Reygan mendekatkan dirinya pada Ayrin yang masih terlelap, bibirnya mendekati telinga istrinya. "Selamat pagi, Sayang," bisiknya lembut, suaranya seperti melodi hangat yang membangunkan wanita itu dari tidurnya."Pagi," sahut Ayrin dengan suara serak, matanya masih setengah terpejam. Namun, sebelum dia sepenuhnya sadar, Reygan sudah mulai membelai perutnya, sentuhan hangat yang membuatnya mendesah pelan, mencoba menahan keinginan yang mulai timbul."Ini masih pagi, Mas," katanya sambil menahan tangan Reygan dan berbalik menghadapnya.Reygan tersenyum nakal, menatap mata Ayrin dengan penuh keinginan. "Apa bedanya pagi dan malam kalau saya masih menginginkanmu," jawabnya dengan nada menggoda."Tapi kita kan bukan penganti
Read more