Beranda / Fantasi / Raja Baru untuk Dunia Kegelapan / 133. Dunia Bawah Diselimuti Kegelapan

Share

133. Dunia Bawah Diselimuti Kegelapan

Penulis: Rai Seika
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kristal hitam semakin pekat mengeluarkan aura. Semua orang mengira kontaminasi berasal dari pengaruh negatif perasaan manusia. Tidak ada satupun dari mereka yang tahu jika semua kontaminasi itu berasal dari besarnya dendam mendalam dari Raja Kegelapan terdahulu, Nacht Fansford.

“Yang Mulia?”

Leiz memasuki aula kerajaan dan berputar ke segala penjuru mencari sosok Nacht. Raja itu seharusnya duduk di singgasana. Namun, sosok yang ia cari tidak berada di sana.

“Yang Mulia!” Leiz kembali memanggil. Sosok itu tidak ada di seluruh penjuru aula kerajaan. Dia ingin melaporkan kegagalan penyerangan Kediaman Blackdragon. Dalam hatinya, Leiz merasa senang penyerangan itu gagal. Dia tidak suka melihat Nacht mendapatkan apa yang paling diinginkannya, Yui.

“Leiz, kemari!” Nacht memanggil Leiz, sayangnya pria yang sudah beruban itu tidak merespon. “Sial, dia tidak bisa mendengar suaraku dari dalam kristal.”

Nacht mencari cara untuk bisa berkomunikasi dengan pria tersebut. Beberapa kali matanya b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   134. Antara Rainsword dan Fiona

    Rainsword menatap Fiona yang sedang berjalan sendiri di bawah. Dia berada di balkon lantai tiga bersama dengan Yuasa. “Ternyata ada juga gadis secantik itu, lebih cantik dari Yuan.” Rainsword melirik Yuasa yang masih meneguk secangkir teh dengan santai. “Sungguh menyebalkan, Fiona bahkan kalah cantik dari raja yang sedang duduk ini,” pikir Rainsword. “Apa kau sudah mantap dengan keputusanmu? Fiona, putri peri dari Avari.” Yuasa selesai menikmati tehnya dan bergabung dengan Rainsword memandang Fiona. “Tentu saja, kau tahu, saat pertama bertemu hatiku sudah memberikan sinyal. Rasanya lonceng berbunyi saat melihatnya.” Rainsword terlihat begitu senang dengan perasaan asing yang dia rasakan saat ini. Yuasa menghela napas panjang, “Kau masih belum paham? Rains, kau dan Fiona tidak bisa bersama, kalian memiliki masa depan yang berbeda.” Yuasa mengingatkan siapa Fiona dan juga temannya Rainsword. “Karena aku manusia? Yuasa, oh aku lupa, Yang Mulia, kau sendiri melawan aturan demi Rosali

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   135. Permainan Harpa

    “Ayahanda, kami akan berangkat.” Yuasa berpamitan sebelum pergi ke Avari. “Kak, apa tidak bisa menunggu sampai paman siuman?” Yuan menarik ujung lengan baju Yuasa. Seakan tidak ingin kakaknya pergi hari ini. Yuasa berputar dan menarik napas sebelum menjawab Yuan. Namun, disela langsung oleh Yuichi. “Yuan, Fiona harus segera kembali, perayaan panen raya sinar rembulan tidak bisa ditunda, dia harus kembali.” Yuichi menarik Yuan dari Yuasa. “Tapi ….” Yuan menatap ayahnya penuh makna, Yuasa melihat ada sesuatu yang ingin disampaikan Yuan, tetapi dihalangi oleh ayahnya. “Kalau begitu, saya segera mengantarkan Putri Fiona,” lanjut Yuasa. “Yuasa, bawa Rosaline bersamamu.” Yuichi mendekati Yuasa dan memeluknya. “Rosaline bisa menjagamu, Yuasa.”“Baik, Ayahanda.” Yuasa pun pergi meninggalkan ayahnya bersama Rafael dan juga Yuan. “Ayahanda, di Avari ada celah dimensi yang belum tertutup. Saat ini tanpa kristal hitam tidak mungkin bisa ditutup, tapi Paman Rafael bisa, kenapa tidak menungg

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   136. Lagu dan Spirit

    “Yuan!” Eirlys mendekati Yuan yang mulai siuman. Dia masih melihat para spirit mengelilingi mereka.“Spirit? Siapa yang memanggil mereka?” Yuan menatap Eirlys, dia juga melihat harpa di tangan Eirlys. “Apa kau memanggil mereka, Eirlys?”“Tuan Yuichi bilang para spirit membantumu pulih lebih cepat.” Eirlys tersenyum, melihat kondisi Yuan saat ini, dia yakin apa yang dikatakan pria itu benar.“Ya, karena saat ini aku bukanlah makhluk dunia atas, aku makhluk dunia bawah. Ayahanda mungkin tidak bisa memulihkanku seperti yang seharusnya, itu juga kenapa Paman pulih lebih lambat. Dunia bawah tidak memiliki penyembuh seperti di dunia atas,” balas Yuan. Dia sadar orang yang bisa melakukan semua itu hanya kakaknya. Namun, kekuatan kakaknya seperti menghilang, sangat aneh.“Bukan itu masalahnya, Yuan. Kristalmu istimewa, dan sebagian lagi tidak ada dalam dirimu, karenanya lukamu lebih sulit disembuhkan. Sementara luka Rafael itu karena pedang raja kegelapan ….” Yuichi langsung menoleh ke arah la

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   137. Petaka Celah Dimensi

    Istana Kegelapan, aula Istana terdengar suara tawa menggelegar. Leiz mengaktifkan empat celah dimensi dengan Roya dan Darren yang siap menggiring para korban mereka. Kekuatan kristal hitam seakan sudah benar-benar dikuasai oleh pria tua ini.“Lihatlah, pasukanku berasal dari berbagai ras, kalian semua akan tunduk dibawah kakiku!” “Yang Mulia paling berkuasa!” serempak Darren dan Roya memberikan pujian.Suara harpa terdengar mengalun merdu membimbing mereka yang mendengar untuk masuk ke dalam celah dimensi. Kemudian Roya menjerat mereka dalam ilusi, mengumpulkan semua makhluk yang masuk ke dalam celah dimensi ke satu tempat khusus. Di sana mereka disambut oleh pasukan kerajaan dan dalam keadaan setengah sadar diberikan buah-buahan berwarna ungu kemudian menjadi zombie.Suara yang terdengar berikutnya adalah suara seruling Darren yang mengendalikan para zombie. Mereka berbaris rapi dalam satu kesatuan, pasukan zombie.Ergions, negeri para elf digegerkan dengan aktifnya celah dimensi. S

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   138. Rafael Siuman

    Rafael mulai membuka matanya bertepatan dengan pintu kamar yang di dorong ke dalam. Dia mendengar suara langkah ringan. Dari suara langkah kaki itu Rafael menduga itu adalah suara seorang wanita. “Apa Fiona? Lebih baik aku pura-pura saja masih belum bangun,” batin Rafael. Langkah itu terhenti, aroma khas yang tercium di hidung Rafael bukanlah aroma wewangian yang biasa dipakai Fiona. Dia mencium aroma lain yang membuatnya selalu teringat akan seseorang, Yui. Matanya mulai membuka dan melihat pemandangan indah di depannya.“Yui?”Gadis itu tersenyum dengan tangan yang diarahkan ke arah Rafael. “Mau diletakkan di mana?” tanya Yui. Pandangan Rafael tertuju pada benda di tangan Yui, benda yang begitu familiar baginya. “Bukankah itu bajuku?” batin Rafael. Perlahan matanya turun ke bawah, melihat bagian dirinya yang tidak mengenakan baju. Kulitnya terekspos tanpa penghalang apapun. Selimut tebal menutupi bagian pinggang hingga kaki. Reflek Rafael menarik selimut dan menutupi dirinya.“

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   139. Perjalanan Menuruni Pegunungan Jade

    Rafael melihat sebuah kereta kuda dengan empat kuda yang menarik kereta tersebut. Dua orang pengawal membuatnya berdecak, dia tidak suka ada pengawal dalam perjalanannya. Dua kuda jantan dengan warna surai hitam dan coklat serta satu kuda dengan warna putih seluruhnya. “Untuk apa pengawal?” protes Rafael ke arah Yuichi yang berada di sampingnya. “Membantu kalian, tentu saja.” Yuichi tampak tidak peduli dengan tatapan tidak menyenangkan Rafael. “Kau!” Belum sempat Rafael menambah kata suara Yui memanggilnya. “Tenang saja, kereta itu cukup untuk kalian berenam, cukup kuat dan luas. Lagi pula semua barang yang kalian perlukan ada di penyimpanan dimensi jadi tidak perlu membawa apapun.” Yuichi menyerahkan sebuah tas kecil sebesar telapak tangan. “Penyimpanan ini khusus untuk makanan, semua sudah ada dan tidak akan basi. Kalau mau makanan segar cari saja di hutan.”Yuichi menepuk punggung Rafael dan mendorongnya, “Cepat pergi, mereka menunggu!” Rafael menghela napas, dia tidak akan m

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   140. Lentera Abadi

    “Tunggu, bukankah seharusnya lewat sana?” Pengawal mereka merasa jalan yang diambil Rafael tidak benar. Setelah keluar dari Hutan Onyx seharusnya mereka menuju ke pelabuhan. Kerajaan Silverstone lebih mudah dijangkau dengan jalur laut. Seharusnya menggunakan kapal daripada melewati pegunungan yang akan memakan waktu lebih lama. “Siapa yang memimpin? Kalian tidak perlu protes!” Rafael tidak butuh koreksi dari mereka. Dia menghentikan kudanya kemudian mendekati kedua pengawal. “Kalau kalian punya jalan sendiri pergilah!”Kedua pengawal saling pandang, “Tuan Rafael, bukan seperti itu, yang kami tahu lebih cepat ke Silverstone dengan jalur laut,” balas salah satu pengawal tersebut. Suaranya bergetar, mereka masuk ke wilayah pegunungan antara Avari dan perbatasan Kota Onyx. “Kalian tunggu saja di sini jika takut, kabut akan semakin tebal.” Mata Rafael menatap kedua pengawal dengan seringai menyeramkan. “Aku tidak bertanggungjawab atas keselamatan kalian.”Kedua pengawal bergidik, bulu ku

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   141. Serangan Mendadak

    Yui memasang barrier pelindung kepada semua orang. Pelindung terkuat dengan kekuatan genbu. Selanjutnya Rafael meminta Yui dan Yuan membuat jalinan tali, akar tanaman dengan kekuatan Seiryu diperkuat dengan kekuatan Gnome. Jalinan itu mengikat semua orang seperti tali yang saling bersambung, hanya saja tidak benar-benar tersambung secara nyata. “Tali ini cukup kuat, kalian tidak perlu takut terpisah. Meskipun kita tidak terikat sesungguhnya, Yui dan Yuan akan bisa mengetahui keberadaan kalian.” Rafael kemudian mulai memimpin. Seperti yang sudah diduga semua orang kabut semakin tebal hingga jarak pandang hanya satu meter saja. “Yui jangan jauh dariku!” Tangan Rafael menarik tangan Yui, menggenggamnya begitu erat. Dalam kabut yang begitu tebal, Rafael tidak perlu takut Yui akan memperhatikan wajahnya yang kini bersemu kemerahan. “Sebenarnya kenapa kita harus ke Kota Yueliang?” tanya Yui. Dalam kabut yang begitu tebal dia tidak jelas melihat wajah Rafael juga wajah yang lain. “Benar,

Bab terbaru

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   159. Undangan Peri (2)

    Aula menjadi hening saat Erina masuk. Kedua ayah dan anak hanya memandang sosok yang baru saja melewati pintu aula.“Berikan undangan itu padaku!”Suara wanita itu terdengar jelas dan penuh penekanan. “Permaisuri Erina, Rains bilang dia setuju dengan perjodohan ini,” ucap Raja Edward saat wanita itu masih berjalan ke arahnya. “Benar, Ibunda, saya tidak menolaknya jadi….” Belum sempat Rainsword menyelesaikan ucapannya, wanita itu menatap tajam ke arahnya sehingga nyalinya menciut. “Berikan undangannya!” Erina mengulurkan tangan meminta undangan yang ada di dalam surat tersebut. “Ibunda?” Rainsword merasakan ada sesuatu yang tidak beres dengan ekspresi ibunya. Dia tidak terlihat senang. “Rains, apa kau bisa membuat Putri Fiona menjadi permaisuri dan tinggal di Silverstone? Kau lupa dia putri satu-satunya Ratu Esmeralda? Dia calon ratu berikutnya.” Mata biru shapire itu menatap Rainsword begitu dalam. “Bukankah tidak masalah, Ibunda? Fiona bisa menjadi ratu meskipun sudah menikah

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   158. Undangan Peri (1)

    Kerajaan Silverstone. “Yang Mulia, ada surat untuk Anda.” Seorang pengawal masuk dan menyerahkan gulungan perkamen dengan segel di atasnya. “Terima kasih.” Raja Edward memperhatikan gulungan tersebut. Segel yang menutup surat tersebut terlihat tidak biasa. “Lambang Kota Avari!” Mata Raja Edward membelalak dan berseru keras hingga pengawal yang baru saja berbalik menoleh kembali. Sementara seorang pengawal lain baru saja datang memberi salam hormat dan melapor, “Lapor Yang Mulia, Pangeran Rainsword telah tiba di istana bersama dengan Penjaga Dunia Bawah Rafael Blackdragon dan Putri Yui.”Raja Edward kembali duduk dengan tenang. Dia berusaha terlihat biasa meskipun tangannya gemetar dengan surat dari Kota Avari. “Biarkan mereka masuk.” “Siap, Yang Mulia!” Pengawal itu memberi hormat dan berbalik kembali untuk menjemput Pangeran Rainsword dan yang lain. Aula kerajaan kembali sepi, Raja Edward membuka surat tersebut secara perlahan. Dia membaca isi surat tersebut dengan hati-hati. S

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   157. Pilihan Fiona

    Ratu Esmeralda menopang dagu dengan satu tangan. Tangannya yang lain membolak-balik berkas yang tertumpuk rapi di depannya. Dia mendongak saat pintu ruang kerjanya diketuk. “Masuk dan tutup kembali pintunya!”Fiona berjalan perlahan setelah menutup pintu. Tamu mereka sudah pergi dua hari yang lalu. Mereka pergi setelah Pangeran Yuan siuman.“Salam, Ibunda Ratu,” ucap Fiona dengan penuh rasa hormat. “Duduklah Fiona,” perintah Ratu Esmeralda. Dia membalik berkas yang ada di depannya ke arah Fiona. “Pilih satu di antara mereka untuk menjadi calon pendampingmu.”Fiona terdiam di kursinya. Dia hanya menatap tumpukan berkas yang sudah terlihat dari sampul atasnya. Berkas biodata para pria bangsawan terbaik di Kota Avari. “Ibunda Ratu, bolehkah saya memilih pendamping sendiri.” Suara Fiona bergetar, dia sudah pernah bersitegang dengan ratu karena tidak mau berpaling dari Rafael.“Lupakan Rafael, aku tidak pernah mempermasalahkan siapa pilihanmu selama dia juga bersedia. Rafael tidak mengi

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   156. Hadiah Kecil

    “Krisan, kumpulkan semua debu peri di sekitar sini!” perintah Yuan. Makhluk kecil dengan sayap berbentuk bulan sabit melayang dan berputar hingga membentuk pusaran angin. Angin yang berputar menghempaskan semua debu peri yang menempel pada dedaunan. Debu peri keemasan melayang-layang dan berkumpul dalam satu titik. Yuan mengambil sebuah kantong kecil dari cincin permata penyimpanan dimensinya. Krisan pun memasukkan debu peri ke dalam kantong tersebut. Yuan menutup kantong dan memasukkan kembali kantong yang berisi debu peri ke dalam cincin permata penyimpanan dimensi. Eirlys yang memperhatikan Yuan menghela napas dan terlihat murung. Dia begitu iri setiap kali melihat penyimpanan dimensi. Kota Naga memiliki semua benda yang dia inginkan, sayangnya dia sendiri tidak memiliki uang untuk membelinya. Status putri hanyalah status. Dia bahkan tidak memiliki benda berharga. Yuan melihat Eirlys yang murung mengambil inisiatif memperlihatkan kegunaan debu per untuk menghiburnya. “Eirlys,

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   155. Di Bawah Pohon Peri (2)

    Malam semakin larut, tidak ada tanda-tanda Yuan akan siuman. Eirlys merasa matanya sudah semakin berat. Dia mengeratkan jubah Lixue dan bersandar pada akar pohon peri yang menyembul ke permukaan tanah. Menarik tubuh Yuan supaya terlindung dari angin malam, setidaknya ceruk di antara akar pohon cukup nyaman untuk bermalam beratapkan bintang. “Selamat malam, Yuan.” Eirlys memejamkan matanya. Dunia peri terasa begitu damai. Semilir angin malam yang dingin pun terasa menentramkan hati. Perlahan-lahan debu peri bertebaran di sekitar mereka seakan memberikan perlindungan. Debu peri masuk ke dalam tubuh Yuan, memberinya energi hingga penuh. Tak hanya Yuan, debu peri juga masuk ke dalam tubuh Eirlys mengisi energinya yang habis. “Eirlys … Eirlys ….”Kedua mata Eirlys seperti diberi perekat, susah sekali terbuka meskipun ingin. “Eirlys bangunlah!” Suara lembut dan juga terasa sentuhan di bahu Eirlys, mengguncangnya perlahan. Eirlys menggunakan tangannya untuk mengusap kedua mata yang sulit

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   154. Di Bawah Pohon Peri (1)

    Eirlys dan Lixue sudah berada di sebelah Xavier. Pria jangkung itu menggendong Pangeran Yuan yang belum sadarkan diri. Sementara Ratu Esmeralda membubarkan semua peri yang ada di sana, hanya tersisa Fiona seorang. “Bagaimana kondisi Pangeran?” Sang ratu berjalan dengan anggun dan berhenti tepat di depan Xavier. Dia memeriksa pergelangan tangan Pangeran Yuan. “Yang Mulia, Pangeran hanya kelelahan. Energinya habis sehingga dia pingsan,” jawab Xavier dengan suara lembut penuh hormat. “Ibunda Ratu, bagaimana kalau Pangeran Yuan beristirahat di ranjang es, bukankah dia akan cepat sembuh?” Fiona teringat dengan Rafael saat itu, untuk mempertahankan hidupnya Rafael dibaringkan di ranjang es. Xavier menyela, “Putri Fiona, itu tidak perlu. Pangeran hanya butuh istirahat sejenak untuk memulihkan energinya.” “Kalau begitu biar ku mainkan harpa.” Eirlys mengeluarkan harpanya. Belum sempat tangannya menyentuh senar, tubuhnya limbung. “Eirlys!” Lixue dengan sigap menopang Eirlys yang hamp

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   153. Menutup Celah Dimensi di Kota Avari

    Ratu Esmeralda berdiri dengan anggun di bawah pohon peri. Langit terlihat masih biru dengan semburat jingga dari sang surya yang mulai bersembunyi ke peraduan. Angin yang bertiup membawa suara alunan harpa, menyentuh kesadaran hingga menjernihkan pikiran.“Apa yang ingin Pangeran katakan?” Yuan membungkuk memberi hormat sebelum kembali berdiri tegak. Dia menatap awan di langit. “Yang Mulia pasti sudah merasakannya, kekuatan harpa tersebut bukan harpa biasa.”Yuan terdiam, menunggu reaksi dari sang ratu peri.Wanita itu menoleh ke arah Yuan, mengibaskan jubahnya dengan anggun lalu mulai duduk di atas rumput. “Ya, kekuatan harpa ajaib, aku pernah mendengar harpa itu dimainkan oleh seorang elf yang sempat mampir ke istanaku. Kejadian itu sudah sangat lama, tak kusangka kudengar kembali dentingan senar dari harpa itu. Sayangnya, ilusi yang dia berikan terlalu kuat.”“Namanya Roya Ashlyn, dia bukan manusia juga bukan bangsa kristal. Saya belum tahu pasti makhluk seperti apa wanita ini seb

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   152. Lingkaran Sihir Sylph

    Eirlys menatap Xavier juga kakaknya yang terlihat canggung dengan aksesoris barunya. Kedua telinga yang berhias dandelion terlihat begitu manis, tidak cocok dengan tampang keduanya. Gadis itu berusaha tidak melihat dan menahan tawa, akan sangat memalukan bagi mereka jika sampai ditertawakan. Sementara Fiona telah sampai di depan celah dimensi bersama Eirlys. Di hadapan mereka berdiri seorang wanita cantik dengan rambut kemerahan panjang hingga menyentuh tanah. Gaun dan jubahnya berwarna hijau dengan bordir dan salur warna merah muda. Sebuah mahkota besar menghiasi puncak kepalanya. “Fiona, siapa dia?” Suaranya terdengar mendominasi ada tekanan kuat dan menuntut jawaban saat itu juga. Tatapan wanita itu tajam, menatap dengan memicingkan mata. Tongkat di tangannya masih tegak berdiri dengan tekanan kekuatan yang tak biasa. Dia mengendalikan tanaman dan mengurung beberapa orang di depan celah dimensi. Wanita ini sedang mengendalikan orang-orang yang berusaha mendekati celah dimensi. “

  • Raja Baru untuk Dunia Kegelapan   151. Kota Avari

    Pohon besar itu seakan memicingkan matanya, menatap Yuan lekat-lekat. “Kau mirip dengan seseorang,” ucap peri pohon perlahan.“Kurasa yang kau temui itu Yui, saudara kembarku. Aroma kami sama,” jawab Yuan. Yuan menebak jika peri pohon lebih mengandalkan indra penciuman daripada penglihatannya.“Yui? Ya, aku ingat nama itu. Dia gadis kecil dengan aroma khas, seperti dirimu.” balas peri pohon dengan seutas senyum yang terlihat aneh di wajah pohonnya. Dia kemudian mengangkat Yuan ke atas pohon. “Berpeganglah erat, akan kuantar ke Avari.” “Tunggu!” seru Yuan dengan suara lantang. “Aku tidak sendiri, bisakah Anda juga mengantar teman-temanku?” Yuan menunjuk Eirlys dan yang lain. Peri pohon terdiam, tampak berpikir keras. “Aku akan bernyanyi untukmu jika Anda bersedia membawa mereka bersamaku,” tawar Yuan. Peri dikenal menyukai nyanyian.“Baiklah, bernyanyilah sampai batas terluar desa, kalau suaramu bagus baru akan kupertimbangankan membawa kalian ke Avari,” balas peri pohon tersebut.

DMCA.com Protection Status