Home / Rumah Tangga / Benih Terlarang Kakak Angkat / Chapter 111 - Chapter 120

All Chapters of Benih Terlarang Kakak Angkat: Chapter 111 - Chapter 120

128 Chapters

111. Lebih Tampan dari Pengantin Pria

Andara tidak bisa tidur semalaman. Dia terus memikirkan kata-kata Yugo yang bilang kalau satu jam sebelum acara dimulai, dia akan menjemput. Itu berarti sebentar lagi. Dan, dengan bodohnya Andara memercayai kata-kata itu.Ya ... saat ini perempuan sudah siap dengan pakaian pesta yang menurutnya sudah sangat cocok jika harus bersanding dengan Yugo. Bahkan, merias diri cukup cantik. Setidaknya itu menurut cermin yang saat ini sedang ditatapnya.Terus, kenapa dia masih berada di rumah? Apakah dia benar-benar akan menunggu Yugo datang?Andara bergidik sendiri karena pikirannya. Dia merasa sangat konyol karena menunggu kedatangan Yugo.Sebaiknya dia segera pergi.Perempuan itu mengambil clutch menyemprotkan sedikit minyak wangi ke pergelangan tangan dan juga area tengkuknya supaya bisa lebih percaya diri, lantas bersiap untuk mendatangi acara pernikahan Ray.Hatinya sudah begitu kuat, mantan suaminya menikah lagi dan dia ditantang untuk datang. Tidak ada rasa takut sama sekali. Bagi Andara
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

112. Siena, Apa Dia Ibumu?

"Kamu pengantin wanitanya?" Yugo menunjuk saat dia sudah berada di depan Ray dan juga Renata. Setidaknya, meski pertemuan dengan Ray itu begitu buruk mereka sudah pernah berkenalan. Mata Renata terbuka lebar dengan rasa takjub yang jelas terpancar dari wajahnya. Dia memberikan kesan kekaguman yang mendalam. "Oh, iya. Aku pengantin wanita." Renata menebar senyum yang merekah. Yugo memberi ucapan selamat, sekaligus maaf. "Aku datang terlambat karena ada urusan. Andara mungkin sungkan untuk menunggu makanya dia datang sendiri." Andara hanya bisa diam. Jujur saja hingga detik ini dia masih berusaha untuk mengatur detak jantung yang sejak tadi tidak beraturan. Renata melirik Andara. Jika benar pria tampan yang ada di depannya ini adalah pengganti Ray, itu berarti dia mendapatkan jauh lebih baik. Ray diam juga, hanya rahangnya tampak mengeras. Beda dengan Renata, dia menunjukkan ekspresi yang tidak suka. Maura menghampiri mereka. "Ray, Renata!" Dia menegur anak dan juga menantunya. "Ke
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

113. Malam Pertama Tanpa Kebahagiaan

Setelah terlambat, ayahnya datang dengan seorang wanita cantik di sampingnya. Teman Siena mengira kalau yang datang itu adalah ibunya, membuat dia sangat marah. Dengan wajah memerah karena marah dan malu,Siena mendekati Andara. "Tante bukan ibuku, kenapa ikut dengan mobil Papa!"Yugo terkejut dan marah mendengar kata-kata kasar yang keluar dari mulut putrinya. Dengan suara agak dia menegur Siena. "Siena, minta maaf sama Tante Andara! Papa nggak pernah ajari kamu kayak gitu!"Siena menatap ayahnya dengan tatapan kosong. Ia merasa bingung dan marah. Di satu sisi, ia merasa dikhianati oleh ayahnya yang kini mencoba dekat dengan perempuan lain.Yugo menarik napas dalam-dalam, mencoba meredam amarahnya sendiri. Ia menyadari bahwa ini bukan hanya tentang kesalahan anaknya saja, tapi juga tentang kesalahannya sendiri sebagai seorang ayah.Mungkin dia salah karena tidak memikirkan perasaan anaknya. Apalagi, putrinya itu menyaksikan sendiri ibunya berada dalam penjara sekarang.Andara yang men
last updateLast Updated : 2024-01-31
Read more

114. Kamu Harus Mendukungku

Renata bingung dengan suaminya karena setelah malam pertama mereka, dia malah seperti orang gelisah."Kamu lagi mikirin apa?" tanya RenataRay memandang Renata sekilas. "Aku cuma nggak bisa tidur." Mendadak dia merasa seperti belum siap sepenuhnya untuk pernikahan ini, dan itu membuatku gelisah.Renata menyentuh tangannya dengan lembut. "Apa aku nggak bisa melayani dengan baik?""Kenapa kamu malah tanya kayak gitu?"Renata mengangkat bahunya. "Aku pikir kamu masih teringat dengan mantanmu itu."Ray tidak suka disindir begitu. "Tidurlah, kamu nggak perlu bahas soal Andara atau yang lainnya!"Mereka memutuskan menikah setelah lima tahun berpacaran lalu dengan Andara. Awalnya, hubungan mereka sangat manis, tapi belakangan ini Ray seperti mengalami pergolakan dalam hatinya. Salah satu hal yang membuat dia resah adalah soal kedekatan Andara dengan Yugo.Paginya, Ray terbangun lebih awal dari biasanya, memandangi Renata yang masih tertidur pulas dengan rambut hitamnya yang panjang menyebar
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

115. Masih Peduli Dengannya?

Yugo tiba-tiba teringat sesuatu. Dia melihat kalender di dinding dan menyadari bahwa minggu depan adalah ulang tahun putrinya, Siena. Sebuah senyum kecil muncul di wajahnya saat dia membayangkan betapa bahagianya Siena jika dia merencanakan pesta kejutan untuknya.Dia harus menyiapkan dari sekarang. Pria itu harus mencari informasi soal bagaimana mengadakan pesta yang baik untuk anaknya. Mencoba mengira-ngira tentang tema yang akan disukai oleh Siena. Mungkin sesuatu yang berhubungan dengan kartun favoritnya atau tema balet yang saat ini sedang dia tekuni.Sepertinya kalau menyiapkan sendiri, dia tidak akan sanggup. Yugo akan menyewa vendor yang bisa membantunya menyelenggarakan pesta tersebut. Dia membutuhkan dekorator, katering, dan tentunya penyedia kue ulang tahun yang enak dan cantik.Semua ini harus dilakukan dengan rahasia. Yugo tidak ingin Siena mengetahui rencana ini sampai hari H nanti. Jadi dia harus bekerja ekstra keras untuk menjaga agar semua ini tetap menjadi rahasia.S
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

116. Sentuhan Hangat, Sedikit Memabukkan

Yugo, yang seharusnya akan mengantar Angela pulang, mendapati dirinya berada dalam situasi yang dilematis ketika Siena, putrinya, meminta agar mereka makan siang bersama terlebih dahulu.Angela langsung menolak dengan alasan bahwa di rumahnya sudah ada janji makan siang dengan ibunya, nenek dari Siena. Meski begitu, Siena tetap memohon agar mereka bisa makan siang bersama.Melihat keinginan putrinya yang begitu kuat dan tak tega melihat wajah sedih Siena, Yugo mau tidak mau harus menuruti keinginannya. Dengan nada penuh harap dia berkata kepada Angela, "Makan siang denganku hari ini. Kasihan Siena."Angela mendecih. "Kamu mengajakku makan siang?" tanyanya menyindiri. Sikapnya berubah menjadi angkuh saat itu juga. Dia merasa bahwa Yugo masih membutuhkannya dan hal ini membuatnya merasa memiliki posisi lebih tinggi."Dengan kata lain," ucap Angela sambil tersenyum sinis. "Kamu masih membutuhkan bantuanku?"Yugo hanya bisa diam mendengar kata-kata tersebut. Dia tahu bahwa dia tidak punya
last updateLast Updated : 2024-02-02
Read more

117. Andara, Kamu Bisa ke Rumahku

Angela mengusap bibirnya. Masih ada sisa saliva Adrian di sana yang membuatnya agak kurang nyaman. Dia menjawab panggilan Siena segera.Dari ujung sana, suara isakan tangis Siena terdengar jelas, membuat hati Angela merasa seperti ditusuk. "Mama!" panggil Siena dengan suara serak karena menangis. "Kenapa Mama belum juga datang?"Angela bingung mencari alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan tersebut. Bagaimana mungkin dia bisa mengatakan bahwa dia lupa dan telah sibuk bercumbu dengan Adrian?Dia menelan ludahnya dengan susah payah, mencoba menenangkan dirinya sendiri sebelum berbicara. "Mama akan datang sekarang!"Angela menutup teleponnya dengan perasaan berat. Wajahnya tampak pucat dan gairahnya memudar setelah menerima telepon dari Siena.Adrian, pria tampan dengan rambut hitam pendek dan mata hitam yang mendalam, memperhatikan gerak-gerik Angela. Dia bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres dari ekspresi wajah wanita itu."Gimana?" tanya Adrian."Aku harus pergi," kata Ange
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

118. Bolehkah Aku?

"Ada acara kecil di rumahku untuk ulang tahun Siena," jelas Yugo, mencoba meredakan kepanikan yang mungkin dirasakan Andara. "Kamu mau datang?"Andara tidak yakin dengan itu. "Siena memangnya nggak akan marah, Pak, kalau saya datang?""Jangan khawatir tentang itu." Yugo berani menjamin. "Saat ini Siena malah butuh teman untuk menghiburnya."Kalau memang Siena tidak marah lagi dengannya, Andara tentu mau saja. Dia bahkan sudah menyiapkan hadiah kecil untuk Siena."Kalau begitu, saya perlu waktu untuk bersiap-siap."Yugo mengerti dan dia menawarkan bantuan kepada Andara. "Sopirku akan menjemputmu."Andara mana mungkin berani menerima tawaran itu. "Jangan repot-repot, Pak. Saya bisa naik ojek online saja ke sana."Yugo tidak mau menerima penolakan tersebut dan dia akan tetap mengirim sopirnya untuk menjemput Andara. "Itu bukan masalah. Sopirku akan segera datang menjemputmu."Kalau sudah begini, Andara sudah pasti tidak akan bisa menolak.Yugo berjalan masuk ke dalam rumah, hatinya teras
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

119. Pelukanmu Hangat

Andara memegang tangan Yugo, perlahan menurunkannya. Wajahnya terlihat tenang, tapi di dalam hatinya ada kegelisahan yang tak terungkapkan."Apa Bapak kira saya bisa diperlakukan seperti itu?" tanyanya.Yugo hanya terdiam, tidak mampu menjawab pertanyaan Andara. Dia merasa bingung dan bersalah sekaligus. Sejenak dia merasa dirinya tersudut dan tidak tahu harus berbuat apa."Kalau Bapak rasa aku pantas untuk diperlakukan seperti ini, lakukan saja," lanjut Andara sambil memejamkan matanya. Meski tampak tenang dan berani, sebenarnya dia sangat takut akan sikap Yugo selanjutnya.Yugo sadar sendiri kalau meskipun mereka ini sama-sama janda dan duda bukan berarti dia bisa memperlakukan Andara seperti yang dia mau. Dia merasa telah melampaui batas dan menyesal atas perlakuannya."Maafkan aku," ucap Yugo akhirnya sambil melepaskan pegangan tangannya pada Andara. Raut wajahnya tampak serius dan penuh penyesalan. Dia menyadari telah salah.Andara mengatur napasnya, merasa seperti baru saja terl
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more

120. Sangat Buruk, Bukan?

Andara merasakan wajahnya memerah, panas oleh rasa malu yang menghampiri. Dia membungkukkan badan, meminta maaf pada Yugo."Maaf, Pak." Andara merasa benar-benar kikuk dan napasnya juga tidak beraturan."Andara!" Yugo sedikit menyentak karena dia tidak mau wanita itu merasa bersalah. Yugo memegang bahunya, mencoba membuat dia tenang. "Tenanglah," ujarnya pelan.Andara merasa seolah-olah oksigen di sekitarnya semakin habis. Rasa cemas dan takutnya membuatnya sulit bernapas secara normal.Yugo menarik sudut bibirnya membentuk senyuman tipis. Dia berbahagia sekaligus mencoba mengerti dan simpati. Dia tahu betul bahwa Andara sedang mengalami tekanan emosional yang besar dan dia berusaha sebaik mungkin untuk menjadi penenang baginya."Jangan masuk dulu," ucap Yugo sambil bersandar di mobil, matanya menatap langit yang gelap. Ada sesuatu yang membuatnya terpesona dan terpikirkan. Andara merasa ragu, tapi dia memutuskan untuk mengikuti apa yang Yugo lakukan.Dia bergabung dengan Yugo, men
last updateLast Updated : 2024-02-03
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status