Home / Urban / Pembalasan sang Menantu Tertindas / Chapter 1111 - Chapter 1120

All Chapters of Pembalasan sang Menantu Tertindas: Chapter 1111 - Chapter 1120

1273 Chapters

Bab 1111

"Sekarang, rahasianya sudah kuberi tahu. Sebaiknya kamu cepat pergi. Jangan ganggu kami lagi. Kami cuma mau hidup tenang," ujar Ayu sambil menyeka air mata. Raut wajahnya penuh dengan kesedihan dan keputusasaan."Oke!" jawab Farel. Dia bangkit dan hendak pergi, tetapi malah tiba-tiba berhenti dan berbalik.Farel menatap Yoga sambil mengernyit, lalu bertanya, "Kalau begitu, kenapa kamu sendiri nggak mencari nadi naga dan kunci untuk menyatukan negeri?""Apa gunanya bagiku? Negeri ini sudah bersatu, makmur, dan kuat. Untuk apa aku mencari rahasia yang nggak lagi relevan?" balas Yoga dengan tenang."Hmph! Dasar sok suci!" maki Farel sebelum pergi.Setelah kembali, Farel tidak langsung memberi tahu Keluarga Kusuma, melainkan menuju rumah Keluarga Husin dan merencanakan cara untuk menemukan nadi naga.Kemudian, Farel memanggil kultivator-kultivator prajurit yang masih ada di sekitar dan memberitahukan rahasia itu kepada mereka.Informasi ini langsung menghebohkan Keluarga Husin. Mereka sege
Read more

Bab 1112

"Sebaiknya kamu pikirkan baik-baik. Ini adalah terakhir kalinya aku menawarkan kesempatan padamu!" ucap Winola sambil menatap Yoga dengan dingin.Sorot matanya sangat tajam. Dalam hatinya, Winola sebenarnya merasa sangat muak. Dia enggan mengorbankan kebahagiaannya sendiri demi mengetahui rahasia Yoga."Mau berapa kali pun tawaranmu, aku nggak peduli. Kalau nggak ada hal penting, segera pergi," usir Yoga dengan nada jengkel."Kamu tahu nggak? Sekarang, ada banyak orang mengincar rahasia Pil Ketenangan Jiwa. Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin sudah tahu tentang rahasia itu!" ujar Winola dengan marah."Oh ... terus kenapa?" tanya Yoga yang mengangkat alis dan terlihat bingung.Keluarga Husin memang tahu rahasianya, tetapi sekarang Keluarga Kusuma juga tahu. Kemungkinan mereka sudah bersekongkol atau mungkin ada yang membocorkannya."Kenapa? Mereka adalah keluargamu, tapi terus-menerus memanfaatkanmu. Apa kamu nggak marah? Lebih baik kamu kasih tahu aku juga, biar aku bisa ikut bersaing m
Read more

Bab 1113

"Ya sudah, aku akan memberitahumu!" balas Yoga. Dia tanpa ragu-ragu langsung menyampaikan rahasia yang sama dengan suara yang sengaja diperkeras agar Winola juga mendengarnya."Apa ... ini benar?" tanya Winola sambil menatap Yoga. Dia terlihat sangat terkejut dan tidak percaya. Semudah itukah untuk mendapatkan rahasia Pil Ketenangan Jiwa? Namun, Winola tetap merasa tidak yakin.Yoga melihat mereka dengan tatapan tajam, lalu memberi tahu, "Jangan bicara omong kosong lagi. Kalian berdua sudah tahu rahasia Pil Ketenangan Jiwa, jadi segeralah pergi dari sini. Inilah yang kukatakan pada Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin.""Percaya atau nggak, terserah kalian. Kalau nggak percaya, kalian bisa langsung pergi ke rumah Keluarga Husin atau Keluarga Kusuma untuk tanyakan pada mereka!" tegas Yoga.Winola dan Sutrisno saling bertatapan. Mereka merasa bingung, tetapi tidak punya pilihan lain selain pergi.Di sisi lain, Yoga terlihat sudah mulai marah. Kalau terus mendesak, mereka juga tidak yakin a
Read more

Bab 1114

"Kalian ... dengar ini dari mana?" tanya Luna. Dia langsung tertegun begitu mendengar rahasia yang disampaikan oleh Winola dan Sutrisno. Dia menatap kedua orang itu lekat-lekat dengan ekspresi penuh keterkejutan.Dalam hatinya, perasaannya sudah tak karuan. Rahasia yang dia dapatkan dengan susah payah, kenapa bisa sampai di telinga mereka? Apakah mereka mendengar ini dari Yoga juga? Namun, itu sepertinya tidak mungkin.Luna tersenyum canggung dengan ekspresi putus asa. Dia akhirnya membalas dengan ragu-ragu, "Sebenarnya aku sendiri juga nggak begitu tahu. Kalau nggak ada lagi yang perlu dibicarakan, kalian bisa pergi sekarang."Sutrisno dan Winola saling memandang dan langsung menangkap keganjilan itu. Mereka makin yakin bahwa rahasia Pil Ketenangan Jiwa yang dikatakan Yoga pasti benar."Oke. Kalau begitu, kami permisi dulu," ujar Winola sambil tersenyum, lalu berbalik dan pergi. Tiba-tiba terdengar suara keras."Lapor!" Seorang bawahan masuk dengan wajah cemas, lalu memberi tahu, "Bar
Read more

Bab 1115

Ucapan kultivator prajurit itu terdengar lantang dan penuh semangat. Dia mengisyaratkan agar semua segera bergerak.Tak lama kemudian, anggota Keluarga Kusuma bergegas meninggalkan rumah. Di sisi lain, Keluarga Husin juga menerima kabar tersebut."Gara-gara Yoga, rencana kita hancur berantakan semua! Anak itu benar-benar kurang ajar!" maki Farel yang murka. Dia melempar benda-benda di sekitarnya untuk melampiaskan amarah.Beberapa kultivator prajurit lainnya pun ikut mengernyit. Raut wajah mereka penuh emosi. Mereka semua sangat kesal dan bingung dengan tindakan Yoga."Apa yang ada di pikirannya? Apa untungnya bagi dia dengan melakukan ini?""Ya, lokasi rahasia Pil Ketenangan Jiwa saja belum ditemukan. Tindakan ini cuma bakal bikin banyak orang mati karenanya!""Mungkin dia mau balas dendam. Sepertinya Yoga benar-benar sudah gila!"Mereka semua menggeleng karena tidak bisa memahami pikiran Yoga."Nggak peduli apa yang dia inginkan, sekarang Tuan Bimo sudah tahu rahasia ini. Kita nggak
Read more

Bab 1116

"Tuan Bimo lagi apa sebenarnya? Kenapa terus-menerus butuh barang-barang seperti itu?" tanya Sutrisno dengan raut wajah muram dan terlihat sedikit ragu. Dia merasa seperti ada sesuatu yang terjadi pada Bimo karena selalu meminta barang-barang itu."Apa Tuan Bimo perlu menjelaskan tindakannya padamu?" tanya Yoga sambil tersenyum dengan sikap angkuh. Apa pun yang dilakukan oleh Bimo, bukankah itu semua bisa diaturnya dengan mudah?"Ya sudah, aku bakal kasih tahu keluargaku biar mereka bisa segera menyiapkannya. Tolong kamu bantu atur pertemuanku sama Tuan Bimo!" ucap Sutrisno dengan nada mendesak. Dia takut empat keluarga besar lainnya akan lebih dulu bertindak.Setelah menutup telepon, Yoga tersenyum makin lebar. "Tuan Bimo, kamu benar-benar serakah. Kenapa terus menginginkan begitu banyak barang?" ucap Yoga sambil tertawa, seolah-olah merasa sangat puas dengan situasi ini.Namun di sisi lain, Bimo merasa geram dengan tindakan Yoga yang telah merusak reputasinya. Bimo memberi tahu, "Sud
Read more

Bab 1117

Awalnya mereka enggan untuk memberikan barang-barang berharga. Namun begitu melihat sikap Keluarga Salim yang begitu antusias, mereka tidak ingin kalah dan akhirnya ikut membahas rencana yang sama.Tak lama kemudian, keputusan pun diambil. Seperti Keluarga Salim, mereka mengajukan permohonan ke keluarga masing-masing untuk mengirim lebih banyak barang kepada Bimo.Seiring berjalannya waktu, berbagai barang seperti senjata ajaib tingkat jumantara, obat-obatan, dan pil dari empat keluarga besar pun terkirim ke Penginapan Surya.Di dalam Penginapan Surya.Markus berkomentar, "Wah, mereka ini bodoh ya? Kenapa tiba-tiba kirim barang lagi?""Mereka bukan bodoh, tapi rasanya sudah mendekati itu. Lihat saja, mereka sampai berebut mengirimkan senjata ajaib," balas Agnes. Kedua orang itu melihat peti-peti penuh harta dengan tatapan heran sambil menghela napas."Sudahlah, jangan salah paham. Ini semua bukan untuk kalian, tapi untuk Tuan Bimo!" jelas Yoga dengan serius. Hanya saja, Bimo sudah tida
Read more

Bab 1118

"Kenapa kalian datang ke sini?" Setelah mendengar suara dari belakang, ekspresi Sutrisno langsung terlihat kesal dan menatap ke arah orang-orang dari tiga keluarga besar itu dengan dingin.Ekspresi anggota Keluarga Salim yang lainnya juga langsung menjadi muram dan menatap orang-orang itu dengan tajam. Jelas-jelas hanya anggota Keluarga Salim yang dipanggil, orang-orang itu malah ikut masuk."Apa lagi yang bisa kami lakukan? Kami juga ingin ketemu sama Tuan Bimo," kata Luna seolah-olah hal yang dilakukannya wajar."Omong kosong. Tuan Bimo hanya memanggil Keluarga Salim saja, kapan dia memanggil kalian masuk?" bentak Sutrisno."Kita sama-sama sudah ngasih banyak hadiah dan jadi satu tim. Kenapa masih harus membeda-bedakan?" kata Luna sambil tersenyum dan ekspresinya terlihat lembut. Senyumannya yang ramah ini sangat jarang terlihat. Bagaimanapun juga, Keluarga Salim adalah pemimpin dari empat keluarga besar, tidak ada orang yang berani menyinggung mereka."Eh?" Sutrisno langsung menatap
Read more

Bab 1119

Namun, kata-kata Sutrisno ini langsung membuat anggota keluarga lainnya gemetar karena ketakutan. Dia sengaja mengungkit yang dipanggil hanya Keluarga Salim yang berarti Keluarga Kusuma menerobos masuk tanpa izin. Jika begitu, pada akhirnya berarti keluarga lainnya juga menerobos masuk tanpa izin, sama seperti Keluarga Kusuma.Wajah semua orang dipenuhi dengan keringat dingin karena merasa sangat ketakutan dan hati mereka merasa cemas. Ini benar-benar kejutan besar. Mereka hanya bisa menatap Luna dengan penuh kebencian dan menggertakkan gigi. Bagaimanapun juga, semua ini berawal dari Keluarga Kusuma sialan ini, sehingga Bimo merasa agak marah."Karena kalian sudah datang, tetap di sini saja," kata Bimo dengan tenang.Semua orang akhirnya menghela napas lega dan hati mereka menjadi bersemangat setelah mendengar perkataan itu. Luna dan anggota Keluarga Kusuma lainnya juga merasa lega, seolah-olah beban mereka terlepas.Namun, semua kejadian itu diamati oleh Yoga sambil tersenyum sinis. D
Read more

Bab 1120

Tak lama kemudian, orang-orang dari keempat keluarga besar meninggalkan Penginapan Surya dengan lesu. Ekspresi mereka semua sangat muram dan saling menatap satu sama lain. Pada akhirnya, mereka semua menatap Luna seolah-olah menatap musuh mereka. Sikap Luna sebelumnya di hadapan Bimo sudah membuat mereka sangat marah."Kita baru saja mengirim setumpuk sumber daya, apa kita benar-benar harus mengirimnya lagi?" kata Luna sambil menatap kultivator prajurit keluarga mereka dengan ekspresi ragu."Tuan Bimo sudah meminta, apa kita bisa nggak mengirimnya?" kata salah seorang kultivator prajurit dengan dingin dan ekspresi muram."Aduh. Kalau terus mengirim seperti ini, kapan ini akan berakhir?" kata Luna sambil menghela napas tak berdaya."Mengirim senjata ajaib atau lainnya juga nggak masalah. Selama bisa menemukan harta tersembunyi itu, kita semua akan mendapat keuntungannya. Tapi, kalau sampai menyinggung Tuan Bimo lagi, jangan salahkan Keluarga Salim berbalik melawan kalian," ancam salah s
Read more
PREV
1
...
110111112113114
...
128
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status