ホーム / Romansa / Puber Kedua Pak Suami / チャプター 81 - チャプター 90

Puber Kedua Pak Suami のすべてのチャプター: チャプター 81 - チャプター 90

106 チャプター

81. Sapaan Seseorang

Sementara itu di mobil Hanum, tampak kedua wanita beda generasi sedang berbincang serius.“Num, kalau Andi ikutan di acara kita, lebih baik kita pulang saja besok pagi. Jadi nggak usah lama-lama kita berada di Magelang!” tegas Sawitri, yang membuat Hanum terperanjat.“Kenapa memangnya, Bu?” tanya Hanum dengan kening berkerut.“Lho...kok masih tanya sih, Num? Kamu dengar sendiri kan tadi, kalau si Andi dan Sadewa adu mulut? Ibu nggak mau ya kalau sampai kedatangan Andi merusak acara dan bikin malu di tempat umum,” sahut Sawitri dengan wajah yang tertekuk.“Bu...setahu aku tadi Mas Andi nggak merusak acara kok. Dia hanya menawarkan pada anak-anaknya untuk ikut di mobilnya. Dia kan bawa mobil baru. Bukan aku membela Mas Andi. Tapi, memang kenyataannya begitu kan. Justru Mas Dewa yang memancing dengan ucapannya yang bikin gatal telinga,” sahut Hanum dengan tangan yang mengusap lembut bahu ibunya, berusaha menenangkan.“Kamu masih suka ya sama Andi, Num?” tanya Sawitri tanpa basa-basi dan
last update最終更新日 : 2024-03-05
続きを読む

82. Sebuah bisikan

Andi dan yang lainnya sontak menoleh ke arah sumber suara. Andi menghela napas panjang setelah tahu siapa orang tersebut. Sedangkan yang lainnya hanya menatap datar pada orang yang menyapa Andi barusan.‘Kenapa yang menyapa Mas Andi seorang wanita blasteran lagi sih? Apa ini wanita idaman Mas Andi yang lain? Apa sekarang selera Mas Andi adalah seorang wanita blasteran? Kalau iya, kenapa dia pernah bilang ingin rujuk denganku? Atau wanita ini masih ada hubungannya dengan Larasati?’ tanya Hanum dalam hati.‘Siapa perempuan ini, ya? Kenapa dia kayaknya kenal banget sama papa? Apa dia pacar baru papa setelah cerai dengan Larasati dan mama? Kenapa papa pernah bilang padaku kalau ingin rujuk dengan mama? Ah, papa nggak bisa dipercaya nih,’ ucap Rafi dalam hati.‘Ck, papa ternyata memang keterlaluan deh. Bilang kalau mau mendekati mama, tapi sekarang ada perempuan lain yang mendekati. Apa perempuan ini pacar papa?’ tanya Gilang dalam hati.‘Papa memang buaya darat! Nggak bisa dipercaya! Aku
last update最終更新日 : 2024-03-06
続きを読む

83. Bertemu Nadya

Andi dan rombongannya kini sudah selesai makan. Namun, belum beranjak dari tempat itu.“Num, kamu mau beli camilan itu nggak untuk makan di kamar hotel? Kalau mau, aku akan pesankan sekarang,” tawar Andi dengan mengulas senyuman.“Boleh deh, Mas. Barangkali saja nanti di kamar tiba-tiba lapar,” sahut Hanum kalem.“Ya sudah, kita ke sana sekarang, yuk! Kamu pilih saja mana yang kamu suka. Biar aku yang bayar nanti,” ucap Andi. Dia lalu mengalihkan tatapannya pada Sawitri. “Bu, mau ikut ke toko kue atau tunggu di sini? Kalau menunggu di sini, biar ditemani oleh anak-anak. Aku dan Hanum ke toko itu sebentar.”Sawitri terdiam sejenak. Dia sebenarnya ingin ikut, karena tak rela kalau anaknya dan Andi jalan berdua saja. Tapi, tubuh tuanya tak bisa dibohongi lagi. Tubuhnya sudah lelah dan sepertinya malas untuk beranjak dari kursi, hanya sekedar untuk melangkah ke toko kue.“Aku di sini saja deh. Capek kalau harus jalan lagi. Tapi kamu jangan macam-macam sama anakku lho ya, Ndi! Awas kalau k
last update最終更新日 : 2024-03-07
続きを読む

84. Restu

Andi tersenyum penuh arti pada Hanum seraya berkata, “Iya dong, Num. Aku kan memang rencananya mau merujuk kamu. Masak lupa sih kalau aku pernah menyampaikan hal itu sama kamu.”“Iya, aku masih ingat,” sahut Hanum dengan nada agak ketus.“Nah, makanya aku tadi merembet ke situ ngomongnya,” sahut Andi masih dengan senyumannya, meski Hanum kini cemberut.Di saat yang sama, Rafi dan Nadya menghampiri mereka. Hanum lantas mengganti wajah masamnya menjadi wajahnya yang manis, dan tentu saja dengan mengulas senyuman.“Ma, Pa, kenalkan ini temanku, Nadya,” ucap Rafi ketika dirinya dan Nadya sudah berada di hadapan Hanum dan Andi.Nadya lantas mendekat ke arah Hanum, dan menyalami Hanum serta Andi secara bergantian.“Senang berkenalan dengan kamu, Nadya,” sahut Hanum dan Andi kompak.Nadya tersenyum dan mengangguk sopan seraya berkata, “Saya juga senang berkenalan dengan Om dan Tante.”“Kamu kemari sendirian, Nadya?” tanya Hanum perhatian.“Saya kemari sama mama. Tapi, kami pisah di depan tok
last update最終更新日 : 2024-03-08
続きを読む

85. Permintaan Nadya

“Papa kenal sama papanya Nadya?” tanya Gilang menimpali.“Kenal sih nggak, Lang. Tapi, Larasati pernah memberitahu Papa perihal mantan suaminya. Saat itu kita pernah secara nggak sengaja ketemu di sebuah restoran,” sahut Andi dengan suara pelan.“Wah...jadi Larasati dengan bangganya mengenalkan suami barunya dengan mantan suaminya, begitu ya, Pa?” tanya Gilang lagi dengan ekspresi serius dan gelengan kepalanya.“Tunggu...tunggu, papanya Nadya mantan suaminya Larasati? Itu artinya Larasati pelakor di rumah tangga orang tua Nadya, betul kan?” timpal Nadya, yang diangguki oleh Rafi.“Betul, Mel. Makanya Nadya sangat membenci si Larasati, sama seperti kita!” tegas Rafi.“Dasar itu orang, kok bisa-bisanya memanfaatkan kecantikannya untuk merusak rumah tangga orang lain. Padahal dia sendiri perempuan, ya. Apa nggak takut kena karma? Ck, kayak nggak ada cowok yang single saja, sampai merebut suami orang,” gerutu Amelia.“Mungkin seleranya dia memang suami orang. Jadi ada tantangannya sendiri
last update最終更新日 : 2024-03-09
続きを読む

86. Berkenalan

Setelah sarapan, Andi dan rombongan bersiap menuju mobil yang akan membawa mereka menuju ke tempat wisata Candi Borobudur.“Num, kamu tetap sama Ibu di mobil kamu. Jangan bareng Andi lagi. Cukup semalam kalian bersama-sama ke toko kue. Pokoknya kamu harus selalu bareng sama Ibu. Jangan sampai kamu kasih celah Andi, untuk dekati kamu dengan mudah. Enak saja dia kalau dikasih kemudahan. Nanti dia berulah lagi. Biar dia merasakan perjuangan yang berat kalau ingin mendapatkan kamu kembali,” bisik Sawitri ketika mereka sedang berjalan menuju ke mobil, yang sudah menunggu di depan lobi hotel.“Iya, Bu,” sahut Hanum dengan senyuman.Sedangkan Andi yang berjalan tepat di belakang kedua wanita itu, merasa penasaran. Dia mendekatkan dirinya hingga berjarak tak jauh dari Sawitri, dan akhirnya bisa mendengar bisikan mantan mertuanya itu. Dia mengulum senyuman ketika mendengar bisikan wanita lanjut usia itu.‘Tenang saja, Bu. Aku akan gigih berjuang kok untuk mendapatkan anak Ibu kembali. Ke ujung
last update最終更新日 : 2024-03-10
続きを読む

87. Naluri Seorang Kakak

Rafi yang merasa sebagai anak tertua, dan memiliki kewajiban menjaga adik-adiknya lantas melangkah mendekati Amelia.“Kak, mau ke mana?” tanya Gilang, yang juga melangkah mengikuti Rafi.“Menemui Amel, Lang. Aku mau pastikan siapa lelaki yang ngobrol sama dia. Aku mau menilai apakah dia lelaki baik-baik atau bukan,” sahut Rafi tanpa menghentikan langkahnya.“Ok, aku ikut!” tegas Gilang, yang diangguki oleh Rafi. Kedua pemuda yang memiliki paras tampan itu lantas berjalan dengan langkah lebar, mendekati Amelia yang sedang asyik berbincang dengan Roy.“Kamu masih SMA atau sudah kuliah, Mel?” tanya Roy dengan tatapan lekat pada wajah cantik Amelia.“Aku masih SMA, sekarang naik kelas dua. Kamu sendiri, Roy? Sudah kuliah, ya?” sahut Amelia balas bertanya untuk memastikan.“Iya, aku kuliah semester tiga. Nanti kalau sudah di Jakarta, boleh ketemuan lagi nggak, Mel?”Amelia tak langsung menjawab. Dia hanya tersenyum malu-malu, karena ditatap sedemikian rupa oleh pria tampan seperti Roy.Di
last update最終更新日 : 2024-03-11
続きを読む

88. Naluri Seorang Ibu

Setelah urusan Gilang selesai, Andi dan rombongan lantas melangkah menuju mobil. Mereka akan segera kembali ke Jakarta.“Mel, kamu ikut mobil siapa? Mobil Mama atau mobil papa?” tanya Hanum ketika sudah berada di area parkir.“Aku ikut mobil papa saja ya, Ma. Nggak apa kan?” sahut Amelia dengan senyum canggung di bibirnya, khawatir kalau sang mama marah karena kecewa.“Ya nggak apa dong. Kamu kan ikut di mobil papa kamu, bukan orang lain.” Hanum berkata sambil mengulas senyum, dan mencolek pipi mulus anak gadisnya.Amelia lalu membalas mengecup kedua pipi Hanum secara bergantian, sebelum dia melangkah menuju mobil Andi. Dia juga melakukan hal yang sama terhadap sang nenek.Di saat yang sama, Andi muncul dan melangkah mendekati Hanum.“Num, nanti mobil kamu jalan di depan, ya. Biar mobilku mengikuti mobil kamu dari belakang. Istilahnya mengawal kamu,” ucap Andi dengan senyuman.“Ok. Ini si Amel juga mau ikut mobil kamu, Mas. Nggak tahu si Rafi, ikut mobil kamu juga atau nggak?” sahut H
last update最終更新日 : 2024-03-12
続きを読む

89. Niatan Roy

Amelia mengerutkan keningnya ketika mendapati mobil Roy meluncur ke arah pinggiran kota. Dia bingung karena Roy tak memberitahunya sebelum ini. Memang Roy mengatakan, kalau akan membawanya makan di tempat yang romantis. Tapi, tak harus ke luar kota. Di dalam kota masih banyak tempat makan yang romantis. Begitu menurut pemikiran Amelia.“Roy, kita mau ke mana ini?” tanya Amelia mulai agak panik. Dia seketika menyesali diri karena menuruti ajakan Roy, dan lupa akan pesan ibu dan kakaknya.“Ke tempat romantis, Mel. Pokoknya seru deh nanti. Sudah kamu tenang saja. Nggak usah panik begitu,” sahut Roy kalem.“Tapi, apa harus di luar kota, Roy?” tanya Amelia lagi dengan gelisah. Dia kini memutar posisinya, sehingga bisa menatap wajah Roy dari arah samping.“Ya memang nggak harus sih. Tapi, aku memang tahu tempat yang indah dan makanannya enak. Sebentar lagi kita akan sampai kok. Sabar dulu, ya. Kamu pasti nanti akan terkesima setelah tahu tempatnya,” sahut Roy dengan tatapan sekilas ke arah
last update最終更新日 : 2024-03-13
続きを読む

90. Pertolongan

Beruntung tadi Roy belum sempat menutup pintu pagar, sehingga Amelia dapat leluasa keluar dari rumah itu. Dia berlari kencang ke arah mana saja, asal dapat bertemu dengan seseorang dan memohon pertolongan. Masih terdengar teriakan Roy yang memanggilnya, dan suara ibunya Roy terdengar sangat kesal karena Amelia melarikan diri.“Kejar dia, Nicko! Jangan sampai lolos!”Amelia berlari sambil mengerutkan keningnya, karena heran wanita itu memanggil Roy dengan nama yang berbeda. Namun, dia tak ambil pusing karena kini fokusnya adalah terus berlari menuju jalan utama, dan minta pertolongan.“Amel! Berhenti! Kenapa kamu lari, hah?!” teriak Roy sambil terus mengejar Amelia. Dia berlari cukup kencang agar dapat menyusul Amelia, dan membawanya kembali ke rumah.Amelia yang panik, terus berlari sambil mulai berteriak agar dapat terdengar oleh seseorang. Rumah Roy memang berada di ujung, dan di kanan kirinya masih terdapat lahan kosong yang ditumbuhi rumput ilalang. Jarak dengan rumah dengan rumah
last update最終更新日 : 2024-03-14
続きを読む
前へ
1
...
67891011
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status