All Chapters of Pernikahan Paksa Pengantin Bayangan: Chapter 141 - Chapter 150

172 Chapters

BAB 141 Hubungan yang terlihat baik

“Hubungan kalian baik-baik saja, kan?”Pertanyaan Rayden menghantam Ayrin seperti sebuah pukulan tak terduga. Keresahan yang terpendam seolah meletup-letup dalam dadanya, memenuhi ruangan dengan keheningan yang tegang. Matanya menatap tajam ke arah kakak iparnya, mencari petunjuk dalam ekspresi wajahnya yang tenang.Rayden melanjutkan ucapannya saat melihat betapa tegangnya tubuh Ayrin. "Ah, saya tidak bermaksud apa-apa, Rin," katanya dengan tenang, mencoba menghilangkan kekhawatiran di wajah wanita ituAyrin mencoba menenangkan dirinya. "Iya, Mas. Hubungan kami sudah lebih baik sekarang," balasnya sambil menyembunyikan getar dalam suaranya. Matanya menghindar, mencari-cari sesuatu di sekeliling ruangan untuk menenangkan hatinya.Rayden terdiam cukup lama, se
Read more

BAB 142 Gaun Malam

Ayrin menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir pikiran-pikiran buruk yang mulai merasuk. "Nggak. Mas Rey nggak mungkin melakukannya," katanya pada dirinya sendiri dengan getir. Dia meletakkan foto itu kembali ke tempatnya, mencoba menenangkan diri.Saat Ayrin hendak keluar dari ruang kerja, betapa terkejutnya dia ketika melihat Reygan tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya. "Hai, Sayang," sapa Reygan sambil memeluk tubuh Ayrin dengan erat dan mencium lehernya dengan mesra.Ayrin tersentak, tubuhnya tegang seketika. "Mas bikin kaget, deh," keluhnya sambil berusaha menetralkan detak jantungnya yang berdegup kencang."Sorry," bisiknya dengan lembut. "Habisnya saya panggil-panggil kamu nggak jawab, sih."Ayrin hanya terdiam sa
Read more

BAB 143 Penuh Hasrat

Ayrin berdiri di depan cermin, menatap gaun tidur yang diberikan Reygan yang kini melekat di tubuhnya. Gaun itu begitu indah, terbuat dari bahan yang lembut dan halus, mengalir memeluk tubuhnya dengan lembut. Belahan dadanya sangat rendah, dan tali yang menggantungkan gaun itu di bahu pun amat sangat mudah dilepas. Dia yakin sekali, hanya dengan satu sentuhan saja, gaun yang merangsang itu akan luruh ke lantai. Sebenarnya Ayrin merasa tidak terlalu percaya diri dengan penampilannya. Tetapi kalau dengan begini Reygan tidak akan berpaling. Dia rela menjelma menjadi apa saja. Bahkan sebagai wanita penghibur sekali pun. Asal hanya untuk suaminya.Setelah menyemprotkan parfum favorit Reygan di tubuhnya, Ayrin segera keluar dari kamar mandi. Aroma yang familiar dan membangkitkan gairah itu menyelimuti ruangan,
Read more

BAB 144 Hasrat yang tak pernah terpuaskan

Akhir-akhir ini, Reygan terlihat semakin sibuk dari biasanya. Wajahnya yang tampan terkoyak oleh garis-garis kelelahan, dan matanya tampak letih oleh beban pekerjaan yang semakin bertumpuk. Dan Ayrin merasa kasihan melihat suaminya seperti ini setiap kali dia pulang larut malam."Mau dipijat, Mas?" tawar Ayrin dengan lembut saat Reygan baru saja selesai mandi dan naik ke ranjang. Matanya yang lelah tampak sedikit bersinar mendengar tawaran tersebut."Tapi seluruh badan, ya. Jangan sampai ada yang terlewat," ujar Reygan dengan senyum menggoda, matanya memancarkan kilatan nakal yang masih menyala meski tubuhnya lelah."Jangan bercanda ah, Mas," sahut Ayrin sambil menahan tangan Reygan yang mulai merayap naik ke atas pahanya."Tapi saya menginginkannya, Rin," kata Reygan sa
Read more

BAB 145 Hasrat yang tak pernah puas 2

Reygan mendekatkan dirinya pada Ayrin yang masih terlelap, bibirnya mendekati telinga istrinya. "Selamat pagi, Sayang," bisiknya lembut, suaranya seperti melodi hangat yang membangunkan wanita itu dari tidurnya."Pagi," sahut Ayrin dengan suara serak, matanya masih setengah terpejam. Namun, sebelum dia sepenuhnya sadar, Reygan sudah mulai membelai perutnya, sentuhan hangat yang membuatnya mendesah pelan, mencoba menahan keinginan yang mulai timbul."Ini masih pagi, Mas," katanya sambil menahan tangan Reygan dan berbalik menghadapnya.Reygan tersenyum nakal, menatap mata Ayrin dengan penuh keinginan. "Apa bedanya pagi dan malam kalau saya masih menginginkanmu," jawabnya dengan nada menggoda."Tapi kita kan bukan penganti
Read more

BAB 146 Firasat Buruk

Ayrin merasakan keganjilan demi keganjilan dalam diri suaminya saat tiba-tiba pria itu memintanya untuk menemaninya ke bandara. Padahal selama ini, Reygan tidak pernah melakukannya. Biasanya pria itu hanya akan mengabarinya lewat pesan singkat atau telepon."Temani saya dulu ke bandara ya, Rin," kata Reygan setelah pagi itu mengantarkan anak-anak ke sekolah. Suaranya terdengar lebih serius dari biasanya."Tapi sebentar lagi aku harus bertemu Dokter Vio, Mas. Ada beberapa hal yang mau kami bahas," balas Ayrin dengan lembut, walaupun dalam hatinya dia merasa cemas. Tidak biasanya Reygan meminta ditemani seperti ini."Tolonglah, Rin. Sekali ini saja," pinta Reygan sambil meremas tangan istrinya. Sentuhannya terasa dingin dan cemas, membuat Ayrin semakin khawatir.Ayrin term
Read more

BAB 147 Pertanyaan tanpa jawaban

Ayrin membanting file di tangannya dengan gelisah. Matanya menatap kosong ke arah tumpukan dokumen di mejanya, sementara pikirannya melayang jauh. Sejak mengantar Reygan kemarin, perasaannya selalu tak tenang. Apalagi, selama hampir satu hari ini, suaminya itu belum memberi kabar apa pun padanya."Besok sepertinya saya akan sibuk sekali, Rin. Banyak yang harus saya urus di sini," kata Reygan pada malam sebelumnya melalui sambungan telepon. Suaranya terdengar lelah, namun ada ketegasan yang tidak biasa di nada bicaranya.Ayrin menghela napas panjang, mencoba menenangkan hatinya yang gelisah. Sudah berlebihan kah sikapnya? Kenapa perasaan tak enak ini tak kunjung hilang? Dia sering merasa bahwa kegelisahan ini datang karena dia tidak bisa menemani suaminya dan ikut membantu mengatasi masalah yang dihadapinya.&nb
Read more

BAB 148 Dosa yang menghantui setiap langkah

Reygan belum sempat membuka mulut ketika tiba-tiba Veranda berlutut di depan Ayrin, air mata berderai jatuh di wajahnya yang penuh penyesalan. "Semuanya kesalahan saya, Rin. Tolong jangan libatkan Riska. Dia tidak berdosa," ucapnya dengan terisak, suaranya hampir tenggelam dalam kepedihan.Ayrin menatap kakak sepupunya itu dengan dingin. Rasa muak menyelimuti hatinya melihat wajah wanita yang telah menghancurkan hidupnya. Bagaimana mungkin wanita yang pernah dianggapnya sebagai saudara bisa mengkhianatinya sekejam ini?"Biarkan saya mempertanggung jawabkan semuanya padamu, Rin. Apa pun yang kamu inginkan akan saya lakukan. Kalau pun kamu menginginkan nyawa saya sebagai gantinya, saya akan memberikannya," sambung Veranda dengan berderai air mata, suaranya penuh dengan penyesalan yang mendalam.Ayrin merasakan hatinya
Read more

BAB 149 Hukuman yang harus dijalani

Ayrin kembali ke rumah dengan perasaan hancur lebur, seolah seluruh dunia di sekitarnya runtuh. Sepanjang perjalanan pulang, hatinya dipenuhi oleh rasa sakit yang mencekam. Setiap langkah terasa berat, seolah kakinya terbenam dalam lumpur. Begitu sampai di rumah, dia merasa kosong, seperti sebuah cangkang yang tak bernyawa.Sejak kejadian di rumah sakit, dia berubah menjadi sangat pendiam dan lebih banyak mengurung diri di dalam kamar. Rasanya setiap kenangan yang mengingatkannya pada pengkhianatan Reygan terasa seperti luka yang terus-menerus disiram garam. Rasa sakitnya begitu mendalam hingga terkadang ia berpikir untuk mengakhiri hidupnya, jika saja ia tidak mengingat anak-anaknya yang masih sangat membutuhkannya."Saya ingin menebus kesalahan saya pada Riska, Rin. Biar bagaimanapun juga dia memang tidak be
Read more

BAB 150 Neraka yang tak berujung

Di tengah keheningan rumah, suara tawa ceria Rania memecah suasana. "Papa...!" serunya dengan penuh semangat saat melihat ayahnya sedang duduk di ruang tamu, tenggelam dalam bacaan korannya. Reygan segera menurunkan koran, menangkap tubuh putrinya yang melompat ke arahnya dengan gesit, lalu memeluknya erat penuh kerinduan."Nia kangen banget sama Papa. Kenapa perginya lama banget sih, Pa?" tanya Rania sambil melepaskan diri dan menatap wajah ayahnya dengan mata berbinar."Maafkan Papa ya, Sayang," jawab Reygan sambil meremas pipi anaknya dengan lembut, merasakan kehangatan yang hanya bisa diberikan oleh putrinya. Namun, perlakuan berbeda datang dari Rian. Anak itu menjadi lebih pendiam. Saat melihat ayahnya pulang, dia hanya menyapa sekilas sebelum pergi ke meja makan. 
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status