Saat mendengar kata "mayat wanita", tangan Sean sudah gemetar. Wajahnya yang tadinya sudah pucat pasi, kini makin pucat."Kamu nggak salah lihat, 'kan?""Nggak, anting-antingnya besar dan indah sekali. Baju yang dia pakai juga bermerek. Oh ya, dia juga memakai cincin safir koleksi termahal di jarinya."Melihat ekspresi Sean yang makin memburuk, Selena buru-buru menghiburnya. "Tuan Sean, ada kemungkinan juga perhiasan adikmu jatuh ke tangan orang lain. Hal ini mungkin nggak seburuk yang kamu bayangin."Sean menundukkan kepala dan melihat ponselnya, seolah-olah tidak mendengar kata-kata Selena.Selena melihat jari-jari Sean gemetar tak terkendali, menari-nari di layar ponselnya dengan panik. Akhirnya, layar ponsel itu berhenti pada sebuah foto."Apa cincin ini yang kamu maksud?"Cincin dalam foto terlihat lebih jelas, batu safirnya pun jernih bagaikan warna langit. Sungguh halus dan berkelas."Benar, ini cincinnya. Waktu itu sepertinya mayat itu sudah terendam air untuk waktu yang lama,
Baca selengkapnya