"Aku masih mencintai dia, Roy!" Lelaki yang usianya terpaut lebih muda dua tahun dariku itu tertawa renyah, seolah ada yang lucu dengan ucapan yang terlontar dari mulutku."Cinta? Cinta apa, Ris? Kalau cinta tidak akan pernah menyakiti. Kamu sudah menggores luka begitu dalam di dinding hatinya. Kamu sudah meluluhkan lantakkan perasaan dia, membuat perempuan itu menitikkan air mata karena pengkhianatan yang kamu lakukan. Sekarang, setelah kamu dicampakkan oleh Devi, kamu masih berani bilang soal cinta?"Aku menunduk diam mendengar ceramahnya. Dia memang lebih muda, akan tetapi entah mengapa aku tidak pernah berani mendebat dia. Hatiku selalu merasa luluh jika bersitatap dengan Roy."Kamu itu ibarat membuang berlian hanya demi sebongkah batu, Ris. Sekarang menyesal pun sudah tidak ada artinya," nasihatnya lagi, seperti belum puas menelanjangi diriku."Terus aku harus bagaimana, Roy?" Menatap mata sendu itu."Taubat, kamu juga
Last Updated : 2024-01-18 Read more