Home / Rumah Tangga / Benih Terlarang Kakak Angkat / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Benih Terlarang Kakak Angkat: Chapter 91 - Chapter 100

128 Chapters

91. Bertemu Lagi

Andara sudah menyiapkan semua berkas yang dibutuhkan. Kalau mau tahu apa yang paling menghebohkan dari semua ini adalah Karena.Perempuan itu sejak subuh tadi sudah sibuk mengirimkan pesan pada Andara bilang pada perempuan itu kalau bosnya ini termasuk tipe yang perfeksionis.Dia sedikit galak, tapi bukan atasan yang kejam yang suka sembarangan memerintah anak buah begitu katanya. Untuk kesan pertama Andara harus bisa menjawab semua pertanyaan dia dengan tenang, tidak gugup, juga pastikan jangan berlebihan saat menjelaskan tentang dirinya.Andara itu termasuk beruntung. Karena atasan mereka sedang butuh sekali staf pengganti. Makanya, saat menaruh berkas bisa langsung bertemu bos, untuk wawancara. Coba kalau orang lain, bisa jadi butuh waktu berbulan-bulan atau malah nggak akan dapat panggilan wawancara.Satu hal lagi yang paling penting di zam sekarang ini. Penampilan. Karena bilang Andara harus pastikan dirinya menggunakan pakaian Serapi dan sepantas mungkin. Juga harus dengan wajah
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

92. Mau Kabur Saja

Sebenarnya saat Andara berjalan bersama Yugo beberapa orang di dalam sana membungkukkan badan memberi hormat padanya. Hanya saja karena Andara sedang mempersiapkan diri untuk bertemu dengan pimpinan sini, dia sampai tidak memperhatikan yang lain lagi.Irena meneleponnya, memberitahukan kalau pimpinan mereka sudah sampai kantor."Kamu sudah sampai, kan?""Iya, sudah." Andara bisik-bisik bicaranya karena tidak enak kalau sampai Yugo mendengar."Syukur deh, soalnya aku lihat mobil Pak Bos sudah di kantor."Andara juga tahu diri kok, yang namanya calon karyawan baru mana boleh datang terlambat."Ini kamu di mana?""Aku di lantai bawah." Andara menatap sekilas pada Yugo yang sekarang ada di depannya."Buruan kamu naik ke lantai atas. Jangan sampai malah keduluan bosku.""Iya." Andara memasukkan ponselnya ke tas, lalu mempercepat langkah.Yugo menoleh padanya, lalu bertanya, "Kamu ditelepon siapa?""Irena. Katanya, aku harus langsung ke atas."Yugo menipiskan bibir. Dia tertarik untuk mengg
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

93. Akhirnya Terlewati

Andara tidak tahu apakah dia harus bertahan di sini atau sebaiknya pergi saja. Rasanya, sudah tidak punya muka lagi untuk berhadapan dengan Yugo, sosok laki-laki yang ternyata adalah pimpinan utama di sini. Pertemuan pertama yang memalukan, pertemuan kedua yang tidak terlupakan dalam artian kesan yang sangat buruk, siapa coba yang masih berani diam di sini untuk meneruskan wawancara? "Kenapa kamu diam saja?" Yugo menegur Andara. Wajah gadis itu sudah pucat. Jika saja ini bukan ruangan ber-AC, pastilah keringat wanita itu akan memenuhi keningnya. Andara tergagap saat ditegur Yugo. Sepatah kata pun tidak sanggup keluar setelah dia tahu bahwa laki-laki ini adalah orang yang akan mewawancarainya. "Silakan duduk!" Yugo sampai menunjuk kursi kosong di depannya. Andara tidak bisa terlihat sedang mengatur napas, tapi perempuan itu sedang berusaha melakukannya sebaik mungkin supaya dia bisa kelihatan tenang saat duduk di depan Yugo. "Terima kasih, Pak." Andara duduk. Perempuan itu menegak
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

94. Serius, Ini Hasilnya

"Gimana kerjaan kamu?" Tidak pernah-pernahnya saat malam seperti ini, ketika mereka akan tidur, Ray bertanya tentang aktivitas yang Andara lakukan hari ini. Biasanya dia akan cuek saja. Bahkan, tidak mau diajak bicara. Meskipun tidak tahu apa niatan suaminya bertanya seperti itu, Andara tetap menjawabnya dengan senang hati. “Baik-baik saja, Mas. Lancar kok, tadi.” Meski sebetulnya ada banyak hal yang mau Andara ceritakan. Tentang kebodohannya, tentunya. Jangankan berpikir untuk bisa diterima. Tidak ditertawakan dan diolok-olok di sana saja, sudah sangat bersyukur. Sayangnya, Ray bukan orang yang akan dengan senang hati mendengarkan cerita itu. Jadi, Andara memilih untuk memendamnya sendiri. “Terus, apa keputusannya? Diterima atau enggak?” Sembari membaringkan tubuhnya, Ray kembali bertanya. “Belum tahu, masih harus menunggu lagi.” Ray tahu, meskipun menggunakan jalur orang dalam, tidak akan semudah itu bagi Andara untuk diterima bekerja. Di mata laki-laki itu, istrinya adalah wan
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

95. Berdua dengan Yugo

Andara selalu merasa bahwa hidupnya tidak pernah sempurna. Dahulu ketika dia mendapat beasiswa, ibunya jatuh sakit yang mengakibatkan dia tidak bisa mengambil beasiswa tersebut. Namun kini, saat dia mendapatkan pekerjaan untuk pertama kalinya setelah sekian lama berpikir bahwa ijazahnya hanya akan tersimpan dalam lemari, dia merasa kebahagiaannya tidak bisa dibagi. "Kamu keterima di perusahaan itu?" tanya Ray, suaminya, sambil mengiris roti. "Iya," jawab Andara dengan wajah yang tampak semringah. Dia merasa lega karena apa yang terjadi kemarin antara dia dan Yugo tidak menghalangi dia untuk bekerja sesuai dengan potensi yang dimilikinya. "Di bagian apa?" tanya Ray lagi. "Lho, kamu nggak ingat apa yang aku bilang kemarin?" Andara merasa sedikit kecewa, bukan karena Ray tidak ingat, tetapi karena Ray sebenarnya tidak mendengarkan apa yang dia katakan. "Aku kerja di bagian staf marketing, Mas," jelas Andara sebelum Ray marah. "Berapa gaji yang kamu dapat?" tanya Ray lagi. "Aku belu
last updateLast Updated : 2024-01-25
Read more

96. Siksaan Ray

Ray mengikut Andara yang pulang menggunakan mobil Yugo. Laki-laki itu berpikir pantas saja Andara itu begitu bersemangat untuk bekerja. Rupanya, ada laki-laki yang dia incar di sana.Hemh, dasar! Sekali murahan memang selamanya perempuan akan jadi murahan!Bagaimana Ray tidak berpikir demikian?Maura ibunya dulu memaksa Ray agar mau menikah dengan Andara lantaran perempuan itu gadis baik-baik. Di hadapan ayah Ray, Andara setuju menerima. Saat itu dia pasrah lantaran ibunya Ray menjanjikan akan membiayai semua pengobatan ibunya Andara.Perempuan itu menjual tubuhnya atas nama pernikahan. Jadi, tidak ada siapapun yang bisa menyalahkan Ray ketika dia berbuat semuanya pada Andara. Karena perempuan itu sendirilah yang sudah menjatuhkan harga dirinya pada Ray sebelum mereka menikah.Jika saja perempuan tidak tamak dan hanya mementingkan uang, saat ini Ray sudah pasti akan menikah dengan kekasihnya. Renata, wanita yang Ray cintai meskipun selalu dianggap bukan perempuan baik-baik.Sampai det
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

97. Genggaman Tangannya

Insiden yang terjadi barusan membuat Andara pingsan. Tapi, setelah Ray melakukan pertolongan pertama pada Andara dengan memberinya napas buatan dan melonggarkan pakaiannya.Maura datang sebelum maghrib. Dia lihat menantu kesayangannya sudah lemas tidak berdaya begini, tentu saja kaget."Kamu apakan Andara, Ray!" Rudak tanggung-tanggung Maura menunjuk putranya itu.Ray menghela napas. Dka sendiri kaget tadi karena bisa berlaku sangat kasar. Bukan karena takut Andara terluka, tapi kalau sampai gadis itu kenapa-napa pria itu akan masuk penjara.Maura mendesis saat Ray tidak bisa menjawab. Perempuan itu segera memeriksa Andara yang perlahan sadar."Mama?" Andara kaget karena mertuanya sudah ada di sana.Maura meminta Andara untuk berbaring saja. "Kamu nggak kenapa-napa, An?"Andara merasa sakit karena ditampar dan juga kepalanya pusing setelah dihempas Ray. Bohong kalau dia bilang tidak sakit.Tapi, mengatakan semuanya pada Maura tidak akan membuat keadaannya jadi lebih baik."Aku baik-ba
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

98. Pertemuan dengan Mantan

“Pak, Maaf.” Andara menyorot pada tangannya yang saat ini masih digenggam Yugo. Yugo terkejut, seketika matanya memerah. “Oh, Sorry,” katanya yang spontan melepas genggaman itu. Suasana di antara mereka mendadak jadi canggung. Andara mengatur napasnya lebih dulu, sedangkan Yugo nyaris saja menggaruk kepala. Dia sadar kalau sikap seperti itu hanya akan membuayt dirinya kelihatan kikuk.“Saya nggak sengaja.” Yugo menegaskan supaya Andara jangan salah paham.“Saya tahu, Pak.”Syukurlah kalau begitu. Setidaknya, harga diri Yugo masih bisa diselamatkan di sini. Berhubung sudah tidak ada lagi yang akan dibicarakan, Andara pamit pergi supaya dia bisa mengisi “Permisi, Pak.”Yugo membiarkan dia. Kasihan juga kalau sampai nanti ada keterlambatan saat sidik jari kehadiran. Lagi pula, pria itu juga harus memarkirkan mobilnya. Pukul sepuluh nanti ada rapat, dia harus memeriksa kembali beberapa dokumen. Tapi, takdir pertemuan mereka pagi ini belum selesai rupanya. Ketika sudah di dalam gedung
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

99. Perasaan Junior

Kevetulan kalau sedang siang seperti ini biasanya para karyawan akan dapat kesempatan untuk bisa mengobrol. Irena jarang-jarang punya waktu begini intuk berdua dengan Andara karena biasanya dia akan pergi dengan Yugo untuk hadir dalam beberapa rapat penting."Kamu tumben nggak ikut makan siang dengan bos." Andara berkomentar karena tugas-tuminan Irena ikut makan siang dengannya.Sembari memotong omelet daging, Irena bilang, "Hari ini semua orang sudah selesai jadi siang nanti aku maaf fokus di kantor nggak kemana-mana. Makanya bisa ikut makan siang sekalian dengan kamu." Andara hanya mengangguk perlahan. Sejurus kemudian Irena berusaha menikmati makanannya, tapi tiba-tiba perhatian perempuan itu teralih karena melihat ada warna merah yang tidak wajar di pipi Andara."Kamu pakai blush on berantakan atau gimana?"Andara terkejut. Dia memegang pipinya, bekas tamparan Ray kemarin. Padahal sudah ditutupi dengan bedak yang tebal apa masih kelihatan?"Irena mengambil cermin kecil dari ka
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more

100. Bagaimana dengan Dia

Ada batuk rendah yang membuyarkan lamunan Mahes. Perempuan itu tersenyum, saat dia menyadari kalau sekarang ini suaminya sedang memperhatikan.Yugo di depan sana masih asyik bercengkrama dengan Kaa. Kelihatannya dia mungkin untuk mampir ke dalam sebelum tuan rumah menghampiri."Aku boleh menemui kakakku, nggak?"Mahe ingin tertawa, tapi dia harus menahannya. Tidak enak kalau nanti Yugo mengira mereka ini sedang membicarakannya macam-macam.Tampaknya memang kehidupan merak akan seperti ini. Bagi Mahe ini sedikit menguntungkan karena suatu saat nanti putra sulungnya itu akan tahu siapa ayah biologisnya dan ketika kebenaran itu terkuak semoga saja dia tidak membenci Mahe karena merahasiakannya selama ini. Ah, ya sudahlah. Daripada dia bengong seperti ini lebih baik Mhae buatkan minum untuk merekaSaat Junior mendekatinya, Kasa menunjukan coklat yang diberikan Yugo tadi padanya."Yah, aku boleh makan ini??" tanyanya.Junior memperhatikan Yugo sebentar. Kakaknya itu kelihatan agak sungkan.
last updateLast Updated : 2024-01-26
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status