Home / Rumah Tangga / (Bukan) Istri Pilihan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of (Bukan) Istri Pilihan : Chapter 81 - Chapter 90

146 Chapters

Part 81 Perpisahan 1

(Bukan) Istri Pilihan - Perpisahan Author's POV Yoshi memakai jaketnya dan Anastasya memperhatikan dengan cemas. Selama ini mama mertuanya tidak pernah sakit serius. Bahkan kalau pun sakit jarang sekali mengabari dan tahu-tahu sudah sembuh. "Mama sakit apa, Mas?""Mas belum tahu, Sayang. Tapi setelah di infus keadaannya jauh lebih baik. Tapi mas pergi nengok dulu, ya.""Jadi mama opname di rumah sakit?""Iya." Laki-laki itu keluar kamar dan di antar istrinya sampai di depan. Semoga mertuanya hanya sakit biasa. Anastasya tidak tahu kalau sebenarnya yang sakit adalah mamanya sendiri. Yoshi memang sengaja tidak memberitahu. Khawatir kalau istrinya panik. Tadi yang mengirimkan pesan Lidia.Anastasya masuk ke rumah dan Yoshi pergi dengan mobil menuju ke rumah sakit. Lalu lintas masih cukup ramai jam sembilan malam itu. Bulan Agustus memang lagi banyak kegiatan dalam rangka menyambut peringatan hari kemerdekaan. Lampu-lampu hias dengan warna dominan merah putih merata di sepanjang jal
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

Part 82 Perpisahan 2

Padahal kalau dirinya dalam keadaan sakit, Bu Mega lah yang senantiasa merawat. Selama menikah dengan Bu Eri, belum pernah sekali saja Pak Bastian sakit dan tinggal di rumahnya. Kalau sakit tetap pulang ke rumah utamanya.Seperti apapun sikap Bu Mega, tapi tidak akan membiarkan suaminya yang sakit tanpa diperhatikan.Laki-laki itu menunduk dalam-dalam. Ada sesal yang menggunung di dada. Jika ingat semuanya, ia merasa malu sebagai laki-laki atas perbuatan yang dilakukannya."Pak Bas, memang laki-laki boleh beristri lebih dari satu kalau memang mampu. Tapi jangan lupa, pikirkan dulu apa istri pertama ini siap untuk di madu? Apa diri sendiri siap memiliki dua istri dan memperlakukan mereka dengan adil? Menikah lagi boleh, tapi pertimbangan dulu sisi mudhorotnya. Mampu di sini bukan hanya mampu secara finansial saja. Mampu dalam artian yang luas." Ini perkataan Pak Haji saat di temui oleh Pak Bastian suatu hari di depan masjid komplek perumahan mereka."Kenapa Pak Bastian menghadirkan wan
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

Part 83 Kejutan di Telepon 1

(Bukan) Istri Pilihan - Kejutan di Telepon Author's POV"Assalamu'alaikum." Suara perempuan. Suara yang asing bagi Bu Eri, karena tidak pernah mendengarnya sebelum ini."Wa'alaikumsalam.""Ini Bu Eri, ya?""Iya. Anda siapa?""Saya mertuanya Nastasya. Ada perlu apa Ibu menelepon menantu saya?""Maaf, nggak ada apa-apa, Bu.""Tunggu sebentar. Nggak mungkin menelepon kalau nggak ada perlu. Ada perlu apa biar nanti saya sampaikan pada Nastasya.""Nggak ada apa-apa, Bu. Maaf, kalau saya mengganggu.""Ya. Mungkin lebih baik setelah ini jangan ganggu menantu saya lagi. Di mata Nas, Anda memang ibu tiri yang baik. Tapi nggak bagi saya. Mana ada seorang ibu yang mendukung perceraian pada anaknya. Apapun itu permasalahan mereka, kadang cerai bukan solusi. Kecuali masalahnya sudah sangat fatal. Saya tahu putra saya memang salah, tapi Anda nggak berhak ikut campur dalam rumah tangga mereka. Yang berhak ikut campur itu walinya. Itu pun jika permasalahan memang sudah tidak bisa ditanggulangi oleh
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Part 84 Kejutan di Telepon 2

Kenapa takut sekali dia kehilangan lelaki yang sangat ia cintai. Laki-laki yang kehadirannya bak pahlawan di tengah kehidupannya yang morat-marit. Karena rasa itu, sampai ia menyangkal cerita tentang Bu Mega. Di matanya wanita itu hanya perempuan otoriter, keras, kasar, dan tidak tahu menghargai suaminya.Harusnya ia bersyukur kalau Bu Mega minta cerai. Namun kenapa malah cemas. Bagaimana jika ternyata Pak Bastian yang tidak mau berpisah? Bagaimana jika ternyata sang suami lebih memilih istri pertamanya daripada dirinya. Padahal dirinya telah memutuskan tetap tinggal di Surabaya daripada ikut Fauzi, agar bisa tetap bersama suaminya.***L***Anastasya termangu di balik dinding setelah mendengar mama mertuanya mengangkat panggilan di ponsel miliknya. Ia mendengar semua yang diucapkan sang mertua pada Bu Eri yang menelepon ke nomernya. Ternyata begitu sakit dan rumitnya hubungan kedua orang tuanya."Nas," panggilan itu membuat Anastasya terkejut dan mengangkat wajahnya.Bu Nana sudah ber
last updateLast Updated : 2024-02-01
Read more

Part 85 Malam Penentuan 1

(Bukan) Istri Pilihan - Malam Penentuan Author's POVSabar. Semalaman tidak bisa tidur, Yoshi harus tetap sabar. Mungkin mamanya yang salah ucap tadi malam. Buktinya tidak ada mukena dan Anastasya belum menunaikan salat. Padahal istrinya itu tidak pernah absen melaksanakan kewajibannya. Ketika Yoshi masih bolong-bolong salatnya, Anastasya tidak pernah meninggalkan kecuali dalam keadaan haid.Empat puluh empat hari. Harusnya sudah selesai bukan? Tapi batas waktunya bisa sampai enam puluh hari dan itu sebenarnya jarang terjadi."Sayang, mas nanti pulang telat lagi ya. Siang nanti ada sidang dan sorenya ada meeting," kata Yoshi sambil mengancingkan lengan kemejanya."Iya.""Besok sore kita ke rumah Mama Mega. Sepulangnya mas dari kantor, kita langsung ke sana."Anastasya mendekati suaminya. Mereka berhadapan dan Anastasya membantu memakaikan jam tangan. "Aku sebenarnya nggak ingin mama dan papaku bercerai, Mas. Tapi Mbak Lidia dan Mbak Sinta bilang, semua terserah mama. Walaupun merek
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

Part 86 Malam Penentuan 2

"Selagi Yoshi ada niat untuk memperbaiki hubungan kalian. Berikan peluang, Nas. Hargai itikad baik suami yang memperjuangkanmu. Jangan menjadi seperti hubungan papa dan mamamu ini. "Jika kamu memilih memaafkan, bangun hubungan yang baik. Jangan lagi menoleh ke belakang. Layani suami dengan baik. Berikan hak-haknya. Namun jika kamu memilih mundur, pikirkan berulang kali sebelum mengambil keputusan. Karena anak yang akan menjadi korban. Kamu lihat bagaimana Lili, Ayun. Mereka anak-anak korban broken home. Mental mereka cacat oleh keadaan . Dan bisa jadi mengalami trauma yang tidak disadari oleh kedua orang tuanya. "Mama bertahan selama ini juga demi kalian. Sekarang kalian sudah pada dewasa. Giliran mama mengambil sikap untuk hidup mama sendiri. Tapi permasalahan kita sebenarnya berbeda, Sayang. Mama yakin, Yoshi pasti bisa berubah dan tahu bagaimana menjaga komitmennya." Sedih Anastasya mendengar penuturan mamanya. Hanya empat tahun dia merasa diabaikan, bagaimana dengan mamanya yan
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

Part 87 Sesal yang Dalam 1

(Bukan) Istri Pilihan - Sesal yang DalamAuthor's POVApa Anastasya bahagia mendengar semua ini? Hancur satu hancur semua. Sama sekali ia tidak bisa menyimpulkan perasaannya. Tidak habis pikir dengan keputusan sang papa. Disaat memiliki Bu Mega, papanya mendua, dikala Bu Mega mundur, dilepaskan pula yang kedua. Mungkin ini adil. Adil bagi mereka bertiga dan papanya memilih hidup sendirian. Menikmati hari tua yang seharusnya bahagia memetik kemenangan setelah anak-anak tumbuh dewasa dan memiliki kehidupan sendiri."Apa yang sedang kamu pikirkan?" Yoshi melingkarkan lengan di pinggang istrinya. Saat Anastasya berdiri di dekat jendela kamar. Menatap bulan purnama di atas sana yang berwarna pucat."Kenapa papa nggak mempertahankan mama? Jadi masih bisa berkumpul secara leluasa bersama anak-anak, menantu, dan cucu.""Bisa jadi mereka telah membicarakannya sebelum memberitahukan pada kita malam ini. Mungkin ini keputusan yang mereka anggap terbaik. Tapi masih banyak kesempatan untuk membu
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Part 88 Sesal yang Dalam 2

Bu Eri kaget mendengar ucapan Pak Bastian. Cerai? Selama ini ia tidak pernah kepikiran untuk berpisah, meski suaminya juga suami perempuan lain. Bahkan ia rela berpisah dari putranya demi rumah tangganya sendiri. Sebab Bu Eri pun juga enggan pergi dari kota Surabaya. Tempat yang menyimpan jutaan kenangan baginya.Wanita itu mengusap air mata dengan tisu yang ia tarik dari atas meja. Berhari-hari menunggu, ternyata ini jawaban yang akhirnya ia terima. Jika melepaskan Bu Mega, kenapa Pak Bastian juga menceraikannya.Dipandanginya pria yang sepuluh tahun ini menjadi suaminya. Belum pernah ia melihat Pak Bastian segundah itu. Cambangnya dibiarkan tanpa di rapikan. Rambutnya juga mulai panjang tak dipangkas. Sorot matanya tiada gairah hidup. Tentu perpisahan dengan Bu Mega yang membuatnya seperti itu. Ternyata begitu dalamnya perasaan sang suami pada istri pertamanya? Lalu apa yang Pak Bastian rasakan selama ini terhadap dirinya? Sebagai apa dia dihati lelaki itu. Saat Bu Mega memilih ber
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

Part 89 Jiwa yang Terusik 1

(Bukan) Istri Pilihan - Jiwa yang TerusikAuthor's POVPak Bastian tersenyum semringah melihat kedatangan Anastasya yang menggendong Yusa. Di belakangnya ada si mbak mengikuti sambil membawa tas perlengkapan bayi. Sedangkan Yoshi menyusul kemudian membawakan buah dan kue."MasyaAllah, cucu opa datang." Pak Bastian langsung mengambil Yusa dari gendongan Anastasya.Dari ruang dalam muncul Lili yang kegirangan melihat sepupu kecilnya. "Tante, Om," gadis kecil itu menyalami Anastasya dan Yoshi bergantian. Kemudian duduk di samping sang opa yang memangku Yusa."Lili nginap di sini?""Iya, Tan," jawab gadis kecil berusia lima tahun itu. Dia jauh lebih kalem dan sopan dibanding dengan Ayunda."Kemarin sore di anter Lidia ke sini," sambung Pak Bastian.Anastasya lega karena kakaknya juga peduli pada papa mereka. Meski di antara dirinya dan Sinta, Lidia yang tidak ada upaya untuk mendamaikan kembali kedua orang tua mereka. Kakak sulungnya itu sudah pasrah. Apalagi melihat mamanya yang baik-b
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more

Part 90 Jiwa yang Terusik 2

Kedatangan Yoshi membuat Ayunda dan Mayang bahagia. Wajah wanita itu tidak bisa menyembunyikan keriangannya. Namun mendadak kecewa setelah tahu di belakang Yoshi ada siapa. Ada Anastasya yang sedang mengendong bayinya. Sedangkan si mbak menunggu di dalam mobil."Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam."Ayunda langsung memeluk papanya. "Silakan masuk," kata Mayang. Wanita itu memandang Yusa dalam gendongan Anastasya. Wajahnya mirip sekali dengan Yoshi. "Boleh aku pangku," pinta Mayang.Anastasya kaget karena tiba-tiba saja Mayang bersikap lembut, tapi tetap memberikan sang anak untuk dipangku wanita itu. Justru Yoshi yang memandangnya dengan perasaan khawatir. Takut anaknya di apa-apakan oleh Mayang."Kak Ayun, ini adek Yusa mau loh dicium kakaknya." Anastasya berkata sambil memandang pada Ayun. Tangannya terulur supaya Ayun menyambutnya. Namun sia-sia karena diabaikan."Nggak mau!" jawab Ayunda ketus."Loh, kenapa? Ayolah sini. Kak Ayun, nggak mau lihat adek?""Enggak! Ayun nggak puny
last updateLast Updated : 2024-02-04
Read more
PREV
1
...
7891011
...
15
DMCA.com Protection Status