Semua Bab Pembalasan sang Menantu Tertindas: Bab 1141 - Bab 1150

1271 Bab

Bab 1141

Yoga masih kebingungan. Dia memanggil dengan ragu-ragu, "Tuan Bimo?"Tak disangka, Bimo benar-benar merespons. Dia berujar dengan santai, "Lanjutkan saja, itu bukan urusanku."Yoga bertanya, "Gimana caranya keluar dari sini?""Memangnya kamu mau ke mana?" balas Bimo.Yoga menjawab dengan tegas, "Tentu saja keluar dari dunia ilusi ini!"Bimo menimpali, "Kalian sebenarnya sudah keluar. Saat Aditya dan Regan menghilang, kalian langsung meninggalkan dunia ilusi."Ekspresi Yoga agak berubah, bercampur antara kaget dan bingung. Dia pun bertanya lagi, "Kalau begitu, kenapa kami masih ada di sini dan bukannya kembali ke gua?" "Itu mungkin hadiah kecil dari mereka untukmu. Biar kalian bisa hemat tenaga dan pergi dengan mudah," jawab Bimo.Yoga memaki, "Dasar! Kenapa kamu nggak kasih tahu lebih awal? Kalau begitu, Winola yang ada di depanku ini ....""Ya, dia orang nyata," jawab Bimo singkat."Kamu ...." Yoga langsung terdiam dengan ekspresi canggung. Dia tak kuasa melirik Winola. Ada perasaan
Baca selengkapnya

Bab 1142

Winola memungut sebuah ponsel dari tanah. Tak salah lagi, itu milik Yoga. Ponsel itu pasti terjatuh ketika mereka berguling-guling tadi.Saat ini, hati Winola dipenuhi rasa malu dan penghinaan. Barulah dia menyadari bahwa pria tadi sebenarnya bukanlah seseorang dari dunia ilusi. Yang lebih parah lagi, dirinya juga tidak berada dalam dunia ilusi. Semua yang terjadi tadi nyata.Winola mengepalkan tangannya erat-erat. Tubuhnya bergetar hebat karena marah. Pandangannya lagi-lagi tertuju pada noda merah yang tertinggal di lantai.Saat ini, pikirannya seolah-olah dihantam. Semua menjadi jelas dalam sekejap dan membuatnya merasa hancur.Winola sontak memaki, "Yoga, dasar bajingan! Kamu membohongiku!"Winola menarik napas dalam-dalam dan berusaha keras untuk mengendalikan amarahnya. Pada akhirnya, dia hanya bisa pergi dari tempat itu.Setelah beberapa waktu berjalan, Winola akhirnya menemukan jalan raya. Dia menghentikan sebuah mobil dan kembali ke rumah Keluarga Bramasta.Sesampainya di rumah
Baca selengkapnya

Bab 1143

Ini benar-benar luar biasa dan mengejutkan. Yoga bertanya, "Tuan Bimo, kalian sama-sama hidup di masa 1.000 tahun yang lalu. Bisakah kamu memberiku petunjuk tentang mereka?"Namun, Bimo terlihat sedikit tidak senang. Dia membalas, "Apa hubungannya denganku?"Yoga mendesaknya, "Dasar licik, kamu pasti tahu sesuatu. Cepat beri tahu aku!""Aku nggak tahu apa-apa," balas Bimo.Yoga mengejek, "Jangan-jangan mereka pernah mengalahkanmu dan bikin kamu malu, jadi kamu nggak mau membicarakannya?"Bimo langsung berseru, "Omong kosong. Aku ini tak tertandingi di dunia ini. Nggak ada yang bisa mengalahkanku!"Yoga bertanya lagi, "Yakin? Kamu pikir aku nggak bisa merasakan kalau kamu lagi bohong?"Bimo terdiam beberapa saat. Akhirnya, dia menghela napas panjang sebelum menjawab, "Ya sudah. Dua orang itu memang agak misterius. Mereka datang menemuiku di masa lalu cuma untuk satu hal.""Mereka memberiku sebuah kitab dan bilang bahwa di masa depan, itu akan menyelamatkan nyawaku. Benar saja saat aku t
Baca selengkapnya

Bab 1144

Dalam sekejap, semua orang di ruangan itu mulai berbicara. Wajah mereka dipenuhi dengan senyum menjilat. Dalam waktu singkat, sikap mereka terhadap Yoga langsung berubah total.Seperti itulah rencana mereka, memanfaatkan situasi untuk memegang kendali atas Yoga agar dia bekerja untuk Keluarga Bramasta.Yoga mencemooh dengan dingin, "Hmph! Kalian pikir kalian siapa? Masalahku dengan Winola, apa hubungannya sama kalian? Konyol banget!"Yoga sama sekali tidak peduli dan segera berbalik untuk pergi. Mau mengancam dirinya dengan cara ini? Lucu sekali!Tepat saat itu, suara seseorang terdengar dari pintu. "Kalau masalah itu ada hubungannya denganku, berarti itu bisa diselesaikan sesuai keinginanku, 'kan?"Winola melangkah masuk ke ruang tamu dengan langkah tenang. Wajahnya masih membawa jejak amarah, meskipun belum meledak sepenuhnya. Kali ini, dia datang untuk berbicara dengan Yoga dan menyelesaikan semuanya."Eh ... kenapa kamu datang?" tanya Yoga. Matanya membelalak karena terkejut.Winol
Baca selengkapnya

Bab 1145

"Aku juga kira semua itu cuma ilusi belaka," tambah Yoga dengan santai.Winola mendengus sinis sebelum bertanya, "Ilusi? Bahkan jika itu ilusi, apa kamu sama sekali nggak curiga?"Yoga membalas, "Kalau begitu, memangnya kamu curiga?"Winola sontak memaki, "Dasar bajingan! Kamu sudah menghancurkan kehormatanku dan sekarang malah bertanya balik padaku?""Memangnya kehormatanku nggak dihancurkan olehmu? Ini jelas salah dua-duanya!" ucap Yoga.Mata Winola membelalak karena tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Kini, dia memandang Yoga dengan penuh amarah. Salah dua-duanya? Apa itu bisa dijadikan alasan? Yoga benar-benar pria berengsek.Saat itu, Ayu datang dengan nampan berisi camilan. Dia berbicara sambil tersenyum lembut, "Aduh, aku nggak tahu apakah camilan ini sesuai dengan seleramu. Cobalah dulu!""Makasih, Bibi," balas Winola yang mencoba menahan amarahnya. Dia tidak ingin melibatkan Ayu dalam situasi ini.Namun, Ayu langsung bertanya dengan antusias, "Jangan salahkan
Baca selengkapnya

Bab 1146

Kabar ini menyebar hampir ke seluruh dunia bela diri kuno, bahkan melibatkan Bimo. Yoga yang awalnya ingin menjelaskan, akhirnya hanya bisa tersenyum getir.Yoga yang tak berdaya pun bertanya, "Kalian datang ke sini cuma untuk membahas ini?""Apa itu masih kurang?" balas Wenny dengan kesal. Raut wajahnya penuh amarah. Kejadian ini sudah hampir mengguncang seluruh lapisan atas dunia.Wenny menambahkan, "Ini menyangkut nadi naga Daruna. Mana boleh dianggap main-main?""Kenapa kamu marah-marah? Apa nggak bisa dibicarakan baik-baik?" tanya Hilda. Dia mendekati Yoga dan menggandeng lengannya dengan penuh perhatian, lalu berujar, "Jangan dimasukkan ke hati, dia cuma lagi nggak enak badan. Kamu pasti paham."Di sisi lain, Yoga kehabisan kata-kata. Apa yang dia pahami? Apakah maksudnya Wenny sedang datang bulan?Wenny yang mendengar perkataan Hilda langsung memandangnya dengan kesal. Dia memarahi, "Waktu datang ke sini, sikapmu nggak begini lho!"Hilda malah membalas, "Apa urusannya denganmu?"
Baca selengkapnya

Bab 1147

Yoga berujar dengan kesal, "Mereka nggak akan bisa menemukan nadi naga, apalagi harta rahasia itu. Kenapa kamu nggak mengerti sih?"Yoga merasa percakapan ini benar-benar melelahkan. Sejak tadi, Wenny tak kunjung memahami maksudnya.Wenny membalas, "Kamu ini terlalu sombong. Kamu selalu merasa bisa mengendalikan segalanya. Tapi kali ini, lawanmu adalah empat keluarga besar dunia kultivator kuno dan juga Tuan Bimo. Gimana kamu bisa menghentikan mereka?"Yoga menjawab santai, "Aku nggak pernah bilang mau menghentikan mereka.""Tapi, kamu bicara seolah-olah segalanya ada di bawah kendalimu!" balas Wenny."Karena aku memang nggak bohong," ucap Yoga."Kamu ...." Wenny begitu kesal sampai dadanya naik turun. Dia sudah hampir kehilangan kontrol. Jelas-jelas Yoga yang tidak masuk akal, tetapi kenapa sekarang rasanya justru dirinya yang salah?Hilda yang sejak tadi memperhatikan tiba-tiba menatap Yoga, lalu bertanya dengan penasaran,  "Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kamu terlihat sangat pe
Baca selengkapnya

Bab 1148

Dirga dan Kamal saling menatap karena terkejut dengan cara Yoga bertindak. Ini sudah bukan lelucon biasa lagi. Jika empat keluarga besar mengetahui hal ini, yang menunggunya hanya serangan memusnahkan. Konsekuensinya tidak terbayangkan."Hal ini ... lebih baik nggak tahu saja," keluh Kamal dengan sudut bibir yang berkedut."Kalau tahu begini, harusnya dulu nggak bersikeras mengirim mereka," kata Dirga sambil terus menggelengkan kepala dan menghela napas.Wenny dan Hilda terlihat agak canggung dan saling memandang dengan mata membelalak. Mereka juga sadar interogasi ini terlalu tergesa-gesa. Jika mereka bisa merenungkannya lebih teliti, mungkin mereka akan memahami maksud yang tersirat dalam perkataan Yoga."Kakek, apa yang harus kita lakukan? Apa kita mengacaukannya saja?" tanya Wenny dengan volume suara pelan."Sekarang kalian sudah kembali, kita nggak mungkin nggak ada pergerakan sedikit pun. Tapi, ini hanya tipu muslihat saja, jadi nggak perlu terlalu serius. Begini saja. Kalian pim
Baca selengkapnya

Bab 1149

Yang lainnya melihat Yoga dengan bengong, lalu saling memandang karena harus langsung berangkat begitu saja. Mereka bahkan tidak sempat untuk ragu dan langsung masuk ke mobil untuk mengikuti Yoga.Konvoi panjang yang melaju dengan kecepatan tinggi menjadi pemandangan yang mencolok di Kota Pawana. Hal ini menarik perhatian banyak orang karena sudah lama tidak ada pergerakan sebesar ini.Yoga akhirnya tiba di alamat yang dikirimkan Sutrisno."Berhenti! Siapa kalian?" teriak penjaga lokasi itu yang segera maju untuk menghentikan mereka. Namun, saat melihat konvoi mobil yang berhenti dan ribuan orang yang keluar dari mobil-mobil itu, dia langsung tertegun dan tidak tahu harus menatap ke arah mana. Dia bertanya-tanya mengapa ada begitu banyak orang yang datang ke sana dan kebanyakannya adalah kultivator kuno pula."Beri tahu pemimpin kalian kalau Tuan Bimo beserta Keluarga Kusuma, Keluarga Husin, dan Keluarga Bramasta sudah datang," teriak Yoga."Baik ...," kata penjaga itu, lalu langsung b
Baca selengkapnya

Bab 1150

Satu kalimat dari Yoga langsung memicu ketidakpuasan dari tiga keluarga besar lainnya. Semua orang tercengang dan memelototi Yoga dengan tatapan yang sangat marah. Mereka hanya bisa membenci Yoga yang sudah membuka mulut. Bukankah ini sama saja dengan mempertaruhkan semuanya?Namun, orang-orang ini tidak tahu Yoga dan Sutrisno sebenarnya telah bersekongkol."Tolong sampaikan rasa terima kasihku pada niat baik Tuan Bimo. Keluarga Salim merasa tidak pantas menerima ini," kata Sutrisno sambil menghela napas dan ekspresinya terlihat sedih. Setiap kata-katanya mengisyaratkan betapa sulitnya Keluarga Salim dalam menemukan lokasi harta karun ini.Yoga langsung mengalihkan pandangannya kepada tiga keluarga besar lainnya dengan maksud yang sangat jelas."Aku ... Keluarga Bramasta juga bersedia memberikan sumber daya sebagai tanda terima kasih untuk jerih payah Keluarga Salim," kata Winola. Dia tidak ingin menjadi orang yang terakhir, sehingga dia langsung menyerahkan beberapa sumber daya.Setel
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
113114115116117
...
128
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status