All Chapters of Legenda Raja Serigala: Chapter 1121 - Chapter 1130

Begitu selesai berbicara.Tiba-tiba, muncul sebuah benda di tangan Raja Sihir Racun. Benda itu adalah kunci untuk mengendalikan Serangga Legendaris di dalam tubuh ketiga leluhurnya."Raja Sihir Racun!"Melihat Raja Sihir Racun yang tidak bergeming, raut muka Pak Yudha pun berubah dingin. "Kamu benar-benar ingin mendorong kami berdua ke jalan buntu? Jangan sampai kamu menyesal!""Apa yang bisa kalian lakukan kalau aku memaksa?"Raja Sihir Racun berbicara dengan sangat puas, seolah-olah kebenciannya di masa lalu telah tersalurkan secara penuh saat ini."Kalau begitu, jangan salahkan aku kalau aku nekat!"Sorot mata Pak Yudha berkilat dan buru-buru berkata, "Masih ada beberapa tetes darah Iblis Ular pada hati ini dan darah Iblis Ular merupakan tonik yang hebat.""Meskipun ini berisiko tinggi ...""Kami bisa meminum darahnya dan menghancurkan hati Iblis Ular ini.""Pada saat itu ...""Hati Iblis Ular sudah hancur dan kekuatan kami berdua sudah pulih cukup banyak. Sekalipun kamu dan tiga le

Tak lama kemudian ...Mata Rina berkilat merah darah, sementara tangan kanannya mengayun untuk menusuk perut Teguh bagai pisau baja.Teguh spontan mengumpulkan seluruh kekuatannya, bersiap menggunakan Tombak Kijang Perak untuk menyerang Rina.Namun, cara ini pasti akan melukai Rina.Ketika melihat wajah dan sosok di hadapannya, hati Teguh melunak, dan gerakannya pun menjadi sedikit lebih lambat.Jleb!Tangan kanan Rina berhasil menusuk ke perut Teguh.Ngung!Sebuah perasaan yang sangat aneh muncul.Teguh tercengang saat dia merasakan kekuatannya perlahan sirna.Dalam sekejap.Wajah Teguh berubah menjadi sangat pucat. Dia merasakan sakit yang luar biasa di perutnya dan tanpa sadar menunduk untuk melihatnya.Setelah menusuk bagian bawah perut Teguh, tangan ramping Rina kini berlumuran darah. Kekuatan jahat segera mengalir melalui meridiannya, kemudian menyebar ke seluruh tubuhnya."Pfft, pfft, pfft ..."Sejenak, suara yang redam terdengar. Meridian Teguh sekali lagi terputus tanpa ada ya

"Proses Kultivasi keluarga Xabel!"Tatapan Yudha yang bijaksana begitu dalam dan memikat, "Asalkan Teguh bisa mempelajari proses kultivasi yang tergambar dalam mural Keluarga Xabel sebelum kekuatannya habis, maka segalanya masih mungkin untuk diselamatkan.""Ini ..."Mendengar kata-kata itu, secercah harapan yang sebelumnya menyala pada sorot mata Xena, tiba-tiba meredup lagi. "Pak Yudha, ada yang belum kamu ketahui.""Sebelum Konferensi Seni Bela Diri Kuno dimulai, aku dan Teguh pernah bermeditasi bersama di depan mural itu dan mencoba mempraktikkan proses kulivasi yang tergambar di sana. Tapi semua percobaannya selalu berakhir gagal," ujar Xena."Teguh bilang kalau proses kultivasi yang tergambar di lukisan dinding itu sangat rumit dan misterius. Pasti ada poin-poin penting yang belum diperhatikan. Sulit untuk benar-benar menguasai keahlian yang tergambar dalam mural sebelum masalah-masalah tersebut terpecahkan," tambah Xena."Proses kultivasi yang kamu sebutkan ini, mungkin saja ...

Yudha mengangkat alisnya, lalu berkata dengan tenang, "Hal ini berkaitan dengan rencana besar Sesepuh Sena yang sudah berlangsung selama satu abad. Ini sangat penting, maaf karena aku nggak bisa memberi tahu lebih lanjut."Tejasvi sebenarnya menginginkan sebuah jawaban.Dengan nada bicaranya yang datar dan tak bersemangat, Yudha telah membuat Tejasvi kesal.Dia menatap kedua orang itu dengan dingin, lalu dengan tegas berkata, "Jika kalian nggak mau bicara, maka jangan berharap bisa meninggalkan Area Kemala hari ini!"Setelah berkata demikian,Para ahli dari Sekte Obat-obatan muncul satu per satu dari berbagai arah.Seluruh pasukan tetua agung yang dipimpin oleh Tafiq berkumpul lengkap dengan kekuatan yang besar."Kakek!"Xena tiba-tiba berlari dan berusaha membujuk, "Kita semua adalah keluarga. Kalau ada masalah, mari kita diskusikan dengan baik. Kenapa harus membuat suasana menjadi tegang seperti ini ..."Dia sangat mengkhawatirkan Teguh.Yudha juga merupakan guru dari Teguh.Jika san

"Apa yang sebenarnya terjadi?"Rina memegang kepalanya dengan kedua tangannya, mencoba untuk memahami semua yang terjadi.Namun."Kemarilah!""Ayo, mendekatlah ..."Rina berusaha mendengarkan dengan saksama, tetapi dia tak bisa mendengarkan suara itu kembali.Namun, dalam pikirannya, dua kalimat tersebut terus berputar tanpa henti. Semakin dia fokus pada pedang itu, semakin kuat pula panggilan tersebut.Duar ...Tiba-tiba, Rina menghantam dinding tersebut dengan satu pukulan, menghancurkan seluruh area yang diserangnya.Lalu, tubuhnya bergerak tanpa kendali. Dia maju langkah demi langkah mendekati pedang tersebut.Zztt ...Pedang itu seolah-olah merasakan kedatangan Rina sehingga dia mulai bergetar pelan, seolah-olah sedang mengungkap sesuatu atau mendorongnya untuk melakukan sesuatu."Aku harus melihat ... "Dalam hatinya, Rina menyadari bahwa ini pastilah pedang yang disebutkan Yudha. Jadi, dia berusaha meneguhkan hati, "Pedang apa sebenarnya kamu! "Pemikiran itu terlintas dalam ben