All Chapters of Perjalanan Balas Dendam Termanis: Chapter 211 - Chapter 220

309 Chapters

Bab 211 Lintah Darat

Pada malam harinya, tepatnya ketika akan makan malam ...."Nak, tadi kamu habis dari mall, 'kan?" tanya Rosmala dengan antusias.Sontak, Endrick yang tengah memegang air minum yang baru ia tuangkan itu pun menjawab. "Iya, Ma. Memangnya kenapa?"Dengan santai, Endrick lanjut meneguk air minum yang ada di gelas dalam genggaman tangannya. "Kamu sudah dengar berita pagi ini, belum?" tanyanya lagi.Endrick yang belum cek ponsel dan juga belum menonton berita apapun membuatnya bingung. 'Memangnya ada berita apalagi yang membuat Mama tampak antusias?' Itulah yang ada dalam pikiran Endrick saat itu.Setelah meneguk air minum, ia pun duduk di meja makannya sembari mendengarkan Rosmala berbicara."Belum. Memangnya ada berita apa?""Katanya ada petugas keamanan yang hilang begitu saja tanpa jejak.""Petugas keamanan hilang?" ucap Endrick dengan salah satu alis terangkat ke atas.Endrick merasa heran karena sebelumnya ia melihat semua petugas keamanan di sana dan sama sekali belum ada kabar hila
Read more

Bab 212 Biar Mama Saja

Esok harinya. "Nak, kamu mau pergi ke mana hari ini?""Menemui Zsalsya, Ma.""Nak, sebaiknya kamu jangan dulu menemui calon istri kamu," kata Rosmala dengan wajah khawatir.Berhubung 3 hari lagi mereka akan menikah, Rosmala berpikir bahwa sebaiknya keduanya untuk tidak bertemu dahulu."Kenapa, Ma? Persiapan untuk pernikahan 'kan belum semua!" jelas Endrick.Rosmala mendekat. "Kalau mau kerja, kamu fokus kerja saja. Untuk urusan persiapan pernikahan, biar Mama saja yang mengurus semuanya.""Tapi aku juga harus ke tempat fitting baju pengantin, Ma.""Biar Mama saja yang menemani Zsalsya. Baju buat pengantin pria tidak merepotkan seperti perempuan, 'kan? Jadi bisa urus masing-masing dahulu.""Mama di rumah saja.""Di rumah juga tidak ada kegiatan penting. Lebih baik Mama pergi menemani Zsalsya, sekaligus Mama juga mau belanja sesuatu buat persiapan nanti."Endrick merasa tidak enak karena dirinya tahu bahwa keadaan di luar kadang membahayakan. Ia sebagai laki-laki bisa menjaga, tetapi j
Read more

Bab 213 Calon Mertua Baik

Priyatna melihat ke pintu rumah. Tetapi, pintu rumah itu terus ditutup. Bahkan, ketika ia menekan bel pintu dengan ketukan pun masih tak kunjung dibuka."Apa di rumah ini tidak ada orang sama sekali? Tapi ... aku mendengar suara berisik kemarin," gumamnya. Kala itu, sebagai sopir yang menjadi kepercayaan Endrick menjadi bingung. Ia berpikir sejenak, antara harus tetap menunggu Zsalsya di sana atau pergi menyusul Zsalsya yang mana pikirnya mungkin saja calon istri Endrick itu sedang tidak di rumahnya.Setelah beberapa saat berpikir, ia pun memasuki mobil, menyalakannya, lalu tancap gas pergi dari sana."Mungkin saja Non Zsalsya ada di rumah sakit itu," gumamnya. Ia sudah menduga demikian karena sebelumnya Zsalsya pergi ke rumah sakit.Sementara itu, Zsalsya tengah menikmati bubur ayam yang sedikit demi sedikit masuk ke mulutnya. Namun tatapannya kosong. Tampak sekali bahwa ia sedang melakukan sesuatu di dalam pikirannya."Bagaimana, ya? Apa sebaiknya aku telepon saja?" batin Zsalsya.
Read more

Bab 214 Alasan Kebohongan

Setelah mendapat kejelasan mengenai hal itu. Zsalsya tidak lagi memikirkan mengenai pernikahannya. Pikirannya teralihkan pada Mariana yang katanya akan menjemput. Sehingga, dengan cepat ia menghabiskan bubur ayamnya. Lalu, membayarnya kepada penjual tersebut."Kenapa cepat sekali? Apa pacarmu menjemput?" tanya penjual itu yang baru kenal tetapi tampak sangat ingin tahu mengenai Zsalsya.Zsalsya tidak menjawab banyak, ia hanya berbicara seperlunya saja. "Tidak, kok," jawabnya sembari tersenyum tipis.Kemudian, Zsalsya mengayunkan langkah kakinya dari sana menuju rumah sakit dengan berjalan kaki. Ia pikir bahwa jarak dari sana menuju rumah sakit tidak terlalu jauh, sehingga hanya akan membuang-buang pengeluaran saja jika naik angkutan umum.Terlebih lagi, saat itu sedang tidak ada taksi ataupun angkutan umum yang lewat. Sedangkan dirinya harus segera sampai di rumah sakit sana."Ada apa, ya, tiba-tiba Mamanya datang untuk menjemput? Apa ada sesuatu hal yang sangat penting?" gumam Zsalsy
Read more

Bab 215 Akhirnya Mengerti

"Kenapa kamu berbohong sama Papa?" tanya Firman yang geram dengan cara Zsalsya menyembunyikan sesuatu dari dirinya.Ketika itu, Firman tidak tahu jika Zsalsya sangat mengkhawatirkan kondisinya. Ia tidak mau jika Firman terus menerus sakit bahkan terpikirkan akan persiapan pernikahannya yang belum selesai hingga membuat kesehatannya kembali menurun. Sedangkan Zsalsya hanya ingin agar Firman segera sembuh, supaya bisa hadir di acara pernikahannya nanti."Pa, aku tidak bermaksud membohongi Papa. Tapi--...."Belum selesai Zsalsya bicara, Firman langsung memotong kalimatnya. "Tapi apa? Kenapa kamu harus berbohong segala?!" balas Firman dengan nada ketus karena kesal kepada Anaknya yang berbohong."Dengarkan dulu penjelasan aku, Pa!" ujar Zsalsya. Ia mengangkat wajahnya dan mulai memberanikan diri menatap Firman meski malu.Namun, kini ia tahu dan sadar betul bahwa alasannya berbohong demi kebaikan Firman itu sendiri."Ya sudah, jelaskan!"Zsalsya terdiam sejenak, ia mengambil nafas beberap
Read more

Bab 216 Ketika Rindu Melanda

"Kita berangkat sekarang!" ajaknya."Oh, ya!"Priyatna yang kala itu dalam keadaan bingung pun kemudian bertanya. "Nyonya, saya bagaimana? Apa Non Zsalsya biar di mobil dengan saya saja?" Namun, karena saat itu Rosmala pun membawa mobil, sehingga ia pun memilih untuk menyetir mobilnya sendiri saja."Biar dengan saya saja. Kamu juga di belakang dengan mobil yang kamu kemudikan.""Baik, Nyonya."Walaupun sebenarnya lebih nyaman jika mereka pergi bersama-sama dalam satu mobil, tetapi jika Rosmala memilih untuk menyetir sendiri tanpa sopir, Priyatna yang merupakan sebagai sopir pun tidak bisa berbuat apapun lagi selain menurut saja dengan keinginan Rosmala.Tanpa berkomentar, Zsalsya memasuki mobil Rosmala, begitu pula dengan Rosmala. Dan Priyatna -- sopir Endrick pun memasuki mobil, ia menyalakan mesin mobil dan tinggal tancap gas pergi mengikuti mobil Rosmala.Sementara di tempat lain, kejadian yang aneh membuat semua orang bertanya-tanya. Terutama pemilik mall yang mulai mempertanyaka
Read more

Bab 217 Tidak Menyadari Sesuatu

Selesai fitting baju pengantin, kini Rosmala pergi dari sana untuk kemudian ke toko yang lain. Keduanya menaiki mobil, sedangkan Priyatna yang menunggu di mobil pun siap tancap gas lagi."Kita akan pergi ke mana lagi setelah ini?" tanya Zsalsya yang merasa penasaran.Zsalsya berani terbuka dengan menanyakan banyak pertanyaan kepada wanita itu karena memang Rosmala sendiri yang terbuka kepada calon menantunya tersebut. Sehingga, hal itulah yang membuat Zsalsya merasa nyaman seperti kepada Ibu sendiri. Padahal, kenyataannya Zsalsya belum benar-benar mengenal calon mertuanya."Ke toko kecantikan. Mama mau beli sesuatu. Kamu antar Mama masuk ke toko itu, ya!" ajaknya seraya menatap wajah Zsalsya yang sedang menggunakan sabuk pengaman mobil.Zsalsya menoleh sembari mengangguk samar. Rosmala yang melihat wajah Zsalsya yang tampak tidak yakin pun kemudian berbicara. "Pokoknya Mama tidak mau mendengar penolakan kamu nanti!" kata Rosmala sembari tersenyum tipis.Sembari memarkirkan mobil, Ros
Read more

Bab 218 Saling Menunggu

Priyatna yang hanya ikut dengan mereka tanpa melakukan pekerjaan apapun itu membuatnya merasa bosan. Tetapi, karena ini sudah menjadi bagian dari pekerjaannya, ia tidak bisa menolaknya.Rosmala dan Zsalsya memasuki mobil itu kembali. Kali ini Zsalsya tidak bertanya akan pergi ke mana lagi. Tetapi ...."Ma, semua barangnya ditaruh di belakang saja, ya?"Rosmala mengangguk. "Iya di sana saja.""Oh ya, kamu mau makan apa?" tanya Rosmala.Rupanya belanja telah selesai. Namun, Zsalsya masih terlihat melamun. Seperti banyak memikirkan sesuatu yang sangat membebani pikirannya."Zsa! Kamu memikirkan apa?" tanya Rosmala."Tidak ada, Ma."Rosmala tersenyum. "Kamu jangan memikirkan apapun soal persiapan pernikahan. Tenang saja, biar Mama yang urus semuanya." Ia menjulurkan tangannya kepada Zsalsya, lalu mengelus pundak -- berusaha menenangkan calon menantunya.Zsalsya membalas senyuman itu.Rosmala membelokkan mobilnya. Ia pergi ke sebuah restoran mahal yang ada di pinggir jalan. "Kamu sudah pe
Read more

Bab 219 Di Balik Jeruji Besi

"Menurutmu di mana kalau tidak ada di sana?" tanya Kyora kepada anak buah Rejho yang terus bersamanya. Ia meminta pendapatnya karena tidak menemukan keberadaan Rejho bersama para petugas keamanan mall."Bagaimana kalau kita coba pergi ke kantor polisi!" kata anak buah Rejho.Kyora yang berpikir dan merasa masuk akal, karena kemungkinan mereka dibawa ke pihak berwajib pun membuatnya tidak menunda lagi.Setelah sebelumnya bingung dan memilih diam sejenak sembari mengatur rencana. Kini Kyora mulai menjalankan rencananya kembali. Walau ada banyak sekali ketakutan dalam dada yang selalu ia sembunyikan. Ia takut jika kedoknya sampai terbongkar.Wanita itu segera menyalakan mesin mobil dan langsung tancap gas pergi. Kecepatan kemudinya pun dipercepat. Dengan begitu, tak perlu waktu lama, ia pun sampai di depan kantor polisi."Kamu tunggu di sini!" perintah Kyora."Baik!"Kyora berjalan cepat menuju kantor polisi. Ia datang dan langsung berbicara kepada penjaga lapas yang berkeliaran di sana
Read more

Bab 220 Teman Lama

"Bisa-bisanya dia mengancamku seperti itu!" umpat Kyora dalam batinnya. Namun, Kyora menyeringai. Ia mencari cara agar dirinya jangan sampai ikut terbawa ke dalam jeruji besi yang menyesakkan itu. Waktu terus berjalan. Makan di restoran telah usai, tetapi demi sang Ayah, Zsalsya memberikan diri untuk mengatakan sesuatu kepada Rosmala."Ma, kalau mampir sebentar di restoran bebek tidak apa-apa, 'kan?" tanya Zsalsya dengan agak ragu. Terdengar jelas dari suaranya yang seolah tidak yakin bahwa Rosmala akan menyanggupi keinginannya tersebut."Kamu mau daging bebek? Harusnya tadi kamu bilang sama Mama, supaya kita makan di sana saja. Mama juga suka, kok, makan bebek," sahut Rosmala.Ternyata tidak seperti yang dipikirkan Zsalsya. Rosmala malah setuju-setuju saja dan tampak tidak keberatan sama sekali. Hanya saja Zsalsya yang terlalu banyak ragu dalam hidup, membuatnya kadang sulit dalam mengambil keputusan. Tetapi, ia pun berusaha memaksakan dirinya agar keputusan itu tetap dibuat."Jadi
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
31
DMCA.com Protection Status