Safia masih dengan rasa kesalnya ia pun mencari Andi sopir yang merangkap sebagai sekuriti itu. Ia berjalan keluar rumah menuju pos sekuriti."Pak Andi, saya minta tolong ambilkan pompa ASI di rumah ya juga belikan botol seteril di apotik ya, ini uangnya!" perintah Safia."Kok nyonya gak telpon saya saja? Kenapa harus jalan sampai di sini?" tanya Pak Andi segan."Gak apa-apa, Pak. Ini dekat kok, itung-itung buang lemak, semenjak tinggal di sini, Tuanmu itu memaksa saya makan terus," jawab Safia terkekeh."Iya, ya, Nyonya segera laksanakan! tidak ada lagi yang harus saya beli, nyonya?" tanya Andi."Enggak itu saja," jawab Safia."Baik, Nyonya, Anda segera masuk! pintu gerbang saya kunci sebentar Nyonya," ucapnya sambil mengetik sesuatu di layar handphonenya."Iya, Pak. Saya masuk kedalam ya," ucap Safia sambil berjalan masuk ke dalam rumah ia menatap kamar yang biasa di tempatinya itu kenapa tiba-tiba pintunya tertutup rapat dan terkunci serta semua pakaiannya ada didalam waktu Safia p
Baca selengkapnya