Home / Urban / Pembalasan sang Menantu Tertindas / Chapter 1121 - Chapter 1130

All Chapters of Pembalasan sang Menantu Tertindas: Chapter 1121 - Chapter 1130

1273 Chapters

Bab 1121

Markus berkata, "Memang bodoh ...."Agnes menambahkan, "Tapi, usulan agar mereka mencari Yoga ini, mungkin nanti Yoga akan menjadi sasaran mereka."Markus dan Agnes menatap Yoga dengan tatapan yang khawatir.Yoga tersenyum. "Tenang saja, aku punya tujuan tersendiri."Sikap Yoga yang penuh percaya diri membuat Markus dan Agnes merasa sangat bingung, tetapi mereka tidak bertanya lebih lanjut.Tak lama kemudian, Yoga pun pergi. Dia tahu jelas keempat keluarga besar itu akan terus merepotkannya. Memang benar sesuai dengan dugaannya. Begitu kembali, dia langsung menerima telepon dari ibunya, Ayu.Yoga bertanya, "Ibu, ada apa?"Ayu menjawab, "Orang-orang dari Keluarga Husin sudah datang, mereka ingin bertemu denganmu."Yoga membalas, "Baiklah, aku akan segera ke sana."Ternyata, orang-orang itu benar-benar datang. Yoga ingin melihat apa yang akan dilakukan orang-orang bodoh ini, sehingga dia bergegas ke sana. Setelah tiba, dia melihat Ayu sedang menuangkan teh untuk Farel dan yang lainnya.S
Read more

Bab 1122

"Baiklah, aku akan menelepon mereka sekarang," kata Yoga sambil tersenyum sinis. Dia suka melihat mereka saling menjatuhkan satu sama lain, sungguh konyol.Tak lama kemudian, orang-orang dari tiga keluarga besar lainnya segera datang."Ayu, sudah lama nggak bertemu, kamu terlihat lebih kurus. Yoga, aku melihat barang bagus di perjalanan tadi, jadi kubelikan untukmu. Kamu coba saja, mana tahu cocok," kata Luna yang langsung mulai mendekatkan diri. Dia tidak pernah bersikap dan tersenyum begitu ramah seperti ini pada Ayu. Dia bahkan memberikan sebuah jam tangan dan terus meminta Yoga untuk mencobanya.Ayu terlihat jelas agak canggung, tetapi tetap tidak mengatakan apa-apa dan hanya tersenyum kaku."Terima kasih," kata Yoga sambil tersenyum tenang dan menerima hadiah itu dengan tanpa ragu-ragu. Saat melihat itu jam tangan Rolex, dia berpikir ternyata banyak barang bagus di jalanan.Melihat Yoga mengenakan jam tangan itu, Luna akhirnya merasa lega dan tersenyum bangga. Ekspresinya itu seol
Read more

Bab 1123

Saat melirik orang-orang di sekitarnya, Winola menyadari dia pasti sudah membuat mereka marah. Namun, dia tidak memiliki pilihan lain, dia sudah terjebak di dalam situasi ini. Dia juga tidak tahu harus bagaimana menghadapi semua ini nanti malam."Baiklah, sudah cukup nostalgianya. Ayo kita cepat bahas harus bagaimana mendapatkan rahasia Pil Ketenangan Jiwa itu," kata Farel dengan dingin dan aura yang menekan."Kali ini Tuan Bimo sudah memberikan instruksi agar Yoga yang memimpin, sepertinya dia sangat memercayainya. Tapi, apa sudah ada rencananya?" tanya Luna sambil tersenyum dan tatapannya terlihat lembut."Ayo cepat kita bahas, kita harus buru-buru," desak Sutrisno.Yoga duduk di sofa dengan santai dan menatap semua orang dengan tenang. Dia melambaikan tangan dan berkata sambil tersenyum, "Kalian semua duduklah. Kita minum teh dulu, aku agak haus.""Kamu bisa bicara sambil minum teh. Kita nggak mungkin menunggumu sampai selesai minum dulu baru berbicara," kata Farel dengan nada dingi
Read more

Bab 1124

Saat ini, semua orang di ruangan itu menggertakkan gigi dan merasa sangat marah. Bimo meminta mereka menyerahkan harta mereka dan menugaskan Yoga untuk memimpin pencarian harta karun kali ini. Sekarang Yoga malah meminta mereka untuk mencari terlebih dahulu tanpa memberikan mereka informasi yang berguna.Pada akhirnya, orang-orang dari keempat keluarga besar hanya menjadi pekerja yang paling menderita. Memikirkan hal itu, tidak ada yang akan merasa puas. Dalam sekejap, amarah mereka meledak dan tatapan mereka menjadi tajam."Kenapa masih diam di sana? Masih nggak pergi mencari?" teriak Yoga dengan nada dingin dan aura kewibawaannya langsung menyebar.Mendengar perkataan itu, semua orang terdiam sejenak dan merasa sangat kesal. Namun, itu adalah perintah, sehingga mereka hanya bisa berbalik dengan tak berdaya dan pergi.Pada saat itu, di dalam ruangan."Apa ini benar-benar kehendak Tuan Bimo? Mereka semua sepertinya sangat ketakutan," tanya Ayu sambil menatap Yoga dengan bingung."Benar
Read more

Bab 1125

Winola berkata, "Nggak mungkin, mana mungkin kamu nggak punya rencana untuk masalah sebesar ini."Yoga berkata, "Percaya atau nggak, terserah kamu. Kalau nggak percaya, pergilah."Winola melanjutkan, "Kalau kamu memberitahuku, malam ini aku akan makan malam dan menonton bersamamu. Ini batasanku."Yoga membalas, "Aku nggak butuh itu. Kamu pikir kamu ini benar-benar begitu istimewa?"Winola berkata dengan marah, "Kamu! Aku sudah memberimu kesempatan, kamu sendiri yang nggak menghargainya."Yoga berkata, "Aku nggak butuh kesempatan seperti ini. Cepat pergi atau aku akan menyuruh Keluarga Salim untuk menargetkan kalian."Winola menggigit bibirnya dan tatapannya penuh dengan amarah. Yoga yang sekarang memang memiliki kemampuan seperti itu.Kali ini Winola bisa datang menemui Yoga juga karena dipaksa oleh keluarganya. Mereka mengancamnya untuk harus mendapatkan lokasi harta karun itu atau rencana Yoga selanjutnya, meskipun dia harus mengorbankan dirinya. Dia tidak mungkin setuju untuk melaku
Read more

Bab 1126

Winola bertanya, "Apa? Kamu benaran nggak punya rencana?" Winola langsung tertegun. Dia menatap Yoga dengan mata terbelalak. Sulit baginya untuk memercayai perkataan Yoga.Yoga mengangkat bahu dengan santai, lalu bertanya, "Sudah kubilang nggak punya, kenapa kamu nggak percaya?"Winola bertanya, "Jadi maksudmu, kamu cuma lagi mempermainkan empat keluarga besar?""Tentu saja. Kalau nggak, apa lagi?" balas Yoga.Melihat Yoga yang begitu santai dan seolah-olah itu adalah hal yang wajar, Winola terdiam cukup lama. Akhirnya, dia pun memilih untuk percaya."Oke, aku mengerti," ucap Winola sambil berbalik tanpa ragu dan berjalan pergi.Yoga bertanya dengan nada sedikit khawatir, "Kamu nggak akan menyebarkan rumor lagi, 'kan?""Saat ini, aku nggak akan kasih tahu siapa pun tentang rahasia ini. Tapi setelah menemukan harta karun itu, baru aku akan memutuskan ... apa aku akan punya anak atau nggak," ucap Winola dengan tak acuh.Usai berkata demikian, Winola berbalik dan pergi. Dia meninggalkan Y
Read more

Bab 1127

"Semuanya, jadi maksud kalian ...." Para anggota Keluarga Bramasta mulai berdiskusi dengan ramai.Winola hanya berdiri di tempat dan menyaksikan pemandangan itu dengan puas. Dulu mereka begitu sering menindas dirinya, tetapi sekarang situasinya sudah berbalik. Sungguh ironis!Kebohongan yang baru saja Winola karang ternyata dipercaya penuh oleh mereka. Namun, apa yang tidak Winola sadari adalah bahwa Yoga dan Sutrisno memang benar-benar bekerja sama."Keluarga Bramasta adalah yang paling lemah di antara empat keluarga besar. Kalau kita melawan Keluarga Salim yang paling kuat, jelas itu langkah yang sangat nggak bijak!""Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma punya dendam mendalam terhadap Yoga. Ini juga menjadi alasan di balik rencana Yoga kali ini. Sementara itu, tujuan Keluarga Salim adalah merebut sumber daya dan kekuatan kedua keluarga itu. Kalau begitu, apa yang bisa kita dapatkan?""Yang kita dapatkan ... mungkin cuma agar kita nggak dimusnahkan dalam konflik ini?"Setelah kalimat te
Read more

Bab 1128

"Ya, kamu masih tahu diri," ucap Yoga dengan santai."Tentu saja. Kamu menciptakan peluang sebagus ini, mana mungkin aku nggak memanfaatkannya dengan baik?" jawab Sutrisno sambil terkekeh-kekeh. Ekspresinya penuh semangat saat memandang Yoga."Aku datang ke sini kali ini karena ada satu hal yang ingin kubicarakan denganmu," ujar Yoga sambil mengubah nada suaranya. Wajahnya tiba-tiba menjadi serius.Sutrisno langsung mengubah sikapnya. Dia berjanji, "Langsung katakan saja, aku akan melakukan yang terbaik!"Yoga melirik sekeliling untuk memastikan tidak ada orang lain yang mendengar. Setelah yakin, dia mendekatkan diri pada Sutrisno dan berbicara dengan suara rendah, "Akhir-akhir ini, coba kamu sering-sering menemui Winola."Sutrisno bertanya dengan bingung, "Menemui dia? Kenapa aku harus menemui dia?"Yoga menjelaskan, "Aku sudah batalkan perjanjian pernikahanku dengannya, tapi dia terus menggangguku. Jadi, aku mau kamu membantuku menanganinya.""Menangani dia?" Sutrisno terlihat berpik
Read more

Bab 1129

Winola melirik sekeliling dengan makna tersembunyi dalam pandangannya. Di sekitar mereka, masih ada beberapa penjaga dan pelayan yang berjaga."Kalian semua keluar dulu," pinta Sutrisno dengan nada datar."Oke!" Para pelayan dan penjaga di ruang tamu segera pergi. Mereka meninggalkan ruangan itu untuk Sutrisno dan Winola. Di sudut belakang, Yoga tetap diam-diam bersembunyi sambil mendengarkan."Sekarang, ruangan sudah kosong. Kalau ada yang mau kamu katakan, langsung saja," ujar Sutrisno.Winola menatap Sutrisno, lalu berujar dengan tegas, "Meski nggak bisa bikin keputusan sendiri, setidaknya kamu bisa menyampaikan pesan ini pada orang-orang yang lebih berwenang.""Kalau itu, tentu nggak masalah," jawab Sutrisno dengan santai.Winola bertanya, "Aku ingin tahu, apa rencana Keluarga Salim sekarang? Apa kalian benar-benar berniat melawan Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma?"Mendengar pertanyaan itu, Sutrisno tidak bisa menahan tawanya. Dia bertanya, "Kenapa kamu berpikir begitu? Siapa yan
Read more

Bab 1130

"Kamu benar-benar licik. Mana boleh kamu sembunyi di sini?" seru Winola dengan marah."Apa salahnya aku berada di sini? Masa cuma kamu yang boleh datang?" jawab Yoga dengan nada santai sambil tersenyum puas. Dia terus memainkan ponselnya."Kamu ....!" Wajah Winola memerah karena marah. Tubuhnya gemetar dan bibirnya bergerak seolah ingin mengatakan sesuatu, tetapi tidak tahu harus mulai dari mana.Winola menggigit bibirnya dengan keras sambil menatap Yoga dan Sutrisno dengan emosi. Suasana hatinya sudah kacau balau. Dia merasa seperti telah dijebak oleh kedua orang itu.Sutrisno berujar, "Nona Winola, aku membiarkanmu masuk dengan baik hati, tapi kamu malah membuatku muak. Bukannya tindakanmu ini keterlaluan? Untung saja kamu belum sempat membuka semua bajumu. Kalau nggak, dampaknya pasti sangat buruk bagi kondisi psikologisku.""Untuk menebus ini, sebaiknya kamu serahkan beberapa senjata ajaib atau obat. Anggap saja itu untuk menyelamatkan mataku yang malang!" ucap Sutrisno dengan ser
Read more
PREV
1
...
111112113114115
...
128
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status