Home / Fantasi / Raja Baru untuk Dunia Kegelapan / Kabanata 191 - Kabanata 200

Lahat ng Kabanata ng Raja Baru untuk Dunia Kegelapan: Kabanata 191 - Kabanata 200

240 Kabanata

191. Aliansi Dunia Atas (2)

“Selamat datang di dunia bawah, Ratu Esmeralda,” sambut Yuan lembut. Betapa terkejutnya Ratu Esmeralda melihat sosok Yuan yang bertransformasi sempurna menjadi Raja Kegelapan.“Pa … Pangeran Yuan!” seru Ratu Esmeralda terperangah kaget. Matanya membulat sempurna seakan tidak percaya dengan penglihatannya dia mengucek matanya lalu berkedip beberapa kali sampai akhirnya dia harus menyerah bahwa Yuan benar-benar telah berubah wujud menjadi Raja Kegelapan.“Bisa-bisanya dulu aku berpikir Pangeran Yuan tidak memiliki ambisi, makhluk ini sudah jelas penuh dengan ambisi kekuasaan, semua makhluk dunia bawah sama saja,” pikir Ratu Esmeralda yang merasa tertipu dengan wajah Yuan yang polos dan sikap lembut Yuan.“Bantuan Anda sangat berarti bagi kami, Ratu Esmeralda,” lanjut Yuan membungkuk memberi hormat.“Kau tahu jika ini hanyalah balas budi, setelah pasukanku membantumu, kita impas!” balas Ratu Esmeralda dengan angkuh. Harga dirinya masih tinggi, setinggi langit.“Tentu saja,” jawab Yuan ke
last updateHuling Na-update : 2024-12-30
Magbasa pa

192. Pasukan Khusus

Yuasa, yang sedari tadi diam, akhirnya angkat bicara. Dia berdiri dengan tegap, menarik perhatian seluruh hadirin. “Yuan,” ucap Yuasa dengan suara lantang yang bergema di seluruh ruangan, mencuri perhatian. “Aku akan berada di barisan belakang bersama tenaga medis lain. Kalian tidak perlu risau dengan banyakknya korban yang mungkin berjatuhan. Sampaikan pada pasukan kalian untuk segera menghampiriku jika terluka.” “Terima kasih, Kak,” balas Yuan dengan tulus, sorot matanya dipenuhi rasa syukur.. “Satu lagi,” Yuasa melanjutkan, raut wajahnya dibayangi kecemasan. “Bisakah kau menutup celah dimensi di Ibukota Kerajaan Cahaya terlebih dahulu?” Mata Yuasa menatap Yuan penuh harap. Bayangan akan rakyatnya yang mungkin terancam bahaya jika celah dimensi tetap terbuka kembali menghantuinya. “Selanjutnya, bukalah gerbang dimensi di ibukota, aku bisa membawa pasukanku membantumu.” “Tenang, Kak.” Yuan mencoba menenangkan Yuasa dengan senyuman tulus, “celah dimensi di ibukota pasti akan kutut
last updateHuling Na-update : 2024-12-31
Magbasa pa

193. Nacht vs Leiz

Leiz, yang masih terpaku oleh transformasi Yuan, mandi keringat dingin. Walaupun sosok Yuan telah lenyap dari aula kerajaan, jantungnya masih berdetak begitu kencang. rasa takut yang mencekam membuatnya gemetar hebat, bagai daun tertiup puting beliung.“Apa dia benar-benar Raja Kegelapan?” gumam Leiz lirih, mengingat tatapan tajam Yuan yang menusuk hingga ke relung jiwa. “Kau takut?” Gema suara misterius memenuhi aula kerajaan, bagaikan bisikan hantu yang menusuk telinga.Leiz mengamati sekeliling, tetapi tidak seorang pun selain dirinya. Aula kerajaan yang megah terasa begitu sunyi dan dingin, seolah menelan keberaniannya.“Keluar kau!” teriak Leiz dengan suara bergetar, keringat dingin membasahi dahinya. Butir-butir keringat itu tampak berkilau di bawah cahaya redup, bagaikan manik-manik kristal yang berjatuhan. Matanya liar mengawasi setiap sudut ruangan, jantungnya berdetak semakin kencang, seirama dengan debaran genderang maut. Dengan susah payah, Leiz bangkit dan menggenggam er
last updateHuling Na-update : 2025-01-01
Magbasa pa

194. Rencana Leiz (1)

Aula istana yang megah berdiri angkuh, menjadi saksi bisu pertemuan menegangkan antara para jenderal dengan sang raja. Leiz, dengan tatapan tajam yang menusuk, mengamati satu per satu jenderal yang berlutut di hadapannya, termasuk Darren dan Roya. Aura kekuasaan yang dipancarkannya membuat suasana semakin mencekam.“Berikan laporan!” titah sang raja tegas yang menggema di seluruh ruangan.“Lapor Yang Mulia.” Seorang jenderal memberanikan diri untuk berbicara, “Mata-mata kami melihat ada pergerakan di wilayah Kota Pertanian Besar dan Kota Pertanian Kecil. Wilayah ini sejak awal memang mendukung Pangeran Yuan.” Jenderal itu berhenti sejenak, keringat dingin mulai membasahi dahinya. “Selain itu, dua belas jenderal telah menyatakan dukungan mereka kepada sang Pangeran, termasuk Jenderal Razen.” Raut wajah jenderal itu dipenuhi ketakutan. Ia khawatir, pemberontakan dua belas jenderal tersebut akan menyeret dirinya dan jendral yang lain dalam pusaran masalah.“Rupanya mereka berani menduk
last updateHuling Na-update : 2025-01-02
Magbasa pa

195. Rencana Leiz (2)

Leiz kembali menatap para jenderal dengan tatapan tajam. “Kau!” tunjuknya pada jenderal paling kiri. “Siapkan pasukan dengan para pengendali elemen. Begitu Rafael muncul, serang dia tanpa ampun!”Jenderal itu mengangguk cepat, wajahnya pucat pasi. Ia tahu betul reputasi Rafael Blackdragon dengan api hitamnya. Api hitam yang bisa membakar apa saja yang dilalui. Kali ini sang jenderal harus menambah pasukan pengendali yang bisa memadamkan api.Leiz kemudian menunjuk lagi jenderal lainnya. “Kau, perkuat benteng istana! Pastikan tidak ada jalan masuk selain melewati pintu gerbang, kecuali mereka bisa terbang. Lepaskan buaya-buaya ganas di parit! Biarkan mereka memangsa siapa pun yang berani mendekat.” Sang jenderal membungkuk hormat, menjawab dengan tegas perintah yang diberikan.Leiz menyeringai, merasa di atas angin. Pasukannya jauh lebih banyak dan kuat. Kemenangan sudah di depan mata.“Kita sambut kedatangan mereka dengan gempuran maut!” seru Leiz lantang, suaranya menggema di seluru
last updateHuling Na-update : 2025-01-02
Magbasa pa

196. Mengamati Pasukan

"Yuan!" seru Rafael, suaranya memecah deru angin yang mengelus sayap megah Yuan. Sang pangeran, dengan gerakan sehalus bulu yang jatuh di atas air, mendarat di belakang Rafael yang menunggangi Fury, naga hitamnya yang bagai batu bara mengilap di bawah sinar mentari."Ada yang ingin Paman tanyakan?" tanya Yuan, suaranya selembut belaian sutra."Berapa banyak pasukan kerajaan yang akan kita hadapi?" Rafael menatapnya serius. Pasukan Yuan, bagaikan segenggam pasir di padang luas, tak lebih dari sepuluh ribu, sementara pasukan kerajaan, bagaikan lautan tak bertepi, jauh lebih besar."Mungkin mencapai seratus ribu pasukan," jawab Yuan dengan tenang, wajahnya seteduh permukaan danau, tak terusik riak kepanikan."Yuan!" teriak Rafael, suaranya menggelegar bagai guntur di langit cerah. Belum sempat kata-kata meluncur dari mulutnya, Yuan melompat dari Furi dan melesat bagai kilat.Pangeran berambut hitam perak itu tertawa kecil, tawanya seperti denting lonceng kristal. "Percayalah padaku, Pama
last updateHuling Na-update : 2025-01-03
Magbasa pa

197. Menutup Enam Celah Dimensi

“Manusia?” gumam Yuan, matanya yang tajam bagai elang mampu menembus kejauhan. Ia yakin pasukan zombi akan terus bertambah selama celah itu masih terbuka.“Aku harus meminta bantuan Kak Yuasa,” pikirnya. Sayap hitamnya mengepak, membawanya meluncur deras bagai meteor menuju kumpulan tenaga medis. Kereta-kereta kuda yang membawa obat-obatan berderet rapi, dikawal oleh para penyembuh dan pelindung yang bergerak perlahan. Mereka berada di barisan paling belakang, bagai jantung kehidupan di tengah pasukan perang.“Di mana Kak Yuasa?” gumam Yuan, matanya menyapu lautan tenaga medis hingga menemukan rambut keemasan Yuasa yang berkilau di atas kuda. Di sampingnya, Rosaline, dengan baju zirah hitam dan rambut merah yang berkibar tertiup angin, bagai mawar berduri yang melindungi sang raja.Yuan melesat dan mendarat tepat di depan Yuasa. Dentuman keras mengejutkan kuda Yuasa hingga berdiri tegak.Yuan tersentak kaget. “Kak Yuasa!” teriaknya, melihat Yuasa hampir terjatuh.Dengan lembut, Yuasa
last updateHuling Na-update : 2025-01-03
Magbasa pa

198. Perubahan Rencana

Yuan berdiri sendirian di balik bayang-bayang istana kegelapan. Udara dingin menusuk tulang, seakan bisikan ancaman membayangi setiap langkahnya. Ia merasakan tatapan tajam, tak terlihat namun nyata, seperti mata-mata tak kasat mata yang mengintai dari balik setiap celah batu. Matanya menyapu sekeliling dengan cepat, waspada, bagai elang yang mengawasi mangsanya dari ketinggian. Dengan napas yang membeku, ia memanggil pedang es abadi. Seketika, tanah di sekitarnya memutih, diselimuti lapisan es tipis yang merambat bagai ular es yang haus akan kehidupan, menelan setiap inci tanah hitam yang menjadi saksi bisu kekejaman kerajaan ini.“Siapa? Siapa yang mengawasiku?” gumam Yuan, suaranya nyaris tak terdengar di tengah sunyi mencekam yang hanya diiringi oleh desiran angin dingin yang berbisik-bisik di antara reruntuhan. Yuan melangkah hati-hati, memeriksa setiap sudut sekali lagi hingga yakin tidak ada orang lain di sana. Yuan tidak ingin terjebak di tempat ini lebih lama lagi. Dia sudah
last updateHuling Na-update : 2025-01-04
Magbasa pa

199. Menyerbu

“Jangan takut, es yang kubuat cukup kokoh!” teriak Lixue, suaranya menggema di antara gemuruh pertempuran. Suara penuh keyakinan imenumbuhkan semangat bagi pasukan yang tengah berjuang. Dengan kekuatan sihirnya yang luar biasa, ia membentuk pijakan-pijakan es bagai anak tangga raksasa yang menanjak ke atas benteng, dua jalur pijakan di sisi kiri dan kanan benteng. Balok-balok es besar itu berjajar rapi memudahkan pasukan Yuan menaiki benteng. Dua jalur serangan yang dibuat Lixue membuat pasukan pemanah kerajaan kebingungan. Mereka bimbang, haruskah mereka membidik pasukan yang menaiki tangga atau kembali fokus dengan pasukan penyerang di depan gerbang. Taktik ini membuat para pemanah kehilangan fokus, mereka lupa tugas utama mereka untuk menghalangi pasukan Yuan. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh pasukan Yuan yang berada di jalan utama yang telah dibuat oleh Gnome. Mereka melesat maju dengan cepat, bagai anak panah yang dilepaskan dari busurnya.Rafael tersenyum, meskipun sempat meras
last updateHuling Na-update : 2025-01-04
Magbasa pa

200. Penghalang Nyata

“Kalian pikir bisa menghadapiku?” Nacht menyeringai, senyum licik yang menusuk seperti pisau. Di belakangnya, gumpalan hitam bagai kabut asap muncul, perlahan mengembang, menebal, hingga wujud seekor naga hitam terbentuk sempurna. Sosok naga itu begitu nyata, sisik-sisiknya berkilauan bagai batu obsidian yang menyerap cahaya, matanya menyala bagai bara api neraka.“Grrraa!” Raungan naga itu mengguncang bumi, sebuah suara yang menggetarkan jiwa, membuat jenderal dan pasukannya terkejut, tanpa sadar mundur beberapa langkah, tubuh mereka gemetar tak terkendali.“Naga hitam? Apa dia Rafael Blackdragon?” gumam seorang prajurit, suaranya bergetar karena ketakutan.“Rafael?” Nacht mencemooh, nada suaranya meremehkan. “Jangan samakan aku dengan orang itu!”Naga hitam itu mulai memperlihatkan deretan gigi-gigi tajam yang mengerikan, bagai taring-taring kematian yang siap menerkam mangsanya. Cakarnya yang besar dan kuat mencabik-cabik prajurit terdekat, gigi-giginya yang tajam merobek daging da
last updateHuling Na-update : 2025-01-05
Magbasa pa
PREV
1
...
1819202122
...
24
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status