Home / Rumah Tangga / (Bukan) Istri Pilihan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of (Bukan) Istri Pilihan : Chapter 61 - Chapter 70

146 Chapters

Part 61 Saatnya Menyerah 1

(Bukan) Istri Pilihan - Saatnya Menyerah Author's POV Ayunda cemberut. Kalau sudah begitu lebih baik Yoshi diam. Tidak perlu membujuk karena akan membuatnya semakin marah. Selama ini kemauan Ayunda selalu dituruti sampai ia sangat sering mengabaikan Anastasya. Menganggap diamnya sang istri adalah hal biasa.Sebagai seorang ayah dia tidak tega jika menolak, tapi sekarang sikap tegas perlu dilakukan jika tidak ingin kehancuran kedua dialaminya."Pak Yoshi, sudah di tunggu di ruang meeting." Evi keluar dan memberitahu bosnya. Gadis itu mengangguk sejenak pada Mayang. "Oke, sebentar lagi saya masuk."Evi kembali ke dalam. Yoshi mencium pipi Ayunda."Papa harus meeting dulu, ya. Maaf, papa belum bisa ngajak Ayun jalan-jalan.""Tapi kalau Papa libur kita bisa jalan-jalan, kan?""Insyaallah, papa belum bisa janji.""Ayun, salim papa dulu," kata Mayang seraya meraih tali tasnya. "Papa masih sibuk."Ayunda menuruti perintah sang mama. Mencium tangan Yoshi dan laki-laki itu memeluknya. "Kam
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Part 62 Saatnya Menyerah 2

Mendengar pertanyaan sang kakak, Anastasya terkejut. "Mbak, kok bisa ngomong gitu? Nggak mungkinlah, aku sudah nikah dan punya anak.""Ya pokoknya mbak tahu. Tapi kamu nggak usah nanya mbak tahu darimana." Sinta tersenyum. Membuat Anastasya malah penasaran."Lupakan kata-kataku tadi. Kamu sudah punya Yosh dan Yus. Mbak pulang dulu ya."Anastasya mengangguk. Dia baru masuk rumah setelah sang kakak pergi dengan mobilnya.Baru saja masuk kamar, ponselnya berdering. Yoshi melakukan video call. "Halo." Tampak Yoshi duduk di ruangannya."Lagi ngapain?""Aku baru masuk kamar setelah nganterin Mbak Sinta ke depan.""Sinta mampir?""Iya.""Mas yang ngasih tahu alamat rumah. Bentar lagi mas pulang. Kamu mau dibelikan apa?""Nggak usah, Mas. Aku nggak pengen apa-apa.""Mas belikan buah saja, ya.""Di kulkas masih banyak.""Okelah kalau gitu. Sebentar lagi mas pulang." Yoshi memberikan kecupan. Anastasya hanya membalas dengan senyuman. Kemudian layar ponsel padam.***L***Anastasya duduk termang
last updateLast Updated : 2024-01-19
Read more

Part 63 Luahan Hati 1

(Bukan) Istri Pilihan - Luahan HatiAuthor's POVPak Bastian membeku mendengar penuturan Bu Mega di kamar mereka. Selama sepuluh tahun mereka bisa menjalani kehidupan seperti ini, kenapa dikala Bu Mega berubah, dia juga memilih menyerah.Dipandanginya wanita cantik yang tengah menyusut air mata dihadapannya. Perempuan mandiri yang dikenalnya semenjak remaja, baru kali ini terlihat sangat rapuh. Jujur saja, kalau bukan adanya andil Bu Mega, tentu dia tidak akan mengalami kejayaan seperti sekarang ini. Tidak memiliki dan dihormati ratusan karyawannya. Ditambah lagi ratusan karyawan dari perusahaan Bu Mega. Dihadapan mereka, Pak Bastian lelaki terhormat dan perhatian terhadap bawahan. Mereka tidak tahu, kalau Bu Mega mati-matian memperjuangkan hal itu."Apa mama sudah memikirkan apa imbas dari perceraian kita, Ma?""Apa yang papa takutkan? Nama baik, harga diri? Lalu untuk menutupi itu agar tidak terjadi, apa aku harus bertahan lagi. Mengorbankan perasaanku. Papa, jangan khawatir. Bu Er
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

Part 64 Luahan Hati 2

Pak Bastian terguris mendengar kalimat itu. Dalam hati menangis. Merasakan begitu sakitnya sang istri. Sudah berjuang malah dikhianati.Bu Mega menarik napas dalam-dalam. "Kalau Papa ingin kita berdamai, kenapa nggak pernah mengusahakan ini sejak dulu. Sekarang Papa sudah ada yang ngurus. Kita bisa berpisah secara baik-baik. Aku akan melanjutkan hidup bersama anak-anak."Soal perusahaan, silakan Papa urus sendiri. Fauzi bisa kan di andalkan? Aku nggak mempermasalahkan tentang perusahaanmu, Pa. Terserah Papa sekarang. Aku tidak mau membahasnya, karena perusahaan yang pernah kuperjuangkan mati-matian hanya membuat hatiku terluka. Anak-anak juga sudah legowo tentang keputusan ini. Mereka sudah pada dewasa. Papa, juga sudah sembuh, perusahaan juga baik-baik saja. Jadi Papa nggak butuh aku lagi."Bu Mega bangkit dari duduknya. Namun Pak Bastian meraih dan memeluknya. Mengucapkan permintaan maaf berkali-kali."Nggak usah minta maaf, Pa. Aku yang salah kok. Aku istri yang nggak peduli pada s
last updateLast Updated : 2024-01-20
Read more

Part 65 Feeling 1

(Bukan) Istri Pilihan - Undangan Author's POV "Lidia. Ayo, masuk!" Yoshi yang melangkah ke ruang tamu melihat Lidia tengah melepas sepatu di depan pintu."Sendirian?""Sama Mama." Lidia menoleh ke belakang. Bu Mega masih mengambil sesuatu dari mobilnya.Saat itu Anastasya keluar kamar sambil menggendong bayinya. Lidia langsung mendekat dan memeluk si bungsu. Yoshi mengambil Yusa dari istrinya. Membiarkan dua bersaudara menangis dan melepaskan rindu. Lidia yang sesenggukan lalu diajak duduk di sofa.Mereka baru bertemu setelah setahun lebih tidak pernah berjumpa. Saling meminta maaf dan berangkulan. Terkadang untuk menyadari sesuatu kesalahan, lebih dulu akan mendapatkan teguran yang tidak di sangka-sangka.Bu Mega masuk, juga disambut pelukan dan ciuman dari Anastasya. Ibu dan anak berdekapan. Anastasya sangat bahagia, sang mama sudi mengunjunginya. Hal yang selalu diimpikan sejak dulu. Bisa dekat, bisa saling ngobrol sebagai seorang ibu dan anak perempuannya. Setelah bertahun-tahu
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Part 66 Feeling 2

Feeling orang tua tidak sepenuhnya salah. Apalagi mamanya pasti membuat keputusan dengan penuh pemikiran dan perhitungan. Termasuk keputusannya sekarang."Papa, udah nggak kontrol lagi kan, Ma?" tanya Anastasya."Masih perlu kontrol sekali lagi.""Kemarin sore papa nelepon aku, papa kelihatan nggak bersemangat banget. Mungkin karena kondisinya belum pulih benar, ya, Ma?"Bu Mega mengangguk saja. Disamping Anastasya jangan tahu dulu, dirinya juga sudah lelah.Satu jam kemudian, Bu Mega dan Lidia pamitan. Bu Mega di antar ke kantor dulu, baru kemudian Lidia pulang. Sebelum urusan kelar, dia tidak akan kembali bekerja. Ekstra pengawasan untuk Lili, supaya tidak diambil paksa oleh keluarga suaminya.***L***"Zi, kamu nggak telat ke kantor. Jam segini belum berangkat," tegur Bu Eri pada Fauzi yang masih sibuk di depan laptopnya di kamar. Kebetulan pintu kamarnya terbuka. Tapi laki-laki itu sudah berpakaian rapi."Nggak, Bu. Hari ini aku ada jadwal ke lapangan. Mungkin dalam waktu dekat aku
last updateLast Updated : 2024-01-22
Read more

Part 67 Pertemuan Dua Istri 1

(Bukan) Istri Pilihan - Pertemuan Dua Istri Author's POV"Ada yang ingin kamu ceritakan?" tanya Yoshi seraya membimbing istrinya untuk duduk. Ia yakin kalau kesedihan Anastasya bukan hanya tentang undangan itu. Pasti ada hal lain. Karena yang berkaitan dengan Mayang, Anastasya terlihat sudah bodo amat. Ini yang sebenarnya membuat Yoshi khawatir. Apa yang sebenarnya tengah di rencanakan istrinya. Berpisah darinya?Yoshi tidak akan membiarkan hal itu terjadi."Mama dan Lidia cerita apa saja tadi?" tanya Yoshi saat Anastasya masih diam."Apa yang Mas tahu tentang mereka? Tentang orang tuaku?"Yoshi tidak langsung menjawab. Ia menggenggam tangan istrinya. Wajah Anastasya terlihat sangat sedih. "Papa dan mamaku hendak bercerai, kan?""Siapa yang bilang?""Jawab saja, Mas. Apa yang Mas ketahui?""Kita bisa mencegahnya, Sayang. Sekarang support anak-anak sangat dibutuhkan buat papa dan mama. Kalian yang bisa membuat mereka tetap bersama."Air mata Anastasya bercucuran. "Siapa yang ngasih
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

Part 68 Pertemuan Dua Istri 2

Di sebuah Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo, dua perempuan duduk berhadapan. Di meja depan mereka ada dua gelas teh hangat dan sepiring french fries. Usia dua wanita ini hanya selisih setahun. Bu Mega lebih tua dari Bu Eri.Sedangkan di meja sebelahnya, Bu Nana memperhatikan besannya yang tengah berbincang dengan madunya. Sebenarnya mereka tadi tidak sengaja berserempak di hipermarket. Bu Mega yang keluar dengan Bu Nana mampir sebentar untuk membelikan beberapa pasang pakaian untuk Yusa, bertemu dengan Bu Eri yang tengah berbelanja."Bu Eri, apa hak Anda mengatur saya? Saya tidak sedang melakukan penawaran siapa yang harus bertahan dan siapa yang harus mundur atau tetap menjalani pernikahan seperti ini. Saya sudah membuat keputusan untuk hidup saya sendiri. Saya juga nggak akan ikut campur keputusan apa yang akan Bu Eri dan Pak Bas ambil. Silakan saja kalau ingin meneruskan pernikahan kalian. Saya nggak akan menghalangi. Urusan saya akan saya selesaikan sendiri," jawab Bu Mega dengan
last updateLast Updated : 2024-01-23
Read more

Part 69 Jangan Seperti Mama 1

(Bukan) Istri Pilihan - Jangan Seperti Mama Author's POVPak Bastian yang tengah memangku baby Yusa kaget melihat kedatangan istri dan besannya. Dia sendiri juga baru setengah jam sampai di rumah putri bungsunya. Anastasya tersenyum senang menyambut mama dan mertuanya. Namun deg-degan juga saat papa dan mamanya bertemu. Ingat tentang situasi di rumah mereka waktu itu.Namun Bu Mega bersikap biasa saja. Wanita itu langsung melangkah ke belakang setelah memberikan barang bawaannya pada sang anak. Sedangkan Bu Nana duduk di sofa dekat Pak Bastian.Bu Mega kembali ke depan sambil membawakan dua cangkir teh untuk dirinya dan sang besan. Sebab di atas meja sudah ada secangkir kopi milik suaminya. Wanita itu duduk santai menyesap tehnya. "Pak Bas, sudah sejak tadi?" tanya Bu Nana."Barusan, Jeng. Mau ke kantor, mampir dulu nengok cucu," jawab Pak Bastian, tapi pandangannya menyapa Bu Mega sejenak. Sang istri tenang memegang cangkir dan tatakan seraya ngobrol dengan Anastasya.Dan begitul
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more

Part 70 Jangan Seperti Mama 2

Nasib Bu Mega sama persis seperti Anastasya yang sangat disayangi mertua. Bedanya Bu Mega adalah gadis yang sangat lincah dan Anastasya anak perempuan yang kalem. Bagi orang tua Pak Bastian, Bu Mega cocok mendampingi putranya yang memang lambat dan terlalu santai.Sekarang mereka duduk berdua di sebuah lesehan yang menghadap pantai lepas. Ada dua kelapa muda dan pisang goreng di meja depannya."Besok sidangnya Lidia. Papa masih berharap, kita jangan sampai berpisah, Ma.""Aku bukan istri yang sesuai impianmu, Pa.""Siapa yang bilang. Papa-lah yang nggak tahu diri telah membuat hubungan kita serumit ini. Papa yang salah telah menghadirkan orang ketiga di antara kita."Bu Mega tersenyum samar. "Kalau aku istri yang baik, yang peduli, tentu Papa nggak akan mencari kenyamanan pada wanita lain. Aku terlalu sibuk mengurus apa yang seharusnya Papa kerjakan. Harusnya aku biarkan saja. Namun aku telah melampaui batas otoritasku sebagai istri dan ibu." Perkataan Bu Mega merendahkan dirinya, sek
last updateLast Updated : 2024-01-24
Read more
PREV
1
...
56789
...
15
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status