Badan Aliesha hampir merasa kejang karena kepiawaian Noah dalam memainkan jemarinya. "Noah, kumohon..." iringan suara Aliesha sesekali keluar. Sekuat apa pertahananmu, Aliesha. Tunjukkan padaku! Noah menantangnya. Lama kelamaan, wanita itu harus mengakui kekalahannya dan menyerah saat itu juga. Bahkan sekarang Aliesha-lah yang memulai berinisiatif. Tanpa perlu diceritakan lagi, Noah sudah hafal dengan kemauan wanita cantik itu di luar kepala. Keduanya menyalurkan perasaan yang bercampur baur antara dendam, benci, marah, kesal serta rindu dan cinta yang terpendam lama. Sesudah sentuhan yang terjadi karena campur tangan langit itu, Aliesha sedikit membuat jarak. Seolah setelah dia kenyang, dia sadar apa yang telah dia lakukan. Tubuhnya menggeliat merasakan panas namun hatinya masih terasa ngilu dan dingin. "Aliesha..." Noah mencoba memeluknya dari belakang. Meski Aliesha sebegitu merindukan lelaki in
Read more