Semua Bab Antara Dendam dan Penyesalan: Bab 551 - Bab 560

1674 Bab

Bab 551

Langit mendung mulai menurunkan rintik gerimis.Embus angin membuat cahaya lilin berayun-ayun dan uang kertas bertebaran.Selena mengusap air hujan di wajahnya sembari bergumam, "Kak Lian, kamu pulang, ya?"Dua titik air hujan jatuh tepat di bawah mata Lian, tampak seperti orang yang tersenyum sembari menangis dalam foto karena tak bisa mengungkapkan kesedihannya.Selena menyentuh batu nisan. "Kak Lian, nggak usah khawatir, pasti akan kujaga keluargamu. Setelah ini, keluargamu adalah keluargaku juga. Pergi dengan tenang, ya. Di kehidupan yang berikutnya ... pasti kamu akan ketemu sama orang baik," tutur Selena.Setelah prosesi pemakaman, hujan deras membasuh seluruh desa.Selena tak langsung pulang, tetapi pergi ke rumah lama Lian.Mereka sekeluarga sudah lama pindah ke kota dan akan pulang setiap tahun kecuali pada Tahun Baru dan hari-hari besar lainnya.Rumahnya tampak terbengkalai, pohon apel dan anggur yang ada di halaman berdiri di tengah hujan.Selena yang berdiri di bawah pohon
Baca selengkapnya

Bab 552

Selena kebingungan ketika melihat nenek itu. Wajahnya dipenuhi kerutan dan matanya tampak kabur.Namun, ekspresi yang ditunjukkannya saat ini begitu bersemangat dan mulutnya terus melafalkan komat-kamit tanpa henti."Nenek, apa yang Anda maksud adalah saya?" tanya Selena."Ya! Benar!" Nenek yang bersemangat itu meraih tangan Selena. Punggung tangan Selena terasa sakit saat dielus berulang kali karena tangan nenek itu begitu kasar bagai kulit kayu kering.Selena terkejut bukan main karena nenek ini bicara dengan sopan padanya. Jelas-jelas usia beliau jauh lebih tua darinya dan mereka berdua tak saling kenal. Lantas, mengapa dia begitu bersemangat?"Nenek, Anda mungkin salah mengenali orang.""Mana mungkin saya salah mengenali seseorang? Nona, saya tidak menyangka masih bisa bertemu Anda. Perawakan Anda tetap sama seperti tahun itu, tidak ada perubahan sama sekali."Nenek itu kembali melihat Selena dengan saksama. "Tidak sama, kamu kelihatan lebih kurus dan wajahmu tampak agak pucat."Na
Baca selengkapnya

Bab 553

Bahkan, nenek itu hampir lupa dengan namanya sendiri, tetapi hal-hal seperti ini sudah melekat kuat dalam dirinya."Nek, anggap rumah ini sebagai rumah sendiri. Masuk dulu, yuk."Selena, yang juga baru pertama kali datang ke apartemen ini, memperhatikan sekitar dengan saksama.Harvey menunjuk ke arah kamar tamu yang berjarak tidak jauh dari sana. "Biarkan Benita membersihkannya, Nenek Alisa bisa tinggal untuk sementara waktu di sini. Tinggallah bersamanya, mungkin ingatannya bisa pulih lebih cepat.""Oke," jawab Selena menyetujui tawaran Harvey."Biarkan dia beradaptasi dulu, aku akan suruh orang untuk periksa kesehatannya.""Makasih, ya."Selena bersikap biasa-biasa saja terhadapnya, sama seperti cara dia bersikap kepada tetangga.Harvey hanya menghela napas. Dia tahu, memperbaiki hubungan di antara mereka memang butuh waktu yang lama."Seli, kamu harus istirahat dengan baik, tubuhmu masih belum pulih total. Mulai hari ini, aku akan suruh dokter mengobati tanganmu. Tenaga medis yang r
Baca selengkapnya

Bab 554

Harvey mengernyitkan dahi sebelum bertanya, "Kota mana?""Nenek nggak begitu ingat, katanya tahun itu terlantar dan nggak punya tujuan bersama pengungsi lainnya. Rumornya, kota tempat dia tinggal berdekatan dengan laut.""Lebih dari 60 tahun yang lalu saat perang berkecamuk, panglima perang dari berbagai daerah membagi wilayah dan jadi pemimpin. Banyaknya perampok dan pemberontak juga membuat sejarah pada waktu itu benar-benar kacau. Bahkan, banyak nama daerah yang berubah-ubah, cuma dengan petunjuk seperti itu mungkin sulit untuk menemukannya dengan tepat.""Nggak apa-apa, pelan-pelan saja carinya. Bisa bertemu dengan Nenek pun sudah membuatku senang dan Tuhan sudah memberi sedikit petunjuk, mungkin suatu hari nanti Nenek akan ingat lebih banyak hal.""Seli, kalau petunjuk ini benar, kamu juga harus mempersiapkan mental. Meski Nona Fanny yang jadi majikan Nenek sangat mirip denganmu, ada kemungkinan itu hanya kebetulan saja. Di dunia ini, kemiripan seseorang itu merupakan hal biasa, a
Baca selengkapnya

Bab 555

Harvey bersandar di sofa berbahan kulit asli. Kepalanya agak terangkat ke belakang, wajah tampannya tampak sangat kelelahan, dan kedua matanya terpejam.Selena yang melihatnya lekas duduk tenang di hadapan Harvey seraya mengambil buku pemrograman tanpa membangunkannya.Angin dingin yang menerpa dari luar membuat Harvey terbangun perlahan.Dilihat dari cuaca dingin di luar, mungkin akan hujan salju dalam beberapa hari mendatang.Lampu ruangan yang terang dan kegelapan malam terlihat sangat kontras.Di atas meja ada bunga segar yang baru dibawa pagi ini, dipangkas dengan indah, dan aroma harum semerbak ke seluruh ruangan.Apartemen ini memiliki suasana paling mirip dengan rumah.Namun, tak peduli seberapa nyaman penataannya, tetap takkan mengubah hubungan di antara mereka.Dulu, dunia luar yang dingin pada mereka. Kini, hubungan mereka yang justru tidak baik-baik saja.Dulu, ketika melihat Harvey sempat tertidur, Selena pasti akan menyelimutinya. Kini, tak ada acuh yang tersisa sama seka
Baca selengkapnya

Bab 556

Saat hari pertama turun hujan, Selena pergi ke luar.Selena kira, olahraga berlebih akan memperparah kondisinya, tetapi tampak aneh karena perutnya tak pernah sakit, bahkan sebelum dia hamil.Meski tak mengetahui perkembangan tumornya, kondisi Selena dipastikan telah stabil dan tidak ada penyebaran lebih lanjut.Ini adalah akhir pekan terbaik bagi Selena.Sudah hampir satu tahun Selena tidak sempat jalan-jalan dengan baik dan merasakan kehidupan.Saat dia berdiri di pusat perbelanjaan yang paling ramai, Selena melihat seorang wanita tengah berjalan tergesa-gesa. Wanita itu mengenakan setelan kerja, sepatu hak tinggi, dan mantel wol.Sosok itu tengah mengamati sekeliling di bawah papan reklame saat Selena mendengar suara yang tidak asing di telinganya, "Olga."Olga seketika berbalik untuk melihat. Kemudian, dia melihat Selena berdiri tidak jauh dengan mengenakan mantel wol hitam.Rambut Olga yang makin panjang diikat ke belakang. Dia juga memakai sepasang anting sederhana di telinganya.
Baca selengkapnya

Bab 557

Olga antusias saat meraih tangan Selena. "Buat tanda perpisahan? Memangnya kamu mau ke mana?""Jangan khawatir, aku hanya ingin cari tempat istirahat sebentar," balas Selena menenangkan.Olga mengamati Selena tampak begitu muram, seakan-akan tidak bersemangat sedikit pun. Kini, sikapnya begitu dingin. Dia pun merasa, Selena memang berniat melepas penat."Apa kamu mau pergi begitu lama?""Hm, sepertinya begitu.""Meninggalkan tempat yang membuat sedih memang pilihan yang paling baik," ujar Olga, mengiakan jawaban Selena.Biasanya, Olga adalah sosok yang ceria. Entah bagaimana sebabnya, Selena rasa, Olga tak mampu menghiburnya saat ini. Luka yang dia alami tidak bisa dipulihkan hanya dengan kata-kata.Selena hanya mampu melampiaskan kesedihan dan amarahnya pada selera makan. Karena itu, Olga memesan banyak hidangan mahal."Makanlah, ini kaviar kesukaanmu. Kakakmu ini sekarang sudah punya banyak uang, jadi nggak perlu sungkan."Selena mengulas senyum, kemudian berkata, "Pelankan suaramu.
Baca selengkapnya

Bab 558

Esok harinya, Selena memasuki kamar Arya untuk kali terakhir. Dia melihat sosok yang terbaring di tempat tidur dengan tubuh sangat kurus.Otot Arya mengalami penyusutan yang tidak wajar. Wajahnya pun tampak makin tua dan kurus.Di ruangan, tercium bau obat yang kental saling bercampuran.Sudah beberapa hari ini, Selena tidak berani masuk.Selena tahu, ini adalah harinya mengucapkan salam perpisahan.Usai diguyur hujan semalam penuh, halaman pun digenangi oleh air hujan kali ini.Setelah menyibakkan tirai dan membuka jendela.Selena membiarkan cahaya matahari dan semilir angin memasuki ruangan."Ayah, kamu sudah lama sekali nggak menghirup udara segar di luar, 'kan? Sekarang sudah musim hujan, jadi asal kamu tahu, setiap hari selalu turun hujan."Meski tangan kanan Selena belum segesit tangan kirinya, tetapi dia sudah bisa melakukan berbagai gerakan biasa sehari-hari tanpa masalah.Selena memetik satu lembar daun tanaman dalam ruangan, lalu mulai melipatnya.Beberapa saat kemudian, dia
Baca selengkapnya

Bab 559

Agatha yang duduk di kursi roda melihat Harvey tengah sibuk memayungi Selena dari kejauhan. Kini, Harvey tengah berdiri, sedangkan Selena berlutut. Di belakang mereka, rintik gerimis turun makin lebat, membuat orang-orang menyaksikan keserasian di antara mereka.Selama ini, Agatha telah bolak-balik bertanya pada Harvey soal keberadaan Arya. Namun, Harvey tak pernah mengungkapkan sedikit pun informasi tentangnya.Baru pagi ini, Agatha menerima kabar Arya yang telah meninggal.Bahkan, Agatha tidak bisa melihat Arya untuk kali terakhir dan mengantar dia sepanjang perjalanan terakhirnya. Arya meninggal tanpa tahu bahwa putri kandungnya adalah Agatha.Harvey sangat jahat.Kata Harvey, ini adalah hukuman yang pantas Agatha terima.Berakhir dengan Agatha yang bertanya dalam hati, 'Memangnya apa salahku?'Selama bertahun-tahun, Agatha hidup di tengah kegelapan hingga kedua orang tuanya pun mati tragis di tangan Agatha seorang diri. Tiap hari dan sepanjang malam, dia harus berhadapan dengan ras
Baca selengkapnya

Bab 560

Mendengar suara putus asa Agatha, Selena menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang untuk melihatnya.Agatha mengabaikan pelayan yang ingin membantunya. Dia bersikeras merangkak ke sisi Harvey.Penampilannya yang begitu tak berdaya dan pilu, mengingatkan Selena pada dirinya di masa lalu ketika dia berlutut memohon Harvey untuk tidak menceraikannya.Ternyata, Agatha saat ini terlihat begitu menyedihkan."Mau dibiarkan begitu saja?" Selena bersedekap seraya berpikir, Harvey tampak tidak acuh dengan Agatha karena memedulikan perasaannya."Kamu nggak perlu pedulikan perasaanku, aku nggak masalah."Ekspresi Harvey tampak sedikit terluka. Dia meraih tangan Selena dan berkata, "Seli, aku nggak pernah cinta sama Agatha. Aku janji menikahinya waktu itu hanya untuk balas budi."Selena tersenyum kecut. "Membalas budi sampai ke tempat tidur, lucu sekali," sindirnya."Seli, sebenarnya Harvest ..."Harvey hampir saja mengatakannya, tetapi saat dia memejamkan mata, bayangannya mengangkat Selena
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5455565758
...
168
DMCA.com Protection Status