Home / Rumah Tangga / (Bukan) Istri Pilihan / Part 98 Anak yang Mirip Ayunda 2

Share

Part 98 Anak yang Mirip Ayunda 2

last update Last Updated: 2024-02-09 15:29:33

Yoshi yang menyadari kalimat terakhirnya merasa bersalah. Seharusnya ia tidak mengatakan apapun yang membuat istrinya kecewa.

"Sayang, maafkan mas dengan semua peristiwa yang membuatmu kecewa semenjak kita menikah. Mulai sekarang, kamu harus percaya kalau mas hanya ingin bersamamu sampai akhir usia kita."

"Sebenarnya aku ikhlas menjalani pernikahan ini. Sejak awal aku tahu kalau akan menikah dengan seorang duda yang memiliki satu anak perempuan. Bahkan aku siap menjadi ibu tiri untuk anakmu." Anastasya menghela nafas sejenak.

Di luar hujan masih turun dengan intensitas sedang. Hawa dingin menyusup masuk lewat celah jendela kamar.

"Namun siapa mengira kalau kalian memperlakukan aku seperti itu. Walaupun demikian aku masih bertahan sekian tahun karena aku paham kalau tidak ada pernikahan tanpa ujian. Namun ujian kita tentang perasaan, Mas. Yang mendasari sebuah hubungan agar tetap langgeng dan nyaman. Hingga aku memutuskan untuk pergi karena aku sadar nggak ada perasaamu untukku. Yang a
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (61)
goodnovel comment avatar
Icha Majhaf
seru -seru...alurnya makin seru. author mantap....sudah beberapa karya tulisannya selesai dibaca. Bikin pengen baca alur selanjutnya ..Apalgi setiap judul saling terkait Jadi keingat ltrus cerita lalu....Sehat selalu mba Lis
goodnovel comment avatar
Ummatul Khoiriyah
hayo Ayunda anak nya siapa, teka teki ini harus di pecahkan
goodnovel comment avatar
Anik Martinik
waaahhh..... bikin dag Dig dug.... thour...... bukalah tabir rahasia itu ..... hahahaha ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 99 Kisah Terlarang 1

    (Bukan) Istri Pilihan - Kisah Terlarang Author's POV Walaupun satu perusahaan. Mayang jarang sekali bertemu dengan Dante karena memang sekarang beda Divisi. Jarang sekali ngobrol dan menyapa. Padahal awalnya antara Mayang dan Dante sangat akrab, karena memang teman dekat.Ia juga kenal sekilas dengan istri laki-laki itu, karena sering ikut acara di perusahaan. Dinner atau family gathering. Dia perempuan yang gampang bergaul."Kudengar istrinya Pak Dante hamil lagi, May," kata Nini ketika mereka dalam perjalanan pulang."Masa, sih. Kamu tahu dari mana?""Aku dikasih tahu sama teman yang bernaung di divisinya Pak Dante. Hamil dua bulanan kayaknya. Padahal anaknya masih piyik-piyik dah hamil lagi.""Kamu ini. Ya biar saja. Mereka yang ngejalani loh." Mayang terkekeh di ujung kalimatnya. Tawa sumbang yang membuat Nini heran."Setelah ini kamu jadi nganterin Ayun ke rumah papanya?""Lihat nanti. Aku jengkel karena nggak ada satu pun pesan yang dibalasnya." Gerutu Mayang."Kamu harus teg

    Last Updated : 2024-02-10
  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 100 Kisah Terlarang 2

    Gantian Sinta dan Anastasya yang memeluk Bu Mega. "Mama di sana doain anak-anak mama agar langgeng rumah tangganya, harmonis bersama suami dan anak-anak," ujar Bu Mega.Setelah memeluk mamanya sendiri, Anastasya ganti menghampiri dan memeluk mertuanya. Lidia, Sinta, dan Pak Bastian, juga menyalami Bu Nana. Begitu juga dengan Pak Yudi, Yoga, dan Fitri menyalami Bu Mega.Mereka berbincang sejenak kemudian berpisah untuk pulang ke rumah masing-masing. Anastasya mengikuti Yoshi pulang ke rumah mamanya lebih dulu. Sedangkan barang-barang bawaan sudah diurusi oleh sopir.Sampai di rumah, Bu Mega langsung mandi dan beristirahat di kamarnya sebelum para kerabat berdatangan. Kalau mereka sudah sampai, tidak ada waktu lagi untuk beristirahat.Sebelum merebahkan diri, Bu Mega memperhatikan buket bunga di tangannya. Semua bunga yang tersusun di sana adalah kembang-kembang kesukaannya dan Pak Bastian memang tahu itu.[Happy coming home, Ma. Kembali berkumpul bersama keluarga kita yang menunggumu

    Last Updated : 2024-02-10
  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 101 Sebuah Pilihan 1

    (Bukan) Istri Pilihan - Sebuah Pilihan Author's POVMayang gemetar. Ibu mertuanya jarang sekali mau bicara dengannya. Kalau sudah benci ya benci saja. Dirinya juga tidak menyukai Bu Nana. Karena wanita itu yang sangat keras bersuara menentang hubungannya dengan Yoshi.[Baik, Bu. Saya akan ke sana.] Balasnya cepat.Hanya dibaca saja tanpa dibalas oleh Bu Nana.Pikirannya tidak tenang selama menunggu jam pulang kantor. Pasti ada sesuatu yang penting, baru kemarin pulang umroh tapi sudah mengajaknya bertemu. Apa ini tentang Ayunda? Mungkin Bu Nana sudah tahu tentang permasalahannya dengan Yoshi. Mayang kelimpungan. Jika mengingat dosa masa lalu, tubuhnya gemetar dan berkeringat dingin. Padahal AC di ruangannya menyala. Dia selalu berharap bahwa Ayunda itu benihnya Yoshi, bukan Dante. Karena hanya sekali saja ia melakukan perbuatan terku*uk itu dengan Dante. Pulpen yang dipegangnya pun bergetar karena dadanya bergemuruh. Jika ingin memastikan, bisa saja ia diam-diam melakukan pemeri

    Last Updated : 2024-02-11
  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 102 Sebuah Pilihan 2

    "Oke, seharusnya saya nggak membahas tentang dirimu. Toh kamu bukan siapa-siapa bagi saya lagi. Kecuali ibu dari cucu saya. Hanya saya ingin menegaskan, jangan ganggu rumah tangga Yoshi. Kedua, biarkan Yoshi membawa Ayunda ke psikolog anak. Biar psikologisnya bisa diperbaiki. Biar tidak menjadi manusia yang rusak."Hatinya tersinggung, tapi ini bisa menjadi solusi terbaik supaya Ayunda kembali dekat dengan Yoshi. Akur dengan keadaan daripada hubungan makin buruk dan Ayunda kehilangan sosok ayah. Ayunda harus tetap menjadi anaknya Yoshi."Kamu nggak setuju?" tanya Bu Nana saat mantan menantunya masih diam."Saya setuju, Bu.""Jangan di mulut saja kamu bilang setuju. Tapi buktikan kalau kamu bisa merubah sikap, jangan lagi mencekoki anak kecil dengan hal buruk. Jangan ajari membenci. Waktu Ayunda lebih banyak dengan keluargamu. Kuharap kalian bisa diajak kerjasama dengan baik. Kalau tidak, Yoshi akan merebut hak asuh Ayunda."Mayang merinding mendengarnya. Bukan takut Ayunda diambil mer

    Last Updated : 2024-02-11
  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 103 Menyerah 1

    (Bukan) Istri Pilihan - MenyerahAuthor's POV Mungkin ini sudah garis takdir, Bu Mega harus tetap menjadi pilar penopang bagi Pak Bastian. Setelah disakiti sekian lama, pada akhirnya harus tetap bertahan menjadi bagian dari hidup laki-laki itu.Kalau menoleh ke belakang, sungguh sangat sakit rasanya. Namun bertahan demi anak-anak, demi para cucu juga. Agar bisa menjalani masa pensiun bersama-sama. Berbagi kebahagiaan di usia senja.Selama di Mekkah, Bu Mega muhasabah diri dengan semua peristiwa dalam hidupnya. Memohon petunjuk, haruskah tetap melanjutkan pernikahan atau tetap pada keputusan untuk berpisah.Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua jika benar-benar sudah menyadari kekeliruannya dan mau bertaubat dan menunjukkan penyesalan yang dalam. Jika ia berani menyuruh Anastasya untuk memaafkan Yoshi, kenapa dirinya sendiri tidak berani memberikan peluang sekali lagi pada suaminya untuk kembali."Maafkan papa, Ma.""Kita saling memaafkan, Pa. Kita juga nggak tahu sampai k

    Last Updated : 2024-02-12
  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 104 Menyerah 2

    "Hallo, Assalamu'alaikum, Bu.""Wa'alaikumsalam. Kamu di rumah apa sedang ke luar?""Aku di rumah. Ibu, sehat-sehat saja, kan?""Alhamdulillah, Ibu sehat. Kamu sendiri bagaimana? Tiga hari ini nggak nelepon ibu.""Kan aku sudah bilang kalau ada pekerjaan di luar, Bu. Signal susah di sana, apalagi kalau sedang hujan. Kenapa suara Ibu terdengar serak?" tanya Fauzi."Mungkin radang, Zi," jawab Bu Eri berbohong. Sebab tidak mungkin jujur kalau habis menangis dan menceritakan apa yang tadi dilihatnya. Malu mengungkapkan rasa cemburunya pada sang anak. Fauzi sendiri tidak akan bersimpati terhadap perasaan ibunya."Kapan kamu longgar?""Maksud, Ibu?""Ibu, ingin nyusul kamu.""Beneran?" Suara Fauzi menunjukkan rasa keterkejutan."Iya. Biar ibu nyusul sendiri saja. Nanti kamu nunggu ibu di Bandara Sepinggan. Ibu berani kok berangkat sendiri.""Jangan, Bu. Nanti kujemput. Aku juga ingin bertemu Pak Bastian. Karena jika ibu ikut aku, entah kapan lagi aku pulang ke Jawa. Makanya aku mau silatura

    Last Updated : 2024-02-12
  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 105 Golongan Darah 1

    (Bukan) Istri Pilihan - Golongan Darah Author's POV "Bagaimana perkembangan Ayun, Mas?" tanya Anastasya malam itu. Ketika mereka sudah berbaring di ranjang."Alhamdulillah. Miss Dita bilang, Ayun sudah banyak berubah. Mas sudah membuktikannya tadi siang. Akhir pekan ini, dia minta dijemput dan mau menginap di sini.""Syukurlah kalau gitu. Kasihan kalau terus-terusan diracuni pikirannya.""Sayang, kamu nggak apa-apa kan? Kalau tiap akhir pekan, mungkin Ayunda akan kembali menginap di sini lagi seperti beberapa bulan yang lalu.""Nggak apa-apa. Apa pernah aku mempermasalahkan tentang Ayunda, Mas? Sejak aku bersedia menikah denganmu, aku juga sudah menyiapkan mental untuk menjadi ibu sambung bagi putrimu."Yoshi menatap lekat wajah ayu yang hanya berjarak beberapa senti di depannya. Kemudian mengecup pelan bibirnya. "Makasih, Sayang.""Mas, yang nganterin Ayunda pulang sekolah?""Nggak. Tadi dijemput sama Mayang.""Oh.""Ayun ikut mamanya, Mas langsung kembali ke kantor. Kami nggak ng

    Last Updated : 2024-02-13
  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 106 Golongan Darah 2

    "Alhamdulillah, saya mendapatkan tempat yang nyaman. Hanya beberapa menit perjalanan dari bandara. Mau ke mall, ke pasar, atau ke pantai juga dekat.""Syukurlah.""Udah punya pacar belum, Mas?"Fauzi hanya tersengih mendengar pertanyaan adik angkatnya."Udah mau setengah tahun di sana, masa iya belum punya gebetan," ledek Anastasya. Senyum Fauzi makin lebar. Dia tidak punya jawaban untuk pertanyaan itu. Waktunya di sana habis untuk mengurusi pekerjaan."Bawalah mobilmu. Bisa untuk transportasi di sana. Walaupun ada inventaris dari kantor, tapi lebih enak kalau pakai kendaraan sendiri."Fauzi menolak, tapi Pak Bastian memaksa. Anastasya juga tidak protes apa-apa. Mamanya juga tidak pernah membahas harta yang diberikan sang papa pada Bu Eri. Kedua kakaknya juga tidak mempermasalahkan. Fauzi akhirnya mengangguk."Mumpung kamu di sini. Segera urusi untuk pengirimannya.""Ya, Pa.""Jaga ibu baik-baik di sana. Papa minta maaf untuk semua kesalahan yang papa lakukan pada kalian.""Papa, ngg

    Last Updated : 2024-02-13

Latest chapter

  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 146 Cinta yang Indah 2

    Baru tiga menit memejam, pintu kamar perlahan terbuka. Lidia muncul dari sana. Agung kembali duduk."Kutelepon nggak kamu angkat tadi," ujar Agung. "Aku lagi meeting, Mas. Selesai meeting kutelepon nomer Mas nggak aktif. Aku telepon rumah, katanya Mas sudah pulang." Lidia menjelaskan seraya melepaskan blazer yang dipakainya."Ponselku kehabisan baterai tadi."Agung menarik lengan istrinya supaya duduk di dekatnya. "Aku mau mandi dulu, Mas. Terus nyiapin pakaian. Setelah Lili pulang ngaji kita langsung berangkat, kan?""Iya. Kalau gitu kita mandi bareng.""Jangan. Biasanya Lili nyelonong masuk setelah pulang ngaji. Mas, duluan saja yang mandi. Biar aku nyiapin pakaian." Lidia membuka lemari. "Aku sudah bilang ke mbak yang nganterin Lili ngaji. Kita akan ngajak dia staycation sore ini," kata Agung sambil melepaskan kancing kemeja."Kenapa ngajak si mbak, Mas?""Aku sudah booking dua kamar. Tidak mungkin kita biarkan Lili tidur sendirian, kan?"Lidia diam sejenak. "Mas, memang nggak

  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 145 Cinta yang Indah 1

    (Bukan) Istri Pilihan - Cinta yang Indah Author's POVMobil Agung langsung masuk ke dalam carport rumahnya. Hujan masih deras mengguyur malam. Mereka turun. Agung membuka pintu samping yang terus terhubung dari area carport ke ruang keluarga.Masuk ke dalam suasana rumah sepi. Ruang tamu hanya ada lampu malam yang menyala. Setelah mengunci pintu, ia menggandeng tangan istrinya menaiki tangga. "Mbak ART ke mana, Mas?" tanya Lidia sambil melangkah di samping suaminya."Aku suruh pulang sore tadi. Selama tiga hari dia nggak akan ke sini. Kita habiskan waktu tiga hari hanya berdua saja," jawab Agung sambil memandang sang istri. Tatapannya begitu jahil dan menyiratkan rencana besar dalam benaknya.Lidia bisa menangkap apa yang akan terjadi tiga hari ke depan. Siap-siap saja kalau ia akan dibuat tak berdaya oleh Agung.Mereka berdua masuk kamar. Agung mengunci pintu. Meski tiada sesiapa di sana, ia tidak ingin dibuat was-was. Kamar menguarkan wangi vanila, aroma kesukaan Lidia. Harumny

  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 144 Akad Nikah 2

    Usai makan malam, Pak Bastian, Bu Mega, Lidia, dan Agung duduk di ruang keluarga. Sedangkan Lili sedang belajar bersama guru lesnya di ruangan lain yang biasanya digunakan juga untuk bersantai karena langsung menghadap ke taman samping yang ada miniatur air terjun di sana."Papa dan mama merestui kalian berdua jika ingin rujuk. Segera menikah, sama-sama saling mendukung dan memperbaiki diri. Menjadi orang tua yang bisa jadi panutan anak kalian. Tapi papa menyarankan, Agung tetap mengajak Lidia untuk menemui kedua orang tuamu. Minta restu apapun tanggapan mereka. Yang terpenting pada orang tua, jika nggak ingin bertemu keluarga yang lain.""Bener apa kata papamu. Kalian berdua tetap harus menemui kedua orang tuamu, Gung." Bu Mega setuju dengan pendapat sang suami. Apapun tanggapan mereka, yang terpenting tetap meminta restu."Kapan rencana kalian akad nikah?" tanya Pak Bastian."Minggu depan, Pa," jawab Agung spontan. Membuat Lidia menatapnya karena kaget. Sebab mereka belum membahas t

  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 143 Akad Nikah 1

    (Bukan) Istri Pilihan - Akad Nikah Author's POV"Beneran kamu mau rujuk sama Lidia? Kamu nggak dengar mama bilang apa sama kamu?"Agung masih diam mendengarkan kemarahan sang mama, saat ia memberitahu akan rujuk dengan Lidia. Sedangkan -Pak Ringgo- papanya diam menatap layar televisi yang menampilkan acara berita."Kenapa kamu keras kepala? Sedangkan keluarga sudah sepakat dengan perjodohanmu dan Grace.""Sejak awal aku nggak setuju dengan rencana, Mama. Aku hanya akan menikah lagi dengan Lidia. Kami punya Lili, Ma. Keluarga setuju atau pun tidak, aku akan kembali menikahi Lidia."Bu Ringgo menatap marah pada putranya. "Mengenai Lili, kamu kan masih bisa menemuinya. Atau ambil dia dan ajak tinggal bersamamu."Tidak semudah itu. Apa mamanya pikir, Lidia akan diam saja kalau Lili diambil darinya?"Kamu nggak ingat apa yang terjadi dua tahun kemarin? Kita harus menanggung malu atas semua yang terjadi," lanjut Bu Ringgo."Itu salahku, Ma," bantah Agung. "Bahkan keluarga Lidia yang telah

  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 142 Kita Akan Menikah 2

    "Mas mau meeting di kantor papa nanti jam dua. Makanya mas mampir pulang dulu." Yoshi mengusap pipi Yasha dan mengecupnya. "Yusa, mana?""Barusan tidur.""Kamu belum makan?" Yoshi memandang piring yang masih berisi penuh di atas nakas."Belum. Mau makan keburu Yasha nangis."Yoshi mengambil piring. "Mas suapi."Anastasya makan dari tangan Yoshi hingga makanan di piring tandas. Yasha kembali terlelap dan ditidurkan di atas tempat tidur. Untuk sementara ini kedua anaknya memang tidur di pisah. Khawatir akan saling ganggu jika salah satunya terbangun lebih dulu."Mas, mau makan apa sholat zhuhur dulu?" Anastasya bangkit dari duduknya."Mas sudah sholat sebelum masuk kamar tadi.""Ya udah, kalau gitu aku ambilin makan dulu." Anastasya keluar kamar dan kembali dengan nasi, lauk, potongan buah semangka, dan minum di nampan."Makasih, Sayang." Yoshi mengecup kening istrinya. Kemudian duduk di karpet ditemani Anastasya."Besok mas ada seminar tiga hari di Malang.""Nginep?" tanya Anastasya un

  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 141 Kita Akan Menikah 1

    (Bukan) Istri Pilihan - Kita Akan Menikah Author's POVLidia bangkit dari duduknya sambil membenahi ikatan kimononya. "Aku nemui Sinta dulu, Mas. Ada hal penting yang akan kami bahas." Selesai bicara Lidia langsung keluar kamar. Sedangkan Agung bangkit dari duduknya dan berdiri di dekat jendela kamar. Menatap langit kelabu di atas sana.Sinta berdehem ketika Lidia masuk ke ruang kerja papanya. Ruangan yang lumayan luas. Ada meja panjang dengan kursi-kursi yang mengitarinya. Juga ada layar proyektor di sana. Biasa digunakan untuk meeting dadakan jika ada sesuatu yang harus dibahas segera."Pasti kamu mikir yang enggak-enggak tadi," ucap Lidia sambil duduk di depan adiknya.Dengan gaun se*si, tipis, dan dibalut kimono luarnya, rambut diikat asal-asalan dan terkesan semrawut, belum lagi wajah dan leher yang basah berpeluh, otomatis pikiran Sinta sudah terbang ke mana-mana. Apalagi jika ingat bagaimana Agung begitu agresif belakangan ini. Mereka manusia dewasa yang pernah hidup bersam

  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 140 Menikahlah Denganku 2

    Sambil nyetir, Agung memperhatikan Lidia yang ketiduran bersandar pada jok. Wanita itu tidak bisa menahan kantuknya. Terbesit pula pikiran konyol ingin membawa Lidia pulang saja ke rumah mereka. Sampai mobil berhenti di depan pagar rumah, Lidia tidak terbangun. Akhirnya Agung pun bersedekap dan memejam, karena sudah ngantuk berat. Keduanya sama-sama tertidur hingga azan subuh berkumandang. Lidia yang terbangun lebih dulu, kaget dengan posisinya yang ternyata masih di dalam mobil. Di sebelahnya Agung masih lelap. Kenapa ia tidak dibangunkan ketika mereka sampai?"Mas." Lidia mengguncang pelan lengan mantannya.Dua kali panggilan, Agung membuka mata. Laki-laki itu menegakkan duduknya."Sudah subuh. Kenapa tadi malam mas nggak bangunin aku?""Kamu pules banget tidurnya."Lidia mengambil ponsel dari dalam tas, kemudian menelepon salah satu ART supaya membuka pintu pagar. Tak lama pintu pagar terbuka perlahan secara otomatis."Mas, aku turun dulu, ya. Hati-hati kalau nyetir," pesan Lidia

  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 139 Menikahlah Denganku 1

    (Bukan) Istri Pilihan - Menikahlah Denganku Author's POVSuasana bahagia di restoran hotel sejam yang lalu berubah menjadi ketegangan di bangsal rumah sakit. Di akhir acara, Anastasya membisiki sang suami kalau perutnya terasa mulas tak tertahankan. Tanpa banyak bicara, Yoshi pamitan membawa Anastasya ke rumah sakit dan semua keluarga mengikuti. Sampai di rumah sakit sudah bukaan dua ketika diperiksa oleh bidan yang berjaga. Pak Bastian, Deny, Sinta, membawa anak-anak pulang. Sedangkan yang tinggal di rumah sakit, Yoshi, Bu Mega, Lidia, dan Agung. Jarak setengah jam kemudian Bu Nana dan Pak Yudi datang.Yoshi gelisah menemani Anastasya yang berjalan mondar-mandir di dalam ruangan. Ia ingat saat sang istri melahirkan anak pertama mereka waktu itu. Begitu menegangkan karena keadaan Anastasya yang sedang down. Malah sempat berwasiat pula pada kakaknya yang nomer dua. Semoga kali ini tidak ada drama lagi. Sekarang ini Yoshi menyarankan cesar, tapi Anastasya memilih lahiran pervaginam.

  • (Bukan) Istri Pilihan    Part 138 Romansa 2

    Bu Mega meninggalkan ruangan putrinya. Dia tidak bisa memaksa Lidia harus mengubah keputusannya. Biar putri sulungnya itu membuat keputusan sendiri. Walaupun sebagai nenek, ia sangat kashian pada Lili. Sebab dulu ia bertahan dengan rasa sakit demi melihat anak-anaknya tetap memiliki keluarga yang utuh. Sosok ayah yang ada untuk mereka. Broken home efeknya sangat luar biasa untuk psikologi seorang anak.Setelah sang mama pergi, Lidia membuka map yang diletakkan asistennya di atas meja. Namun jujur saja, pikirannya tidak bisa berkonsentrasi. Adakalanya ia ingin bisa hidup seperti kedua adiknya atau wanita lain di luar sana. Lifestyle yang sangat balance dan no overwork. Tapi kesendirian membuatnya gila kerja untuk menghilangkan kesepian.Sepertinya dialah penerus jejak nasib mamanya. Karena perselingkuhan papanya, sejak awal Lidia sudah dipersiapkan sang mama untuk menjadi wanita kuat, tangguh, dan mandiri. Persis seperti masa muda sang mama. Hanya saja, mamanya hidup dalam keluarga tan

DMCA.com Protection Status