Home / Pernikahan / Istri Sementara untuk Kakak Ipar / Chapter 161 - Chapter 170

All Chapters of Istri Sementara untuk Kakak Ipar: Chapter 161 - Chapter 170

347 Chapters

BAB 161

“Aku benar-benar sudah sangat merasa lelah. Sudah kubilang pada akhirnya kau akan terjatuh dalam lubang yang membuatmu tidak bisa keluar lagi. Jadi, sebelum itu terjadi ayo berpisah saja dan tidak usah membuang waktu.” pinta Gozel. Mendengar ucapan Alenta, Edward pun membeku ngeri. Kembali dia menahan Alenta, tidak mengizinkan dia keluar dari kamar. “Kak Edward, lepaskan aku!” Titah Alenta. “Aku harus membuat makan siang untuk anak-anak,” Alenta mencoba untuk menjelaskan. Edward kembali memeluk Alenta, “Maaf, maafkan aku, Sayang. Demi Tuhan, aku akan berusaha dengan keras untuk bisa keluar dari perasaan aneh ini. Aku bersumpah, tolong berikan 1 kesempatan lagi untukku, ya?” Mohon Edward. Alenta terdiam, dia merasakan tubuh Edward yang gemetar. Tidak tahu apa yang membuat Edward seperti itu, Alenta tidak ingin banyak berpikir saat ini. “Berikan aku waktu sebentar saja, aku akan memperjelas perasaan apa ini. Aku jan
Read more

BAB 162

Julia berlari sekuat tenaga, mengepakkan rok panjangnya saat melompati pagar yang mengelilingi mansion Helios.Hatinya berdebar kencang saat dia teringat pelayan yang hampir saja memergokinya hendak melarikan diri. Namun, beruntung kecepatan kakinya mampu membawanya lebih jauh meninggalkan mansion.“Apa-apaan, ini?” tanya Julia dalam kebingungan karena tempat yang ia lihat sepertinya sangat asing, dan belum pernah Ia lihat sebelumnya.Julia menggelengkan kepalanya, dia akan memikirkan kebingungan ilnanti.Dengan kondisi Helios yang terluka akibat tusukan garpu yang diberikan Julia, seluruh pelayan mansion sibuk mengurus pemilik mereka yang dilarikan ke rumah sakit. Julia memanfaatkan kesempatan ini untuk melarikan diri demi menemui putrinya yang sudah lama tak dijumpainya.Dalam perjuangan melarikan diri, Julia sempat mengambil dompet Helios yang berisi uang yang cukup untuk mencapai tempat putrinya. Setelah beberapa w
Read more

BAB 163

Edward melangkah masuk ke ruangan rawat dengan tenang, di tangannya tergenggam sebuah keranjang buah yang ia bawa untuk Veronica. Begitu melihat kedatangan Edward, Veronica tersenyum lebar dan mata ibunya yang duduk di sampingnya juga berbinar. “Hai, Veronica. Bagaimana keadaanmu hari ini?” tanya Edward dengan suara lembut sambil meletakkan keranjang buah di meja samping tempat tidur.Veronica hendak menjawab, namun belum sempat ia membuka mulut, pintu ruangan terbuka dan Alenta melangkah masuk dengan wajah datar. Veronica seketika menundukkan kepala, hatinya teriris melihat Alenta ada di sana. Ia merasa harapannya untuk mendapatkan perhatian penuh dari Edward pupus sudah.Edward menatap Veronica yang kini terdiam, lalu menoleh ke Alenta. Dalam hati, ia ingin menjelaskan bahwa dirinya tak bisa meninggalkan istrinya itu, meskipun sebenarnya ia sangat ingin menghabiskan waktu bersama Veronica untuk menebus rasa penyesalan yang ia rasakan
Read more

BAB 164

“Apa Kau pernah dengar bahwa Cinta Pertama adalah cinta yang paling sulit untuk dilupakan?” tanya Ibunya Veronica. “Bahkan, ada begitu banyak kenangan yang mereka miliki sampai-sampai, mereka kesulitan untuk menangani diri sendiri begitu bertemu kembali. Sepertinya, inilah yang terjadi di antara Edward dan juga Veronica.” Ada senyum tipis yang timbul di bibir ibunya Veronica. Tersenyum dengan begitu santai, Alenta sama sekali tak menunjukkan bahwa dia terpengaruh oleh kalimat itu. “Pernah tentu saja. Namun, cinta pertama adalah sesuatu yang dimiliki oleh sepasang manusia yang biasanya masih muda dan tidak memiliki pengalaman apapun. Kadang, bahkan mereka melakukan suatu tindakan yang akan mengubah begitu besar dan pada akhirnya hanya menjadi sebuah pengalaman, dan pembelajaran saja.” jawab Alenta, dia juga tersenyum karena tidak ingin membiarkan Ibunya Veronica mengacaukan dirinya. Mendengar ucapan Alenta, ibunya Veronica hilang kata untuk beberapa saat
Read more

BAB 165

Alenta merasa kesakitan ketika bangkit dari tempat tidur, tubuhnya sakit dari ujung kaki hingga ke ujung kepalanya akibat penyerangan brutal Edward sepanjang hari. “Kak Edward benar-benar keterlaluan sekali!” gumam Alenta yang merasa sangat kesal. Dia bahkan tertidur dan tak tahu kapan Edward berhenti. Mengamati sekeliling, Edward sudah tiada di kamar itu. Dengan menahan sakit, Alenta turun dari ranjang, menyeret tubuh lemahnya tanpa sehelai benang pun yang menutupi tubuhnya. Ia menuju ke kamar mandi, berniat untuk segera membersihkan diri. Namun, begitu membuka pintu kamar mandi, ia terkejut melihat Edward sudah berada di dalam sana, tersenyum penuh nafsu yang belum puas.“Sayang, aku baru saja selesai mandi. Tapi, kalau mau diajak mandi bersama, aku tidak keberatan mau mandi sampai sejuta kalipun,” ujar Edward, menampilkan senyum aneh yang membuat Alenta kesal. “Kak Edward, apa kau sengaja melakukan ini supaya ak
Read more

BAB 166

Alenta terpaku di ambang pintu, matanya melebar melihat Julia dan kedua orang tuanya yang tiba-tiba muncul di depan rumahnya. “Nak, kami sudah menghubungi Edward sebelumnya, itulah kenapa kami diizinkan untuk masuk.” ucap Herin memberitahu.Alenta menganggukkan kepala, bisa melewati gerbang artinya Edward sudah memberikan izin, tentu saja Alenta paham. Alenta kembali memperhatikan Julia. Sudah berbulan-bulan mereka tidak bertemu, dan kini Julia terlihat begitu kurus dan pucat. Tanpa banyak bicara, Julia menanyakan keberadaan Elea, anak kandungnya yang terasa begitu lama ditinggalkan untuk tinggal bersama Alenta. “Dimana Elea?”Alenta menelan ludah, mencoba menenangkan perasaan campur aduk yang melanda hatinya. Dengan langkah ragu, ia mengarahkan tempat kepada Julia, kedua orang tuanya, dan membawanya ke taman belakang rumah, tempat Elea sedang asyik bermain bersama Ron, sahabat kecilnya. “Elea, sayang, coba lihat si
Read more

BAB 167

Julia menggenggam erat tangan Alenta, matanya terlihat dalam dan juga serius. “Bisakah aku merepotkanmu untuk membantu menjaga Elea?”Sungguh, Alenta benar-benar tidak mengerti. Julia sudah kembali dan bisa menjaga putrinya sendiri jika dia mau, tapi kenapa Julia justru memilih untuk kembali meninggalkan Elea?Tidak tahu harus memberikan jawaban seperti apa, Alenta hanya bisa terdiam dengan segala pemikirannya. “Alenta,” Panggil Julia dengan suaranya yang bergetar menahan tangis. “Aku tidak bisa menjelaskan apa yang terjadi, namun Aku pastikan tidak akan pernah ada masalah yang timbul karena diriku. Hanya, tolong bantu aku untuk menjaga Elea, dia lebih aman jika bersamamu dibanding denganku, atau bahkan dengan orang tua kita.” Menjadi semakin bingung dengan ucapan Julia, Alenta tidak bisa menahan diri lagi untuk tidak bertanya. “Sebenarnya, apa yang sedang Kak Julia pikirkan? Apa maksudnya, dan memangnya Kak Julia mau pergi ke mana?”Ti
Read more

BAB 168

Julia berdiri tegak di tepi jembatan yang menghiasi danau yang luas dan indah. Angin sepoi-sepoi membelai wajahnya yang pucat dan lesu. Pikirannya kacau, tak mampu lagi diajak kompromi. Di sudut hatinya, ia meyakini bahwa inilah jalan terbaik yang bisa diambil.Sebelumnya, ia telah memberikan alasan kepada kedua orang tuanya dan Alenta, serta putrinya yang masih kecil, bahwa ia ingin pergi ke taman kota untuk menghirup udara segar. Namun, niat sebenarnya jauh dari itu. Julia ingin memiliki waktu sendiri untuk mengakhiri hidupnya.Dalam keputusasaannya, Julia tidak ingin Alenta merasa menyesal karena telah dilahirkan olehnya. Ia tidak ingin putrinya menderita dan mengalami penderitaan yang sama seperti yang ia rasakan. Julia merasa bahwa langkah ini adalah pengorbanan terbesar yang bisa ia berikan kepada putrinya.“Sayang, andai saja waktu itu ibu lebih menghargai keberadaan mu, mencoba untuk lebih tulus dalam mencin
Read more

BAB 169

Julia terbangun dari tidurnya dengan wajah bingung. Ia merasa ada sesuatu yang aneh di udara, tempat itu jelas sangat asing dan berbau asin. Julia bangkit dari posisinya, turun dari ranjang dan berjalan perlahan, mencari pintu keluar.Namun, sebelum ia berhasil menemukan pintu, tiba-tiba saja ada seorang pria yang muncul dari balik punggungnya. Pria itu memeluknya erat, membuat Julia merasa tercekik. Lalu, pria itu berbisik di telinga Julia, “Aku tidak akan membiarkan mu lepas dariku lagi.”Barulah Julia menyadari bahwa pria itu adalah Helios. “Lepaskan, lepaskan aku, bajingan!” Julia memberontak, mencoba melepaskan diri dari pelukan Helios, namun pria itu semakin erat memeluknya.“Apa yang kau inginkan dariku? Lepaskan aku!” teriak Julia, namun Helios tetap tidak menggubrisnya.Helios tersenyum sinis, lalu berkata, “Jika kau tidak menurut, aku akan memperlihatkan rekaman mesum kita, kau dan beberapa pria itu kepada keluargamu detik ini
Read more

BAB 170

Edward mengajak Alenta makan malam di sebuah restoran mewah untuk memperbaiki hubungan yang retak antara mereka. Mereka sengaja menitipkan anak-anaknya kepada pelayan rumah dan perawatnya, Elea. Dalam restoran itu, Edward berusaha keras untuk membuat suasana romantis demi meraih kembali hati Alenta yang kini masih terasa begitu dingin.“Sayang, aku tahu kita sudah melewati banyak hal sulit dalam pernikahan kita. Namun, aku percaya kita bisa melaluinya bersama,” ungkap Edward dengan tulus, sambil memegang tangan Alenta. “Maka itu, cobalah untuk banyak tersenyum, ya.”Alenta hanya tersenyum tipis dan menatap matanya dengan tatapan yang belum bisa sepenuhnya memaafkan kesalahan Edward di masa sebelumnya. Namun, ia berusaha untuk membuka hatinya perlahan.“Nanti, kalau Ron dan Elea menyadarinya, pasti akan sangat sedih mereka.” Timpal Edward. Mendengar ucapan Edward, Alenta jadi terpancing untuk menanggapinya. “Kalau begitu, aku a
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
35
DMCA.com Protection Status