"Tunggu, tunggu, aku ke situ sekarang juga!" kata Sena."Sena! Jangan sampai kamu ketahuan oleh bawahannya!" ujar Nadia memperingatkan dengan gelisah.Sena pun mulai mengomel lagi di telepon, "Ternyata si Gio sabar banget, ya!""Selama lima tahun ini, dialah yang membersihkan rumput liar di makammu! Kenapa dia masih segigih ini?""Maaf, ini semua salahku sudah menyeretmu," ujar Nadia."Ya ampun, aku 'kan cuma komentar! Lagi pula, dia juga nggak mungkin tahu aku menghubungimu, 'kan?" sahut Sena dengan nada jahil.Nadia pun tertawa kecil, lalu berkata, "Nanti akan kukirimkan alamat rumahku. Kita ngobrol lagi pas udah ketemu, ya.""Oke."Telepon pun ditutup.Begitu Nadia membuka pintu, suara tawa Mona langsung terdengar olehnya.Nadia refleks ikut tersenyum. Dia menatap Mona yang sedang bersenang-senang di ruang tamu, lalu menyapa anak itu, "Mona, Ibu pulang."Mona pun refleks menoleh ke arah sumber suara. Begitu melihat Nadia, Mona langsung menjatuhkan boneka yang sedang dia pegang dan b
Terakhir Diperbarui : 2024-02-07 Baca selengkapnya