Semua Bab Raja Baru untuk Dunia Kegelapan: Bab 101 - Bab 110

159 Bab

101. Penyimpanan Dimensi

Sinar mentari yang lembut menerangi Taman Mawar, membelai kelopak-kelopak merah muda yang mekar dengan anggun. Di tengah kebun yang rimbun, Sawatari berdiri dengan anggun, gaun putihnya melambai tertiup angin sepoi-sepoi. Matanya yang sejernih kristal tiba-tiba melebar, napasnya tertahan saat melihat sosok yang sangat dirindukannya."Yuan?" bisiknya, suaranya bergetar penuh rasa senang dan rindu yang membuncah.Yuan melangkah maju, senyum hangat tersungging di bibirnya. "Ibunda," sapanya lembut.Dalam sekejap, Sawatari telah memeluk putranya erat, air mata haru mengalir di pipinya yang halus. "Putraku, kau pulang," isaknya, membelai rambut Yuan dengan lembut.Namun, di tengah kebahagiaan itu, firasat aneh menyelimuti hati Sawatari. Ada sesuatu yang berbeda dari Yuan, sesuatu yang tak kasat mata namun terasa begitu nyata.Melepas pelukannya, Sawatari menatap dalam-dalam mata Yuan. "Apa yang terjadi di dunia bawah, Nak?" tanyanya lembut namun tegas.Yuan mengalihkan pandangan, jemarinya
Baca selengkapnya

102. Kemunculan Celah Dimensi

Angin bertiup begitu tenang. Yuan mengamati pegunungan yang berada di sebelah Kota Naga. Dia masih merasakan hal ganjil di sekitar pegunungan itu. “Celah dimensi,” batin Yuan. Dia melirik Yuasa, berharap kakaknya tidak merasakan apa yang sedang terjadi. “Tidak ada apa-apa, tapi ….” Yuasa tidak menemukan hal ganjil di sekitar pegunungan, tetapi dia merasakan ada kekuatan yang tidak biasa. “Aneh, kekuatan ini seperti kontaminasi yang kuat, tapi di mana?” Batin Yuasa yang tidak ingin membuat Yuan cemas. Dia melihat adiknya gelisah sejak gempa terjadi beberapa menit yang lalu. “Yuan, kita kembali saja ke kota.” Yuasa menarik tangan Yuan dan mereka berbalik ke arah kota. Gempa kembali terjadi, guncangan yang jauh lebih kuat dari sebelumnya. Yuan terdiam, kekuatan yang begitu kuat dari arah pegunungan membuatnya menoleh dan berlari dengan cepat. “Yuan!” teriak Yuasa. Pemuda dengan rambut keemasan itu berlari mengejar adiknya. Semak-semak belukar menghalangi pandangan Yuasa ke arah Yua
Baca selengkapnya

103. Kristal Perak Yuan

Yuasa memeriksa Yuan yang pingsan di hadapannya. Denyut nadinya lemah dan dia merasakan energi Yuan sangat lemah. “Bagaimana bisa secepatnya ini energinya terkuras?” gumam Yuasa. Dia kembali memberikan energi kepada Yuan. Akan tetapi energi yang diberikan Yuasa seakan tidak berguna sama sekali. “Kenapa bisa begini? Dia memiliki kristal, apa yang salah?” Yuasa kembali mengalirkan energi, dia juga memeriksa setiap sel tubuh Yuan untuk mencari akar permasalahan yang mungkin terlewat. “Sebenarnya apa yang terjadi pada Yuan.”Tanah bergetar dengan suara dentuman saat Aurum mendarat dengan keempat kakinya. Naga keemasan itu menundukkan kepala dan menyenggol wajah Yuan dengan moncongnya. “Kristalnya tidak berfungsi, kristal perak tidak bekerja semestinya. Sepertinya kristal asli Yuan adalah kristal hitam.” Suara Aurum bergema di benak Yuasa. “Dia dulu juga menggunakan kristal perak lalu kenapa sekarang bermasalah?” Yuasa membalas Aurum dalam benaknya.Naga itu merunduk, merendahkan lehe
Baca selengkapnya

104. Hilangnya Rainsword

Silverstone, gempa mengguncang Kerajaan Silverstone hingga menyebabkan kerusakan parah di beberapa wilayah. Banyak penduduk mengungsi karena wilayah rusak parah. “Apa kau yakin Light?” Rainsword berada di hutan dekat desa Redstone di dalam hutan itu terdapat gerbang dimensi. “Mereka bilang ada suara aneh dari hutan, jadi kupikir terjadi sesuatu dengan gerbang dimensi,” balas Light. Mereka berdua berada di depan gerbang dimensi. Kedua pemuda dengan rambut perak pendek berdiri mematung di depan gerbang dimensi. “Apa ada suara?” Rainsword memecah kesunyian dengan sebuah pertanyaan tanpa perlu jawaban. Tidak ada apapun di tempat itu hanya gerbang dimensi yang tertutup rapat.Gempa kembali terjadi, guncangan yang begitu dahsyat sehingga keduanya hampir tersungkur ke tanah. Sayup-sayup terdengar suara aneh dari arah tebing, suara yang bukan seperti suara manusia. “Kak, kau dengar itu?” Light dan Rainsword saling pandang, keduanya berjalan perlahan menuju ke sumber suara. Mereka berdua
Baca selengkapnya

105. Rainsword Terperangkap di Dunia Bawah (1)

Rainsword melepaskan tangan Light. Dia merasakan tubuhnya bebas mengikuti arus yang menariknya kuat. Kedua tangannya melindungi wajah saat benturan-benturan terasa menyakitkan. Pusaran yang menariknya terasa semakin lemah seiring waktu. “Di mana ini?” gimana Rainsword. Tempat itu sangat gelap, tidak terlihat cahaya sedikitpun. Insting Rainsword berjalan dan melepaskan kekuatan air untuk menahan tubuhnya jatuh bebas ke tempat yang tidak diketahui. Rainsword masih mencari tahu di mana dia berada saat ini. Tempat ini bukanlah dunia manusia, sangat berbeda dari atmosfernya. “Ternyata ada juga selain aku yang tidak langsung jatuh.”Suara itu keluar dari seekor kupu-kupu ungu yang terbang mengelilingi Rainsword dengan pendar cahaya ungu berkilau keemasan yang cantik. Kupu-kupu kecil itu bersinar terang dan berubah wujud menjadi seorang wanita cantik dengan rambut ungu. Sepasang sayap transparan seperti kupu-kupu masih terlihat jelas di punggung wanita itu. “Kau?” Rainsword terpesona, di
Baca selengkapnya

106. Rainsword Terperangkap di Dunia Bawah (2)

Rainsword dan Fiona berhasil keluar dari tempat gelap yang ternyata adalah sebuah goa besar yang dijaga banyak prajurit. “Bukankah ini aneh, mereka seharusnya penjahat karena membuat zombie tapi tempat ini justru dijaga prajurit kerajaan.” Fiona menunjuk lambang dan juga warna baju yang sama. Semua prajurit mengenakan seragam tersebut. “Apa prajurit kerajaan juga sudah menjadi zombie?” Rainsword melihat satu persatu prajurit yang ada di depan goa, tak satupun di antara mereka yang telah berubah menjadi zombie. “Benar-benar aneh,” gumam Rainsword. “Sembunyi!” Fiona menarik Rainsword saat dua prajurit melintas di dekat mereka berdua. Keduanya bersembunyi di balik semak belukar, saling berdekatan tanpa suara. Napas mereka pun terdengar begitu jelas. “Rasanya panas sekali, kenapa jantungku berdetak begitu kencang.” Rainsword untuk pertama kalinya terpana melihat seorang wanita. Dia yang selalu dikelilingi dua orang pria cantik benar-benar bagaikan kutukan. Matanya tidak bisa melihat w
Baca selengkapnya

107. Sebuah Janji

“Yuan sudah berada di atas teratai es, tapi suhu badannya masih saja terus meningkat.” Yuasa terlihat panik, dia menyalurkan energi penyembuh kepada Yuan. Rasanya kekuatan penyembuh itu tidak berguna sedikitpun. “Kenapa? Kemampuan penyembuhku menurun separah ini.” Dalam hati Yuasa, dia menginginkan kekuatannya yang dulu kembali. Melihat Yuan saat ini penyesalannya semakin menggerogoti jiwanya. “Kalau saja, kalau saja tidak kutukar kekuatan penyembuh dengan kekuatan bertarung,” batin Yuasa. Suaranya bergema dalam benak dan terdengar jelas oleh Aurum. “Apa kau menyesal sekarang, Yuasa?” Gema suara naga itu terdengar mengagetkan Yuasa saat ini. “Menyesal pun tak ada gunanya. Kekuatanku tidak akan pernah kembali,” balas Yuasa dalam benaknya. “Kau benar, meskipun masih ada cara tapi ….” Ucapan Aurum menggantung. “Tapi?” Yuasa penasaran, dia bahkan menghentikan mengalihkan energi kepada Yuan saat itu. “Lupakan saja,” balas Aurum dalam benak Yuasa. “Yuasa, istirahatlah, biar ayah yan
Baca selengkapnya

108. Bimbang

Yuasa memutuskan untuk terbang bersama Aurum tanpa Rosaline. Ada banyak pertimbangan kenapa Yuasa memilih sendiri. Selain karena dia masih belum bisa percaya kepada Xavier dan meminta Rosaline menjaga adiknya ada hal yang ingin dibicarakan berdua saja dengan Aurum. “Katakan apa ada cara mengembalikan kemampuanku?” Yuasa langsung bertanya. “Apa kau sudah yakin ingin kembali memiliki kekuatan itu, Yuasa?” Aurum bermanuver sembari menunggu jawaban dari Yuasa. “Aurum, awalnya aku senang dengan kekuatanku saat ini. Namun, saat kulihat orang-orang terluka dan tidak bisa menolong rasanya hati kecilku menjerit. Ada lubang besar saat itu, ada sesuatu yang tidak lengkap dalam hidupku.” Yuasa tertunduk, meskipun Aurum tidak bisa melihat wajahnya dia bisa merasakan perasaan Yuasa. “Pikirkan baik-baik. Apa kau siap kehilangan Rosaline? Aturan Red Ruby kau tahu sendiri.” Naga keemasan itu terbang lambat, semakin naik hingga ke atas awan. Membiarkan Yuasa mendinginkan kepalanya dengan dinginnya
Baca selengkapnya

109. Sosok Misterius

“Kak Rosaline!” Yuan menatap Rosaline aneh saat gadis itu kembali mengunjunginya. “Tidak ikut Kak Yuasa?” lanjut Yuan. “Dia ingin sendiri,” balas Rosaline. Gadis berambut merah itu duduk bersandar di bawah salah satu pohon dekat dengan teratai es tempat Yuan berada. Yuan duduk bersila dengan Xavier yang berdiri di samping teratai es. Perlahan-lahan tangan Yuan menyentuh kepalanya. “Apa ada yang sakit?” Xavier yang melihat perubahan ekspresi tenang Yuan mengerutkan kening dan memegang kepala mulai merasa curiga. “Tidak, aku baik-baik saja,” balas Yuan meletakkan kembali tangannya dan tersenyum manis ke arah Xavier. “Syukurlah,” ucap Xavier meskipun dia sadar pangeran di depannya sedang berbohong. Tatapan mata Yuan mulai kabur, sekelebat bayangan kembali muncul. Dia masih menahan rasa sakit di kepalanya. “Kak Xavier, aku haus boleh minta tolong ambilkan minum?” Yuan berusaha mengalihkan perhatian Xavier dengan permintaannya. “Biar saya saja, Pangeran. Tuan Xavier mungkin tidak
Baca selengkapnya

110. Bayangan Mirip Yuan

Sepasang mata hitam sekelam malam, senyuman yang terlihat menawan menghiasi wajah tampan nan cantik. Dia duduk di singgasana dengan sebuah tongkat besar di tangannya. Wajah yang sama persis dengan Yuan. “Itu bukan aku.” Yuan terus menerus mengatakan hal itu dalam hatinya. Namun, mata dan telinganya mendengar seolah dia berada di dalam tubuh sosok yang sama dengannya. “Lihatlah, tubuh ini tidak bisa bertahan lebih lama,” ucap sosok yang menyerupai Yuan. Dia memperlihatkan retakan pada tangannya. Tubuh manusia tidak mungkin retak seperti itu. “Yang Mulia, pasukan istana sudah mencarinya tetapi dia tidak ada di Benua Utara. Ada kemungkinan mereka pergi ke Kediaman Blackdragon. Tempat ini, saya tidak berani mengusik. Keluarga Blackdragon memiliki wilayah sendiri bahkan sebelum istana ini ada. Mereka adalah keluarga penjaga yang disegani.” Pria yang berbicara itu adalah Leiz, raja kegelapan saat ini. Seorang raja kegelapan bahkan membungkuk berhadapan dengan pemuda yang duduk di singgas
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
16
DMCA.com Protection Status