Home / Pernikahan / SUGAR DADDY TERAKHIRKU / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of SUGAR DADDY TERAKHIRKU: Chapter 21 - Chapter 30

433 Chapters

Aku Punya Mimpi Dulu

“Ini! Aku menemukannya di sini! Terlihat jelas!”Dex dengan tergesa membawa laptopnya kepada Evelyn. Menunjukkan foto yang ditemukannya. Evelyn juga melakukan hal yang sama tapi Dex yang lebih dulu menemukannya. Foto pria yang menyerang Dex.Mereka sudah melapor ke polisi, tapi tentu sulit untuk membuat tuntutan karena tidak tahu identitas dari siapa yang melukai Dex.“Ini yang paling jelas.” Evelyn setuju. Iya tadi menemukan beberapa foto, tapi hanya tampak samping dan belakang. Foto yang ditemukan Dex itu lebih jelas. Pria itu berdiri sambil menatap ke depan, berjajar bersama tamu lain.“Dia bukan sedang menatap Dad, tapi jalang itu!” desis Evelyn dengan jijik, saat menyadari arah pandangan mata dalam foto itu. Mae masih ada di dekat peti mati ayahnya.“Sepertinya dia pria Mae.” Dex kini yakin.“Memang akan jalang sampai kapanpun. Berani sekali betina itu membawa pria saat pemakaman suaminya?! Lebih dari menjijikan!” Evelyn mencela sambil menggelengkan kepala. Tidak habis pikir.“La
Read more

Akan Aku Usahakan

“Kami sudah mencoba apapun, tapi tanpa transplantasi itu, tidak ada yang bisa dilakukan lagi. Komplikasinya sudah terlalu buruk.” Dokter Faraday menggeleng dengan murung.Mae bukan belum pernah mendengar hal itu, tapi rasanya sama saja. Seperti ada yang mengikat lehernya—sesak. Putus ada yang menghimpit sampai membuatnya sulit bernapas. Apalagi ditambah pembicaraan kalau keadaan ginjal Daisy yang memburuk, rasa mencekik itu semakin nyata.“Apa tidak ada yang bisa dilakukan untuk mempercepat perolehan donornya? Saya tidak bisa melihat Daisy terus seperti itu.” Mae hanya melihat, tapi Daisy yang menjalaninya, pasti lebih buruk. Hati Mae terasa tertusuk setiap kali harus membayangkan Daisy menanggung rasa sakit dengan tubuhnya yang kurus itu.Dokter Faraday tampak mengusap dagu, berpikir keras. “Ada tapi mungkin tidak akan murah.”Dokter Faraday menunduk dan berbisik di telinga Mae, berhati-hati agar tidak ada yang mendengar. “Aku biasanya tidak akan menyarankan hal ini karena bisa dikat
Read more

Aku Tidak Suka Kau Bercanda Tentang Itu

“Did you miss her? Kita baru pergi empat hari. Kau terlihat terlalu suram.” Ian menggoda saat melihat Ash memeriksa ponselnya. “Aku sedang memeriksa apakah ada sinyal atau tidak. jadi diamlah!” desis Ash. “Sama saja. Kau membutuhkan sinyal karena berharap ada pesan masuk atau panggilan bukan? Apa itu namanya kalau bukan rindu?” Ian menyenggol bahu Ash.“Apa kau ingin mati?!” desis Ash. “Oh, maaf…maaf.” Ian menyadari kesalahannya. Ash bukan sedang terlalu sensitif dan marah hanya karena godaan itu. Tapi senggolan bahu Ian itu baru saja menggeser moncong senapan laras panjang yang telah disiapkan Ash. “Maaf.” Ian sekali lagi meminta maaf, saat Ash menghela napas dan harus memperbaiki posisi senapan itu, agar terarah pada sasaran. Untuk menghindari pandangan mata Ash yang tajam, Ian dengan sukarela memperbaiki alat kamuflase yang menutupi mereka berdua saat ini. Terpal jaring berwarna kecoklatan dengan aneka dedaunan berwarna cokelat yang menyaru dengan bebatuan tandus di sekitar
Read more

Aku Bersalah?

“Kenapa polisi…” Dean berhenti bertanya, karena sudah membaca isi surat itu. Tertulis jelas.Surat itu panggilan untuk Ash, dan terancam menjadi tersangka penganiayaan. Buktinya tidak kuat, karena itu Ash tidak langsung menjadi tersangka, tapi ia tetap akan diinterogasi. Kalau Ash tidak memenuhi panggilan itu, maka mereka akan membawanya dengan paksa.“Omong kosong apa ini?!” Dean mendesis sambil meremas surat itu dengan wajah memerah.“Bagaimana mungkin masalah seperti ini malah muncul pada saat krusial seperti ini?!”Brad tidak berani berkomentar, hanya menunduk saat Dean menahan umpatannya sambil menggertakkan rahang.“Kau urus ini. Jangan sampai ada yang tahu,” kata Dean, setelah bisa sedikit menenangkan diri.Brad mengangguk. “Tentu, Sir.”“Dan panggil Ash. Aku ingin tahu apa alasannya berbuat kebodohan semacam ini!” Dean tentu tidak akan melepaskan begitu saja. Masalah ini akan menjadi buruk kalau dibiarkan.“Maaf, Sir. Tapi Mr. Cooper Jr. sedang tidak ada di Inggris. Ia sedang
Read more

Aku Tidak Bersalah

“Aku tidak akan menjawab pertanyaan apapun.” Mae duduk dan menurut sejak tadi, tapi tidak akan menjawab pertanyaan polisi dengan sembarangan. Ia tidak sangat bodoh dalam urusan hukum.“Kau harus menjawab!” Polisi yang bernama Darwin itu menggebrak meja—jengkel karena sejak tadi tidak mengalami kemajuan.Sudah hampir dua jam Mae dibawa ke ruang interogasi yang suram abu-abu itu, tapi belum sedikitpun memberikan info.“Sejak kapan menjadi wajib? Aku tidak merasa ingin menjawab, dan itu hak bukan?” Mae membalas dengan tenang. Hal yang memperlihatkan perasaan Mae saat ini adalah tangan.Wajahnya terlihat datar, tapi tangannya amat merah, karena sejak tadi ia meremas keduanya tanpa henti. Mae sebenarnya panik tentu. Ia tidak mengira kedua anak setan itu bisa mewujudkan ancamannya secepat ini. Baru hampir seminggu ia meninggalkan Bakewell.“Kau akan disini lama kalau kau terus seperti ini!” sergah Darwin.“Apa kau akan membebaskanku kalau aku menjawab?” Mae bertanya dengan sinis.“Ya, itu
Read more

Aku Tidak Akan Berterima Kasih

“Mr. Cooper, saya tahu Anda sudah melihat saya!” Brad berseru. Berusaha mengejar karena tentu langkah kaki Ash jauh lebih cepat.Ash masih berpura-pura tidak mendengar, dan terus maju.“Kau tidak akan bisa menghindar selamanya. Dia akan terus mengejar meski kau kabur ke ujung dunia.” Ian yang menyusul di sampingnya, mengingatkan keahlian Brad yang utama. Menemukan Ash.“Ck!” Ash akhirnya berhenti berjalan. “Terima kasih.” Brad ikut berhenti dengan napas terengah. Berterima kasih karena Ash tidak membuatnya berlari jauh. Tentu ia akan tetap kalah kalau Ash berlari sekuat tenaga.“Ada apa?” tanya Ash, dengan ketus.“Sir Cooper ingin bertemu Anda,” kata Brad.“Aku tahu itu! Tapi ada apa?” Kehadiran Brad untuk menjemput sudah pasti atau suruhan ayahnya, Ash tidak perlu keterangan semacam itu.“Akan lebih baik Kalau anda bicara sendiri pada beliau.” Brad tersenyum pahit saat mengatakannya.Ian menyambar bahu Ash dan berbisik. “Jangan mengindikasikan aku tahu tentang apa yang kau lakukan,
Read more

Aku Terpaksa Memanggilmu!

Ash mengernyit, rumahnya terlalu sepi, padahal seharusnya Mae ada di dalam. Pintu depan tidak terkunci, dan gerbang rumahnya juga terbuka tadi. “Mae?” Ash mengetuk pintu kamar Mae, bisa jadi ia tertidur, tapi kemudian Ash juga sadar kalau pintu itu tidak terkunci. Ash membuka dan keadaan normal. Ada sedikit berantakan, lipstik terjatuh. Ash mengambil dan mengembalikannya bersama make up yang lain di meja. Tapi hal itu tidak menjawab pertanyaannya dimana Mae berada. “Mae?!” Ash memanggil sedikit lebih keras, ke halaman belakang dan samping, yang mana tidak memperlihatkan apapun. Area luar rumah tua itu tidak tersentuh oleh apapun. Mae tidak mungkin tersembunyi di antara rumput tinggi, karena tidak mungkin ada hal yang bisa dilakukan di sana. Ash mengangkat kedua tangan, sambil memejamkan mata, mencoba berpikir logis. Mae tidak ada di rumah, yang menjadi masalah mobilnya masih ada di garasi. Ash melihatnya tadi saat memarkir mobilnya sendiri. Sementara sedikit mustahil kalau Mae p
Read more

Aku Tidak Mau Mengaku

“Sedikit saja, Mae. Sekali saja.” Hubert sedang memohon pada Mae agar mereka tidur bersama. Sekali saja, sebagai balas jasa. Hubert tergila-gila pada tubuh Mae memang. Lebih dari yang lain, krena itu ia sampai rela berhutang untuk mendapatkannya. Diantara semua pria mantan Mae, mungkin hanya Hubert yang sampai saat ini masih terus berhalusinasi dan menganggap Mae kekasihnya. Hubert tidak menerima keputusan Mae yang meninggalkannya. Tapi memang Hubert tidak suka membuat masalah, dan menjauh saat Mae menikah lagi. “Aku sudah mengatakan padamu bukan? Kau sebut lagi hal itu, maka aku akan meminta polisi mengusirmu. Aku tidak peduli apakah aku akan ada di dalam penjara selamanya, yang pasti aku akan membuangmu selamanya juga!” Mae menegaskan. Ia tahu kelemahan Hubert. Pria itu mudah menurut asalkan Mae meminta dengan sedikit keras. “Oke… Oke. Jangan begitu.” Hubert menyerah sambil tertawa masam, dan membuka tas yang dibawanya. “Aku sudah membaca berkas kasus milikmu, dan buruk sekal
Read more

Aku Membenci Jenis Sepertimu

Dulu Ash memproyeksikan seluruh kebencian yang dipunyainya, hanya kepada Dean, tapi semenjak mendengar Mae menyebut dirinya melakukan kebiasaannya mencari uang itu semenjak umur delapan belas—tanpa sekalipun mengenal pria dalam keadaan wajar, Ash mempunyai objek baru untuk dibenci, yaitu semua pria yang telah bersama Mae.Ash tidak akan memaafkan pria manapun yang bersama Mae—kecuali yang sudah mati. Mereka yang telah membuat Mae menjadi seperti itu. Membuat Mae merasa perlu untuk membuka baju dan mencumbu, saat memerlukan uang. Pria tua hidung belang yang dengan sangat sadar memanfaatkan gadis muda untuk kepuasan adalah setan dalam bentuk lain, dan saat ini, pria seperti itu ada dalam genggaman tangannya. Datang sendiri tanpa harus dicari.“Kau babi busuk!” desis Ash.“Jangan! Jangan! Jangan! Apa yang kau lakukan? Aku mohon lepaskan!” Ian tentu saja dilanda kepanikan luar biasa, dan menarik punggung Ash, beserta tangannya, karena wajah Hubert semakin berwarna ungu—kesulitan bernapa
Read more

Aku yang Akan Menjamin

Ian menyambar dokumen itu dari tangan Ash, dan memeriksanya sendiri, kurang percaya. “Ini gila! Pembunuhan berencana ini terlalu berat. Aku bahkan tidak yakin ayahmu bisa menolongnya.” Ian berbisik lagi—agar Hubert tidak mendengar. Ash masih belum bereaksi, sama sekali tidak menyangka masalahnya akan sebesar ini. Setelah tahu Mae ada di kantor polisi. Ash berharap hanya masalah kesalahpahaman, bukan pembunuhan besar. “Kemarikan.” Hubert meminta dokumen itu lagi karena memang masih diperlukan. “Kenapa kau yang membawa berkas ini?” tanya Ash. Sejak tadi belum paham apa peran Hubert dalam masalah ini. “Aku kekasih…” Hubert diam dan menelan ludah. Membatalkan jawaban itu karena tangan Ash sudah bergerak naik lagi—ditahan oleh Ian, sebelum sampai ke lehernya. “Aku pengacaranya. Mae meminta bantuanku untuk membelanya dalam kasus ini.” Hubert menjelaskan sisanya dengan jujur. “Babi mesum sepertimu rupanya juga bisa menjadi pengacara? Mengejutkan!” Bukan hanya memakai lidah, Ash menanda
Read more
PREV
123456
...
44
DMCA.com Protection Status