Ayrin merasakan belaian lembut menyentuh wajahnya, dan aroma maskulin yang akrab merayapi hidungnya.Saat kelopak matanya mulai terbuka, pandangannya langsung terfokus pada wajah tampan yang tengah tersenyum di hadapannya.Gadis itu merasa ciuman lembut masih menyisakan getaran di bibir dan sekitar wajahnya."Selamat pagi, Rin," sapa Reygan dengan suara beratnya yang hangat, juga senyum yang melebar di wajah yang terlihat segar dan rapi.Ayrin mengerjapkan matanya beberapa kali, mencoba memastikan bahwa ini bukanlah mimpi. Namun, gadis itu menyadari jika semuanya nyata saat bibir Reygan kembali mendarat di bibirnya. "Pagi," balas Ayrin dengan suara pelan, masih sedikit terkejut dengan perlakuan suaminya. Reygan tidak membiarkan keheningan berlangsung lama, "Sudah waktunya kamu bersiap-siap.""Sudah waktunya mandi, Sayang," kata Reygan sambil menatap Ayrin dengan penuh perhatian. Gadis itu mengernyitkan dahinya, belum terbiasa dengan perhatian seperti ini. Reygan tertawa kecil, seol
Read more