluar. Jangan biarkan dia mengganggu Kak Kristin dan Tuan!""Baik, aku akan segera bawa dia keluar!"Saat mendengar itu, Daim segera mengambil tindakan. Ayah dan anak itu langsung menyeret Emma keluar.Mereka baru saja bersusah payah menyelesaikan masalah. Sudah pasti tidak akan membiarkan situasi ini hancur dibuat oleh Emma.Setelah mereka pergi, Lintang buru-buru berkata, "Tuan, Kak Kristin, kalau nggak ada hal lain, aku pergi dulu.""Ya, lanjutkan kesibukanmu. Jangan lupa dengan apa yang kusampaikan barusan," ucap Tobi mengingatkan. Kedatangannya kali ini karena urusan Keluarga Lianto, jadi tentu tidak bisa menyembunyikannya."Tuan, jangan khawatir. Aku pasti akan mengingatnya."Lintang kemudian berjalan keluar. Tidak jauh dari koridor, dia mendapati ketiganya masih
Read more

Bab 1568

Setelah masuk ke dalam, Jonatan berkata dengan nada datar, "Nona Elsa, apa kamu sudah mempertimbangkannya? Asalkan kamu bersedia menjadi pacarku, aku bisa memberimu sumber daya yang nggak terhitung jumlahnya agar statusmu makin meningkat. Dengan begitu, impianmu untuk menjadi penyanyi top juga selangkah lebih maju.""Dari segi film dan televisi, aku pasti akan membantumu mendapatkan peran sebagai tokoh wanita utama dalam film yang disutradarai oleh Sutradara Pablo kali ini."Berdasarkan kemampuan yang dimiliki Jonatan, ditambah lagi dengan keunggulan Elsa sendiri, dia pasti bisa mendapatkan peran itu.Menurutnya, Elsa hanya butuh perusahaan besar untuk mendorong perkembangan kariernya.Dia merasa Elsa terlalu bodoh. Setelah kontrak tiga tahunnya berakhir, dia justru bergabung dengan perusahaan kecil tanpa reputasi. Dia hanya menyia-nyiakan bakat dan peluang bagusnya.Perusahaan Elsa yang sebelumnya juga bodoh. Bisa-bisanya mereka menyetujui Elsa menandatangani kontrak tiga tahun.Mana
Read more

Bab 1569

Elsa akhirnya melihat wajah pria itu dengan jelas. Dia pun berseru dengan kaget, "Kamu!""Ya, ini aku. Kenapa Nona Elsa begitu terburu-buru? Mau ke mana?" tanya Tobi sambil tersenyum."Aku ...."Elsa tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. Kebetulan matanya menangkap sosok Kristin di sebelah Tobi. Cantik sekali gadis ini. Dia pun bertanya dengan penasaran, "Ini siapanya Tuan Tobi?""Adikku, Kristin," jawab Tobi.Begitu mendengar itu, wajah Kristin sedikit berubah."Oh, adikmu ya? Halo!" sapa Elsa dengan sopan. Entah kenapa ada kegembiraan yang tak bisa dijelaskan di dalam hatinya. Bahkan, dia sendiri juga tidak menyadarinya."Halo!" balas Kristin dengan sopan.Setelah menyapa, Elsa segera bertanya, "Kalian sudah makan? Kalau belum, biar aku traktir kalian makan. Anggap saja sebagai ucapan terima kasih untuk bantuanmu sebelumnya.""Nggak perlu. Aku sudah makan," jawab Tobi.Saat ini, Betty yang baru saja menyusul Elsa langsung buru-buru berkata, "Elsa, apa yang kamu lakukan? Cepat pakai
Read more

Bab 1570

"Itu bukannya karena dia terlalu sombong dan nggak tahu diri. Lupakan saja, ayo cepat pergi. Kita harus memikirkan bagaimana cara menghadapi Jonatan ke depannya," ucap Betty.Mendengar itu, Elsa mengangguk dan berkata, "Tobi, aku pergi dulu! Jonatan ini bukan orang biasa. Aku harus memikirkan apa yang harus aku lakukan selanjutnya.""Ya, pergilah." Tobi mengangguk. Mereka tidak mau menerima bantuan, jadi Tobi juga tidak perlu memaksanya. Namun jika dibutuhkan, pria itu tetap akan membantunya.Lagi pula, Tobi juga tidak ingin melihat gadis sebaik itu dihancurkan oleh seorang bajingan."Oh ya, aku pasti akan menolaknya dan juga nggak akan berkompromi dengannya. Dia bisa menemukanku. Aku rasa dia juga akan mendatangimu untuk balas dendam. Jadi, kamu harus berhati-hati."Sebelum pergi, Elsa segera mengingatkan Tobi.Mendengar itu, Tobi tampak ragu sejenak. Kemudian, dia berkata, "Bagaimana kalau kamu simpan nomor teleponku?"Elsa tertegun sejenak. Dia segera mengangguk, kemudian menekan no
Read more
PREV
1
...
155156157158159
...
167
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status