Sekki linglung ketika melihat Daniel meninggalkan paviliun. Semua orang di Kota A tidak ada yang tidak memandang rendah dia. 'Siapa dia? Dia berhasil menjatuhkan perusahaan keluargaku hanya dalam sekejap mata. Orang macam apa dia? Apakah dia menyembunyikan sebuah rahasia?' Getaran hebat melanda Sekki saat dia mengingat apa yang telah Arga lakukan padanya. Dia segera menelepon ayahnya."Sekki, apakah kau sudah tahu siapa orangnya?" Arel bertanya dengan penuh semangat. Semua masalah di perusahaannya telah diselesaikan beberapa waktu yang lalu. Teman-temannya juga menelponnya lagi, berkata bahwa perusahaannya cukup beruntung untuk bisa melarikan diri kali ini."Ayah ..." Sekki menelan kegembiraannya. "Apakah masalah kita sudah selesai sekarang?""Ya. Semuanya kembali normal. Selain itu, perusahaan GY, yang tak pernah memperhatikan kita sebelumnya, menelepon Ayah beberapa waktu yang lalu, bertanya apakah mereka bisa bertemu dengan ayah untuk membicarakan kolaborasi," Arel hampir memeki
Agnes kembali ke rumah pada jam delapan malam. Karena Aura akan tinggal bersamanya, jadi dia memutuskan untuk pulang lebih awal dari biasanya. Bau makanan yang memabukkan tercium di udara begitu dia membuka pintu. Gelombang rasa bersalah melanda Agnes karena dia salah paham akan maksud Arga. Mulai sekarang dia berjanji akan membuang prasangka buruk terhadap Arga. "Baunya sangat enak," Agnes memuji. Dia melirik ke ruang tamu serta melihat Aura sedang duduk di sofa sambil menonton TV dan mengunyah makanan ringan. Sementara Daniel ada di dapur, memasak dengan celemeknya. Aroma makanan yang lezat melayang keluar, memenuhi seluruh ruangan di villa. Agnes menghela napas dan mulai merenungkan keputusan yang telah di ambilnya tadi sore. Menghilangkan sebercik prasangka buruk memungkinkan dia untuk melihat Arga dari sudut yang berbeda— seorang pria, yang dia anggap tidak berguna, sekarang terlihat baik di matanya.'Jika Arga mau berubah, maka aku akan bersedia menerimanya secara perlahan,'
Perusahaan mana yang memiliki kemampuan untuk mempekerjakan pria berbakat seperti dia? Sebuah ide tiba-tiba muncul pada Daniel ketika dia melihat Agnes. "Sayang, bagaimana jika aku bekerja di perusahaanmu saja?" "Tidak!" Aura menjawab sebelum Agnes bisa menjawab. "Tidak mungkin kau akan bekerja keras di perusahaan kakakku. Kau pasti akan bermalas-malasan di tempat kerja. Apa yang membuatmu berpikir jika kakakku akan setuju mempekerjakanmu?" 'Arga tidak cocok untuk apapun. Yang bisa dia lakukan hanyalah makan dan tidur sepanjang hari. Mempekerjakannya hanya akan merusak produktivitas dan margin keuntungan perusahaan saja. Kakakku sudah cukup melaluinya!' pikir Aura meremehkan. Namun, Aura sangat kecewa, ketika Agnes menyetujuinya. "Tidak masalah!" Agnes mengangguk, memikirkan posisi yang cocok untuknya. Agnes senang bahwa Arga setuju untuk bekerja meskipun dia pastinya akan sangat merepotkan. "Kau bisa bekerja di perusahaanku untuk beberapa waktu kedepan selama aku menyelesaikan
Sikap Aura membuat Daniel bingung. Dia sudah bertemu berbagai jenis wanita dalam hidupnya, tetapi tidak ada satupun yang pernah dia mengerti apa yang ada di dalam pikiran rumit mereka. Meskipun Aura memilih untuk tidak menjawab pertanyaannya, Daniel tidak berencana untuk menanyakannya langsung pada Agnes. Daniel mengeluarkan ponsel khusus miliknya dan mengetikkan serangkaian kode yang tidak bisa dipahami oleh orang-orang. Hanya beberapa detik halaman baru muncul, halaman itu berisi sejarah keluarga Aditama. Dahinya berkerut saat dia membaca informasi itu.Perusahaan milik Keluarga Aditama khususnya bergerak di bidang konstruksi. Namun, mereka juga memiliki sebuah bar, katering, dan merek pakaian. Perusahaan mereka terlibat dalam berbagai bisnis, berinvestasi, di setiap industri yang memiliki potensi untuk berkembang.Laporan keuangan perusahaan mengungkapkan bahwa bisnis keluarga Aditama telah mengalami penurunan yang stabil selama tiga tahun terakhir karena investasi yang salah. Ole
Markas besar keluarga Aditama terletak di CBD, Kota A, yang dikelilingi oleh gedung perkantoran bertingkat tinggi.Agnes mengerucutkan bibirnya dan mengemudi dalam diam. Wajah cantiknya tegang karena gugup. Dia seperti orang linglung dan hampir menggores mobil orang di jalanan. Merasakan hal itu Daniel mencoba untuk meringankan suasana, tapi sepertinya tidak ada yang bisa menenangkan Agnes. Karena itu, Daniel menyerah dan menopang dagunya di telapak tangannya, menatap jalanan di mana kendaraan melaju melewati mereka selama jam sibuk. Setengah jam kemudian, mobil berhenti di tempat parkir bawah tanah sebuah gedung perkantoran CBD. Agnes memejamkan mata dan mendesah lelah. Meski napasnya samar, Daniel masih bisa mendengarnya."Sayang, ini hanya rapat umum pemegang saham. Jangan terlalu gugup."Daniel sudah mempersiapkan diri dengan baik untuk kesempatan ini. Agnes akan menjadi penerus keluarga Aditama terlepas dari apa yang terjadi. "Hanya rapat umum pemegang saham katamu?" Agnes mel
Pria itu berusia sekitar dua puluhan. Dia mengenakan setelan biru tua dan sepatu kulit mengkilap. Senyum jahat di wajahnya membuatnya terlihat seperti bajingan yang halus. Agnes juga berbalik. Wajahnya memerah saat melihat pria itu. "Jaga lidahmu, Sam!" Kata-kata Agnes membuat Daniel tersenyum. Dia mengerti bahwa pria itu adalah anggota keluarga Aditama dan juga pesaing Agnes. Daniel takut Agnes tidak senang dengannya jika dia menyerang pesaingnya. Perilaku Sam membuatnya mengerti bahwa tidak semua orang di keluarga Aditama seperti Agnes dan Aura. "Apa? Apa aku salah bicara? Bukankah dia memang anjing matrilokal?" Sam tertawa terbahak-bahak, tetapi matanya berkilat kebencian.Sam adalah satu-satunya kandidat yang memenuhi syarat, kemungkinan besar dialah yang akan menjadi penerus keluarga Aditama. Sam tak pernah menyangka jika Arga memenangkan balapan itu dan mendapatkan kontrak dari keluarga Wardoyo untuk Agnes. Dia adalah pesaing terbesarnya sekarang. Sam tak bisa menerima kenya
Agnes menatap Daniel dengan simpatik. Hidupnya berubah menjadi lebih buruk dalam semalam. Orang tua Arga meninggal, Arga yang dulunya seorang tuan muda dari keluarga kaya serta berkuasa, kini berubah menjadi pecundang yang tidak memiliki apa-apa. Orang-orang yang dulu menghormati Arga mulai memandang rendah dirinya. Semuanya terjadi dalam sekejap mata. Jika kakeknya tidak menemukan Arga dan membawanya kembali ke kota A saat itu, mungkin dia sudah meninggal sejak lama. Tapi kehancuran keluarga Pratama masih menjadi misteri. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi pada mereka sebenarnya. "Pergilah temui Kakek." Agnes berbalik dan berjalan menuju ruang pertemuan, mempersiapkan dirinya untuk pertempuran. "Tuan Arga, silakan masuk." Bara membuka pintu dan membawa Daniel masuk. Seorang lelaki tua sedang duduk di depan meja, sambil membaca buku. Made tampak seperti berusia tujuh puluhan. Rambut abu-abunya disisir rapi, dan mata tajamnya tertuju pada buku. Mendengar suara langkah kaki, dia m
Blug!Daniel segera menepuk punggung Made dengan lembut, dan hembusan kekuatan internalnya memancar dari telapak tangannya serta bergabung ke dalam tubuh Made. Saat itu, dia merasakan racun di tubuhnya mulai bekerja lagi. Wajah pucat Made kembali normal setelah kekuatan internal Daniel memasuki tubuhnya. Dia mengambil napas dalam-dalam dan langsung merasa lebih baik. "Dari mana kau belajar gerakan ini? Aku merasa jauh lebih baik sekarang setelah kau menepukku." Made memandang Daniel dengan kagum.Dia yakin kesehatannya dalam bahaya beberapa waktu yang lalu. Selama kasus seperti ini, maka Bara akan memberinya obat-obatan. Ada keajaiban di tangan Daniel—satu sentuhannya bisa memulihkan kesehatan Made. "Aku membaca teknik ini di dalam sebuah buku. Tidak masalah selama Anda baik-baik saja, Kakek!"Daniel merasakan ada sesuatu yang menghentikan kekuatan internalnya saat memasuki tubuh Made. Untungnya, dengan cepat dia menarik sebagian dari kekuatan internalnya, dan itulah alasan yang te