Semua Bab Dendam Terbalas Sang Istri Terkhianati: Bab 91 - Bab 100

106 Bab

Bab. 91. Membersihkan Mining Company

“Perceraian kita akan membawa kedamaian. Mengapa tidak?” timpal Elina. “Kalian tidak perlu meminta maaf atas semua perbuatan kalian. Aku benar-benar ingin melupakan masa lalu.”“Tetapi, Kak Elina. Ada baiknya jika kita saling meminta maaf, dan memaafkan satu sama lain,” sahut Melisa.“Benarkah? Haruskah kita melakukan itu? Kamu tahu ‘kan? Aku tidak pernah melukai kalian berdua. Aku juga harus minta maaf?” dalih Elina mengeluarkan ekspresi polos.Seketika suasana menjadi sunyi. Yang dikatakan Elina memang benar. Harusnya Elina tidak perlu meminta maaf pada mereka, karena Elina tidak pernah melukai mereka. Justru sebaliknya.“Kapan kamu siap berpisah dariku?” tanya Beni memecah keheningan.“Malam ini pun aku siap. Kamu tinggal menandatangani berkas perceraian kita berdua. Setelah itu, biarkan pengacara kita yang menyelesaikan sidang. Kita tidak perlu hadir, biar proses perceraian kita makin cepat selesai,” terang Elina.
Baca selengkapnya

Bab. 92. Kemunculan Jimmy

Sejauh ini, Elina masih menjalani kehidupannya selayaknya orang biasa. Setiap hari berangkat pagi untuk bekerja. Kemudian menghabiskan waktu senggang dengan melakukan kegiatan kesukaannya.Kehidupan Elina terlihat normal. Namun, di dalam otaknya, dia terus-menerus memikirkan cara yang pas untuk menghancurkan Beni beserta Melisa.“Hey, aku bawakan makanan untukmu. Aku dengar, kamu akhir-akhir ini sibuk banget ya?” ujar Nunu.Kedatangan Nunu secara tiba-tiba mengejutkan Elina yang terlalu berkutat pada pemikirannya sendiri.“Kamu tahu dari mana kalau aku ada di sini?” tanya Elina.“Dari mana lagi kalau bukan Tuan Jimmy,” jawab Nunu.“Begitu ya?”Elina berdiri dari tempat duduknya, lalu meraih barang bawaan Nunu.“Wah! Kamu membawa makanan kesukaanku? Enggak perlu repot-repot begini. Terima kasih ya,” tutur Elina tersenyum senang.“Makan dahulu gih. Perasaan tubuhmu makin kurus deh. Kayaknya kamu kehilangan banyak berat badan.”Elina mengangguk. Membenarkan dugaan Nunu. Akhir-akhir ini E
Baca selengkapnya

Bab. 93. Kerja Sama Epik

"JImmy? Jangan bilang kalau kamu juga mengira jika aku adalah Jimmy. Ya ampun, berapa kali aku harus meluruskan? Setiap kali aku bertemu dengan orang baru, mereka selalu memanggilku Jimmy. Memangnya, siapa Jimmy?"Elina terkejut mendengar penuturan panjang Jimmy. Tidak seperti kepribadian Jimmy biasanya.Elina mengira jika Jimmy tengah mendalami peran. Sungguh luar biasa."Apa? Kamu bukan Jimmy? Tunggu. maaf. Aku pikir kamu Jimmy. Wajahmu sangat mirip dengan adikku yang telah lama meninggal," ujar Beni merasa aneh."Jadi, Jimmy itu adikmu ya? Aku bukan Jimmy," tandas Jimmy."Pertama kali bertemu dengan kekasihku, aku juga mengira jika dia Jimmy. Orang yang selalu ada dipihakku dari dahulu," tutur Elina.Mendengar perkataan Elina, wajah Beni mengeras karena Elina mengingatkannya pada kejadian kelam pada masa lalu mereka.Meskipun tidak secara terang-terangan, Elina selalu mengungkit dosa Beni terhadapnya. Hal tersebut membuat Beni merasa canggung."Llau, siapa namamu?" tanya Beni pada
Baca selengkapnya

Bab. 94. Membalas Tuan Han

Elina menandatangani semua berkas kerja sama antara Mining Company dan Geo Grup.“Semoga kita bisa menjadi rekan bisnis yang saling menguntungkan satu sama lain.”Kalimat itu menjadi penutup rapat. Setelah berbasa-basi, Mark meninggalkan ruangan rapat bersama Lusi.Awalnya Elina ingin mengajak mereka makan siang bersama, namun Mark menolak. Mark memiliki agenda lain yang tidak boleh ditinggal begitu saja. ***Elina menatap lurus Tuan Han yang tengah asyik berjoget dengan seorang wanita penghibur.Rupanya, Tuan Han pergi ke luar kota bukan untuk mengerjakan pekerjaan, melainkan bersenang-senang bersama wanita lain. Pantas saja, istri Tuan Han tidak diajak.Elina berjalan mendekati Tuan Han yang sedang bercumbu. Elina sengaja menyenggol si wanita, hingga wanita tersebut terjatuh.“Aduh! Maafkan aku! Aku tidak sengaja!” pekik Elina.Meski Elina bersuara keras, suaranya tetap tertutupi oleh suara dentuman musik.Tidak ingin ada keributan, Tuan Han yang ada dalam pengaruh alkohol itu pun
Baca selengkapnya

Bab. 95. Permainan Berdarah Dimulai

Elina benar-benar melaporkan Tuan Han ke pihak berwajib. Elina menuntut keadilan atas tindakan pelecehan yang dulu pernah dilakukan oleh Tuan Han.Tuan Han yang sekarang sudah tidak memiliki kuasa pun, mau tak mau menerima putusan hakim.Bahkan Beni tidak bisa menolong Tuan Han. Terlebih, skandal yang dilakukan oleh Tuan Han telah berdampak buruk bagi perusahaan.Tentu saja, Beni tidak ingin terlibat dalam urusan Tuan Han. Yang bisa Beni lakukan saat ini hanya memberi bantuan kecil pada Tuan Han secara diam-diam.Bagaimana pun juga, Tuan Han menyimpan banyak rahasia kelam Beni. Beni tidak ingin jika Tuan Han membuka mulut.“Di penjara selama dua belas tahun. Menurutmu adil?” tanya Nunu pada Elina.“Untuk luka dan trauma permanen yang ditinggalkan oleh pria tua itu. Sepertinya tidak sepadan dengan hukuman yang didapat olehnya. Aku ingin pria tua bangka itu dihukum mati.”Jimmy menyeringai mendengar perkataan sadis Elina.“Kamu lucu sekali, Elina. Kematian memang menyakitkan. Tapi, rasa
Baca selengkapnya

Bab. 96. Kekasih Untuk Sisca

“Elina, coba lihat ini.”Nunu menunjukkan sesuatu yang ada di dalam layar ponselnya.Elina mengerutkan dahi.“Untuk apa kamu menyimpan foto selfie Sisca? Kamu penggemarnya?” ledek Elina.“Coba lihat baik-baik sebelum berkomentar. Aku menemukan akun Sisca di dalam aplikasi kencan,” jelas Nunu.“Aplikasi kencan?” Elina merasa geli dengan kelakuan Sisca. “Wanita itu pasti sangat kesepian,” cibirnya kemudian.“Sepertinya memang begitu. Awalnya aku kira jika akun ini sudah tidak aktif. Tetapi ternyata, Sica masih aktif berselancar di aplikasi kencan. Aku jadi punya ide.”“Ide apa?” tanya Elina mulai tertarik.“Apalagi kalau bukan mengerjai Sisca. Bukankah Sisca menyukai Tuan Jimmy? Kita bisa memanfaatkan itu untuk merayu Sisca,” terang Nunu.“Maksudmu, kita bikin akun menggunakan foto Jimmy?” tanya Elina mempertegas ide Nunu.“Yap! Kamu benar sekali. Ayo kita lakukan. Tapi, apakah Tuan Jimmy mau membantu kita?”“Pasti mau! Aku yang bakal jamin!” ujar Elina penuh yakin.“Ya sudah, ayo kita
Baca selengkapnya

Bab. 97. Keinginan Elina Terwujud

Semenjak pengakuan cinta dramatis Jimmy waktu itu, hubungan antara Jimmy dan Elina menjadi sedikit canggung. Lebih tepatnya Jimmy yang kini sering bersemu saat berdekatan dengan Elina. Padahal sebelumnya mereka tidak pernah seperti ini.“Jimmy,” panggil Elina.Jimmy langsung memberikan atensinya pada Elina.“Apa yang kamu butuhkan?” tanya Jimmy sigap.“Aku membutuhkan kasih sayangmu,” tutur Elina.Jimmy tersenyum tipis. Dia tahu jika Elina hanya sedang menggodanya saja. Meskipun jantung Jimmy terus berdebar kencang, tetapi dia harus bisa bersikap biasa saja di depan Elina.Jimmy sempat membalas tatapan Nunu terhadapnya yang mengisyaratkan untuk membalas candaan Elina.“Kamu tidak akan sanggup menerima semua bentuk kasih sayang dariku. Aku takut kamu bisa mati karenanya,” ucap Jimmy.Nunu menghela napas mendengar balasan Jimmy yang terdengar sangat kaku. Sedangkan Elina tergelitik. Lelaki seperti Jimmy memang jarang bertingkah konyol.“Jimmy, bisakah kamu menjadikan Sisca Wakil Presdi
Baca selengkapnya

Bab. 98. Sisca Menjadi Wakil Presdir

Beni mengirim proposal mengenai pengajuan diangkatnya Sisca menjadi Wakil Presdir kepada pihak Geo Grup. Berkas tersebut telah sampai ke tangan Mark. Mark yang sudah tahu jika pengajuan Sisca merupakan keinginan Jimmy, tanpa berpikir terlebih dahulu, Mark langsung menyetujui. Atas pernyataan resmi Mark, selaku Presdir perusahaan induk Coco Company. Beni langsung mengangkat Sisca menjadi Wakil Presdir. Kebetulan sekali, posisi Wakil Presdir memang sedang dalam kondisi kosong. Beni belum memiliki kandidat bagus yang bisa menggantikan Tuan Han.Kenaikan pangkat Sisca yang terjadi dalam waktu singkat, membuat wanita itu menjadi sosok yang paling dibenci di kantornya. Bahkan, orang yang dulu menjadi atasan Sisca, kini ikut tidak menyukai Sisca. Karena dia tahu persis bagaimana kinerja Sisca.“Kamu senang?” tanya Jimmy pada Sisca.“Kamu menjadikanku Wakil Presdir. Tentu saja aku senang bukan main. Sekarang, aku punya gaji yang melimpah. Semua orang di kantor juga menghormati aku,” ungkap
Baca selengkapnya

Bab. 99. Akhirnya Beni Jatuh Pada Sisca

Membuat Beni bertekuk lutut bukanlah hal yang mudah. Berkali-kali Sisca mencoba, dia selalu gagal. Sisca hampir putus asa.“Aku kesal sekali. Beni menolakku telak. Benar-benar memalukan,” keluh Sisca.“Jangan patah semangat begitu. Aku yakin, kamu pasti bisa,” ujar Jimmy menyemangati Sisca.“Aku putus asa. Beni bukan tipe pria yang mudah didekati,” kata Sisca.“Mungkin karena masih ada Melisa, kekasih Beni.”“Melisa? Gadis kecil berusia dua puluh tahun itu? Dia kekasih Tuan Beni?” tanya Sisca terkejut.“Kamu tidak tahu? Aku pikir kamu sudah mengetahuinya.”Sisca menggelengkan kepalanya.“Aku pikir, Melisa adalah adik atau keponakan Tuan Beni. Hey, usia mereka berdua terpaut lumayan jauh. Sungguh menggelikan.”Melisa bergidik ngeri mengingat hubungan yang terjalin antara Beni dan Melisa.“Setiap orang memiliki selera mereka masing-masing. Begitu pun denganku,” tutur Jimmy.Wajah Sisca berubah cemberut.“Ugh! Aku frustrasi!” pekik Sisca merasa kepalanya pusing.Jimmy tersenyum lembut ke
Baca selengkapnya

Bab. 100. Pernikahan Palsu Untuk Sisca

Keinginan Sisca langsung diwujudkan oleh Jimmy. Pria itu benar-benar menggelar acara pernikahan untuk dirinya dan Sisca. Tindakan ini Jimmy ambil, karena dia telah mendapat izin dari Elina. Bahkan Elina yang menentukan tanggal pernikahan.Tentu saja, semua hanya kepura-puraan belaka. Jimmy tidak akan pernah sudi menyentuh Sisca, apalagi sampai tidur dengan wanita itu.Beni, selaku kekasih gelap Sisca juga menghadiri pesta pernikahan Jimmy dan Sisca. Sebagai sepasang kekasih gelap, Sisca dan Beni sanggup berakting sehingga tidak ada satu pun dari hadirin yang mencurigai mereka berdua. Sungguh luar biasa.“Jangan memikirkanku ketika Jimmy sedang menggaulimu.” Beni berbisik pada Sisca.Sisca tertawa kecil mendengar ucapan Beni yang menurutnya sangat lucu.“Kamu juga. Kita berdua adalah orang profesional,” kata Sisca membalas bisikan Beni.Beni menepuk pelan pundak Sisca.“Kamu wanita hebat. Aku sudah tidak sabar melihat hasil kerjamu yang lainnya,” tutur Beni.“Kalian berdua terlihat s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status