Perempuan berusia tiga puluh tujuh tahun itu menoleh kemudian mengusap lembut rambut sang putri, menatap lamat-lamat wajahnya yang cantik penuh dengan kekaguman juga."Tentu saja Mama bangga sama dedek. Dedek juga kan di sekolah selalu juara. Dedek selalu membantu Mama, dedek juga selalu ada di saat Mama sedih serta bahagia. Mama itu begitu sayang sama dedek dan Abang, karena kalian adalah harta paling berharga milik Mama," ungkapnya kemudian, dan dibalas pelukan oleh putri bungsunya."Nanti kalau sudah lulus SD aku mau ikut mondok juga di tempat abang. Biar bisa hafal Alquran juga, boleh kan, Mam?" Syaqila mendongak menatap wajah ibunya."Tentu saja boleh, Sayang."Ambar mempererat dekapan, membayangkan betapa sunyi hidupnya nanti jika ditinggal oleh kedua buah hatinya menimba ilmu di kota kelahirannya. Namun, sebagai orang tua juga dia harus rela, sebab anak-anaknya pergi untuk mencari ilmu, sebagai bekal di dunia serta akhiratnya nant
Last Updated : 2024-05-23 Read more