Home / Pernikahan / Istri Sementara untuk Kakak Ipar / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Istri Sementara untuk Kakak Ipar: Chapter 131 - Chapter 140

347 Chapters

BAB 131

Pesta ulang tahun Elea digelar di ruang tunggu rumah sakit dengan dekorasi sederhana, balon berwarna-warni menghiasi dinding, kue ulang tahun bertumpuk dengan lilin berwarna merah yang menyala. “Selamat ulang tahun, kesayangan nenek.” ucap Herin, memberikan kecupan di kepala sang cucu. Dia baik Herin panjatkan, semoga Tuhan memberikan kesembuhan kepada cucunya itu. Edward berdiri di samping Elea yang duduk di atas tempat tidurnya, dengan raut wajah yang mencoba menunjukkan kebahagiaan. Dia berusaha keras untuk menjadi ayah yang baik bagi Elea, meski bukan ayah kandungnya.“Selamat ulang tahun, Elea. Semoga, setelah ulang tahun ke-3 mu ini, Tuhan angkat semua sakit mu, dan bisa beraktivitas seperti dulu,” ucap Karina, berharap dalam kata. Melihat cucunya yang lemas, tapi masih bisa tersenyum, jelas Horrison merasa begitu melas. Tapi, cancer yang sedang bersarang di tubuh cucunya itu perlahan juga akan mati. “Selamat
Read more

BAB 132

Alenta menyeka air matanya melihat video yang dikirimkan Edward beberapa menit yang lalu. Sudah lama sekali dia tidak pernah melihat Elea tersenyum bahagia seperti itu, wajahnya yang pucat, dan juga lesu ternyata masih tetap cantik saat dia tersenyum bahagia. “Elea, bibi harap kau segera sembuh.” ucap Alenta, matanya masih lekat menatap video yang belum usai durasinya. “Lihat, senyummu benar-benar membuat wajahmu sangat cantik. jadi, tumbuhlah dengan bahagia supaya kau bisa tersenyum, tertawa, dan cantik.”Meski sudah selesai videonya, Alenta kembali memutar video tersebut. Melihat Elea tersenyum dan juga tertawa membuatnya ketagihan, enggan rasanya berhenti melihat keponakan yang cantik itu. Ting!Satu pesan masuk ke ponsel Alenta, dikirimkan oleh Edward padanya. “Kau pasti sedang menangis sekarang. Tapi, kau juga tidak lupa bahwa aku paling tidak suka melihatmu menangis, kan?” ucap Edward dalam pesan yang dia kirimkan.
Read more

BAB 133

Edward kembali ke rumah sekitar pukul 19:00. Hari ini dia terlambat pulang, padahal biasanya pukul 18:00 dia sudah berada di rumah. Begitu mendapati Alenta menyambut kepulangannya, segera Edward melebarkan senyuman. “Maaf terlambat pulang, Sayang.” ucap Edward, gegas dia memeluk Alenta, memberikan kecupan pada keningnya. “Tidak apa-apa, ayo cepat masuk ke kamar! Kak Edward harus mandi dulu, aku akan panaskan makanannya,” Alenta berjalan beriringan dengan Edward yang merangkulnya, membawa untuk masuk ke dalam. “Besok kita temui Elea dulu sebentar sebelum berangkat, ya?” Ajak Edward yang langsung mendapatkan anggukan setuju dari Alenta. Malam harinya, Edward, Ron, dan Alenta akan berangkat untuk liburan. Mana mungkin juga Alenta menolak, dia merindukan gadis kecil itu!Edward dan Alenta terpisah sampai di ruang tengah karena mereka akan melakukan kegiatan mereka masing-masing. Edward masuk ke dalam kamar ma
Read more

BAB 134

Julia terbangun dari tidur, dahinya mengernyit merasakan sakit yang berdenyut. Perlahan dia membuka matanya, tersadar bahwa tempat itu asing untuknya. Bergegas Julia bangkit dari posisinya, berdesis sembari memegangi kepalanya yang menjadi semakin sakit. “Aduh, Kenapa kepalaku sampai sesakit ini, sih?!” protes Julia. “Biasanya minum lebih banyak daripada semalam juga aku tidak akan sakit seperti ini, kan?”Mengulang, mengingat kembali apa yang dia ucapkan barusan Julia tersentak kaget. Siapa yang mengantarnya pulang semalam?Julia menelan ludahnya sendiri, perlahan dia menggerakkan kepalanya untuk melihat ke samping yang sepertinya juga ada seseorang. “Selamat pagi, Julia!” Sapa pria itu begitu Julia menoleh kepadanya. “Semalam kau mabuk sekali, jadi terpaksa aku membawamu ke apartemenku.”Julia memicingkan matanya, dia tidak bisa menatap dengan benar karena sakit kepalanya itu seperti membuat cara pandangnya tidak j
Read more

BAB 135

Alenta dan juga Edward merasa sangat bingung karena begitu dia sampai di ruangan di mana Elea mendapatkan perawatan, tak ada satu orang pun di dalam sana. Elea terisak-isak, dengan segera Alenta berjalan mendekatinya, memeluk meski sebenarnya Elea juga terlihat menolak, dan waspada terhadap Alenta. “Kemana ibumu pergi, nak?” tanya Alenta menahan tangis sedihnya. Elea seolah bisa merasakan ketulusan yang diberikan oleh Alenta, perlahan-lahan pada akhirnya dia tak lagi terus merasa begitu waspada. Hanya menggelengkan kepalanya, sedang tangisan yang terisak itu tengah menguasai bibirnya. Melihat Elea tak ada satupun yang menjaga, Edward benar-benar menjadi kesal namun tetap harus menahan diri karena tidak mungkin menunjukkan kekesalannya langsung dihadapan Elea. Mengeraskan rahangnya, mengepalkan tangan, dan mencoba untuk sekuat tenaga menahan diri Hanya itu yang bisa dilakukan Edward saat ini. “A-Ayah....” panggil E
Read more

BAB 136

“Lihat sendiri kan bagaimana mengerikannya Julia dalam mendoktrin anaknya untuk membenci orang lain?” tanya Edward, matanya tertuju hanya kepada Herin saja saat ini. “Cacat, hanya Julia sajalah yang bisa menyebut hal sekejam itu tak perduli bahwa Alenta adalah adiknya. Aku yakin sekali, saat ini ibu mertua pasti benar-benar tidak menyangka, bukan?” ujar Edward, dia benar-benar marah sekali hanya saja tidak bisa mengekspresikan kemarahannya terhadap bocah 3 tahun yang ada di pelukannya itu. Alenta terdiam, dia benar-benar sangat terkejut hingga tidak tahu harus bagaimana bereaksi. Sedih, tapi bukan karena makian Elea yang diberikan kepadanya. Namun, dia merasa begitu sedih karena Julia mengajarkan hal yang seharusnya tidak diajarkan. Herin tertunduk lesu, air matanya jatuh, dan dia merasa putus asa sendiri karena semakin hari dia semakin dibukakan matanya lebar-lebar untuk melihat keburukan Putri pertamanya yang begitu luar biasa. Sangat kejam, namun Herin juga sadar sikap Julia bi
Read more

BAB 137

“Apa yang kalian lakukan padaku, bajingan!” Julia berteriak frustasi. Begitu dia bangun dari tidurnya, dia benar-benar dikejutkan dengan tubuhnya yang polos tak mengenakan sehelai benang pun, dan hanya tertutupi selimut tebal yang ada di ranjang tidur. Lebih mengejutkannya lagi, ada 4 pria yang ada di sekitarnya, hanya mengenakan celana dalam saja. Tubuh Julia menjadi gemetar, dia mencengkram erat-erat selimut yang menutupi tubuhnya itu dengan perasaan frustasi yang begitu luar biasa. Mengingat kalau sebelum dia tak sadarkan diri adalah karena Helios yang menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuhnya. “Helios!” Panggil Julia dengan nada bicara yang begitu tinggi karena dia benar-benar merasakan frustasi yang luar biasa. “Kenapa kau melakukan ini padaku?! Kalaupun benar kau ingin membalas dendam, ini benar-benar sudah sangat keterlaluan, Helios!” Julia mulai menangis sejadi-jadinya. “Nona, Aku benar-benar merasa sangat puas oleh tubuhmu. Ter
Read more

BAB 138

“Kenapa kau ada di sini, Sofia?” tanya Edward, sontak air mukanya nampak tak nyaman melihat keberadaan Sofia. Sementara itu, Alenta hanya diam menatap Sofia yang juga sekejap melihatnya dengan tatapan mata yang aneh. Seperti ingin bersiap untuk sesuatu, Alenta menjadi merasa waspada entah apa alasannya. Senyum manis terbit di bibir Sofia, matanya begitu terlihat sumringah setiap kali menatap wajah Edward. “Aku ingin pergi liburan, bagaimana denganmu, Edward?”Sejenak Edward terdiam, dahinya sedikit mengerut sembari berpikir ke negara mana Sofia akan pergi untuk liburan. Meski sebelumnya Sofia bekerja sebagai asisten sekretarisnya, Sofia tetaplah anak dari keluarga yang keuangannya cukup mapan sehingga tidak sulit baginya untuk bepergian ke luar negeri. “Kami ingin pergi ke tempat yang kami inginkan, permisi...” ucap Edward, dia menatap Alenta seolah mengatakan, “ayo!”Alenta menganggukkan kepalanya, gegas dia mulai melangkah
Read more

BAB 139

Prang!Alenta menjatuhkan sendok dan juga garpunya dengan kasar pada piringnya, membuat Edward, Ron, dan juga Sofia menatap ke arahnya dengan tatapan terkejut. Dengan jelas Alenta menunjukkan ekspresi wajahnya yang dingin dan juga kesal. Namun, semakin lama dia bisa menatap Sofia bibirnya tertarik membentuk senyuman. “Aku sungguh memahami jika kau ingin membuatku cemburu, mencoba untuk memercikan api. Tapi, mohon maaf sekali karena tidak ada gunanya memercikkan api di air terjun yang sedang mengalir deras.”Mendengar ucapan Alenta barusan, Sofia pun hanya bisa memaksakan senyum padahal hatinya tengah merasakan gemuruh kemarahan. “Kalau kau benar-benar ingin menggoda Edward, bagaimana kalau kau tunggu saja Kami selesai makan?” Peringat Alenta. Sofia membuang nafasnya, coba dia tersenyum padahal sebenarnya dia benar-benar merasa sangat kesal terhadap Alenta. Jelas dia jauh lebih baik daripada Alenta, tapi kenapa kesombongan yang dimiliki
Read more

BAB 140

Liburan yang terasa seperti bulan madu, menjadi kebahagiaan tersendiri untuk Edward, Alenta, dan Ron. Tentu saja, utamanya adalah Alenta, dan Edward!Meski pergi liburan membawa Ron, mereka benar-benar memiliki banyak waktu untuk bermesraan. Apalagi, kalau membawa Ron ke pantai, dia menjadi sangat bersemangat bermain dengan pasir pantai sampai lupa kedua orang tuanya. “Berhentilah berjemur, Sayang!” Perintah Edward, namun menggunakan mimik yang memohon. “Apa kau tahu betapa kesalnya aku melihat mu memakai bikini, berbaring di sini, sedangkan sejak tadi ada begitu banyak pria yang lewat,” gerutu Edward. Meski berada di tempat yang lumrah begitu banyak wanita menggunakan bikini, ataupun pakaian renang mini karena mereka sedang di lantai, entah mengapa Edward merasa begitu rugi banyak harus membiarkan tubuh Alenta juga bisa dilihat oleh pria lain. Mendengar Edward bergumam seperti itu, Alenta hanya menghela nafasnya saja. Malas untuk menanggapi, l
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
35
DMCA.com Protection Status