Home / Fantasi / Raja Baru untuk Dunia Kegelapan / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Raja Baru untuk Dunia Kegelapan: Chapter 131 - Chapter 140

159 Chapters

131. Menyembuhkan Rainsword (2)

“Yuan!” Yui berlari ke arah Yuan. Mereka berempat telah sampai di hutan kecil dalam Kota Naga. Lixue, Eirlys dan Fiona hanya bisa diam mengamati hutan yang tidak wajar. Mereka berdua tercengang saat melihat Rafael sedang berada di dalam kepompong jalinan tanaman rambat di atas teratai es. “Yuan, apa yang terjadi dengan Paman!” Yui yang tidak tahu mengapa Rafael berada di sana berusaha mengeluarkan Rafael. Namun, Yuan segera mencegahnya. “Yui, Paman baik-baik saja, Ayahanda sedang mengeluarkan racun dalam tubuh Paman Rafael.”“Yuan, bagaimana dengan Rainsword?” Fiona langsung mendekati Rainsword yang terbaring di tanah. “Rumput itu juga sedang menyembuhkan Kak Rainsword,” balas Yuan. Fiona yang awalnya marah karena perlakuan mereka terhadap Rainsword mereda. Dia tidak tahu jika rumput itu merupakan cara mereka mengobati pemuda itu. Dia mengira Rainsword ditelantarkan. “Kenapa Rains belum siuman?” tanya Fiona. Tangannya membelai lembut wajah Rainsword yang tertidur. “Itu juga yan
Read more

132. Menyembuhkan Rainsword (3)

Ular berkepala sembilan menatap musuh-musuhnya. Makhluk itu begitu garang dan menyeramkan. Sementara Rainsword masih belum siuman. Tubuhnya melayang di udara dengan sendirinya. “Pangeran Lixue serang makhluk itu!” perintah Yuichi. Yuan mulai mengaktifkan kekuatan pemurniannya, dia juga memanggil Krisan, sang Slyph. Lingkaran sihir berwarna perak berputar di bawah tubuh Rainsword yang melayang. Dia harus mengambil sisa-sisa kontaminasi yang menempel pada makhluk itu, ular berkepala sembilan. “Lixue, tahan dia!” teriak Yuan. Pangeran dengan rambut dan mata perak ini fokus mengeluarkan semua kontaminasi yang tersisa. “Ternyata kontaminasi masuk ke tubuh ular itu, karena dia dan Kak Rainsword menjadi satu Kakak belum siuman.” Yuan memperhatikan bercak di sisik sang ular yang terdapat beberapa sisik dengan warna ungu kusam tidak mengkilap seperti warna sisik lainnya. Ular berkepala sembilan tidak mudah dibekukan. Ular itu menggeliat dan menyerang ke arah Yui dan yang lain. “E
Read more

133. Dunia Bawah Diselimuti Kegelapan

Kristal hitam semakin pekat mengeluarkan aura. Semua orang mengira kontaminasi berasal dari pengaruh negatif perasaan manusia. Tidak ada satupun dari mereka yang tahu jika semua kontaminasi itu berasal dari besarnya dendam mendalam dari Raja Kegelapan terdahulu, Nacht Fansford. “Yang Mulia?” Leiz memasuki aula kerajaan dan berputar ke segala penjuru mencari sosok Nacht. Raja itu seharusnya duduk di singgasana. Namun, sosok yang ia cari tidak berada di sana. “Yang Mulia!” Leiz kembali memanggil. Sosok itu tidak ada di seluruh penjuru aula kerajaan. Dia ingin melaporkan kegagalan penyerangan Kediaman Blackdragon. Dalam hatinya, Leiz merasa senang penyerangan itu gagal. Dia tidak suka melihat Nacht mendapatkan apa yang paling diinginkannya, Yui. “Leiz, kemari!” Nacht memanggil Leiz, sayangnya pria yang sudah beruban itu tidak merespon. “Sial, dia tidak bisa mendengar suaraku dari dalam kristal.”Nacht mencari cara untuk bisa berkomunikasi dengan pria tersebut. Beberapa kali matanya b
Read more

134. Antara Rainsword dan Fiona

Rainsword menatap Fiona yang sedang berjalan sendiri di bawah. Dia berada di balkon lantai tiga bersama dengan Yuasa. “Ternyata ada juga gadis secantik itu, lebih cantik dari Yuan.” Rainsword melirik Yuasa yang masih meneguk secangkir teh dengan santai. “Sungguh menyebalkan, Fiona bahkan kalah cantik dari raja yang sedang duduk ini,” pikir Rainsword. “Apa kau sudah mantap dengan keputusanmu? Fiona, putri peri dari Avari.” Yuasa selesai menikmati tehnya dan bergabung dengan Rainsword memandang Fiona. “Tentu saja, kau tahu, saat pertama bertemu hatiku sudah memberikan sinyal. Rasanya lonceng berbunyi saat melihatnya.” Rainsword terlihat begitu senang dengan perasaan asing yang dia rasakan saat ini. Yuasa menghela napas panjang, “Kau masih belum paham? Rains, kau dan Fiona tidak bisa bersama, kalian memiliki masa depan yang berbeda.” Yuasa mengingatkan siapa Fiona dan juga temannya Rainsword. “Karena aku manusia? Yuasa, oh aku lupa, Yang Mulia, kau sendiri melawan aturan demi Rosali
Read more

135. Permainan Harpa

“Ayahanda, kami akan berangkat.” Yuasa berpamitan sebelum pergi ke Avari. “Kak, apa tidak bisa menunggu sampai paman siuman?” Yuan menarik ujung lengan baju Yuasa. Seakan tidak ingin kakaknya pergi hari ini. Yuasa berputar dan menarik napas sebelum menjawab Yuan. Namun, disela langsung oleh Yuichi. “Yuan, Fiona harus segera kembali, perayaan panen raya sinar rembulan tidak bisa ditunda, dia harus kembali.” Yuichi menarik Yuan dari Yuasa. “Tapi ….” Yuan menatap ayahnya penuh makna, Yuasa melihat ada sesuatu yang ingin disampaikan Yuan, tetapi dihalangi oleh ayahnya. “Kalau begitu, saya segera mengantarkan Putri Fiona,” lanjut Yuasa. “Yuasa, bawa Rosaline bersamamu.” Yuichi mendekati Yuasa dan memeluknya. “Rosaline bisa menjagamu, Yuasa.”“Baik, Ayahanda.” Yuasa pun pergi meninggalkan ayahnya bersama Rafael dan juga Yuan. “Ayahanda, di Avari ada celah dimensi yang belum tertutup. Saat ini tanpa kristal hitam tidak mungkin bisa ditutup, tapi Paman Rafael bisa, kenapa tidak menungg
Read more

136. Lagu dan Spirit

“Yuan!” Eirlys mendekati Yuan yang mulai siuman. Dia masih melihat para spirit mengelilingi mereka.“Spirit? Siapa yang memanggil mereka?” Yuan menatap Eirlys, dia juga melihat harpa di tangan Eirlys. “Apa kau memanggil mereka, Eirlys?”“Tuan Yuichi bilang para spirit membantumu pulih lebih cepat.” Eirlys tersenyum, melihat kondisi Yuan saat ini, dia yakin apa yang dikatakan pria itu benar.“Ya, karena saat ini aku bukanlah makhluk dunia atas, aku makhluk dunia bawah. Ayahanda mungkin tidak bisa memulihkanku seperti yang seharusnya, itu juga kenapa Paman pulih lebih lambat. Dunia bawah tidak memiliki penyembuh seperti di dunia atas,” balas Yuan. Dia sadar orang yang bisa melakukan semua itu hanya kakaknya. Namun, kekuatan kakaknya seperti menghilang, sangat aneh.“Bukan itu masalahnya, Yuan. Kristalmu istimewa, dan sebagian lagi tidak ada dalam dirimu, karenanya lukamu lebih sulit disembuhkan. Sementara luka Rafael itu karena pedang raja kegelapan ….” Yuichi langsung menoleh ke arah la
Read more

137. Petaka Celah Dimensi

Istana Kegelapan, aula Istana terdengar suara tawa menggelegar. Leiz mengaktifkan empat celah dimensi dengan Roya dan Darren yang siap menggiring para korban mereka. Kekuatan kristal hitam seakan sudah benar-benar dikuasai oleh pria tua ini.“Lihatlah, pasukanku berasal dari berbagai ras, kalian semua akan tunduk dibawah kakiku!” “Yang Mulia paling berkuasa!” serempak Darren dan Roya memberikan pujian.Suara harpa terdengar mengalun merdu membimbing mereka yang mendengar untuk masuk ke dalam celah dimensi. Kemudian Roya menjerat mereka dalam ilusi, mengumpulkan semua makhluk yang masuk ke dalam celah dimensi ke satu tempat khusus. Di sana mereka disambut oleh pasukan kerajaan dan dalam keadaan setengah sadar diberikan buah-buahan berwarna ungu kemudian menjadi zombie.Suara yang terdengar berikutnya adalah suara seruling Darren yang mengendalikan para zombie. Mereka berbaris rapi dalam satu kesatuan, pasukan zombie.Ergions, negeri para elf digegerkan dengan aktifnya celah dimensi. S
Read more

138. Rafael Siuman

Rafael mulai membuka matanya bertepatan dengan pintu kamar yang di dorong ke dalam. Dia mendengar suara langkah ringan. Dari suara langkah kaki itu Rafael menduga itu adalah suara seorang wanita. “Apa Fiona? Lebih baik aku pura-pura saja masih belum bangun,” batin Rafael. Langkah itu terhenti, aroma khas yang tercium di hidung Rafael bukanlah aroma wewangian yang biasa dipakai Fiona. Dia mencium aroma lain yang membuatnya selalu teringat akan seseorang, Yui. Matanya mulai membuka dan melihat pemandangan indah di depannya.“Yui?”Gadis itu tersenyum dengan tangan yang diarahkan ke arah Rafael. “Mau diletakkan di mana?” tanya Yui. Pandangan Rafael tertuju pada benda di tangan Yui, benda yang begitu familiar baginya. “Bukankah itu bajuku?” batin Rafael. Perlahan matanya turun ke bawah, melihat bagian dirinya yang tidak mengenakan baju. Kulitnya terekspos tanpa penghalang apapun. Selimut tebal menutupi bagian pinggang hingga kaki. Reflek Rafael menarik selimut dan menutupi dirinya.“
Read more

139. Perjalanan Menuruni Pegunungan Jade

Rafael melihat sebuah kereta kuda dengan empat kuda yang menarik kereta tersebut. Dua orang pengawal membuatnya berdecak, dia tidak suka ada pengawal dalam perjalanannya. Dua kuda jantan dengan warna surai hitam dan coklat serta satu kuda dengan warna putih seluruhnya. “Untuk apa pengawal?” protes Rafael ke arah Yuichi yang berada di sampingnya. “Membantu kalian, tentu saja.” Yuichi tampak tidak peduli dengan tatapan tidak menyenangkan Rafael. “Kau!” Belum sempat Rafael menambah kata suara Yui memanggilnya. “Tenang saja, kereta itu cukup untuk kalian berenam, cukup kuat dan luas. Lagi pula semua barang yang kalian perlukan ada di penyimpanan dimensi jadi tidak perlu membawa apapun.” Yuichi menyerahkan sebuah tas kecil sebesar telapak tangan. “Penyimpanan ini khusus untuk makanan, semua sudah ada dan tidak akan basi. Kalau mau makanan segar cari saja di hutan.”Yuichi menepuk punggung Rafael dan mendorongnya, “Cepat pergi, mereka menunggu!” Rafael menghela napas, dia tidak akan m
Read more

140. Lentera Abadi

“Tunggu, bukankah seharusnya lewat sana?” Pengawal mereka merasa jalan yang diambil Rafael tidak benar. Setelah keluar dari Hutan Onyx seharusnya mereka menuju ke pelabuhan. Kerajaan Silverstone lebih mudah dijangkau dengan jalur laut. Seharusnya menggunakan kapal daripada melewati pegunungan yang akan memakan waktu lebih lama. “Siapa yang memimpin? Kalian tidak perlu protes!” Rafael tidak butuh koreksi dari mereka. Dia menghentikan kudanya kemudian mendekati kedua pengawal. “Kalau kalian punya jalan sendiri pergilah!”Kedua pengawal saling pandang, “Tuan Rafael, bukan seperti itu, yang kami tahu lebih cepat ke Silverstone dengan jalur laut,” balas salah satu pengawal tersebut. Suaranya bergetar, mereka masuk ke wilayah pegunungan antara Avari dan perbatasan Kota Onyx. “Kalian tunggu saja di sini jika takut, kabut akan semakin tebal.” Mata Rafael menatap kedua pengawal dengan seringai menyeramkan. “Aku tidak bertanggungjawab atas keselamatan kalian.”Kedua pengawal bergidik, bulu ku
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status