Keesokan harinya, Daniel bangun seperti biasanya dan menyiapkan sarapan. Meskipun dia membenci bagaimana Agnes memperlakukannya, tapi dia belum bisa pergi sekarang. Selain itu, dia juga sangat percaya diri pada dirinya sendiri. Daniel yakin bahwa Agnes akan menerimanya cepat atau lambat. Setelah sarapan siap, Daniel tak sabar ingin segera naik ke atas dan memanggil Agnes untuk sarapan. Tapi sebelum dia sampai kesana, dia melihat Agnes sudah berjalan melewatinya. "Sayang, kau tidak mau sarapan?" Daniel mengejar Agnes dengan bingung karena dia tidak mengedipkan pandangannya sama sekali. "Tidak bisakah kau bertingkah seperti laki-laki, Arga?" Agnes sangat marah.Rapat umum pemegang saham akan segera dimulai. Tetapi menilai situasinya saat ini, dia sudah kehilangan semua peluangnya untuk bersaing dalam memperebutkan posisi penerus Aditama. Agnes mengatur janji dengan perusahaan Wardoyo hari ini, membujuk mereka agar mau bekerja sama dengannya. Akan tetapi seperti tak ada jalan, setela
Read more