Gara-gara terlena dengan Renata, Ray lupa pulang. Dia buru-buru pergi setelah terbangun dari tidur yang lelap di kamar perempuan itu.Setibanya di rumah, dia sudah melihat Andara dengan mata merah. Antara menahan tangis dan marah sampai dia berekspresi sepeerti demikian."Dari mana saja kamu, Ray?"Ray membuang napas kasar. Dia melewati Andara begitu saja, lalu masuk kamar. Di mata istrinya, pria itu tidak lebih dari sekadar seorang pengecut. Hari ini dia tidak lebih dari sekadar pecundang.Andara mengikuti Ray lagi. Perempuan itu tahu kalau suaminya ini tidak akan kerja sampai malam jika ini adalah akhir pekan."Aku telepon kamu dari tadi, kamu nggak angkat. Apa susah buat kamu, Ray, ngasih tahu aku kalau nggak bakal ikut makan malam?" Andara masih protes. "Tahu kamu nggak akan pulang malam ini, lebih baik aku ke rumah ibuku.""Kamu bisa diam, nggak sih!" Ray kesal. Dia yang baru membuka kemjanya, jadi berbalik untuk menatap Andara tajam. "Kamu itu selalu saja membuatku merasa muak d
Last Updated : 2024-01-27 Read more