Semua Bab CEO Itu Mantan Ketua Osisku: Bab 31 - Bab 40

92 Bab

Bab 31

Nara mengakhiri kegiatannya saat ini dan buru-buru ingin pergi menemui Lia. Untungnya Agas tidak mempermasalahkannya dan bahkan sampai mengantar Nara ke rumah sakit."Mbak Lia kenapa—" Setelah berlari ke ruangan tempat Lia dirawat, Nara baru membuka pintu dan hendak memasuki bangsal. Tapi ucapannya terhenti saat dia melihat kehadiran orang yang tidak dia harapkan."Kenapa Mas Adam ada di sini?" tanya Nara dengan nada dingin sambil melirik perempuan di belakang Adam yang notabene selingkuhannya.Adam tidak menjawabnya. Raut wajahnya tampak muram. Ada ketegangan yang sangat terasa di ruangan ini. Selain kehadiran dua orang tidak diinginkan. Nara juga melihat ada Pak Aldi di samping Lia.Nara berjalan maju mendekat kepada Lia. "Mbak Lia, kenapa bisa sampai seperti ini?""Nara tolong bantu mbak usir dua orang tidak tahu malu ini," ucap Lia dengan ekspresi datar tanpa melihat ke arah orang yang dia maksud.Namun Nara mengerti siapa yang Lia maksud. Karena itu dia menoleh ke arah Adam dan
Baca selengkapnya

Bab 32

Nara dan Aldi terkesiap, langsung menoleh dan mendapati Riri yang notabene istrinya Agas tiba-tiba di hadapan mereka.Aldi seperti sudah terbiasa dengan situasi ini, melangkah maju dan menanggapi Riri dengan tenang. "Maaf, Bu. Tadi kami hanya saling menyapa sebentar. Apa Ibu sedang mencari Pak Agas?""Sudah jelas kan? Mana mungkin saya mencari kamu!" balas Riri dengan kasar.Nara sedikit tidak suka dengan cara bicaranya namun Aldi masih tampak tenang tanpa merasa tersinggung."Pak Agas sedang memiliki tamu di dalam, Bu. Jika tidak mendesak mungkin Ibu bisa menunggu sebentar," kata Aldi sambil menunjukkan arah ke ruang tunggu."Ada tamu? Siapa? Laki-laki atau perempuan?" tanya Riri penuh selidik."Laki-laki kok Bu." "Lama enggak?" tanya Riri lagi."Saya kurang tahu, Bu. Baru masuk sepuluh menit yang lalu," jawab Aldi.Riri tampaknya tidak mau menunggu karena itu dia tidak pergi ke ruang tunggu seperti yang disarankan Aldi."Kalau begitu minta Agas buat telepon saya langsung setelah ta
Baca selengkapnya

Bab 33

"Tante Indah, apa kabar?" Ervan langsung menyapa dengan sopan pada ibu dari Agas ini."Baik-baik. Kamu juga sehat kan?" tanya Tante Indah."Sehat kok, Tante," jawab Ervan dengan santun.Kemudian Ervan mengalihkan pandangannya kepada Nara untuk menyapa, "Nara, apa kabar?"Sebelum Nara sempat menjawabnya, Tante Indah memotong lebih dulu. "Loh, ternyata kamu kenal dengan Nara ya?""Nara itu temen SMP aku, tante. Satu angkatan sama aku dan Agas."Tante Indah tampak terkejut dengan ucapan Ervan langsung memandang Nara bertanya, "Beneran itu, Nara?""Iya tante. Kita memang pernah satu sekolah," jawab Nara."Oh begitu ternyata," kata Tante Indah sambil mengangguk-angguk paham."Nara, kebetulan banget gue ketemu sama lo di sini," kata Ervan yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu."Emang ada apa?" tanya Nara penasaran."Ada acara reunian SMP. Lo ikut ya," kata Ervan langsung ke intinya."Reuni? Kapan?" tanya Nara."Lusa. Lo dateng ya, nanti gue shareloc alamatnya ke nomor lo," bujuk Ervan. "S
Baca selengkapnya

Bab 34

"Mimpi aja lo jadi orang," semprot Ervan pada David yang tadi mengaku-ngaku kalau dirinyalah orang yang disukai Nara.Sementara Nara hanya bisa tersenyum melihat kelakuan David. Memang sejak dulu David seringkali begitu. Jadi Nara sama sekali tidak marah ataupun tersinggung."Emangnya kenapa? Gue kan cuma coba-coba. Siapa tahu kan bener?" ujar David tidak merasa kalau dirinya salah."Udah-udah. Balik ke intinya. Jadi Nara, ada gak yang kamu sukai di sini?" tanya Ervan mengungkit tantangan yang harus Nara lakukan.Nara kembali merasa gugup sampai dia menggigit bibirnya sedikit. "Kalau dilihat dari ekspresinya sih kayaknya ada di sini?" tebak Ervan yang membuat Nara agak jengkel karena Ervan terus-terusan memancingnya.Nara menahan rasa kesal. Matanya terpejam sejenak lalu membuka matanya kembali memandang ke arah Ervan.Tiba-tiba terbesit sebuah ide di benaknya. Nara menatap Ervan dengan senyum misterius."Oke, gue bakalan jujur," kata Nara dengan nada suara seakan serius. "Ervan, gue
Baca selengkapnya

Bab 35

"Nadia! Yang sopan kamu sama kakak kamu. Jangan langsung manggil nama kayak gitu!" tegur Tante Indah.Ternyata perempuan yang tadi berteriak pada Agas itu adiknya. "Iya deh. Mas Agas. Siapa perempuan ini? Kenapa kamu datang bareng dia, Mas? Bukannya sama Mbak Riri?" tanya Nadia penuh selidik.Meski yang ditodong pertanyaan itu Agas tetapi Nara merasa tidak enak sendiri. "Teman." Agas menjawab singkat, tidak peduli dengan amarah Nadia."Yakin cuman teman? Bukan selingkuhan?" sindir Nadia sembari melirik Nara."Omong kosong apa!" ujar Agas dengan marah. "Terus kenapa Mas bawa pulang dia ke sini?" balas Nadia tidak ada takut-takutnya saat menghadapi wajah garang Agas. "Gak percaya aku kalau dia cuman teman. Lagian emangnya Mas Agas punya temen perempuan?"Tante Indah yang melihat kedua anaknya berdebat segera menengahi. "Sudah cukup! Kalian gak malu sama tamu?""Tamu apa sih, Ma? Mas Agas bawa selingkuhannya ke sini kok mama malah tenang-tenang aja. Mentang-mentang mama enggak suka sa
Baca selengkapnya

Bab 36

Tembakan terakhir dari Agas masih saja gagal. Mengundang tawa yang tidak bisa ditahan dari Nara.Perempuan itu tidak pernah mengira kalau Agas yang dia kenal cerdas dalam banyak hal ternyata tidak bisa menembak target secara tepat."Yah, papa kok payah banget sih," keluh Bima yang kesal karena papanya tidak bisa mendapatkan boneka yang dia inginkan.Agas sedikit malu karena tiga tembakannya gagal mengenai boneka yang dia incar. Dia hanya memperoleh satu boneka kecil."Maaf Bima. Papa coba sekali lagi ya," ucap Agas membujuk anaknya."Gak usahlah. Nanti gagal lagi kan malu," balas Bima masih ngambek."Biar tante aja yang main ya Bima," usul Nara yang langsung diangguki Bima.Nara langsung mengambil alih tugas Agas untuk mendapatkan boneka yang Bima idamkan.Dengan wajah serius Nara melihat ke arah target yang terus bergerak ke kiri lalu balik lagi ke kanan.Saking seriusnya sampai Nara tidak berkedip. Kemudian setelah selesai mengira-ngira timing yang tepat, Nara langsung melepaskan te
Baca selengkapnya

Bab 37

"Eh, Mas Aldi. Kirain siapa," kata Nara yang terkejut dengan kedatangan Aldi."Emang kamu ngarepin siapa, Nara?" tanya Aldi penasaran.Nara tidak mungkin menjawab kalau dirinya sedang menunggu Agas. Jadi hanya berkata, "Temenku. Katanya mau jemput."Aldi mengangguk-angguk paham lalu bertanya, "Lia ada di dalem?""Iya. Masuk aja Mas," jawab Nara sambil memberikan ruang untuk Aldi bisa masuk.Setelah Aldi masuk, Nara menutup pintu dulu lalu mengikuti Aldi di belakangnya. "Mbak Lia, lihat siapa yang datang nih." Nara berteriak dari belakang ketika melihat Lia yang sedang fokus dengan ponselnya.Mendengar suara Nara, Lia pun mengangkat kepalanya dan melihat ke sumber suara. Matanya langsung melotot saat melihat kehadiran Aldi."Kamu kok ada di sini?!" ujar Lia setengah berteriak."Mau ketemu sama kamu," kata Aldi dengan senyumannya.Lia mendelik ke arah Nara seolah bertanya pada Nara kenapa membia
Baca selengkapnya

Bab 38

"Aduh kaget. Kenapa sih tiba-tiba bicara di belakang saya?" kata Nara pada Agas yang tiba-tiba ada di dekatnya."Maaf kalau saya bikin kamu kaget. Saya cuman heran aja kamu lagi nyariin siapa?" kata Agas sambil tersenyum maaf."Saya lagi nyariin istri kamu, Gas. Kok gak ada? Bukannya hari ini kan ulang tahun anaknya. Kenapa dia tidak ada di sini?" tanya Nara yang tidak bisa menahan rasa penasarannya.Ekspresi Agas sontak berubah menjadi suram kala Nara menanyakan soal istrinya. Dari raut wajahnya, Nara bisa menebak kalau Agas tampaknya enggan membahas soal istrinya itu."Dia ada urusan." Agas tetap menjawabnya walau tidak menjelaskan banyak.Nara sendiri tidak memaksa untuk bertanya lebih lanjut. Bahkan sekarang dia agak menyesali kenapa dia menanyakan hal itu pada Agas. Keduanya terdiam dalam pikiran masing-masing. Sampai Agas memecahkan keheningan di antara mereka."Makasih ya kamu sudah mau dateng ke acara ulang tahu
Baca selengkapnya

Bab 39

Nara dan Agas membeku selama beberapa detik sampai akhirnya saling memalingkan muka. Dengan seluruh wajah mereka yang sudah seperti kepiting rebus.Suasana mereka berubah jadi canggung. Saling menghindari tatapan masing-masing dan juga tidak ada yang mau membuka suara.Keheningan itu akhirnya pecah karena Bima bicara. "Pa, Bima ngantuk," ucapnya sambil melemparkan tubuhnya sendiri ke pelukan Agas."Ya sudah, mending kita tidur aja. Sudah malam juga," kata Agas pada Nara.Keduanya meninggalkan halaman depan villa yang luas lalu memasuki villa. Nara diberikan kamar di lantai dua sedangkan Agas dan Bima, mereka tidur bersama di kamar sebelahnya."Selamat malam."Keduanya saling memberikan salam sebelum memasuki kamar masing-masing.Tidak tahu Agas bagaimana, tetapi yang jelas Nara sama sekali tidak bisa tidur. Tidak setelah ciuman tidak sengajanya tadi dengan Agas.Sepanjang malam, Nara hanya membolak-balikkan badan, seperti tidak nyaman dengan posisi tidurnya. Padahal yang sebenarnya,
Baca selengkapnya

Bab 40

Dua kali ditampar. Siapa yang tidak kesal?"Dasar cewek murahan. Lo berani-beraninya ya godain suami gue," hardik Riri, yang Nara kenal sebagai istri Agas."Saya sama sekali tidak menggoda suami Ibu," ujar Nara."Alah, kalau bukan godain, apalagi namanya buat cewek yang sering ketemuan sama suami orang bahkan sampai diajak ke villa."Nara sedikit tercengang karena Riri ternyata mengetahui tentang hal itu."Diam kan lu! Ngerasa ya?!" Keterdiaman Nara sudah pasti membuat Riri semakin lancar menghujatnya. "Lo pikir gue gak tahu sama kelakuan lo selama ini sudah sering jalan sama suami dan anak gue."Nara merasa tersinggung dengan ucapan Riri. Dia mengakui kalau selama ini mungkin dirinya terlalu dekat dengan Agas tetapi dia tidak ada maksud menggodanya sama sekali. Kenapa Riri menuduhnya seolah-olah dia perempuan tidak benar yang berniat merebut suaminya."Jangan ngomong sembarangan, Bu. Hubungan saya dengan Agas tidak lebi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
10
DMCA.com Protection Status