Home / Rumah Tangga / (Bukan) Istri Pilihan / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of (Bukan) Istri Pilihan : Chapter 91 - Chapter 100

146 Chapters

Part 91 Waktu yang Hilang 1

(Bukan) Istri Pilihan - Waktu yang Hilang Author's POVSampai malam, entah sudah berapa kali Mayang mengirimkan pesan pada Yoshi. Ayunda diajak dengan tujuan agar bisa dekat dengan Anastasya, dengan Yusa, dengan keluarga papanya, tapi mamanya tak henti bertanya kabar. Pesan, telepon, berulang kali. Apa juga yang dikhawatirkannya. Mana mungkin Ayunda dicelakai.Malah seperti ada kesempatan untuk terus-terusan berkomunikasi dengan Yoshi. Ponsel kembali berpendar dan saat itu Anastasya pun melihatnya."Apa sih yang dikhawatirkan Mbak Mayang, Mas? Nggak percaya banget sama kita," gerutu Anastasya jengkel.Yoshi menunjukkan semua isi pesan Mayang pada Istrinya. Pesan yang tidak semuanya dibalas oleh Yoshi. "Mas, fotoin saja Ayun yang sudah tidur. Biar nggak nanya-nanya lagi." Dikembalikan ponsel di telapak tangan suaminya. "Aku capek, Mas. Aku mau tidur dulu!" Anastasya menarik selimut menutupi tubuhnya. Yoshi menunduk untuk mengecup kening sang istri. Mengusap sejenak rambutnya kemudi
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

Part 92 Waktu yang Hilang 2

Fauzi menghela nafas panjang. Ibunya memang susah diberikan pengertian. Kalau ibunya mau ikut sekarang, ia tidak akan kepikiran untuk mengambil cuti yang diberikan perusahaan. Lagian pulang ke Surabaya untuk siapa? Tidak ada keluarga di sana. Nanti setelah setahun atau dua tahun lagi baru pulang. Mungkin untuk bertemu Anastasya atau mantan papa angkat sekaligus papa tirinya. Bertemu secara personal. Karena bagaimanapun juga, Pak Bastian yang menjadikannya seperti sekarang ini."Okelah, terserah ibu kalau gitu." Fauzi pasrah."Dua hari lagi ibu mau ke Malang. Nanti sampai sana ibu kabari.""Ya," jawab Fauzi singkat. Kecewa berat, karena yang dikunjungi ibunya adalah kerabat dari pihak bapaknya. Apa ibunya akan memberitahu mereka kalau sudah bercerai dari suaminya yang nomer dua? Fauzi berdecak lirih.Keluarga Bu Eri sendiri berasal dari Surabaya. Sudah banyak yang meninggal dan kalau pun masih ada, mereka tidak tinggal lagi di kota Pahlawan itu. Sudah pada pindah ke kota lain ikut suam
last updateLast Updated : 2024-02-05
Read more

Part 93 Malam yang Gagal 1

(Bukan) Istri Pilihan- Malam yang GagalAuthor's POVDi bangku kayu halaman belakang, Yoshi melihat Anastasya duduk memangku Yusa. Menghadap ke arah barat, melihat matahari sore yang sedikit tersapu mendung. Bulan September biasanya memang sudah mulai turun hujan.Yoshi menggandeng Ayunda menghampiri mereka. Kemudian duduk dan menyentuh pipi Yusa. "Sini ikut papa!" Yoshi hendak mengambil Yusa, tapi Ayunda memegangi tangannya."Kakak, sama tante sini." Anastasya meraih lengan Ayunda, tapi anak itu menarik tangannya yang dipegangi mama tirinya dengan gerakan kasar. Membuat tangan itu mengenai kakinya Yusa. "Nggak mau," teriaknya ketus."Ayun, nggak boleh begitu. Papa bilang apa tadi. Masih ingat, kan? Ayo, minta maaf sama Tante," perintah Yoshi yang tidak jadi mengambil Yusa, karena Anastasya menahan putranya.Ayunda diam dan menyembunyikan wajahnya di dada sang papa."Ayun, minta maaf sama tante.""Nggak mau.""Di sekolah, Ayun diajari untuk selalu minta maaf kan kalau salah."Gadis ke
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

Part 94 Malam yang Gagal 2

"Nggak, tapi Tante yang mengambil papa Ayun." Mata gadis kecil itu berkilat-kilat. Kalau tidak ada yang mengajari, mungkin Ayunda tidak akan bisa berkata sekasar itu."Nggak ada yang ngambil papa dari Ayun. Papa Yoshi tetap papanya Ayun." Anastasya sebisa mungkin untuk bersikap tenang dan sabar."Bohong. Papa sekarang jarang mengajak Ayun dan Mama jalan-jalan karena ada Tante Jahat, ada adek itu.""Ayunda," teriak Yoshi yang keluar dari kamar. "Kenapa ngomong seperti itu sama Tante Anas. Nggak sopan tau. Ayo, minta maaf!""Nggak mau!" teriak Ayunda."Minta maaf sama Tante," ulang Yoshi dengan suara tegas.Ayunda malah menangis. Tangannya menepis susu yang tadi di sodorkan Anastasya, hingga gelas itu jatuh pecah dan isinya mengenai Yusa dan Anastasya. Spontan wanita itu mundur ke belakang. Yusa pun kaget, tapi untungnya bayi itu tidak menangis.Anastasya masuk kamarnya Yusa diikuti oleh si mbak yang baru selesai menjemur baju. Si mbak mengambil baju ganti untuk Yusa. Mak Ijah mendekat
last updateLast Updated : 2024-02-06
Read more

Part 95 Menunggumu Kembali 1

(Bukan) Istri Pilihan - Menunggumu Kembali Author's POVPak Bastian masuk rumah bersama dengan Yoshi. Sinta dan Anastasya bangkit dan mencium tangan papanya. "Silakan duduk, Pa. Aku buatin minum ya. Papa mau kopi apa teh?""Teh saja. Yusa mana?""Ada di kamar. Mama juga ada di sini. Tuh lagi main sama anak-anak," ujar Anastasya sambil memandang ke arah kamarnya Yusa.Laki-laki sepuh itu pun memandang ke arah yang sama. Dia tidak mengira kalau Bu Mega juga ada di sana. Dipikir tadi hanya Sinta saja. Sebab Sinta memang sering memakai mobil mamanya.Anastasya melangkah ke dapur membuatkan teh untuk papanya. Sedangkan Yoshi menemui Deny yang duduk di bangku kayu belakang rumah. Kedua ipar itu lebih memilih ngobrol sendiri daripada bergabung di dalam."Kakakmu nggak ikut?" tanya Pak Bastian pada Sinta."Mbak Lidia di rumah. Ada temannya datang tadi.""Yeay, ada Opa." Lili dan Sheireen berlari kegirangan melihat opanya ada di ruang tamu. Pak Bastian langsung merangkul kedua cucunya. Menc
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Part 96 Menunggumu Kembali 2

Gerimis turun sore itu. Hawa dingin menyebar. Aroma khas tanah basah menguar mengobati kerinduan pada hujan. Anastasya, Yoshi yang memangku Yusa, Sinta, Deny, Lili, dan Sheireen duduk menonton TV di ruang tengah sambil makan kacang rebus dan roti bakar. Sedangkan Pak Bastian dan Bu Mega ngobrol berdua di teras samping rumah. Sengaja anak-anak memberikan waktu mereka untuk bicara. Dan meminta Lili dan Sheireen supaya tidak menghampiri opa dan omanya."Mama, jadi berangkat umroh bersama Jeng Nana?" tanya Pak Bastian."Iya. Empat hari lagi kami berangkat. Sebelum pergi, aku minta maaf sama kamu, Pa. Banyak salahku sama papa, juga sama anak-anak. Aku sudah minta maaf sama mereka dan andai terjadi sesuatu denganku di perjalanan nanti. Aku minta mereka untuk mengikhlaskan kepergianku.""Mama, kok ngomong seperti itu?" tanya Pak Bastian dengan dada bedesir. Mendadak hati tuanya merasa takut akan sebuah kehilangan dan perpisahan yang hakiki. Di pandangnya Bu Mega yang sekarang sudah berhija
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more

Part 97 Anak yang Mirip Ayunda 1

(Bukan) Istri Pilihan - Anak yang Mirip Ayunda Author's POVHawa dingin berkabut menyambut saat mereka turun di halaman sebuah vila. Yoshi sudah booking tempat itu beberapa saat setelah bicara dengan Anastasya tentang rencana staycation.Anastasya menghirup udara segar untuk mengisi paru-parunya. Sejenak keruwetan di Surabaya tersisih. Dia seperti mendapatkan dunia baru. Jauh dari kebisingan, polusi, padatnya aktivitas, dan yang pasti jauh sejenak dari sesuatu yang membuatnya terluka, kecewa, dan marah.Di ujung sana sebuah pemandangan alam memanjakan penglihatannya. Pegunungan yang menghijau tersapu kabut tipis. Yoshi menghampiri istrinya yang berdiri di area halaman villa yang cukup luas dipenuhi rerumputan hijau yang menyejukkan mata. Yoshi menggamit lengan itu untuk diajak masuk ke dalam. Anastasya terlena sampai dia tidak menyadari kalau penjaga vila menemui mereka dan membukakan pintu."Dingin." Yoshi merangkulnya."Hu um."Mereka masuk langsung di sambut wangi lembut aroma a
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

Part 98 Anak yang Mirip Ayunda 2

Yoshi yang menyadari kalimat terakhirnya merasa bersalah. Seharusnya ia tidak mengatakan apapun yang membuat istrinya kecewa."Sayang, maafkan mas dengan semua peristiwa yang membuatmu kecewa semenjak kita menikah. Mulai sekarang, kamu harus percaya kalau mas hanya ingin bersamamu sampai akhir usia kita.""Sebenarnya aku ikhlas menjalani pernikahan ini. Sejak awal aku tahu kalau akan menikah dengan seorang duda yang memiliki satu anak perempuan. Bahkan aku siap menjadi ibu tiri untuk anakmu." Anastasya menghela nafas sejenak.Di luar hujan masih turun dengan intensitas sedang. Hawa dingin menyusup masuk lewat celah jendela kamar."Namun siapa mengira kalau kalian memperlakukan aku seperti itu. Walaupun demikian aku masih bertahan sekian tahun karena aku paham kalau tidak ada pernikahan tanpa ujian. Namun ujian kita tentang perasaan, Mas. Yang mendasari sebuah hubungan agar tetap langgeng dan nyaman. Hingga aku memutuskan untuk pergi karena aku sadar nggak ada perasaamu untukku. Yang a
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more

Part 99 Kisah Terlarang 1

(Bukan) Istri Pilihan - Kisah Terlarang Author's POV Walaupun satu perusahaan. Mayang jarang sekali bertemu dengan Dante karena memang sekarang beda Divisi. Jarang sekali ngobrol dan menyapa. Padahal awalnya antara Mayang dan Dante sangat akrab, karena memang teman dekat.Ia juga kenal sekilas dengan istri laki-laki itu, karena sering ikut acara di perusahaan. Dinner atau family gathering. Dia perempuan yang gampang bergaul."Kudengar istrinya Pak Dante hamil lagi, May," kata Nini ketika mereka dalam perjalanan pulang."Masa, sih. Kamu tahu dari mana?""Aku dikasih tahu sama teman yang bernaung di divisinya Pak Dante. Hamil dua bulanan kayaknya. Padahal anaknya masih piyik-piyik dah hamil lagi.""Kamu ini. Ya biar saja. Mereka yang ngejalani loh." Mayang terkekeh di ujung kalimatnya. Tawa sumbang yang membuat Nini heran."Setelah ini kamu jadi nganterin Ayun ke rumah papanya?""Lihat nanti. Aku jengkel karena nggak ada satu pun pesan yang dibalasnya." Gerutu Mayang."Kamu harus teg
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more

Part 100 Kisah Terlarang 2

Gantian Sinta dan Anastasya yang memeluk Bu Mega. "Mama di sana doain anak-anak mama agar langgeng rumah tangganya, harmonis bersama suami dan anak-anak," ujar Bu Mega.Setelah memeluk mamanya sendiri, Anastasya ganti menghampiri dan memeluk mertuanya. Lidia, Sinta, dan Pak Bastian, juga menyalami Bu Nana. Begitu juga dengan Pak Yudi, Yoga, dan Fitri menyalami Bu Mega.Mereka berbincang sejenak kemudian berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing. Anastasya mengikuti Yoshi pulang ke rumah mamanya lebih dulu. Sedangkan barang-barang bawaan sudah diurusi oleh sopir.Sampai di rumah, Bu Mega langsung mandi dan beristirahat di kamarnya sebelum para kerabat berdatangan. Kalau mereka sudah sampai, tidak ada waktu lagi untuk beristirahat.Sebelum merebahkan diri, Bu Mega memperhatikan buket bunga di tangannya. Semua bunga yang tersusun di sana adalah kembang-kembang kesukaannya dan Pak Bastian memang tahu itu.[Happy coming home, Ma. Kembali berkumpul bersama keluarga kita yang menunggumu
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status