Semua Bab Antara Dendam dan Penyesalan: Bab 151 - Bab 160
1620 Bab
Bab 151
Sambil menggandengnya, George bergegas membawa Selena ke dalam hutan. Di sana, ada sebuah rumah pohon yang pernah dikunjungi Selena saat diajak Yesa dua hari yang lalu.Namun setelah membersihkan dedaunan, George membawanya ke markas rahasia bawah tanah.Di bawah tanah yang gelap gulita, George menyalakan lampu parafin, cahaya yang lembut pun segera menerangi seluruh markas, sementara Selena kaget saat melihat barang-barang yang ada di dalamnya."Ini semua punyamu?" tanya Selena seraya menunjuk pistol dan senjata yang tergantung di dinding.Tanpa memberikan banyak penjelasan, George hanya menjawab dengan pelan, langsung mengambil sebuah pistol kecil dan meletakkannya di tangan Selena."Kebenaran akan selalu berpihak pada orang yang tangguh. Apa pun yang akan terjadi kedepannya, kamu perlu senjata untuk melindungi diri."Saat meraba pistol yang berat itu, Selena menjadi gugup, kemudian dia menelan air liur, "Kamu memberikan ini padaku?" tanyanya.Tatapan mata di balik topeng George berk
Baca selengkapnya
Bab 152
"Benar, seperti itu, matamu harus lebih fokus. Kalau kamu nggak tega, nanti kamu yang akan terluka sendiri, pikirkan masa lalumu."Setelah menembak, lengannya terasa kaku, dia masih belum terbiasa dengan tolak balik yang begitu kuat.Walaupun tidak tepat sasaran, setidaknya masih mengenai papan target."Bagus sekali, kamu harus percaya pada dirimu sendiri kalau kamu bisa."George kembali berdiri di belakang Selena, membenarkan posturnya yang terbaik, lalu berbicara dengan lembut di telinganya, "Selena, semoga mulai hari ini kamu menjadi mataharimu sendiri, jangan bergantung dengan cahaya orang lain. Kamu dilahirkan untuk menjadi kuat, kenapa mau untuk ditindas?"Selena melihat target yang jauh itu, memikirkan seolah-olah itu adalah dirinya saat ini.Entah dari kapan dia berubah dari dirinya yang bercahaya menjadi sasaran yang selalu tunduk pada orang lain.Jangankan Harvey, dirinya sendiri saja juga sangat membenci dirinya yang seperti ini."Dor!"Peluru melesat, mengenai tepat sasara
Baca selengkapnya
Bab 153
Sebuah tubuh berotot yang telanjang terlihat enak dipandang. Kulit George agak lebih gelap daripada Harvey, berwarna sawo matang.Dengan bahu yang lebar dan pinggang yang kecil, kontur otot di dadanya terlihat sangat jelas. George sama seperti Harvey, dia juga memiliki beberapa luka di tubuhnya.Saat tetesan air mengalir di perut berotot yang terlihat jelas, gerak-gerik pria ini penuh dengan pesona maskulin yang liar.Sembari membawa jebakan ikan, pantulan sinar matahari menghasilkan cahaya yang berkilauan di permukaan laut di belakangnya. Walaupun wajahnya tidak kelihatan, dari rahang bawahnya yang kurus terlihat kebahagiaan."Panen banyak."Dengan kaki telanjang, George berjalan ke daratan. Air laut mengalir dari celana kerja yang dikenakannya, sementara otot perutnya yang bagus terlihat sangat jelas dari gerak tubuhnya.Tanpa sadar, Selena memalingkan tatapannya, "Aku mau membuat api untuk memanggang ikan," ujarnya."Hmm, aku akan membersihkan isi perutnya. Kita beruntung, ada beber
Baca selengkapnya
Bab 154
"Aduh, kamu belum tahu, ya? Dengar-dengar dua hari terakhir ini ada beberapa helikopter yang bolak-balik terbang di dekat sini, orang-orang di dalamnya semua mengenakan pakaian hitam dan kacamata hitam, seperti yang kita lihat di televisi."George yang berada di sampingnya pun merasa khawatir, pasti Harvey yang datang mencarinya.Dengan segera, dia masuk ke sebuah apotek kecil di sebelah dan membeli barang yang dibutuhkan, sementara itu, Jarren buru-buru masuk, "Kak George, gawat, helikopternya terbang, sepertinya terbang ke arah pulau kita," jelasnya.Setelah mengambil barang itu, George berkata dengan dingin, "Ayo cepat pergi, kita harus sampai lebih dulu daripada mereka."Melihat helikopter yang terbang di atas kepala mereka, Jarren menggigit akar rumput dengan kesal, "Sialan, mereka terbang jauh lebih cepat daripada berenang di laut. Baru sebentar saja sudah tertinggal jauh sekali. Kak George, kamu harus ... ," ujarnya.Sebenarnya, Jarren ingin meminta George agar melaju lebih cepa
Baca selengkapnya
Bab 155
Akhirnya, Selena tahu alasan mengapa Harvey begitu yakin bisa menemukannya. Walaupun Harvest tidak bisa bicara, tetapi dia tidak bodoh, dia pernah tinggal di pulau ini selama seminggu, jadi dia mengenal pulau ini!Karena itu, Harvey tidak perlu membuang-buang waktu untuk mencari pulaunya satu per satu, dia hanya perlu menemukan pulau yang paling membuat Harvest bersemangat.Seperti sekarang ini, sebelum turun dari helikopter, Harvest sudah mengayunkan lengan dan kaki kecilnya dengan penuh semangat sambil terus berteriak, "Ibu, Ibu, Kakak, kucing ... "Dia mengucapkan semua kata yang dia tahu.Sembari merangkul Harvest, Harvey tersenyum tipis dengan dingin, "Sepertinya, ini tempatnya," ucapnya.Semua orang sudah bersiap, bagaimanapun juga, lawannnya pernah menggunakan pistol, mereka tentu tidak boleh meremehkannya.Sementara itu, Alex juga menjadi serius, kemudian entah berbicara apa melalui protofon. Tak lama, muncul beberapa kapal perang yang mengepung pulau dari segala arah.Penembak
Baca selengkapnya
Bab 156
Harvey membuka pintu kayu, ruangan itu memiliki perabotan yang sederhana yang terbuat dari kayu.Selain sebuah tempat tidur kecil, di sampingnya ada sebuah papan gambar.Di papan gambar itu, terlukis pohon sakura di bawah sinar bulan, pulau itu terlihat sangat tenang di bawah sinar bulan.Pelukisnya sangat terampil, Harvey langsung tahu bahwa lukisan itu dibuat oleh Selena.Saat ini, dia merasa begitu gembira, akhirnya dia menemukannya.Di sebelahnya, ada setumpuk lukisan yang tebal, Harvey pun memeriksanya dengan tenang.Saat matahari terbenam, para pria yang memancing kembali pulang, sementara wanita dan anak-anak tersenyum semringah menyambutnya.Ada pemuda yang membuat belalang dari rumput, yang melukis di bawah sinar matahari pagi, dan ada juga seorang pria dengan topeng logam yang bersandar di bawah pohon sakura.Mungkin suasana hatinya sedang buruk saat melukis, tapi lukisan ini memiliki makna yang lebih dalam di mata Harvey.Pria itulah yang membawanya pergi.Aura dingin pun te
Baca selengkapnya
Bab 157
Selena mendongak menatapnya, sementara sinar matahari menyinari tubuhnya, namun tatapannya dingin.Di dalam tatapan itu ada kemarahan, ejekan, dan penghinaan."Harvey, sebenarnya kamu itu mau apa dariku? Apa aku ini nggak berhak punya kehidupan sendiri?"Walaupun keduanya sudah bercerai, pria ini malah semakin terobsesi padanya dibandingkan saat sebelum bercerai, bahkan sudah mencapai tingkat yang tidak wajar.Mata Harvey tertuju pada tangan besar yang menggenggam erat pergelangan tangan Selena, sementara George yang merasakan tatapan itu tanpa sadar menghalang di depan Selena.Saat keduanya bertatap mata, George tidak menunjukkan ketakutan dalam tatapannya, "Kalian sudah bercerai, dia nggak mau ikut denganmu," jelasnya.Tindakan dan perkataan ini sungguh membuat Harvey marah.Harvey menatap lekat-lekat mata George dan ketidakpuasan yang kuat pun muncul di wajahnya.Bahkan udara di sekitarnya juga terdengar bising, angin laut bertiup kencang, meniup rambut Selena yang agak lebih panjan
Baca selengkapnya
Bab 158
Suhu tubuhnya yang begitu panas seakan menyebar dari punggung tangannya ke seluruh bagian tubuhnya, membuat Selena merasa ketakutan."Harvey, semua orang di pulau ini sangat baik dan sangat menjagaku, bahkan Harvest dan yang lainnya juga nggak melukaiku sama sekali. Harvest suka sekali tempat ini ... lalu, masalah penculikan itu cuma salah paham, aku bisa menjelaskannya padamu ... ""Aku akan pulang bersamamu, tapi tolong lepaskan mereka, oke?" ucap Selena memohon tanpa memberontak."Seli, kenapa sih kamu selalu membuatku marah? Kalau dari dulu kamu nurut, kita 'kan nggak mungkin sampai seperti ini?" ujar Harvey dengan dingin seraya mengelus lembut kepala Seli dengan jari yang memegang rokok.Sembari menahan penghinaan, senyuman paksa muncul di wajah kecil Selena yang pucat, air mata pun juga hampir menetes."Baiklah, mulai sekarang aku nggak kabur, aku nggak akan kabur lagi.""Ini kamu yang mengatakan sendiri ya, tapi kalau sampai kamu kabur lagi, bagaimana?"Selena manatap Harvey dal
Baca selengkapnya
Bab 159
Selena sadar dia tidak bisa menghindari masalah hari ini, jadi dia bertekad untuk berhenti berhati-hati seperti dulu, dan menghadapi tatapan Harvey serta meninggikan suaranya.“Aku benci sikapmu yang selalu merasa paling benar, aku benci sikapmu yang berubah-ubah, jelas-jelas kamulah yang mengusirku, tapi sekarang kamu juga yang nggak melepaskanku. Kamu bilang ayahku berutang nyawa karena adikmu, keluarga Bennett bangkrut, ayahku berkali-kali kritis, dan aku sudah mengorbankan pernikahanku dan anakku, apa itu masih belum cukup? Kalau masih belum cukup, bunuh saja aku.Selesai bicara, tatapan Harvey menjadi semakin dingin, Selena pun menjadi gugup, dan jantungnya berdegup kencang di tengah emosinya yang semakin meluap-luap."Waktu kamu senang, kamu mengusirku dan memberiku uang sebanyak 2 triliun rupiah, tapi waktu kamu susah, kamu kembali mencariku. Harvey, aku ini manusia, bukan mainanmu. Tahu nggak kenapa aku lebih suka tinggal di pulau terpencil daripada kembali ke kota yang ramai?
Baca selengkapnya
Bab 160
George tentu menyadari bahwa orang gila seperti Harvey, kalau sekarang dia terlalu mengkhawatirkan Selena, itu hanya akan menyakiti Selena.Dengan segera, pintu kamar terbuka dan dia melihat Harvey menarik Selena keluar, padahal tubuh Selena sangat lemah, tetapi pria itu tidak merasa kasihan sama sekali.Tanpa sadar, George hendak menghampiri, namun Chandra mengingatkannya dengan dingin, "Diam."Melihat mulut Selena menganga tanpa berucap, George menjadi khawatir.Harvey memegang sebuah pistol di tangannya, seolah seperti dewa yang sangat berkuasa, yang dapat menentukan hidup dan mati seseorang."Seli, lihat baik-baik, dia mati karena kamu."Selena begitu ketakutan, entah apa yang harus dia lakukan untuk menghentikan Harvey.Karena semakin memohon, itu hanya akan semakin memicu niat Harvey untuk membunuh, tetapi kalau dia tidak memohon, Harvey juga akan bertindak.Bagaimana ini? Apa yang sebenarnya harus dia lakukan?Tepat pada saat ini, terdengar suara yang jelas dan nyaring, "Mati sa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
162
DMCA.com Protection Status