Rika mengerti arti tatapan Satya. “Kamu bertemu dengan tante Raisa di panti?” tanya Satya pada Dinda dengan kening mengernyit hingga kedua alisnya menyatu. “Iya, Pah. Katanya, dia teman Papa. Benar begitu ‘kan? Dia juga meminta nomor ponselku, katanya kapan-kapan dia akan mengajakku main,” sahut Dinda ringan.“Oh, begitu. Iya, dia teman Papa. Hanya saja, Papa nggak terlalu dekat dengannya. Jadi, kamu nggak perlu dekat dengannya. Papa nggak terlalu mengenalnya.” Satya menatap Dinda mengintimidasi, seakan mengatakan kalau dia tidak suka kalau Dinda dekat dengan Raisa.“Aneh, taddi Tante Raisa bilang dia mengenal oma dan opa. Kenapa, Papa bilang nggak terlalu mengenalnya?” protes Dinda merasa ada yang disembunyikan Satya.“Anehnya di mana? Tentu saja banyak yang mengenal oma dan opa, Sayang. Itu karena mereka pengusaha,” Satya beralasan, sambil menghela nafas berharap Dinda percaya dan mengerti. “Oh, iya juga ya,” sahut Dinda dengan raut wajah seperti berpikir.“Sekarang, istirahatlah. B
Baca selengkapnya