All Chapters of Suami Berondongku Ternyata CEO Billionaire: Chapter 61 - Chapter 70

163 Chapters

BAB 61 That Person isn't You!

Di tengah perjalanan pulang, Aliesha tak lagi membahas soal rencana kakeknya. Dia menganggap itu hanya sebatas omong kosong untuk menakutinya.Lelaki setua itu tega sekali menghancurkan keluarganya.Kini dia dengan merasa tak bersalah sama sekali."Siapa yang menyangka kalau kamu semudah itu goyah dengan pendirianmu?" Noah tampak gelisah dengan keputusan Aliesha yang begitu mudah setuju."Noah, aku tidak punya pilihan lagi selain setuju. Aku tidak mau keluargaku kena teror terus. Lebih baik aku mengikuti saja apa mau kakekmu.""Dengan menikahi Benedict? Yang benar saja kamu, Aliesha!" Noah yang menyetir mobil untuk mengantar Aliesha pulang, menambah kecepatannya."Apa salahnya? Sebelumnya kami memang berencana untuk ke jenjang yang lebih serius, bukan?" Aliesha bersikukuh dengan pendirian. Baginya entah Noah atau Benedict itu akan sama saja. Keduanya sama-sama tidak berkata jujur dan berniat untuk menuruti perintah kakeknya memb
Read more

BAB 62 Malam Rindu

"Tuan, maaf. Sepertinya Nona Aliesha tidak berkenan untuk melanjutkan ini..." Noah tak bisa menceritakan secara langsung apa alasan yang sebenarnya.Tuan Martin yang sedang hilang ingatan tentu akan sulit menerima dan mencerna.Tidak mungkin dia berkata kalau dia adalah cucu dari musuh besarnya dan ia diutus untuk membalas dendam, lalu benar-benar jatuh hati setelah menikahi Aliesha. Jelas nanti Tuan Martin akan memutus hubungan persahabatan baru yang dibuat dengan Noah."Lho memangnya apa kurangmu? Kamu ganteng, tidak diragukan lagi. Kamu bahkan pantas jadi ayahnya si kembar. Warna mata kalian sama, agak biru-biru gitu..." Tuan Martin beralasan dan sepertinya itu memang benar."Kamu punya pekerjaan dan kupikir itu sudah cukup untuk membuktikan kalau nanti kamu bisa bertanggung jawab dengan istri dan anak-anakmu." Analisa Tuan Martin masih berlanjut."Tuan, Nona Aliesha sudah punya pilihannya sendiri yang jelas saya jauh darinya. Saya sebenarnya...
Read more

BAB 63 Sentuhan Langit

Badan Aliesha hampir merasa kejang karena kepiawaian Noah dalam memainkan jemarinya. "Noah, kumohon..." iringan suara Aliesha sesekali keluar. Sekuat apa pertahananmu, Aliesha. Tunjukkan padaku! Noah menantangnya. Lama kelamaan, wanita itu harus mengakui kekalahannya dan menyerah saat itu juga. Bahkan sekarang Aliesha-lah yang memulai berinisiatif. Tanpa perlu diceritakan lagi, Noah sudah hafal dengan kemauan wanita cantik itu di luar kepala. Keduanya menyalurkan perasaan yang bercampur baur antara dendam, benci, marah, kesal serta rindu dan cinta yang terpendam lama. Sesudah sentuhan yang terjadi karena campur tangan langit itu, Aliesha sedikit membuat jarak. Seolah setelah dia kenyang, dia sadar apa yang telah dia lakukan. Tubuhnya menggeliat merasakan panas namun hatinya masih terasa ngilu dan dingin. "Aliesha..." Noah mencoba memeluknya dari belakang. Meski Aliesha sebegitu merindukan lelaki in
Read more

BAB 64 Tawanan Hati

"Ke mana Aliesha, kenapa tidak ikut makan malam?" Kakeknya bertanya pada Benedict yang terlihat sendirian saat di meja makan. Semua cucu-cucu dan anaknya hadir di meja panjang itu, seperti malam-malam sebelumnya. Keluarga mereka memiliki tradisi untuk makan malam bersama di akhir pekan. Noah yang duduk di ujung meja hanya bisa makan dengan setenang mungkin. Dia tak menunjukkan eskpresi apa-apa. Sang kakek sempat melirik namun akhirnya pura-pura bertanya pada kedua anaknya, Papa Noah dan Benedict. "Are you okay?" Ricky yang selalu duduk bersebelahan memastikan keadaan Noah baik-baik saja. Dia mengangguk. Tak lama kemudian, sosok yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Semua mata tertuju pada Aliesha yang tampil menawan dengan balutan baju berwarna putih. Benedict membukakan kursi untuknya dan menatakannya kembali saat dia duduk. "Terima kasih." Ucap Aliesha lirih. Hati Noah seperti terkena goresan pisau. Menyaksikan Aliesha bergabung di meja makan namun duduk di samping sepupuny
Read more

BAB 65 Butuh Cinta

Akankah selamanya hari mendung seperti beberapa hari sebelumnya? Warna langit yang ditunggunya sejak tadi tak kunjung beruhah."Ambilkan aku cokelat hangat, Aliesha!" Setelah bekerja di kamar menggunakan laptop kantor, Ben menyuruh istrinya untuk menyiapkan minuman favoritnya.Wanita berleher jenjang itu bangkit dari tempat duduknya di dekat jendela lalu berangsur keluar kamar.Tatapannya masih sayu karena sudah hampir tiga hari dia tak berkunjung ke rumah. Aliesha tak berani meminta izin pada suaminya karena terang-terangan Ben melarang untuk pulang ke rumahnya."Ini." Sekitar sepuluh menit kemudian, barulah Aliesha kembali ke kamar tidurnya membawa satu mug cokelat panas yang dibawanya dari dapur."Panas sekali! Aku minta cokelat hangat. Kenapa kamu bawa saat masih panas begini?" Suara keluhan itu hampir dia dengar setiap hari.Bayangan tentang romantisnya rumah tangga yang akan mereka bina nampaknya tak akan menjadi nyata.Menyesal? Tentu saja Aliesha merasakannya. Tapi, dia tak pu
Read more

BAB 66 Cinta Beku

Nama yang terucap bukanlah namanya. Benedict belum mengantuk, jadi dia bisa yakin kalau nama yang dingengungkan oleh Aliesha adalah nama sepupunya. Ben serta merta menjauhi tubuh Aliesha, merasa telah dibohongi oleh wanita yang telah mencuri hatinya."Noah..." Tangan Aliesha mencari-cari lengan yang tadinya menghangatkan tubuhnya.Entah sekarang sudah berada di mana. Tempat di sebelahnya kosong dan terasa dingin.Rupanya Ben keluar dari kamarnya lalu bertemu tak sengaja dengan Noah yang baru saja sampai dari bandara.Tangannya masih membawa koper dan jaket terselip di lengan kanannya."Kenapa pulang jam segini?" Diliriknya jam dinding yang sudah menunjukkan waktu lewat jam 12 malam."Delay." Itu saja jawaban Noah dan terus melangkah dengan kopernya."Jangan tidur dulu, aku mau bicara!" Semenjak Ben menjalankan misi mendekati Aliesha, kedekatan persaudaraan mereka telah lenyap. Dulu sebelum ini, keduanya seper
Read more

BAB 67 Kejutan untuk Aliesha

"Mengapa Kakek membawa mereka ke sini?" Tentu Noah merasa janggal dengan apa yang dilakukan kakeknya terhadap dua bayi yang masih tak punya dosa itu."Aku hanya ingin membuat Aliesha betah berada di sini. Jadi, aku mengambil mereka. Ini yang membuat Aliesha merasa sedih terus dan terlihat murung setiap kali dia kembali dari menjenguk keluarganya." Kata Kakeknya penuh dengan kebajikan.Apa iya? Noah masih meragukan apa yang sebenarnya ada dalam benak lelaki tua itu."Dan kamu tahu, anak-anak ini sangat nakal. Seharian mereka hanya menangis dan minum susu. Hehehe... aku ingat waktu kamu kecil dulu. Nakalnya juga seperti ini." Ucapnya lalu meninggalkan Noah sendirian dengan mereka.Jangan-jangan kakeknya tahu soal anak ini...Tangis mereka pecah lagi. Sepertinya mereka lapar?Babysitter segera menyiapkan satu botol susu untuk mereka masing-masing. Tak lama kemudian tangisnya terhenti.Noah memandangi keduanya yang sekarang s
Read more

BAB 68 Still Love You

Pengakuan Noah membuat Aliesha tak mampu berkata-kata. Apa maksudnya dia mengatakan hal itu pada saat siatuasinya sudah seperti ini. Aliesha jelas tak mungkin lagi bisa dia miliki. Harusnya Noah sadar dengan hal itu. Pengakuan yang mengejutkan dirinya. Kalau tidak digenggamnya dengan erat, anaknya yang digendong bisa saja terjatuh. "Noah, aku... Kupikir apa yang dikatakan Kakek adalah hal yang terbaik untukmu. Sudah saatnya kamu mencari pendamping dan menata hidupmu." Itu saja yang sekarang bisa Aliesha katakan pada lelaki muda di sampingnya. "Jadi, kamu setuju kalau aku menjalin hubungan dengan keluarga relasi Kakekku?" Noah mendekat pada Aliesha. Sekarang dia sudah meletakkan bayinya ke ranjang. Tak tahu apakah kalimat yang diucapkan Aliesha sudah cukup jelas atau belum sebenarnya. Hatinya sudah menutup pintu dari Noah. "Kalau aku tidak setuju, memangnya apa kamu akan menurutiku? Menurutku itu hal yang sia-sia, Noah. Aku sudah tidak ada kaitannya dengan kamu lagi." Kata Aliesh
Read more

BAB 69 Digantung!

"Aliesha! Kamu tidak apa-apa?" Noah cepat berlari membantu Aliesha untuk mengumpulkan pecahan-pecahan gelas yang berserakan.Karena tergesa-gesa, salah satu pecahan kecil itu mengenai jari telunjuknya. Kulitnya terkelupas dan mengeluarkan darah.Untuk menghentikan tetesan darah yang tak kunjung berhenti, Noah menarik tangannya lalu memasukkannya ke dalam mulut."No-ah?" Aliesha tak kuasa menahan sakit di jarinya."Diamlah dulu!" Noah berusaha untuk menghentikan darah itu."Sakiiit..." Aliesha memandangi jarinya yang kini masih di mulut Noah.Kedua pasang mata itu saling menatap satu sama lain. Seolah saling berbicara dengan kata-kata tak berbunyi yang mereka sendiri pahami. Aliesha terlihat menahan air matanya."Noah, berhentilah..." Ricky menyuruhnya untuk melepaskan jari itu. Jarak antara mereka berdua terlalu dekat layaknya sepasang kekasih yang terjerat magnet dan Ricky merasa kurang nyaman melihar keduanya seintim itu."Noah, lepaskan jari Aliesha sekarang juga!" Nada bicaranya
Read more

BAB 70 Misteri Passcode

Tak terasa sudah menjelang malam hari namun suaminya tak juga kunjung kembali.Ke mana perginya Benedict setelah senja tadi berpamitan untuk keluar sebentar? Nyatanya dia sudah pergi lebih dari enam jam."Suamimu belum kembali juga?" Kakeknya bertanya pada Aliesha yang sibuk menata gambar untuk pekerjaan besok.Sinar wajahnya meredup. Hatinya gelisah seolah-olah dia sedang menahan sesuatu."Belum, Kek. Katanya tadi keluar ada perlu." Seru Aliesha masih berkutat dengan kertas-kertas rencana desainnya. Sesekali dia mengecek apakah letak stop kontak dalam rancangannya sudah benar-benar sesuai dengan kondisi real di rumah apa belum."Katakan padanya untuk segera pulang. Aku mau bicara dengannya." Kakeknya berlalu menuju ke ruang kerjanya di dekat ruang makan."Baik, Kek. Akan segera saya kabari dia." Aliesha memainkan jemarinya untuk mengirimkan pesan pada suaminya setelah dua kali menelpon tak juga ada jawaban."Ke mana dia malam-malam begini?" Aliesha bergumam sendirian. Sulit sekali me
Read more
PREV
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status