“Oh? It’s you! Kau wanita yang itu.” Amy menunjuk Mae dengan sangat jelas begitu melihatnya, dan tentu saja otaknya seperti Rowena, yang mengingat detail yang tidak diinginkan Mae.“Kau pernah bertemu dengannya?” Rowena yang baru saja melepas mantel Amy, tampak heran. Bahkan Dean yang sibuk menjawab telepon melirik dengan tertarik.“Kau masih bersama Ash? Ash membuatmu menangis dan kau masih mau bersamanya?” Amy mengabaikan pertanyaan ibunya, dan menyebut Mae bodoh meski tidak langsung. Ia mengkritik keputusannya masih bersama Ash, meski sudah menangis begitu rupa. Amy hanya tahu Ash menyakitinya.“Aku tidak membuatnya menangis!” Ash menarik telinga Amy dengan main-main.“Tapi memang begitu. Ash hanya menang di wajah saja.”“Amy!” Ash mendesis sambil melotot, sementara Amy hanya meleletkan lidah, tapi kemudian menghambur memeluk Ash.“Kau datang!” serunya, dengan girang. Meski sempat mencela, Amy tentu menanti kedatangan Ash sebenarnya.“You’re really great. Congratulations.” (Kau heb
Last Updated : 2024-05-17 Read more