Home / Rumah Tangga / (Bukan) Istri Pilihan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of (Bukan) Istri Pilihan : Chapter 71 - Chapter 80

146 Chapters

Part 71 Rasa Malu 1

(Bukan) Istri Pilihan - Luka Seorang AnakAuthor's POVYoshi menarik simpul dasi untuk melonggarkannya. Kemudian duduk di kursi. Egi duduk tepat di depannya. Mereka baru saja pulang dari pengadilan."Kasus iparmu tampaknya akan berkepanjangan, Bro.""Sepertinya begitu," jawab Yoshi sambil menghela nafas panjang."Agung melayangkan tuntutan pencemaran nama baik pula pada Lidia. Hmm, mengada-ngada. Padahal orang pun sudah lupa akan perselingkuhannya. Sekarang diungkit lagi. Seneng banget jadi santapan media.""Itu hak dia sebenarnya. Tapi akan membuat kasus ini berkepanjangan dan mempermalukannya sendiri. Sebab perselingkuhan itu memang dilakukannya.""Padahal di antara mereka ini ada anak juga. Kenapa nggak mencoba berdamai saja, kalaupun Agung akan menjalani hukuman kasus penganiayaan itu, pasti nggak lama. Setelah vonis, aku yakin dia akan melakukan lobi sana sini supaya hukuman disunat hanya tinggal separuh." Ini pendapat Egi.Yoshi tersenyum samar. Kadang pusing juga memikirkan pr
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

Part 72 Rasa Malu 2

"Papa, ingin mereka tetap poligami, begitu?" tanya Bu Nana."Mereka sudah menjalani ini sepuluh tahun. Mungkin kekisruhan ini hanya sementara dan mereka bisa berbaikan lagi nanti. Sayang banget kalau semuanya hancur berantakan, Ma. Kecuali Bu Eri punya kesadaran sendiri untuk mundur.""Namanya pelakor mana mau ngalah. Apalagi sekarang tahu kalau Bu Mega yang justru ingin mundur. Ya dia gigih bertahan-lah.""Dia wanita kedua, Ma.""Dih, apa Papa nggak tahu apa beda pelakor dengan wanita kedua? Wanita kedua itu perempuan yang kehadirannya direstui sama istri pertama. Dia datang dengan cara baik-baik, bisa mengambil hati istri pertama baik-baik. Dia yang mau masuk rumah tangga orang harus punya adab, dong. Bukan sembunyi-sembunyi bertahun-tahun. Nggak tahu malu memang. Sebenarnya Pak Bas dan perempuan itu sama-sama nggak tahu malu."Yoshi yang melihat mamanya sewot hanya geleng-geleng kepala. "Kamu juga, Yosh. Awas kalau sampai mama dengar kamu backstreet sama Mayang, habislah kamu di t
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

Part 73 Cemburu 1

(Bukan) Istri Pilihan - Cemburu Author's POVFauzi memperhatikan Bu Mega yang disambut ramah oleh ketua yayasan dan diajak masuk ke dalam sebuah ruangan. Wanita itu tidak menoleh ke arahnya sama sekali. Apa tidak tahu siapa dirinya? Tidak mungkin kalau tidak tahu. Dalam sikap tenangnya tadi, Bu Mega memandangnya cukup lama.Kemudian Fauzi menemui seorang laki-laki yang tengah menunggunya di sebuah ruangan yang tersekat kaca. Mereka membahas pekerjaan. Namun pikiran Fauzi tidak setenang biasanya.Kebetulan berada di tempat yang sama, apa perlu ia menemui Bu Mega? Bukankah ini sebuah kesempatan. Belum tentu ia dipertemukan lagi. Andai sengaja mendatanginya, bisa jadi tak ada kesempatan lagi. Wanita itu pasti sangat sibuk dan tidak lama ia pun harus pindah. "Mas Fauzi, tampak gelisah?" tegur lelaki yang bicara dengan Fauzi."Boleh saya tanya, Pak?" Fauzi memberanikan diri. Padahal sebenarnya merasa tidak pantas dan bukan pada tempatnya jika ia menanyakan tentang Bu Mega. Namun ini ke
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

Part 74 Cemburu 2

"Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam."Sepemergian Bu Mega, Fauzi masih termangu. Kemudian berlari cepat saat ingat wanita itu menyeberang sendirian. Diraihnya tangan Bu Mega kemudian beriringan menyeberangi jalan."Makasih, ya.""Sama-sama, Bu." Fauzi mengangguk. Dia baru pergi setelah Bu Mega meninggalkan halaman yayasan.Dalam perjalanan ke kantor, Fauzi makin merasa bersalah. Wanita anggun itu telah dikhianati oleh suaminya sendiri dan juga oleh ibunya. Bu Mega tidak seperti yang digambarkan oleh Pak Bastian. Anastasya sendiri selalu bilang sangat menyayangi mamanya, meski diperlakukan berbeda.Bisa jadi wanita itu memang sudah berubah. Wanita sebaik apapun, pasti punya alasan kuat kenapa bisa berubah jahat atau pun tidak peduli. Kalau mendengar cerita pengurus yayasan tadi, Bu Mega sebenarnya sangat baik, sangat peduli, hingga memiliki gagasan untuk mendirikan sebuah yayasan. Peduli pada sesama yang tidak beruntung.Sementara Bu Mega yang dalam perjalanan ke kantor, sibuk mengela
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

Part 75 Pamit 1

(Bukan) Istri Pilihan - Pamit Author's POVLangit kota Surabaya bertabur ribuan bintang. Di sebelah timur tampak bulan sabit terlihat pucat."Opa, kenapa nggak ada bulan yang besar itu. Kenapa bulannya kecil?" tanya bocah perempuan berusia lima tahun yang duduk tepat di sebelah Pak Bastian. Di bangku taman samping rumah mereka. Kepalanya mendongak dan mata kecilnya menyapu langit malam.Lili menjadi hiburan tersendiri setelah konflik memanas belakangan ini. Dan bocah itu juga yang bisa membuatnya dekat dengan Bu Mega."Itu namanya bulan sabit," jawab Pak Bastian."Tapi banyak bintang di langit.""Kalau ada bulan purnama, Lili nggak akan bisa melihat bintang-bintang itu," sahut Bu Mega yang duduk di bangku satunya."Kenapa, Oma?""Karena cahaya bintang akan kalah dengan cahaya bulan. Jadi bintang-bintang itu tidak akan tampak dari bumi karena cahayanya redup."Lili menatap sang Oma. Gadis kecil itu manggut-manggut. Entah paham entah tidak dengan apa yang dijelaskan oleh sang nenek.L
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

Part 76 Pamit 2

Padahal ia rela mengajukan pindah tempat demi ibunya. Supaya cap perebut suami orang tidak melekat lagi padanya."Ibu nggak ngrebut, ibu nggak pernah meminta Pak Bastian untuk meninggalkan Bu Mega, Zi. Kamu juga tahu itu kan?"Tadi malam ia sempat berdebat dengan ibunya. Kenapa ibunya tetap memaksakan diri terhadap orang yang sudah tidak sanggup lagi berpoligami. Dan mirisnya sang ibu tidak percaya kalau Bu Mega yang selama ini berperan penting dalam perusahaan."Kamu tahu dari mana? Belum tentu sumber yang kamu temui itu bisa dipercaya. Kamu lihat sendiri bagaimana papa tirimu kerja keras selama ini. Menghabiskan banyak waktu di kantor demi pekerjaannya. Kalau benar Bu Mega berperan besar, sudah lama dia datang ke sini untuk mengamuk. Wong hasil kerjanya dipakai untuk menyenangkan perempuan lain."Sangkalan Bu Eri membuat Fauzi beristighfar dalam hati. Kenapa ibunya tidak percaya? Ibunya memang tidak pernah pergi ke mana-mana. Hanya duduk di rumah saja. Jadi mana tahu dunia luar sepe
last updateLast Updated : 2024-01-27
Read more

Part 77 Foto di Dinding Kamar 1

(Bukan) Istri Pilihan - Foto di Dinding Kamar Author's POVPenampilan Anastasya sangat anggun dan cantik pagi itu meski hanya memakai gamis warna hijau sage model biasa, tapi terkesan elegan dan mahal.Tampak adem di pandang mata dengan sapuan bedak tipis dan lipglos yang menampilkan bibirnya terlihat basah dan segar.Pesona new mom yang memikat lelaki yang berdiri memperhatikannya. Tubuhnya tetap ramping dan dada membusung. Jakun Yoshi naik turun karena dalam dada gejolaknya sudah tak terbendung.Anastasya cantik, muda, dan ranum. Dia istri yang baik dan mencintanya tentu saja. Ah dia ingat saat wanita itu cosplay sebagai klien dan mengakui itu dihadapannya. Sebuah drama pendek di ruang kantornya. Mengingat itu Yoshi tersenyum sendiri.Bodoh sekali kalau Yoshi melepaskan apa yang sudah berada dalam genggaman. Perempuan yang telah melahirkan seorang putra untuknya."Ayo, Mas! Ngapain bengong mandangin aku kayak gitu.""Kamu cantik.""Aku harus tampil cantik, dong. Biar Mas nggak mal
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Part 78 Foto di Dinding Kamar 2

Sambutan Ayunda yang begitu menyakitkan tidak seberapa dibanding rasa kecewa demi melihat foto itu masih tergantung di sana. Kenapa Mayang tidak menurunkannya. Apa wanita itu memang masih berharap mereka bisa kembali rujuk. Toh katanya dia tidak pernah melakukan perselingkuhan.Tampaknya Yoshi tidak terpengaruh dengan gambar itu meski sempat melihatnya sekilas. Apa dia memang sudah tahu sejak lama? Bukankah Yoshi juga sering menjenguk Ayun. Detak jantung Anastasya berdegup kencang. "Ayun, nih Tante beliin cokelat sama Hello Kitty." Anastasya masih berusaha merayu. Dia juga harus berperan untuk meluluhkan hati anak tirinya."Nggak mau," jawab Ayunda sengit."Ayun, kalau masih bersikap kasar begini. Papa tinggal pulang, ya!" ancam Yoshi. "Nggak boleh pulang." Ayunda mengeratkan tangannya yang melingkar di leher sang papa."Papa nggak suka Ayun bilang seperti itu lagi. Tante Anas nggak jahat. Siapa yang bilang Tante Anas jahat?"Hening. Ayunda tidak berani menjawab tapi ia memandang ma
last updateLast Updated : 2024-01-29
Read more

Part 79 Tidak Akan Berpisah 1

(Bukan) Istri Pilihan - Tidak Akan PisahAuthor's POVSakit juga dengan perlakuan Ayunda tadi. Dia sudah di brain wash oleh Mayang dan keluarganya supaya membenci dirinya. Anastasya sendiri pernah menjadi korban toxic parenting dari mamanya. Walaupun hubungan mereka sekarang membaik, tapi karena kejadian tadi, Anastasya kembali mengingat semua dan membuatnya ingin menjerit."Kenapa mas nggak ngasih tahu aku kalau Ayun nggak boleh makan cokelat?" Sorot kecewa tampak di bening mata Anastasya."Maafin mas. Sama sekali mas nggak kepikiran hal itu." Yoshi memang tidak ingat. Terlalu banyak yang ia pikirkan belakangan ini. Ketika Anastasya masuk hipermarket tadi, ia tengah menerima telepon dari pihak Agung yang selalu mengancamnya.Wajah Anastasya tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya.Disebabkan keadaan tidak lagi kondusif, Yoshi menepikan mobilnya. "Sayang." Direngkuhnya sang istri, tapi Anastasya menolak dan sibuk menghapus air mata. "Maafkan mas. Setelah ini nggak perlu lagi kita m
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more

Part 80 Tidak Akan Berpisah 2

"Maafkan saya yang belum bisa berbakti pada Papa, tapi saya harus pamitan. Saya sangat berharap, papa dan Bu Mega jangan sampai berpisah. Di mata saya, beliau wanita luar biasa."Pak Bastian memandang Fauzi dengan perasaan campur aduk. Dalam hati masih berharap bahwa keadaan bisa akur dan membaik setelah ini."Pa, saya pamit. Suatu hari nanti, entah beberapa bulan lagi, saya akan mengunjungi Papa." Fauzi mencium tangan Pak Bastian."Jaga diri baik-baik." Laki-laki itu menepuk bahu Fauzi. Keduanya saling tersenyum dan Fauzi yang lebih dulu melangkah pergi.Dalam perjalanan Fauzi ingat saat menemui Bu Nana di kantornya. Tindakan nekat supaya ia punya pertimbangan untuk membuat keputusan. Dari Bu Nana, Fauzi tahu bagaimana sebenarnya Bu Mega.Pertemuan dengan Pak Bastian tadi, Fauzi tidak ada niat membahas tentang ibunya. Tujuannya bertemu hanya untuk pamit dan mengucapkan banyak terima kasih. Jika membahas tentang hubungan mereka, itu akan semakin rumit.Mengingat sang ibu yang terlihat
last updateLast Updated : 2024-01-30
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
DMCA.com Protection Status