Home / Rumah Tangga / (Bukan) Istri Pilihan / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of (Bukan) Istri Pilihan : Chapter 101 - Chapter 110

146 Chapters

Part 101 Sebuah Pilihan 1

(Bukan) Istri Pilihan - Sebuah Pilihan Author's POVMayang gemetar. Ibu mertuanya jarang sekali mau bicara dengannya. Kalau sudah benci ya benci saja. Dirinya juga tidak menyukai Bu Nana. Karena wanita itu yang sangat keras bersuara menentang hubungannya dengan Yoshi.[Baik, Bu. Saya akan ke sana.] Balasnya cepat.Hanya dibaca saja tanpa dibalas oleh Bu Nana.Pikirannya tidak tenang selama menunggu jam pulang kantor. Pasti ada sesuatu yang penting, baru kemarin pulang umroh tapi sudah mengajaknya bertemu. Apa ini tentang Ayunda? Mungkin Bu Nana sudah tahu tentang permasalahannya dengan Yoshi. Mayang kelimpungan. Jika mengingat dosa masa lalu, tubuhnya gemetar dan berkeringat dingin. Padahal AC di ruangannya menyala. Dia selalu berharap bahwa Ayunda itu benihnya Yoshi, bukan Dante. Karena hanya sekali saja ia melakukan perbuatan terku*uk itu dengan Dante. Pulpen yang dipegangnya pun bergetar karena dadanya bergemuruh. Jika ingin memastikan, bisa saja ia diam-diam melakukan pemeri
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

Part 102 Sebuah Pilihan 2

"Oke, seharusnya saya nggak membahas tentang dirimu. Toh kamu bukan siapa-siapa bagi saya lagi. Kecuali ibu dari cucu saya. Hanya saya ingin menegaskan, jangan ganggu rumah tangga Yoshi. Kedua, biarkan Yoshi membawa Ayunda ke psikolog anak. Biar psikologisnya bisa diperbaiki. Biar tidak menjadi manusia yang rusak."Hatinya tersinggung, tapi ini bisa menjadi solusi terbaik supaya Ayunda kembali dekat dengan Yoshi. Akur dengan keadaan daripada hubungan makin buruk dan Ayunda kehilangan sosok ayah. Ayunda harus tetap menjadi anaknya Yoshi."Kamu nggak setuju?" tanya Bu Nana saat mantan menantunya masih diam."Saya setuju, Bu.""Jangan di mulut saja kamu bilang setuju. Tapi buktikan kalau kamu bisa merubah sikap, jangan lagi mencekoki anak kecil dengan hal buruk. Jangan ajari membenci. Waktu Ayunda lebih banyak dengan keluargamu. Kuharap kalian bisa diajak kerjasama dengan baik. Kalau tidak, Yoshi akan merebut hak asuh Ayunda."Mayang merinding mendengarnya. Bukan takut Ayunda diambil mer
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more

Part 103 Menyerah 1

(Bukan) Istri Pilihan - MenyerahAuthor's POV Mungkin ini sudah garis takdir, Bu Mega harus tetap menjadi pilar penopang bagi Pak Bastian. Setelah disakiti sekian lama, pada akhirnya harus tetap bertahan menjadi bagian dari hidup laki-laki itu.Kalau menoleh ke belakang, sungguh sangat sakit rasanya. Namun bertahan demi anak-anak, demi para cucu juga. Agar bisa menjalani masa pensiun bersama-sama. Berbagi kebahagiaan di usia senja.Selama di Mekkah, Bu Mega muhasabah diri dengan semua peristiwa dalam hidupnya. Memohon petunjuk, haruskah tetap melanjutkan pernikahan atau tetap pada keputusan untuk berpisah.Setiap orang berhak mendapatkan kesempatan kedua jika benar-benar sudah menyadari kekeliruannya dan mau bertaubat dan menunjukkan penyesalan yang dalam. Jika ia berani menyuruh Anastasya untuk memaafkan Yoshi, kenapa dirinya sendiri tidak berani memberikan peluang sekali lagi pada suaminya untuk kembali."Maafkan papa, Ma.""Kita saling memaafkan, Pa. Kita juga nggak tahu sampai k
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more

Part 104 Menyerah 2

"Hallo, Assalamu'alaikum, Bu.""Wa'alaikumsalam. Kamu di rumah apa sedang ke luar?""Aku di rumah. Ibu, sehat-sehat saja, kan?""Alhamdulillah, Ibu sehat. Kamu sendiri bagaimana? Tiga hari ini nggak nelepon ibu.""Kan aku sudah bilang kalau ada pekerjaan di luar, Bu. Signal susah di sana, apalagi kalau sedang hujan. Kenapa suara Ibu terdengar serak?" tanya Fauzi."Mungkin radang, Zi," jawab Bu Eri berbohong. Sebab tidak mungkin jujur kalau habis menangis dan menceritakan apa yang tadi dilihatnya. Malu mengungkapkan rasa cemburunya pada sang anak. Fauzi sendiri tidak akan bersimpati terhadap perasaan ibunya."Kapan kamu longgar?""Maksud, Ibu?""Ibu, ingin nyusul kamu.""Beneran?" Suara Fauzi menunjukkan rasa keterkejutan."Iya. Biar ibu nyusul sendiri saja. Nanti kamu nunggu ibu di Bandara Sepinggan. Ibu berani kok berangkat sendiri.""Jangan, Bu. Nanti kujemput. Aku juga ingin bertemu Pak Bastian. Karena jika ibu ikut aku, entah kapan lagi aku pulang ke Jawa. Makanya aku mau silatura
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more

Part 105 Golongan Darah 1

(Bukan) Istri Pilihan - Golongan Darah Author's POV "Bagaimana perkembangan Ayun, Mas?" tanya Anastasya malam itu. Ketika mereka sudah berbaring di ranjang."Alhamdulillah. Miss Dita bilang, Ayun sudah banyak berubah. Mas sudah membuktikannya tadi siang. Akhir pekan ini, dia minta dijemput dan mau menginap di sini.""Syukurlah kalau gitu. Kasihan kalau terus-terusan diracuni pikirannya.""Sayang, kamu nggak apa-apa kan? Kalau tiap akhir pekan, mungkin Ayunda akan kembali menginap di sini lagi seperti beberapa bulan yang lalu.""Nggak apa-apa. Apa pernah aku mempermasalahkan tentang Ayunda, Mas? Sejak aku bersedia menikah denganmu, aku juga sudah menyiapkan mental untuk menjadi ibu sambung bagi putrimu."Yoshi menatap lekat wajah ayu yang hanya berjarak beberapa senti di depannya. Kemudian mengecup pelan bibirnya. "Makasih, Sayang.""Mas, yang nganterin Ayunda pulang sekolah?""Nggak. Tadi dijemput sama Mayang.""Oh.""Ayun ikut mamanya, Mas langsung kembali ke kantor. Kami nggak ng
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

Part 106 Golongan Darah 2

"Alhamdulillah, saya mendapatkan tempat yang nyaman. Hanya beberapa menit perjalanan dari bandara. Mau ke mall, ke pasar, atau ke pantai juga dekat.""Syukurlah.""Udah punya pacar belum, Mas?"Fauzi hanya tersengih mendengar pertanyaan adik angkatnya."Udah mau setengah tahun di sana, masa iya belum punya gebetan," ledek Anastasya. Senyum Fauzi makin lebar. Dia tidak punya jawaban untuk pertanyaan itu. Waktunya di sana habis untuk mengurusi pekerjaan."Bawalah mobilmu. Bisa untuk transportasi di sana. Walaupun ada inventaris dari kantor, tapi lebih enak kalau pakai kendaraan sendiri."Fauzi menolak, tapi Pak Bastian memaksa. Anastasya juga tidak protes apa-apa. Mamanya juga tidak pernah membahas harta yang diberikan sang papa pada Bu Eri. Kedua kakaknya juga tidak mempermasalahkan. Fauzi akhirnya mengangguk."Mumpung kamu di sini. Segera urusi untuk pengirimannya.""Ya, Pa.""Jaga ibu baik-baik di sana. Papa minta maaf untuk semua kesalahan yang papa lakukan pada kalian.""Papa, ngg
last updateLast Updated : 2024-02-13
Read more

Part 107 Tes DNA 1

(Bukan) Istri Pilihan - Tes DNA Author's POVYoshi tidak tenang. Perasaannya tak karuan. Pantaskah ia menanyakan tentang keraguannya pada dokter Bumi. Ini permasalahan yang sungguh sensitif bahkan sebuah aib. Tapi ia yakin, dokter itu tipe orang yang bisa dipercaya. Bu Nana yang cemas karena tidak boleh masuk melihat sang cucu, kini tambah kebingungan melihat sikap Yoshi. Wanita itu menghampiri putranya. "Yosh, kenapa masih duduk di sini. Kamu kan harus donor buat Ayun.""Golongan darah kami beda, Ma," jawab Yoshi pelan."Beda bagaimana? Sama Mayang juga nggak sama." Bu Nana heran."Golongan darah Pak Yoshi apa?" tanya dokter Bumi."AB, Dok.""Terus golongan darah istri, Pak Yoshi?""Dia mantan istri, bukan istri.""Oh, sorry. Golongan darah mantan Pak Yoshi apa?""A. Sedangkan golongan darah anak saya O."Dokter Bumi terdiam sejenak. Dia paham betul kalau bisa saja golongan darah anak itu berbeda dengan golongan darah kedua orang tuanya. Tapi kalau ayah dan ibu golongan darahnya A
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more

Part 108 Tes DNA 2

Prinsipnya, ia tidak mempermasalahkan masa lalu wanita itu, makanya tidak mendengar penolakan orang tuanya ketika memutuskan menikahi Mayang. Yoshi tidak pernah berhubungan dengan wanita manapun, jadi tidak tahu seperti apa yang ori dan pernah terpakai.Setelah bersama Anastasya, ia baru tahu bedanya. Walaupun begitu, ia masih terus peduli pada Mayang yang seolah teraniaya dengan pernikahan mereka. Ah Yoshi, pengacara macam apa kamu ini. Kenapa nggak bisa membedakan mana yang tulus dan mana yang modus. Mana serigala mana domba. Parah kau, Yosh."Kita rahasiakan dulu, Ma. Nggak perlu cerita ke siapapun sebelum aku melakukan tes DNA. Sekarang kita bersikap seperti biasanya saja," pinta Yoshi."Iya." Bu Nana mengangguk paham. Sikap bijaksana diperlukan sekarang ini supaya mempermudah menguak kebenaran.Pintu ruang IGD terbuka dan muncul ibunya Mayang dari sana. Wajahnya tampak suram, antara sedih dan geram. Wanita itu menghampiri Yoshi dan ibunya yang masih duduk di depan ruang ICU. Ruan
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more

Part 109 Hasil Tes DNA 1

(Bukan) Istri Pilihan - Hasil Tes DNA Author's POV"Adek, mari duduk sini!" teriak Ayunda sambil menepuk space kosong di sebelahnya. Wajahnya sungguh ceria bisa bertemu lagi dengan adik lelakinya.Sedangkan Mayang merasakan lemas seluruh persendian. Jangankan untuk berdiri menyambut mereka, untuk tersenyum saja sudah tidak punya kekuatan. Sebab ia yakin, Yoshi pasti sudah punya pemikiran tentang kecurangannya. Hanya belum mengajaknya bicara saja. "Assalamu'alaikum," ucap Anastasya lantas menyalami Mayang yang berwajah pias. Wanita itu sama sekali tidak berani menatap Yoshi."Wa'alaikumsalam."Sementara Yoshi yang menggendong Yusa, meletakkan bayi usia enam bulan itu di sebelah kakaknya. Dan ia menunggui di sebelah brankar. Anastasya menaruh oleh-oleh di atas meja."Mbak, sendirian?" tanya Anastasya."Iya. Mama barusan pulang mau mandi.""Kapan Ayun boleh pulang?""Mungkin besok sudah boleh pulang.""Alhamdulillah."Mayang kemudian diam menunduk dan serba salah. Anastasya menghampi
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Part 110 Hasil Tes DNA 2

cemburu yang pernah bersemayam. Bumi yang sangat baik ini tidak mungkin punya pemikiran untuk merebut hak milik pria lain. Anastasya juga tidak mungkin akan mengkhianatinya. Toh mereka pun tidak pernah bertemu sekarang ini."Belum ada rencana menikah dalam waktu dekat, Dok?" Yoshi bertanya to the point sekali."Jangan lupa undang saya. Pasti saya akan ajak istri dan anak-anak menghadiri pernikahan dokter di Jogja."Bumi tersenyum sambil mengunyah nasi. "Doakan saya, Pak Yosh. Semoga PDKT saya nggak ditolak.""Hmm, udah ada gebetan kalau gitu.""Saya kenal dia belum lama. Baru sebulan sebenarnya. Cuman saya memang nggak ingin pacaran, kalau bisa langsung nikah. Usia saya sudah tiga puluh tiga tahun sekarang ini.""Cewek itu berprofesi dokter juga?""Ya. Dokter umum yang sekarang mengambil spesialis anak.""Cewek Surabaya?""Bukan. Dari Jogja juga.""Hmm, kebetulan sekali. Sama-sama dari Jogja. Kenal di mana?""Kenalnya waktu dia main di sebelah kosan saya. Kebetulan saya juga kenal bai
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status